Professional Documents
Culture Documents
Yohanes Putu Adi Putra Jaya - Laporan MAGANG 1 Dinas Perhubungan Kota Semarang.
Yohanes Putu Adi Putra Jaya - Laporan MAGANG 1 Dinas Perhubungan Kota Semarang.
LAPORAN MAGANG 1
Disusun Oleh:
YOHANES PUTU ADI PUTRA JAYA / 2002024
LAPORAN MAGANG 1
Disusun oleh :
YOHANES PUTU ADI PUTRA JAYA
2002024
Putu Diva Ariesthana Sadri, M.Sc. Nengah Widiangga Gautama, S.T., M.T.
NIP. 19860901 201012 1 004 NIP. 19781209 200912 1 002
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG 1
Disusun oleh :
YOHANES PUTU ADI PUTRA JAYA / 2002024
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
dan kelancaran selama kegiatan Magang 1 sehingga penyusunan laporan kegiatan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan Kegiatan Magang 1 diantaranya :
1. Dr. Efendhi Prih Raharjo, S.T., S.SiT., M.T. selaku Direktur Politeknik Transportasi
Darat Bali
2. Kodrat Alam, S.SiT., M.T. selaku Kepala Bagian Akademik Politeknik Transportasi
Darat Bali dan Dosen Pembimbing dalam pelaksanaan penyusunan laporan MagangI.
3. Bapak Putu Diva Ariesthana Sadri, M.Sc selaku Kepala Program Studi Manajemen
Logistik dan
4. Putu Ayu Govika Krisna Dewi, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas
Perhubungan Kota Semarang
5. Anggun Prima Gilang Rupaka, S.P., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas
Perhubungan Kota Semarang
6. Nengah Widiangga Gautama, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas
Perhubungan Kota Semarang
7. Ahmad Soimun, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas Perhubungan
Kota Semarang
8. Kodrat Alam, S.Si.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas Perhubungan
Kota Semarang
9. Hendra Yuda Novianto, S.E., MAP. selaku Dosen Pembimbing Magang1 Dinas
Perhubungan Kota Semarang
10. Pengasuh yang membantu dalam pelaksanaan kegaitan Magang1
11. Dosen-dosen yang teribat dalam pelaksanaan kegiatan Magang1
12. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari pelaksanaan MagangI hingga
tersusunnya laporan ini .
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kekurangan
didalamnya dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun. Penyusun
berharap penulisan laporan ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri sebagai
sarana pelatihan pembuatan laporan dan bagi pembaca sebagai bahan dalam menambah wawasan
dibidang transportasi. Untuk itu, penyusun sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan laporan ini.
Semarang, April 2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
G. Keterkaitan Kegiatan Magang dengan Logistik ........................................................................... 65
BAB VI PENUTUP ........................................................................................................................ 67
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 67
B. Saran............................................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 71
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 72
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Magang1 ............................................................................................... 6
Tabel 2 Rincian Tugas masing – masing Taruna pada Bidang ATCS ............................................. 15
Tabel 3 Rincian Tugas Masing - masing Taruna pada Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor ..... 16
Tabel 4 Rincian Tugas masing - masing Taruna pada Bidang Angkutan ........................................ 18
Tabel 5 Rincian Tugas Masing - masing Taruna pada Bidang Pengendalian dan Penertiban ......... 19
Tabel 6 Rincian Tugas masing-masing Taruna pada Bidang Parkir ................................................ 21
Tabel 7 Rincian tugas masing-masing Taruna pada Bidang Terminal............................................. 22
Tabel 8 Kendala Pada Bidang ATCS ............................................................................................... 33
Tabel 9 Kendala Pada Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor ....................................................... 34
Tabel 10 Kendala Bidang Pengendalian dan Penertiban.................................................................. 34
Tabel 11 Kendala Pada Bidang Parkir ............................................................................................. 35
Tabel 12 Kendala Pada Bidang Terminal......................................................................................... 35
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan................................................................................................. 72
Lampiran 2. Form Penilaian Instansi ............................................................................................... 76
Lampiran 3. Form Daftar Hadir ....................................................................................................... 77
Lampiran 4. Form Laporan Kegiatan Harian Magang ..................................................................... 78
Lampiran 5. Form Asistensi Bimbingan Magang ………………………………………………………………………..81
Lampiran 6. Form Penilaian Kondite Magang ................................................................................. 82
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Di era sekarang ini dunia sudah sangat dimudahkan dalam berbagai hal. Dalam
hal ini tidak terlepas juga hubungannya dengan keadaan transportasi. Transportasi
dapat diartikan sebagai pergerakan barang atau manusia dalam ruang, waktu, dan
nilai. Transportasi yang baik merupakan transportasi yang digunakan sesuai dengan
peruntukannya. Transportasi sebagai media pergerakan barang dan jasa harus mampu
mencerminkan tingkat efesien dan efektifitas wilayah dalam hal mobilitas dan
aksesbilitas baik secara internal maupun secara eksternal. Transportasi menjadi salah
satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan suatu daerah kabupaten atau
kota. Dengan ini transportasi mempunyai pengaruh sangat besar dalam
perkembangan perekonomian suatu daerah. Kedua hal tersebut dimaksudkan untuk
menggerakkan berbagai potensi yang ada dan meningkatkan produktivitas
perekonomian salah satunya di Kota Semarang.
1
Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah, sekaligus kota metropolitan terbesar
ke-lima di Indonesia. Letak geografis Kota Semarang yang berada pada jalur
Pantura yang merupakan urat nadi transportasi jawa, memiliki infrastruktur yang
baik serta memiliki pelabuhan Tanjung Mas yang mana merupakan pintu
ekspor-impor Jawa Tengah menarik perhatian para investor berbagai bidang untuk
membuat pabrik di kota ini. Wilayah Kota Semarang memiliki luas lahan terbesar di
Jawa Tengah dengan peruntukan sebagai Kawasan Industri, menjadikan Kota
Semarang sebagai salah satu zona bangkitan tarikan Angkutan Barang tertinggi di
Jawa Tengah. Kegiatan transportasi berperan penting dalam distribusi barang dan
jasa ke seluruh wilayah, maka transportasi merupakan salah satu komponen strategis
dalam pemerataan dan perrtumbuhan ekonomi, aliran pergerakan manusia atau
barang, aliran informasi dan aliran keuangan yang perlu dikelola secara cepat dan
akurat untuk memenuhi ketepatan waktu. Peran transportasi menjembatani seluruh
kegiatan perekonomian dan logistik nasional, memberikan nilai tambah secara sosial
ekonomi.
