You are on page 1of 66

Antropometri

dr. Melanie Widjaja, Sp.A


Definisi
Antropometri
Metode yang digunakan untuk menilai ukuran,
proporsi dan komposisi tubuh manusia
STANDAR ANTROPOMETRI ANAK

1 2
Untuk status gizi anak Untuk tren pertumbuhan anak
STATUS ANTROPOMETRI

BB/U BB/PB atau BB/TB


01 Berat Badan menurut Usia
03 Berat Badan menurut
Panjang Badan atau Tinggi
Badan

PB/U ATAU tb/u IMT/U


02 Panjang Badan atau Tinggi
04 Indeks Massa Tubuh menurut
Badan menurut Usia Usia
KURVA ANTROPOMETRI
BB/U Usia Kurva
PB/U atau TB/U
<5 tahun Kurva WHO 2006
BB/PB atau BB/TB
>5 tahun Kurva CDC 2000

Prematur Kurva Fenton

Khusus IMT/U Usia Kurva

<2 tahun Kurva WHO 2006

>2 tahun Kurva CDC 2000


>+2 BB Lebih
KURVA WHO 2006 (0-5 tahun)
-2 s/d +2 BB Cukup

BB/U -3 s/d <-2 BB Kurang

Berat Badan menurut Usia <-3 BB Sangat kurang

Interpretasi: BB sesuai usia


>+3 Sangat Tinggi

+2 s/d +3 Tinggi
KURVA WHO 2006 (0-5 tahun)
-2 s/d +2 Cukup

TB/U -3 s/d <-2 Pendek/ Stunted

Tinggi Badan menurut Usia <-3 Sangat Pendek

Interpretasi: Perawakan normal


>+3 Obesitas

+2 s/d +3 Gizi lebih/ Overweight


KURVA WHO 2006 (0-5 tahun)
-2 s/d +2 Normal

BB/PB atau TB -3 s/d <-2 Gizi kurang

Berat Badan menurut Panjang Badan atau <-3 Gizi buruk


Tinggi Badan
Interpretasi: Status gizi normal
>+3 Obesitas

+2 s/d +3 Gizi lebih/ Overweight


KURVA WHO 2006 (0-2 tahun)
-2 s/d +2 Normal

IMT/U -3 s/d <-2 Gizi kurang


Indeks Massa Tubuh menurut Usia
<-3 Gizi buruk

Interpretasi: Status gizi normal


KURVA CDC 2000 (>5 tahun)
BB/U
Berat Badan menurut Usia

120% BB Lebih

80-120% BB Baik

60-80% BB Kurang

<60% BB Sangat Kurang

Rumus:
BB sekarang/BB ideal (Menurut Usia) x 100%
KURVA CDC 2000 (>5 tahun)
TB/U
Tinggi Badan menurut Usia

90-110% Baik/Normal

70-90% Tinggi Kurang

<70% Buruk/Tinggi Sangat Kurang

Rumus:
TB sekarang/TB ideal (Menurut Usia) x 100%
KURVA CDC 2000 (>5 tahun)
BB/TB
Status Gizi

>120% Obesitas

110-120% Overweight

90-110% Normal

70-90% Gizi Kurang

<70% Gizi Buruk

Rumus:
BB sekarang/BB ideal (Menurut TB) x 100%
KURVA CDC 2000 (>2 tahun)
IMT/U
Indeks Massa Tubuh menurut Usia

≥P95 Obesitas

P94 - P85 Gizi Lebih

<P85 - P5 Gizi Baik

<P5 Gizi Kurang


KURVA Nellhaus
lingkar kepala
< -2 SD Mikrosefali

-2 SD s/d +2 SD Normal

>+2 SD Makrosefali
KURVA Fenton

Kurva yang digunakan untuk:

Bayi prematur (Usia Gestasi< 37 Minggu)

