You are on page 1of 5

CERITA ANEKDOT DAN CERITA

HIKAYAT

NAMA :M.Hanif Alfaqih Zullarnain


KELAS :X IPA 4
NO ABSEN :19
Cerita Anekdot

Maling Sendal Vs Koruptor

Pada suatu pagi, Caca sedang asik makan soto di warung makan
kesukaannya.Setelah kenyang,Caca pun bergegas untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang,Caca terserempet oleh sepeda motor yang melaju
ugal-ugalan.Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Caca
putus.Terpaksa,Caca berjalan kaki tanpa menggunakan sandal.
Rumahnya Caca jauh, jadi ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk
membeli sandal.Tapi apa daya,Caca tidak punya uang yang cukup untuk
membelinya.

Karena uangnya tidak cukup,Caca pun mempunyai niat untuk mencuri


sandal di masjid dekat dengan toko tersebut.Caca hendak mengambil sandal
bagus,yang ada di masjid itu.Sambil duduk diteras masjid,Caca memperhatikan
setiap orang masuk ke masjid.
Jadi ketika targetnya sedang beribadah,Ia bisa segera mengambil sandal
incarannya.Ternyata aksinya berjalan dengan lancar,Caca berhasil mendapatkan
sandal berwarna merah yang merupakan sandal terbagus di masjid
tersebut.Tidak diduga,sang pemilik sandal menyadari bahwa Caca telah mencuri
sandalnya.

Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Caca.Apesnya Caca, tidak


bisa berlari kencang.Lalu,Caca pun ditangkap dan dibawa ke kantor polisi
terdekat.Setelah dilakukan penyelidikan,Caca divonis dengan pasal pencurian
dan kasusnya akan disidangkan 2 minggu lagi.Sial sekali bagi Caca,cuma
karena mencuri sandal membuatnya harus terseret ke persidangan.

Singkat cerita, hari persidangan pun tiba, Caca duduk di kursi tersangka dengan
wajah tertunduk.

Hakim: "Baiklah, Caca, umur 28 tahun, telah terbukti telah mencuri


sandal seharga Rp 50 ribu . Dengan ini, Anda dihukum selama 5 tahun penjara".

Caca: "Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat
dibandingkan dengan para koruptor?"
Kemudian, hakim memberikan penjelasan kepada Caca, bahwa ia
mencuri sandal sehingga merugikan seseorang Rp 50 ribu. Sedangkan para
koruptor mencuri uang Rp 2 miliar, sehingga merugikan 200 juta rakyat
Indonesia.

Nah kalau dihitung, koruptor hanya merugikan Rp 10 rupiah saja setiap


orang. Jadi, kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Caca lebih besar
daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.

TAMAT

Cerita Hikayat
Hang Tuah
kehidupan sepasang suami istri bernama Hang Mahmud dan Dang
Merdu.Keduanya memiliki seorang putra yang diberi nama Hang Tuah.
Keluarga kecil ini tinggal di sebuah daerah bernama Desa Sungai Duyung.

Desa ini dipimpin oleh seorang raja di Bintan yang terkenal berwibawa,
bijak, dan karismatik. Suatu hari, Hang Mahmud berkeluh kesah pada sang istri
ingin mengubah nasib dengan pergi ke Bintan. Saat semua terlelap di malam
hari, Hang Mahmud bermimpi bahwa ia menatap bulan yang sedang turun dari
langit. Bulan tersebut menyinari wilayah di sekitarnya, tepatnya di atas kepala
Hang Tuah, anaknya.

Hang Mahmud akhirnya terbangun dan langsung mendatangi anaknya


yang secara misterius memiliki aroma wangi.
Keesokan paginya, ia mengadakan hajat selamatan dalam rangka berdoa untuk
mimpinya semalam.
Hang Mahmud berharap agar mimpi tersebut menjadi pertanda bahwa
anaknya akan menjadi orang tersohor dan terpandang di negerinya.

Suatu ketika, Hang Tuah dan ayahnya pergi untuk membelah kayu yang
akan digunakan sebagai bahan bakar. Namun, secara misterius datanglah
sekawanan pemberontak.
Seluruh masyarakat yang melihatnya langsung kabur, kecuali Hang Tuah. Para
pemberontak berupaya untuk membunuhnya, namun justru mereka yang
tewas karena dipukul kapak oleh Hang Tuah.

Semenjak saat itu, Raja Bintan memberikan kepercayaan kepada Hang


Tuah. Namun, nasibnya tidak berjalan mulus begitu saja karena ada beberapa
rintangan yang menghalangi jalannya.
Salah satu halangan tersebut berasal dari para Tumenggung yang merasa iri
dan dengki kepada Hang Tuah.
Berbagai fitnah dilayangkan kepada Hang Tuah. Para Tumenggung mengatakan
bahwa Hang Tuah bagian dari pemberontak yang sesungguhnya.
Mereka berupaya untuk menghasut raja Bintan agar segera melenyapkan Hang
Tuah.

Namun, Hang Tuah senantiasa memperoleh perlindungan dari Tuhan


sehingga percobaan pembunuhan itu selalu gagal. Hang Tuah akhirnya lebih
memilih untuk mengasingkan diri.

Nilai moral:

Cerita ini mengajarkan bahwa anak adalah karunia Tuhan yang sangat besar dan
sudah selayaknya dijaga dan dicukupkan segala kebutuhannya.

Dan Berkat didikan orang tua yang baik dan terpuji, Hang Tuah tumbuh
menjadi sosok yang bertanggung jawab dan rela menolong orang lain dengan
penuh keberanian “Buah tidak jatuh jauh dari pohonya”

TAMAT

You might also like