2
Bali dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan
pengalaman langsung di dunia kerja yang mengarah kepada pencapaian tingkat
keahlian profesional tertentu. Dalam mata kuliah ini kegiatan pembelajaran
dilaksanakan secara langsung di dunia kerja. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali
Taruna dengan keahlian praktis yang sesuai dengan situasi dan kondisi kerja nyata
(riil) yang tidak diperoleh di perguruan tinggi sehingga Taruna diharapkan lebih
memahami dan memiliki keterampilan dalam suatu disiplin ilmu.
3
1. Bidang ATCS
Area Traffic Control System (ATCS) merupakan suatu sistem pemantauan
dan pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan kinerja jaringan jalan melalui optimasi dan koordinasi pengaturan
lampu lalu lintas di setiap persimpangan. selain itu juga berperan
dalam penyampaian kondisi lalu lintas, menyediakan rekaman data lalu lintas,
kejadian kecelakaan, dan kejadian lainnya di persimpangan
2. Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor
Pengujian Kendaraan bermotor merupakan pengujian yang dilakukan sebagai
fungsi agar kendaraan dapat layak dipergunakan di lalu lintas. Sehingga kasus
kecelakaan akibat kendaraan yang tidak berfungsi dengan baik dapat diminimalkan.
Dimana dimulai dari proses pendaftaran, kendaraan dilakukan uji oleh pihak terkait,
penerbitan kartu uji dan proses pembayaran. Pengujian dilakukan setiap enam bulan
sekali.
3. Bidang Angkutan
Ruang lingkup angkutan pada hal ini adalah lebih memberi pelayanan kepada
jasa angkutan dalam trayek. selain itu juga pemantauan terhadap kereta api,
pemberian izin trayek yang mana izin trayek dapat digunakan 5 tahun bagi pengguna
jasa transportasi.
4. Bidang Pengendalian dan penertiban
Pengendalian dan penertiban merupakan tugas yang lebih dominan dilakukan
di lapangan. Penertiban dalam hal ini lebih kepada bagaimana perilaku pengguna
jalan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
5. Bidang Parkir
Dalam bidang parkir lebih menekankan pada proses pendataan dan perizinan
juru parkir yang bertugas di lapangan. Dalam hal ini bertujuan untuk dapat
memantau dan mendapatkan data parkir di Kota Semarang.
6. Bidang Terminal (Terminal Penumpang)
Bidang terminal pada Dishub Kota Semarang memiliki tugas mengelola
terminal kelas C yang berada di Kota Semarang yaitu Terminal Cangkiran, Terminal
Gunung Pati, dan Terminal Terboyo. Pengelolaan yang dimaksud adalah mengelola
operasional seperti pembayaran retribusi kios dan bus yang menggunakan fasilitas
terminal.
4
C. Tujuan, Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
5
Gambar 1 Lokasi Dinas Perhubungan Kota Semarang
1. Hari Senin mulai 07.00 WIB - 16.00 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 WIB –
13.00 WIB.
2. Hari Selasa – Kamis mulai 08.00 WIB – 16.00 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00
WIB – 13.00 WIB.
3. Hari Jumat Mulai 07.30 WIB – 14.00 WIB. pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB.
4. Hari Sabtu dan Minggu libur
Ketentuan jam kerja pada Bulan Ramadhan 1444 H bagi yang melaksanakan 5 (lima)
hari kerja yaitu :
1. Hari Senin s/d Kamis : Pukul 08.00 – 15.00 WIB. Waktu Istirahat : Pukul 12.00 –
12.30 WIB
2. Hari Jumat : Pukul 08.00 – 15.30 WIB. Waktu Istirahat : Pukul 11.30 – 12.30
WIB
Maret April
Kegiatan
II III IV I II
Pengantaran Taruna 6
Pelaksanaan Magang 1 6 s.d 31
Akhir Kegiatan Magang 1 31
Penyusunan laporan dan 27 Maret s.d 2
asistensi April
Pengumpulan Laporan 3 s.d 7
Seminar 10 s.d 11
6
BAB II
PROFIL INSTANSI/LEMBAGA/PERUSAHAAN
1. Visi
Berdasarkan Peraturan Walokota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan, Organisasi, Tugas, dan Fungsi, Serta tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang
dalam laman https://dishub.semarangkota.go.id/ dijelaskan bahwa visi Dinas Perhubungan
Kota Semarang sebagai berikut :
“Terwujudnya Pelayanan Transportasi yang Handal dan Tertib di Kota Perdagangan dan
Jasa”
7
2. Mewujudkan peningkatan penyelenggaraan pengelolaan terminal;
3. Mewujudkan pelayanan transportasi massal perkotaan dan perparkiran yang
nyaman dan tertib;
4. Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana transportasi;
5. Mewujudkan peningkatan pelayanan uji kendaraan bermotor;
3. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Walokota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas, dan Fungsi, Serta tata Kerja Dinas
Perhubungan Kota Semarang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
8
12. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan;
13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walokota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan,
Organisasi, Tugas, dan Fungsi, Serta tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Semarang susunan
Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri atas:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri atas :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Subbagian Keuangan dan Aset; dan
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Lalu Lintas, terdiri atas :
1. Seksi Pengelola Sarana Transportasi;
2. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan
3. Seksi Perlengkapan Jalan.
d. Bidang Angkutan, terdiri atas :
9
1. Seksi Angkutan Barang, Hewan dan Khusus;
2. Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek; dan
3. Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek.
e. Bidang Pengendalian dan Penertiban, terdiri atas :
1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan;
2. Seksi Pengendalian; dan
3. Seksi Penertiban.
f. Bidang Parkir, terdiri atas :
1. Seksi Pendataan;
2. Seksi Pemungutan; dan
3. Seksi Penataan dan Perizinan.
g. UPTD, terdiri atas :
1. UPTD Terminal;
2. UPTD Trans Semarang; dan
3. UPTD Fasilitas Parkir Angkutan Barang Terboyo.
h. Jabatan Fungsional.