< P10 Kecil untuk Usia Kehamilan

P10 - P90 Sesuai Usia Kehamilan

> P90 Besar untuk Usia Kehamilan


Contoh Kasus 1

Anak Perempuan
usia 3 tahun
dengan BB 9 kg
dan TB 90 cm
Contoh kasus 1
Anak Perempuan usia 3 tahun, BB 9 kg, TB 90cm

BB menurut umur
<-3 SD

Interpretasi =
BB sangat kurang
Contoh kasus 1
Anak Perempuan usia 3 tahun, BB 9 kg, TB 90cm

TB menurut umur
+2 SD s/d -2 SD

Interpretasi =
Perawakan normal

Height age =
2 tahun 5 bulan
Contoh kasus 1
Anak Perempuan usia 3 tahun, BB 9 kg, TB 90cm

BB menurut TB
<-3 SD

Interpretasi =
Status gizi buruk

BB Ideal =
12,5 kg
KASUS 1

Anak Perempuan
usia 3 tahun
dengan BB 9 kg
dan TB 90 cm

KESIMPULAN
Gizi buruk dengan perawakan normal
Contoh Kasus 2

Anak perempuan berusia 3


tahun dengan BB 7 kg dan
TB 85 cm
CONTOH KASUS 2
Anak perempuan, 3 tahun, BB 7 kg dan TB 85 cm

BB menurut umur =
< -3 SD

Interpretasi =
BB sangat kurang
CONTOH KASUS 2
Anak perempuan, 3 tahun, BB 7 kg dan TB 85 cm

TB menurut umur =
-3 SD s/d -2 SD

Interpretasi =
Perawakan pendek

Height age =
1 tahun 10 bulan
CONTOH KASUS 2
Anak perempuan, 3 tahun, BB 7 kg dan TB 85 cm

BB menurut TB =
< -3 SD

Interpretasi =
gizi buruk

BB Ideal =
11,5 kg
KASUS 2

Anak Perempuan
usia 3 tahun
dengan BB 7 kg
dan TB 85 cm

KESIMPULAN
Gizi buruk dengan perawakan pendek
Contoh Kasus 3

Anak laki - laki usia 10 tahun


dengan BB 28 kg dan TB 145 cm.
Tentukan BB/U, TB/U, BB ideal,
dan Height Age!
Contoh Kasus 3

Anak laki - laki, 10 tahun, BB 28 kg, TB 145 cm

BB menurut umur :
BB sekarang/BB ideal x 100%
28/32 x 100 % = 87,5%
(BB cukup)

BB ideal : 32 kg
Contoh Kasus 3

Anak laki - laki, 10 tahun, BB 28 kg, TB 145 cm

TB menurut umur :
TB sekarang/TB ideal x 100%
145/139x100% = 104%
(TB baik)

Height Age: 11 tahun 3 bulan


Contoh Kasus 3

Anak laki - laki, 10 tahun, BB 28 kg, TB 145 cm

BB/TB :
BB saat ini/BB ideal berdasarkan TB x 100%
28/38 x 100% = 73%
(Gizi kurang)
KASUS 3

Anak laki-laki usia


10 tahun dengan
BB 28 kg dan TB
145 cm

KESIMPULAN
Gizi kurang dengan perawakan normal
RESUSITASI
NEONATUS
dr. Melanie Widjaja, Sp.A
Faktor Risiko Resusitasi
SEBELUM RESUSITASI
Tanyakan faktor risiko dan informasi --> Janin:
● Taksiran usia gestasi
● Jumlah janin
● Mekonium
● Variasi DJJ
● Kelainan kongenital janin
● Jumlah air ketuban
● Riwayat Pematangan Paru
● Kondisi Janin Terakhir: CTG, USG Doppler
SEBELUM RESUSITASI
Tanyakan faktor risiko dan informasi --> Ibu:
● Riwayat kehamilan
● Riwayat pengobatan
● Riwayat kesehatan dan medikasi Ibu
● Hasil USG antenatal
● Riwayat pemeriksaan janin dalam kandungan
● Risiko infeksi (demam, ISK)
● Risiko non-infeksi (HDK, PEB, DMG, Obesitas, penyakit lainnya)
PEMBAGIAN TIM RESUSITASI