Pada Tahun 1958 Terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1958 yang mengatur
tentang penyerahan sebagian urusan Tugas Bidang lalu lintas kepada Daerah Tingkat I. Pada
Tahun 1965 lahirlah : Undang–Undang Nomor : 3 Tahun 1965 yang biasa dikenal dengan
Undang–Undang lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya (UULLAJR). Sejak lahirnya
UULLAJR tanggal 1 April 1965, maka WVO (1933) tidak berlaku lagi. Dengan Peraturan
Daerah Tingkat I Nomor : 2/OP.040/PD/Tahun 1978 tanggal 27 Juli 1978 terbentuklah Dinas
LLAJ Provinsi Jawa Tengah yang disahkan dengan SK. Menteri Dalam Negeri Nomor :
061.55/675 tanggal 17 Maret 1980.
10
Kemudian dengan Perda Tingkat I Nomor : 8 Tahun 1984 lahirlah Cabang – cabang
Dinas di wilayah Kabupaten dan Kota madya di Jawa Tengah. Pada Tahun 1990 lahir
Peraturan Pemerintah Nomor : 22 Tahun 1990 tentang penyerahan sebagian Urusan di
Bidang Lalu lintas dan Angkutan Jalan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II.
Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor : 22 tahun 1990 tersebut, maka dibentuklah Dinas
LLAJ Kota Semarang dengan Perda Tingkat II Kota Semarang Nomor : 7 Tahun 1995.
Sejak jaman Pemerintah Hindia Belanda masalah lalu lintas ditangani oleh
“DEPARTEMEN WEG VERKEER EN WATER STAAT” Sebagai aturan hukum dan
aturan pelaksanaannya diatur dalam ” WEG VERKEERORDONANTIE” (WVO), Stat Blad
Nomor : 86 Tahun 1933. Pada Tahun 1942 s/d 1945 Departemen yang mengatur lalu lintas,
tidak berjalan dikarenakan adanya perang kemerdekaan. Dan pada tahun 1950, diaktifkan
kembali di bawah kendali “DEPARTEMEN LALU LINTAS DAN PENGAIRAN
NEGARA” Pada tahun 1957, lahirlah Undang–Undang Nomor : 1 Tahun 1957 tentang
Pokok–pokok Pemerintahan di Daerah. Atas dasar hal tersebut terbentuklah DJAWATAN
LALU LINTAS DJALAN (LLD) yang dilaksanakan di 10 Provinsi (Pulau Jawa dan
Sumatera).
Pada Tahun 1958 Terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1958 yang mengatur
tentang Penyerahan Sebagian Urusan Tugas Bidang Lalu Lintas kepada Daerah Tingkat I.
Pada Tahun 1965 lahirlah: Undang–Undang Nomor : 3 Tahun 1965 yang biasa dikenal
dengan Undang–Undang lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya (UULLAJR). Sejak lahirnya
UULLAJR tanggal 1 April 1965, maka WVO (1933) tidak berlaku lagi. Dengan Peraturan
Daerah Tingkat I Nomor : 2/OP.040/PD/Tahun 1978 tanggal 27 Juli 1978 terbentuklah Dinas
LLAJ Provinsi Jawa Tengah yang disahkan dengan SK. Menteri Dalam Negeri Nomor :
061.55/675 tanggal 17 Maret 1980.
Kemudian dengan Perda Tingkat I Nomor : 8 Tahun 1984 lahirlah Cabang – cabang
Dinas diwilayah Kabupaten dan Kota madya di Jawa Tengah. Pada Tahun 1990 lahir
Peraturan Pemerintah Nomor : 22 Tahun 1990 tentang penyerahan sebagian Urusan di
Bidang Lalu lintas dan angkutan Jalan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II.
Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor : 22 tahun 1990 tersebut, maka dibentuklah Dinas
LLAJ Kota Semarang dengan Perda Tingkat II Kota Semarang Nomor : 7 Tahun 1995.
11
menjadi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang. Pada tahun 2014
terbitlah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. untuk menindak lanjuti
hal tersebut kemudian terbit Peraturan Daerah (PERDA) Kota Semarang No. 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang. pada perda tersebut
disebutkan bahwa salah satu fungsi komunikasi dan informatika terlepas dan membentuk
dinas baru yaitu dinas komunikasi dan informatika. sejak saat itu Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota Semarang berubah nama kembali menjadi Dinas
Perhubungan Kota Semarang.
1. ATCS
2. Pengujian Kendaraan Bermotor
3. Angkutan
4. Pengendalian dan Penertiban
5. Parkir
6. Terminal
12
NO NAMA BIDANG
TERMINAL ATCS PENGUJIAN ANGKUTAN DALTIB PARKIR
1. I GEDE ADITYA S.W
2. GRENDYS TYAR D.K
6-8 MARET 9,10,13 MARET 14-16 MARET 17,20,21 MARET 24,27,28 MARET 29-31 MARET
3. I WAYAN GEDE ADIGUNA
4. MADE RADITYA CANDRA
5. YOHANES PUTU ADI
6. ASTANA ALIMA
29-31 MARET 6-8 MARET 9,10,13 MARET 14-16 MARET 17,20,21 MARET 24,27,28 MARET
7. KADEK AYU DARMAYANI
8. DWI NUR ROCHMAD
9. NIKOLAS SURYOLAKSONO
10. I PUTU AGUS KEVIN
24,27,28 MARET 29-31 MARET 6-8 MARET 9,10,13 MARET 14-16 MARET 17,20,21 MARET
11. PUTU KRESNA A.P
12. I GUSTI NGURAH DEVARALDO
Gambar 3 Pembagian Kelompok Magang
13
BAB III
KEGIATAN MAGANG 1
14
fase merah dapat dikurangi dan apabila belum terurai maka petugas dari pengendalian dan
penertiban lalu lintas akan langsung meninjau lokasi terjadinya kemacetan.
5. Perawatan kamera ATCS pada simpang akan dilakukan pengecekan 1 bulan sekali dengan
mengecek kondisi kamera.
6. Penyimpanan rekaman lalu lintas di ATCS selama 20 hari
7. Arus lalu lintas padat di Hari Rabu, Kamis, Jumat
8. Kota Semarang terbagi menjadi 4 wilayah yaitu Semarang Barat, Semarang Timur,
Semarang Selatan, Semarang barat, timur, selatan, dan Semarang Utara. Dalam pantauan
ATCS, lalu lintas kendaraan sangat ramai di wilayah Semarang Timur
9. Pada kota Semarang memiliki simpang dengan fase terlama, hal ini diberikan waktu tersebut
karena pada simpang tersebut harus mengalah agar tidak terjadi penumpukan pada Simpang
Jrakah, Krapyak, dan Hanoman.