AIRWAY, BREATHING
01 (kapten)

CIRCULATION
02

OBAT DAN ALAT


03
Persiapan alat
● Alat: Airway
○ Infant warmer + ● Suction, ETT, Laryngoscope,
Lampu Miller blade
○ Handscoon + APD Breathing
○ Alat saturasi dan ● Sungkup, Bagging, Neopuff
Timer (T-piece resuscitator)
○ Handuk Kering (3) - Circulation
diletakkan di infant ● IV umbilical catheter,
warmer, pengganti stethoscope
kain kotor dan Drugs
cadangan ● Epinephrine, NaCl, Naloxone
Others
○ Plastik (Bila BB bayi <
● Vit K, Clamp dan Gunting
1500 gram) + Topi Umbilical
○ ECG monitor
Algoritma
resusitasi
Neonatal Resuscitation
Algorithm. CPAP
indicates continuous
positive airway pressure;
ECG,
electrocardiographic;
ETT, endotracheal tube;
HR, heart rate; IV,
intravenous; O2, oxygen;
Spo2, oxygen saturation;
and UVC, umbilical
venous catheter.
PERIODE AWAL BARU LAHIR
Tonus otot bayi? Bayi menangis/ bernapas?

● Bayi dengan tonus otot baik → menggerak-gerakkan


tungkai → tidak perlu resusitasi.
● Bayi dengan tonus otot buruk → tonus otot lemah
(tidak bergerak-gerak dan postur tubuh ekstensi) →
perlu resusitasi

Tonus otot baik dan Tonus otot buruk dan


menangis pasien membiru
PERIODE AWAL BARU LAHIR
Dalam 30 detik! Langkah awal, evaluasi sampai bayi
mendapat bantuan pernafasan harus sudah
diberikan SECARA EFEKTIF.

● Pastikan bayi tetap hangat →memindahkan


bayi ke infant warmer, monitor suhu
● Observasi usaha napas, saturasi dan LDJ
● Sniffing position
● Suction jika ada gargle
● Keringkan bayi
● Stimulasi taktil bayi
● Inisiasi Menyusu Dini
RANGSANG taktil
Bayi kekurangan oksigen → pernapasan merupakan tanda vital pertama yang berhenti (apnea primer) → pada
apnea primer, jika bayi diberikan rangsang taktil, bayi akan kembali bernapas.

Jika bayi terus mengalami kekurangan oksigen selama apneu primer → akan masuk dalam periode gasping →
periode apneu sekunder → rangsang taktil tidak akan berhasil & bantuan pernapasan harus diberikan segera.

Bayi prematur: rangsang taktil diberikan melalui kantong plastik.


APGAR SCORE

Nilai Apgar di menit ke-1 dan 5. Lalu


dilanjutkan setiap 5 menit sampai
nilai Apgar mencapai 7.

Bayi normal = 7-10

Asfiksia Sedang = 4-6

Asfiksia Berat = 0-3


BALLArD
SCORE
Oksigenasi
Pada bayi yang membutuhkan
resusitasi aktif atau
suplementasi O2, pulse
oksimetri harus digunakan
untuk :
- Memantau derajat
oksigenasi
- Merencanakan pengaturan
kadar oksigen
Pastikan bayi hangat
Karena kondisi hipotermia bisa meningkatkan
konsumsi oksigen sehingga mengganggu
resusitasi yang efektif

Pastikan bayi hangat dengan :

- Suhu ruangan sekitar 25 - 26 derajat


- Meletakkan bayi di bawah radiant
warmer beberapa menit pertama setelah
lahir
- Menggunakan alas/matras penghangat
tambahan bila perlu terutama pada bayi
yang kecil (<1500 gr)
Bayi dikeringkan
Untuk bayi cukup bulan atau usia gestasi mendekati
cukup bulan