10. Fase allred yang umumnya diberikan waktu 3 detik pada simpang dapat ditambah maksimal
5 detik pada pengaturan ATCS Dishub Kota Semarang. Dalam hal ini melihat banyaknya
pelanggaran yang terjadi di simpang tersebut.
11. Pada kasus tertentu misalnya pada saat pengawalan presiden yang mana pihak kepolisian
biasanya sudah berkoordinasi dengan pihak ATCS untuk menghijaukan semua simpang
yang dilewati rombongan presiden.
Kegiatan pada bidang ATCS, pertama, Taruna menghadap kepada pegawai yang
bertugas di ATCS untuk melakukan perkenalan dan orientasi mengenai ATCS serta Taruna
juga diberikan pengetahuan untuk melakukan penarikan fase lalu lintas. Secara umum
kegiatan di bidang ATCS ini adalah di dalam ruangan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Taruna pada bidang ATCS yakni Taruna mengamati lalu lintas Kota Semarang, melakukan
pendataan surat masuk, menggunting stiker perhubungan untuk ditempel di seluruh rambu,
update informasi terbaru kondisi lalu lintas Kota Semarang melalui akun Twitter ATCS
Dinas Perhubungan Kota Semarang yakni @ATCSKotaSMG dan membantu revisi surat.
15
I Putu Agus Kevin 1. Membantu merevisi surat/dokumen
Putu Kresna terkait bidang ATCS
I Gusti Ngurah Devaraldo 2. Menginformasikan laporan kondisi lalu
lintas terkini di persimpangan Kota
Semarang melalui media sosial
Instagram dan Twitter
3. Mengamati pergerakan arus lalu lintas
Yohanes Putu Adi 1. Mengamati arus lalu lintas diruang
Dwi Nur Rochmad ATCS
2. membantu petugas ATCS untuk
memotong stiker lambang Perhubungan
kurang lebih sejumlah 200 buah yang
nantinya akan ditempel di setiap rambu
sepanjang bahu jalan kota Semarang.
Astana Alima 1. Mengamati arus lalu lintas diruang
Kadek Ayu Darmayani ATCS
2. membantu petugas ATCS dalam uploud
berita terkini terkait kondisi lalu lintas
melalui media sosial Twitter yakni
@ATCSKotaSMG.
Berikut merupakan tabel rincian kegiatan masing – masing Taruna ketika Magang di
bidang Pengujian Kendaraan Bermotor.
Tabel 3 Rincian Tugas Masing - masing Taruna pada Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor
Nama Tugas
I Gede Aditya S.W 1. Stampel kuitansi pembayaran uji, scan
dokumen retribusi
2. Scan dokumentasi bukti retribusi uji
KIR
3. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan
penertiban parkir liar angkutan barang
di sepanjang jalan arteri Yos Sudarso,
Kota Semarang
Grendys Tyar Dwi K 1. Mengamati dan membantu kegiatan di
lapangan atau ruang uji, seperti
16
mempersiapkan alat, mengarahkan
pengemudi atau konsumen sesuai
arahan penguji, mengukur dimensi
kendaraan.
2. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan
penertiban parkir liar angkutan barang
di sepanjang jalan arteri Yos Sudarso,
Kota Semarang.
Made Raditya Candra Tohjiwa 1. Stempel kuitansi pembayaran uji,
memisahkan berkas numpang uji.
2. Scan dokumentasi bukti retribusi uji
KIR
3. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan
penertiban parkir liar angkutan barang
di sepanjang jalan arteri Yos Sudarso,
Kota Semarang.
I Wayan Gede Adiguna 1. Input data kendaraan selesai uji.
2. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan
penertiban parkir liar angkutan barang
di sepanjang jalan arteri Yos Sudarso,
Kota Semarang
Nikolas Suryolaksono 1. Scan dokumentasi bukti retribusi uji KIR
I Putu Agus Kevin 2. Stempel blanko pembayaran
3. Input Nomor polisi kendaraan yang di uji
Putu Kresna 4. Mengantarkan surat hasil uji kendaraan
I Gusti Ngurah Devaraldo ke ruang administrasi
Yohanes Putu Adi Mengamati serta ikut membantu para
penguji dalam proses pengujian
kendaraan seperti memeriksa lampu
serta pengukuran dimensi kendaraan.
Dwi Nur Rochmad 1. Stempel kuitansi pembayaran uji,
2. memisahkan berkas numpang uji.
Astana Alima 1. Stempel kuitansi pembayaran uji,
2. memisahkan berkas numpang uji,
3. scan bukti pembayaran,
4. melakukan pendataan kendaraan yang
telah lulus uji.
Kadek Ayu Darmayani 1. Membantu mengarahkan pengemudi
angkutan barang masuk ke jalur
kendaraan baru atau pada jalur tiga,
2. menginput nomor plat kendaraan yang
selanjutnya dilakukan pencetakan kartu
uji kendaraan, Serta
3. membantu scan dokumen arsip.
3. Bidang Angkutan
Pada bidang angkutan, Taruna terlebih dahulu menghadap untuk perkenalan diri dan
pembagian jobdesc atau menerima arahan kegiatan pada bidang angkutan. Secara umum
bidang angkutan lebih banyak kegiatan dilakukan di lapangan. Beberapa kegiatan yang
diikuti oleh Taruna yaitu Peninjauan lapangan ke jalur rel kereta api untuk melihat
perlintasan sebidang datar kereta api serta palang pintu perlintasan kereta api di Area
17
Brotojoyo dan Madikoro, mengikuti rapat yang membahas tentang Kajian Pembangunan
Trem di Kota Semarang, meninjau proses operasional yang dilakukan oleh Bus Wisata Kota
Semarang “Si Denok, Si Kenang dan si Kuncung” dengan ikut langsung di dalamnya serta
mengikuti rute yang telah ditentukan bersama dengan wisatawan, dan mempelajari dan
mengenal Standar Operasional Prosedur yang disusun untuk mengatur Retribusi Izin Trayek
serta izin operasional.
Berikut merupakan tabel rincian kegiatan masing – masing Taruna ketika Magang di
bidang Angkutan.
18
Taruna juga mendapat tugas untuk ikut serta dalam tugas pengamanan kegiatan
Festival Dugderan 2023. Dugderan merupakan karnaval budaya untuk menyambut bulan
suci Ramadhan. Kegiatan diawali dengan pawai dari Balai Kota Semarang, menuju sekitar
Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), kemudian diteruskan menuju MAJT di Jalan
Gajah Raya Semarang. Pada kegiatan ini, Taruna disebar di berbagai titik yang dilewati
pawai. Seperti Simpang Mall Paragon, Simpang Metro, Simpang Imam Bonjol, Simpang
Indraprasta dan Simpang Eka Karya (McD Pandanaran). Kegiatan Taruna yaitu membantu
petugas mengalihkan arus lalu lintas, membuka dan menutup akses jalan yang digunakan
untuk kegiatan pawai Dugderan serta memberi informasi kepada masyarakat pengguna jalan
akan Kegiatan Dugderan dan memberi pengertian kepada pengguna jalan karena akses jalan
terganggu karena Kegiatan Dugderan. Untuk lokasi pelaksanaan tiap Taruna masing-masing
telah ditentukan pos jaganya, dan pada pelaksanaan giat keamanan dan penertiban tersebut
dilakukan kolaborasi dari personil Dinas Perhubungan, Kepolisian, TNI, POLPP, serta
Taruna Poltrada Bali.
Tabel 5 Rincian Tugas Masing - masing Taruna pada Bidang Pengendalian dan Penertiban
Nama Tugas
I Gede Aditya S.W 1. Penertiban parkir di sekitar SMAN 1
Grendys Tyar Dwi K Semarang dan membantu petugas
Made Raditya Candra Tohjiwa dalam mengatur kelancaran arus lalu
I Wayan Gede Adiguna lintas di sekitar SMAN 1 Semarang
2. Membantu pengamanan serta
kelancaran arus lalu lintas pada
kegiatan Tarling Safari Ramadhan yang
berlokasi di Kejaksaan Negeri
Semarang.
Nikolas Suryolaksono 1. Melakukan penertiban di sepanjang
I Putu Agus Kevin jalan arteri Semarang dan
Putu Kresna 2. mengikuti rapat terkait rincian
I Gusti Ngurah Devaraldo pengawasan lalu lintas dalam acara
Dugderan.
Yohanes Putu Adi Penertiban lalu lintas dalam
pelaksanaan carnaval dalam rangka Hut
Kota Semarang.
Dwi Nur Rochmad 1. Membantu pengamanan lalu lintas di
Hotel UTC,
2. Membantu penjagaan Car Free Day di
Simpang Lima Kota Semarang, dan
3. melaksanakan pengamanan serta
penertiban lalu lintas dalam
pelaksanaan karnaval dalam rangka Hut
Kota Semarang.
Astana Alima 1. Melakukan penjagaan CFD,
19
2. Membantu pengendalian lalu lintas dan
penertiban parkir Kawasan Simpang
lima dalam acara karnaval HUT Kota
Semarang.
3. melakukan pengendalian lalu lintas di
Simpang Paragon
Kadek Ayu Darmayani 1. Melakukan penertiban dan menempel
stiker pelanggaran terkait parkir
sembarangan di sekitar Lapangan
Pancasila
2. Membantu pengendalian lalu lintas dan
penertiban parkir Kawasan Simpang
lima dalam acara karnaval HUT Kota
Semarang.
3. Melakukan pengendalian lalu lintas di
Simpang Paragon
5. Bidang Parkir
Bidang parkir mengatur tentang tata kelola dan penyelenggaraan parkir di tepi jalan
dan tempat khusus kecuali tempat parkir yang dikelola oleh Bappeda. Pada Bidang
Pengendalian dan Penertiban, Taruna terlebih dahulu menghadap untuk perkenalan diri dan
pembagian jobdesc atau menerima arahan kegiatan pada bidang parkir. Beberapa kegiatan
yang diikuti Taruna yakni mengamati kegiatan pembuatan izin pengelolaan lahan parkir,
pendataan parkir, mengamati system penerimaan retribusi parkir, dan mengamati langsung
prosedur pembayaran parkir cashless melalui aplikasi PARKEE yang digunakan oleh
pelanggan dan PARKEE oleh juru parkir.
Pada parkir ini menerapkan sistem parkir elektronik yang memakai aplikasi dari PARKEE.
Dalam parkir ini, untuk mendapat penerimaan dari parkir Dinas Perhubungan dibantu oleh
juru parkir. Untuk menjadi juru parkir resmi dapat mendaftar pada Dinas Perhubungan. Pada
titik–titik parkir ditempatkan masing-masing juru parkir, titik-titik parkir memiliki target
yang berbeda–beda dalam pendistribusian retribusi parkir tergantung dengan potensi lokasi
masing–masing titik parkir. Target tersebut sudah ditentukan di awal, jadi juru parkir wajib
menyetor sesuai dengan target parkir. Apabila target setoran parkir belum terpenuhi juru
parkir wajib membayar sesuai target yang ditentukan dan jika melebihi dari target yang
ditetapkan, juru parkir wajib melaporkannya juga saat penyetoran ke Dinas Perhubungan
Kota Semarang.
Teknis pembayaran parkir dari pemanfaatan lahan parkir yakni tidak mendapat bukti parkir
karena sudah menggunakan elektronik, bukti parkir akan tercatat langsung pada saat
20
pelaporan juru parkir mengenai pendapatan parkir pada aplikasi PARKEE. Terdapat
pembagian hasil penerimaan parkir ini yakni 55% untuk penerimaan Dinas Perhubungan,
45% masuk ke rekening juru parkir dan 5% untuk biaya admin pengembang aplikasi
PARKEE. Apabila juru parkir tidak melaporkan kelebihan dan melakukan pelanggaran
terkait tarif parkir maka juru parkir akan ditindak dan dapat dikenakan pencabutan izin
menjadi juru parkir bahkan tidak dapat mendaftar lagi menjadi juru parkir.
6. Bidang Terminal
Terminal yang ada di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Semarang merupakan
terminal tipe c yang melayani angkutan desa, angkutan kota, BRT dan Feeder. Pada bidang
ini, Taruna dapat melihat pelayanan BRT Semarang serta pelayanan yang diberikan kepada
Angkutan Desa. Pelayanan yang diberikan saat ini sudah memanfaatkan teknologi seperti
pembayaran angkutan dan masuk terminal untuk angkutan sudah menggunakan teknologi e-
Money walaupun belum sepenuhnya. Belum dikatakan sepenuhnya, karena dari beberapa
penumpang ataupun supir angkutan desa dan angkutan kota masih membayar dengan uang
tunai. Setelah pembayaran dengan uang tunai tersebut petugas akan mengubah pembayaran
dengan menggunakan e-money. Selanjutnya, penumpang ataupun supir angkutan desa dan
angkutan kota akan mendapatkan struk yang dikeluarkan dari mesin tap e-money sebagai
bentuk tiket masuk maupun tiket perjalanan.