→ keringkan bayi dan ganti kain yang basah dengan


kain kering

Untuk bayi dengan usia gestasi <28 minggu

→ Naikkan suhu ruangan menjadi 26 C

→ Membungkus bayi dengan plastik polietilen setinggi


leher sebelum mengeringkan bayi dan pakaikan topi

→ Kepala bayi yang tidak terbungkus dikeringkan,


bagian tubuh sisanya terbungkus plastik

Untuk bayi dengan berat <1500 gr disarankan


dibungkus dengan matras penghangat
Membuka jalan napas bayi
Bayi diposisikan dalam keadaan semi-ekstensi (sniffing position) → membuka jalan napas
Suction dengan tekanan negatif apabila diperlukan → jika terdengar gurgling sound (seperti
suara orang berkumur)
Suction mulut terlebih dahulu, baru kedua lubang hidung.
Jangan kembali suction mulut setelah suction hidung.
BREATHING
Komponen yang dinilai pertama:

Usaha napas? Tonus? LDJ?

● Pernapasan sangatlah penting


untuk dinilai → tanda yang pertama
kali muncul pada bayi dengan
gangguan kardiorespirasi.
● Bila ada gangguan pernafasan
(apnea, gasping) → VTP
● Bayi bernafas spontan → retraksi
dada? → berikan tekanan positif
berkelanjutan pada jalan napas
(CPAP), jika sianosis → suplementasi
O2 5 lpm selama 5-8s
circulation

● Normal HR bayi baru lahir : ± 130


bpm
● Hitung HR dengan stetoskop selama
6 detik lalu dikalikan 10
● Laju denyut jantung >100 bpm →
tidak perlu intervensi + pertahankan
jalan nafas
● Laju denyut jantung persisten <100
bpm → VTP
● Tetap <60 bpm setelah VTP →
Kompresi dada
Pemberian vtp 2x → dada tidak mengembang
Indikasi intubasi
● Pemberian VTP tidak berhasil
terus-menerus
● Bayi tanpa denyut jantung jelas
● Kondisi khusus (hernia
diafragmatika kongenital)
● Kejang berulang
● Apnea berulang
● Perburukan distress napas →
peningkatan kebutuhan oksigen
(FiO2 > 70%)
Chest compression
Indikasi:

Jika HR <60x/menit meskipun


VTP telah diberikan adekuat
selama 30 detik

Kedalaman:

1⁄3 diameter anterior posterior


dada, 2 jari di atas processus
xiphoideus

Kompresi:

Ventilasi → 3:1 setiap 2 detik


Chest compression

Nilai HR kembali setelah 60 detik

Tanda perbaikan kondisi bayi:


● Denyut jantung terdengar
saat auskultasi
● Pulsasi spontan pada
oksimetri
● Peningkatan SpO2
● Pergerakan dada atau
napas spontan
Teknik 2 jari Teknik ibu jari
CHEST COMPRESSION

Setelah 60 detik kompresi dada & VTP → Nilai LDJ ulang


- LDJ < 60x → Intubasi
- LDJ 60 -100 → Teruskan VTP tanpa RJP
- LDJ > 100x → Stop RJP, VTP hentikan bertahap
Pemberian epinephrine
EPINEPHRINE IV

Konsentrasi : 1: 10.000 epinephrine

Dosis : 0.1 - 0.3 mg/ml → 0.1 ml adrenaline + 0.9 NaCl

EPINEPHRINE ENDOTRAKEA

0.5 - 1 ml/ kgBB larutan 1 : 10.000

Dosis Epinefrin 0.02 mg/ kg (0.2 ml/kg) flush dengan NS 3 ml

*jika tidak ada IV line → jalur endotrakeal , dosis : 0.1 mg/kg (1 ml /kg),
diberi tiap 3-5 menit jika LDJ < 60x / min.
sETELAH
RESUSITASI
Vitamin k1

Dosis : 1 mg , IM pada ⅓ lateral femoris sinistra

Fungsi : mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K

→ Diberikan pada semua bayi baru lahir , segera setelah lahir (max. 2 jam
setelah lahir), sebelum vaksin Hep B.
Delayed cORD clamping

Ditunda selama 30 - 2 menit.