21
Pelayanan BRT Kota Semarang juga menyediakan tiket dalam bentuk e-money untuk
pelajar/mahasiswa, Disabilitas, Lansia(usia >60 Tahun) dan Veteran. Yang unik pada tiket
ini adalah tiket untuk pengguna Difabel menggunakan huruf braille di tiketnya. Tarif yang
ditawarkan pada layanan BRT juga berbeda yakni Rp. 4.000 untuk umum dengan tunai, Rp.
3.500 untuk umum dengan nontunai, dan Rp. 1.000 untuk pelajar, mahasiswa, pemegang
KIA (usia <5 tahun), difabilitas Lansia(usia >60 Tahun) dan Veteran.
Secara umum kegiatan pada bidang terminal ini merupakan kegiatan administratif,
kegiatan yang dilakukan Taruna yaitu Taruna diberi tugas untuk membantu scan dokumen
untuk pelaporan penerimaan retribusi. Dengan membantu tugas tersebut, Taruna dapat
mengetahui alur dan cara pelaporan penerimaan retribusi yang diperuntukkan untuk laporan
pertanggungjawaban UPT terminal yang ada di lingkungan Dinas Perhubungan Kota
Semarang. Menurut SOP Pemungutan Retribusi Terminal dan SOP pendistribusian Retribusi
sudah sesuai dengan SOP yang ada. Pelaporan retribusi di UPT terminal ini sekarang sudah
memanfaatkan teknologi yakni dokumen laporan sudah dapat dilaporkan dalam bentuk
dokumen elektronik, tidak dalam bentuk dokumen asli. Dengan memanfaatkan teknologi,
pelaporan dapat lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan tenaga.
22
I Putu Agus Kevin 5. Membantu scan dokumen untuk
Putu Kresna pelaporan penerimaan distribusi.
I Gusti Ngurah Devaraldo 6. Membantu mencetak bukti pembayaran
retribusi kios yang terletak pada
terminal gunung pati dan terminal
terboyo
7. Mambantu mem-foto copy dokumen
8. Mencoba Bus Trans Semarang dan F
Yohanes Putu Adi 1. Membantu scan dan fotocopy dokumen
Dwi Nur Rochmad struk retribusi
Astana Alima 2. Mencoba Bus Trans Semarang dan
Kadek Ayu Darmayani Feeder
23
2. Melaksanakan vaksin booster ke 2
Pada saat Magang hari ke-2, kebetulan terdapat pelaksanaan kegiatan vaksin booster
yang di Terminal Gunung Pati yang diperuntukkan untuk umum yang belum melaksanakan
vaksin booster ke-1 dan ke-2. Kegiatan Vaksin ini diikuti oleh Taruna dan pegawai terminal.
Dalam pelaksanaan vaksin, Pihak terminal menyediakan tempat untuk pelaksanaan dan
petugas dari puskesmas terdekat.
24
Gambar 8 Taruna Melakukan Pemantauan Arus lalu lintas Kota Semarang
6. Input data
Pada pelaksanaan Magang di ATCS, Taruna membantu merekap dan membuat
laporan kegiatan pemasangan rambu lalu lintas yang dilakukan oleh Dishub Kota Semarang.
Kegiatan pemasangan rambu lalu lintas ini dilakukan di tempat-tempat yang sering terjadi
permasalahan yang mengakibatkan lalu lintas menjadi terhambat. Selain itu, kegiatan
pemasangan rambu dimaksudkan untuk mengganti rambu-rambu yang sudah rusak. Pada
pembuatan laporan tersebut, Taruna menginput data dengan mengisi nama lokasi
pelaksanaan, waktu pelaksanaan, serta foto sebelum dan sesudah lokasi tersebut dipasangkan
25
rambu. Ada 2 bulan kegiatan pemasangan rambu yang di input dan direkap oleh Taruna yaitu
mulai dari Bulan Januari dan Februari.
Gambar 11 Taruna Melakukan Update Kondisi Lalu Lintas dengan Sosial Media Twitter ATCS
26
Gambar 12 Taruna Membantu Stampel Bukti Pembaaran Uji Kendaraan
27
Gambar 14 Membantu Pelaksanaan Uji Kendaraan
28
Gambar 16 Taruna Membantu Menempelkan Bukti Retribusi Uji Kendaraan
29
terutama ketika ada kegiatan yang akan berdampak pada lalu lintas suatu kota. Dengan
mengikuti kegiatan ini, Taruna juga dapat bersosialisasi secara langsung dengan petugas
lapangan dan masyarakat sekitar mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.
15. Mengikuti penertiban parkir di area SMAN 1 Semarang dan Taman Indonesia Kaya
Pada bidang pengendalian dan penertiban, Taruna diminta untuk membantu
penertiban parkir area di sekitar SMAN 1 Semarang yaitu area Halte BRT serta di sekitar
Taman Indonesia Kaya. Pada kegiatan ini Taruna membantu mengingatkan pengguna jalan
yang parkir di area yang disterilkan untuk parkir dan meminta pengguna jalan yang parkir
untuk pindah.
30
Gambar 20 Taruna Ikut Serta dalam Kegiatan Pengamanan Tarling Safari Ramadhan
31
Gambar 22 Taruna Meninjau Pelaksanaan Parkir Elektronik
20. Mengikuti rapat koordinasi lanjutan terkait penindakan kendaraan parkir liar di sekitar
Jalan Yos Sudarso
Taruna mengikuti rapat koordinasi antara Dishub Kota Semarang bersama BPTD Wil
X, SATLANTAS POLRESTABES Kota Semarang, Dinas PU, Satpol PP, dan Dishub
Provinsi membahas terkait penindakan angkutan barang yang parkir liar di sepanjang jalan
Yos Sudarso. Penindakan ini merupakan instruksi langsung dari Walikota Semarang,
mengingat bahwa jalan tersebut merupakan jalan Nasional dan juga sebagai jalan utama
menuju bandara.
32
Gambar 24 Taruna Mengikuti Rapat Koordinasi Penindakan Parkir Liar
Bidang ATCS
Berikut merupakan kendala yang ditemui pada saat Taruna/i melaksanakan Magangpada bidang
ATCS.
Tabel 8 Kendala Pada Bidang ATCS
No. Kendala Pemecahan
1. Sistem ATCS dapat memantau kecelakaan Namun, untuk sekarang ini hal tersebut
lalu lintas melalui kamera ATCS. Blackspot sudah terurai dan sudah teratasi sehingga
yang ada di Semarang yaitu di Simpang sudah sangat jarang terjadi kecelakaan pada
Hanoman. Hal ini terjadi karena model jalan Simpang Hanoman. Untuk sekarang,
yg kurang memadai, adanya tanjakan yang simpang yang sering terjadi kecelakaan
dilanjutkan langsung turunan dan disana adalah simpang Jrakah namun bukan
terdapat traffic light. termasuk kecelakaan besar/ maut.
33
2. Terdapat layar untuk memonitor arus lalu Perawatan kamera ATCS pada simpang
lintas di ruang ATCS sebagai proyeksi akan dilakukan pengecekan satu bulan sekali
kamera ATCS di simpang jalan. Kendala dengan mengecek kondisi kamera.
yang ada di ruang ATCS adalah layar mati
sehingga arus lalu lintas tidak dapat
dimonitor seluruhnya.
Berikut merupakan kendala yang ditemui pada saat Taruna/i melaksanakan Magang pada bidang
Pengujian Kendaraan Bermotor.
Tabel 9 Kendala Pada Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor
No. Kendala Pemecahan
1. Terkadang konsumen tidak mengetahui atau • Adanya sosialisasi tentang prosedur
tidak paham mengenai tata cara atau dan SOP Pengujian Kendaraan
prosedur dalam proses pengujian kendaraan Bermotor. ke perusahaan–
bermotor sehingga bisa menghambat perusahaan yang memiliki
pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor. kendaraan yang harus melakukan
uji.
• Bersurat ke perusahaan – perusahaan
tentang prosedur dan SOP Pengujian
Kendaraan Bermotor.
• Penguji atau petugas mengarahkan
sesuai dengan SOP.
2. Petugas administrasi sangat rawan Petugas dan konsumen harus mengecek
kesalahan dalam penyerahan dokumen atau ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam
berkas uji kir ke konsumen. penyerahan dokumen atau berkas uji kir.
Berikut merupakan kendala yang ditemui pada saat Taruna/i melaksanakan Magang pada bidang
Pengendalian dan Penertiban
Tabel 10 Kendala Bidang Pengendalian dan Penertiban
34
Bidang Parkir
Berikut merupakan kendala yang ditemui pada saat Taruna/i melaksanakan Magang pada bidang
Parkir.
Tabel 11 Kendala Pada Bidang Parkir
No. Kendala Pemecahan
1. Pada bidang administrasi terdapat juru Memberikan sanksi berupa denda hingga
parkir liar yang melanggar perizinan pencabutan izin pengelolaan parkir.
pengelolaan lahan parkir. Pelanggaran
tersebut diantaranya lahan parkir tidak pada
tempat yang seharusnya seperti terdapat
larangan parkir atau tempat yang dilarang
untuk digunakan sebagai lahan parkir seperti
disekitar halte BRT, kemudian selanjutnya
juru parkir memungut harga tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Kesadaran masyarakat untuk membayar Peninjauan kembali juru parkir untuk
parkir secara cashless menggunakan aplikasi mengecek kondisi pengelolaan parkir, juru
PARKEE masih belum terbentuk. Sebagian parkir mengonversi uang tunai ke uang
pengguna jasa parkir lebih memilih untuk elektronik untuk mempermudah
membayar parkir secara tunai. pembayaran retribusi, dan pengembangan
aplikasi untuk mempermudah pengguna jasa
membayar secara cashless.
Bidang Terminal
Berikut merupakan kendala yang ditemui pada saat Taruna/i melaksanakan Magang pada bidang
Teminal.
Tabel 12 Kendala Pada Bidang Terminal
No. Kendala Pemecahan
1. Terkadang angkutan umum tidak masuk ke Petugas harus tegas apabila terjadi seperti itu
terminal atau menghindari agar tidak dan kejadian tersebut dilakukan secara
membayar retribusi berulang-ulang maka akan dicabut izin
trayeknya dan tidak boleh beroperasi.
2. Alat tap e-money di Terminal Terboyo Perbaikan dan pengadaan alat tap e-money
masih dalam perbaikan sehingga dapat dipercepat sehingga proses kerja di
menghambat kinerja operasional dan terminal tidak terhambat.
dialihkan ke Terminal Gunung Pati.
3. Adanya kasus Perusahaan Otobus yang Petugas terminal berkoordinasi dengan
menaik turunkan penumpang tidak sesuai bidang pengendalian dan penertiban untuk
tujuan akibat praktik calo menindak Perusahaan Otobus yang tidak
sesuai aturan.
35
BAB IV
TINJAUAN TEORITIS
A. Bidang ATCS
Menurut Pasal 1 PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, Manajemen dan rekayasa lalu
lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas.
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan pasal 93 Area Traffic Control System (ATCS) atau dalam bahasa Indonesia diartikan
Sistem Kendali Lalu Lintas merupakan salah satu dari upaya manajemen rekayasa lalu lintas
yaitu pengendalian lalu lintas pada persimpangan yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan
dan pelanggaran lalu lintas. . Berdasarkan Peratural Walikota (PERWALI) Kota Semarang
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar Operasional Prosedur. Adapun SOP nya
sebagai berikut.
1. SOP Petugas Jaga CC Room Untuk Kondisi Ada Kecelakaan Lalu Lintas dan Bencana
Alam
Petugas hadir 15 menit sebelum bertugas dan kemudian melakukan pemantauan arus
lalu lintas di seluruh simpang yang ada di Semarang dimana jika terjadi kejadian kecelakaan
maupun bencana pengawas menginformasikan ke masyarakat dengan cara mengunggah
gambar kecelakaan melalui media sosial kemudian menginformasikan ke petugas Sie Lalu
lintas yang berada di lapangan di tempat kejadian. Kemudian menindak lanjuti hal tersebut
dengan cara melaporkan ke instansi terkait dan mencatat di buku mutasi secara detail waktu
/ tanggal /lokasi kejadian kecelakaan / bencana tersebut dan melakukan laporan bulanan ke
Kadishub melalui Kepala Seksi Rekayasa.