Keuntungan :

- Mengurangi risiko terjadinya anemia


- Mengurangi risiko terjadinya perdarahan intrakranial (IVH)
- Mengurangi risiko terjadinya hipotensi → menstabilkan tekanan darah

Hanya direkomendasikan pada bayi yang stabil


Stabilisasi
pasca
resusitasi
STABLE

S - Sugar & safecare T - Temperature


● Target > 47 gr/ dL
● Jika < 47 gr / dL : ● Cegah hipotermia -> Mempengaruhi
○ Bolus Dextrose 10 % 2 mL / kgBB morbiditas
kecepatan 1 mL / menit ● Suhu 36,5-37,5 C (aksila)
○ Maintenance: infus dextrose 10% ● Pemantauan suhu setiap 15-30 menit hingga
suhu normal kemudian setiap 1 jam
60-80 mL/ kgBB/ hari
● Faktor resiko
● Evaluasi gula darah tiap 30-60 menit
○ Bayi prematur, BB rendah (<1500g)
hingga > 47 gr/ dL minimal 2x ○ KMK (small gestational age)
berturut-turut ○ Bayi yang mengalami resusitasi lama
● Jika GD masih < 47 gr/ dL setelah 2x ○ Bayi sakit berat dengan masalah
bolus: infeksi, jantung, neurologis, endokrin,
○ Ulangi bolus dan naikkan hingga dan bedah
100-120 mL/ kgBB/ hari ○ Bayi yang hipotonik karena sedatif,
○ Tingkatkan konsentrasi menjadi D analgesik atau anestesi
12.5 / 15 (akses umbilikal)
a - AIRWAY
● Pastikan airway nya secure saat Hal yang harus dievaluasi:
● Laju nafas (N: 40-60x/menit )
transportasi: ● Usaha nafas
● Retraksi suprasternal, substernal,
○ Laju nafas (N: 40-60x/menit)
interkostal, subkostal
○ Usaha nafas - Air entry, retraksi, ● Grunting, cupping hidung
● Apnea, nafas
merintih, napas cuping hidung, megap-megap/periodic
breathing
apnea ● Kebutuhan O2
○ Target SpO2 88-92% ● Bila bayi sianosis di udara
ruangan dan distress pernafasan
● Pastikan fiksasi jalan nafas aman saat ringan/sedang -> O2 lewat
hidung
transportasi. ● Distress pernafasan berat ->
CPAP/intubasi endotrakeal
DOWN SCORE
STABLE

Blood pressure Lab work


Bayi baru lahir rentan infeksi karena
Bayi dengan kondisi shock: sistem imun belum sempurna.
● Peningkatan usaha nafas,
apnea, megap-megap Lab yang dianjurkan : 4B
● Blood count : Darah lengkap
● Pulsasi perifer lemah termasuk hitung jenis leukosit
● Perfusi perifer yang buruk ( CRT ● Blood glucose
> 2 detik, kulit dingin, kulit ● Blood gas -> Jika ada distress
mootled) nafas atau riwayat syok
● Blood culture
● Sianosis / pucat
● Takikardia / bradikardia Dianjurkan pada -> bayi risiko infeksi
prenatal/post natal, klinis sepsis
STABLE

Lab work Emotional support


Pemeriksaan Lab:
● Darah lengkap termasuk hitung jenis Orang tua rentan mengalami krisis emosi
leukosit
● GDS
Dukungan bagi orang tua/keluarga
● AGD → Jika ada distress nafas atau
syok ● Penjelasan mengenai keadaan bayi
● Kultur darah dan rencana kedepan
● TSH ● Memberikan kesempatan untuk
● G6PD
bertanya
● Total bilirubin
● Melibatkan orang tua terhadap
Faktor risiko : KPD, prematur, korioamnionitis, perawatan bayi dan pengambilan
ketuban pecah > 18 jam , Ibu ISK, demam keputusan
pada masa peripartum

You might also like