2. SOP Petugas Jaga CC Room untuk melakukan back up data harian data terekam video
simpang
Petugas hadir 15 menit sebelum bertugas kemudian petugas memeriksa buku mutasi
apabila terjadi kecelakaan lalu lintas dan bencana alam (banjir, kebakaran, tanah longsor dll)
petugas melakukan back up rekaman data kejadian laka lantas dan bencana alam ke folder
khusus kejadian penting dan jika tidak terdapat kejadian tersebut petugas mengecek file
rekaman simpang tersimpan dengan baik di server, mengecek kapasitas hard disk, mengecek
jumlah size video simpang dan bila terdapat gangguan petugas dapat melaporkan kepada
36
koordinator / teknisi dan jika tidak memiliki gangguan sama sekali petugas melakukan back
up data rekaman video simpang harian dimana kemudian di catat ke dalam buku mutasi baik
dari gangguan bila terdapat dan hasil dari back up data rekaman video simpang harian dan
kemudian di laporkan kepada Kadishub melalui Kepala Seksi Rekayasa.
3. SOP Petugas Jaga CC Room untuk hak utama pengguna jalan untuk kelancaran ./
prioritas
Petugas hadir 15 menit sebelum bertugas
Permohonan prioritas dari pengguna jalan yang mendapatkan Hak Utama sesuai dengan
UULLAJ no. 22 tahun 2009 setelah koordinasi dengan kasie rekayasa / koordinator ATCS.
Urutan Prioritas adalah :
1. Mobil pemadam kebakaran
5. Tamu VVIP/VIP
37
Jika terdapat kerusakan didalam CC Room petugas dapat menghubungi teknisi dan
memastikan sudah dialokasi/tertangani kemudian menginformasikan ke koordinator CC
Room dan Kasie Rekayasa.
Jika tidak terjadi kemacetan petugas melakukan upload gambar / picture melalui
facebook/twitter pada jam : (06.00-08.00, 12.00-14.00, 16.00-19.00, 21.00-22.00) dan
memberikan arahan suara di seluruh simpang pada jam 07.00, 12.00, 19.00 serta tetap stand
by HT dan mengkomunikasikan situasi terakhir kepada petugas terkait.
B. Bidang Pengujian
Menurut Pasal 1 PM Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor, pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau
memeriksa bagian atau komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta
tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Sementara
itu, penguji kendaraan bermotor adalah petugas yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengujian
berkala kendaraan bermotor.
38
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Menurut Pasal 1 PM Nomor 19 tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Berdasarkan Pasal 3, uji
berkala dilakukan terhadap:
39
rem utama; kondisi penutup lampu dan alat pemantul cahaya; kondisi panel instrumen pada
dashboard kendaraan; kondisi kaca spion; kondisi spakbor; kondisi bumper; keberadaan dan
kondisi perlengkapan kendaraan; rancangan teknis kendaraan sesuai peruntukannya;
keberadaan dan kondisi fasilitas tanggap darurat (khusus mobil bus); kondisi badan
kendaraan, kaca, engsel, tempat duduk, perisai kolong, pengarah angin untuk mobil barang
bak muatan tertutup.
Pengujian secara manual paling sedikit meliputi kondisi penerus daya; sudut bebas
kemudi; kondisi rem parkir; fungsi lampu dan alat pemantul cahaya; fungsi penghapus kaca;
tingkat kegelapan kaca; fungsi klakson; kondisi dan fungsi sabut keselamatan; ukuran
kendaraan; dan ukuran tempat duduk, bagian atas dalam kendaraan dan akses keluar darurat
khusus mobil bus.
Pengujian persyaratan teknis terhadap kereta gandengan dan kereta tempelan paling
sedikit meliputi pengukuran berat, pengukuran dimensi, pemeriksaan alat penggandeng
(kopling), pemeriksaan sambungan listrik dan sambungan tekanan udara atau hidrolik dari
mobil penarik ke kereta gandengan atau kereta tempelan, dan pemeriksaan konstruksi.
Berdasarkan Pasal 11 PM Nomor 19 tahun 2021, pengujian persyaratan teknis susunan
paling sedikit meliputi rangka kendaraan, sumber energi motor penggerak, sistem
pembuangan, sistem penerus daya, sistem roda-roda, sistem suspensi, sistem alat kemudi,
sistem rem, sistem lampu dan alat pemantul cahaya, dan komponen pendukung.
Pengujian persyaratan teknis perlengkapan paling sedikit meliputi sabuk keselamatan,
ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul
cahaya, peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan, perlengkapan kecelakaan (alat
pemecah kaca dan alat pemadam kebakaran ringan), dan balon udara keselamatan (air bag).
Pengujian persyaratan teknis ukuran meliputi ukuran dimensi dan ukuran berat.
Ukuran dimensi meliputi panjang kendaraan, tinggi kendaraan, jarak sumbu kendaraan, julur
depan, julur belakang, sudut pergi kendaraan, jarak bebas kendaraan, jarak tertinggi anak
tangga paling bawah ke permukaan tanah, lebar anak tangga, tinggi ruang penumpang, lebar
pintu, ukuran tempat keluar darurat, lebar bak muatan terhadap ukuran kabin depan atau ban
terluar, jarak bak kuatan terhadap kabin, jarak sumbu untuk sumbu ganda atau triple, tinggi
bak muatan, lebar lorong, jarak antar tempat duduk, dan lebar tempat duduk. Sementara itu,
ukuran berat meliputi berat sumbu/gabungan sumbu roda depan, berat sumbu/gabungan
sumbu roda belakang, dan berat kosong kendaraan bermotor.
Pengujian persyaratan teknis rumah-rumah meliputi kaca yang memenuhi standar
keselamatan, pintu berikut engsel, dudukan antara badan kendaraan dan rangka landasan,
badan kendaraan, bumper, perisai kolong samping dan belakang, konstruksi tempat duduk,
dan tempat pemasangan tanda nomor kendaraan bermotor.
40
Pengujian persyaratan teknis rancangan teknis kendaraan bermotor sesuai dengan
peruntukannya terdiri atas landasan mobil penumpang dirancang untuk mobil penumpang,
landasan mobil barang dirancang untuk mobil barang, landasan mobil bus dirancang untuk
mobil bus, dan landasan mobil penumpang, mobil barang, atau mobil bus dapat dirancang
untuk kendaraan khusus.
41
2.2 Persyaratan untuk kereta gandengan atau kereta tempelan
1. Membawa kereta gandengan atau kereta tempelan yang akan diuji ke unit pelaksana uji
berkala kendaraan bermotor.
2. Salinan/fotokopi surat keterangan identitas pemilik kendaraan bermotor dengan
menunjukkan aslinya.
3. Salinan/fotokopi SRUT dan/atau pengesahan rancang bangun kendaraan bermotor.
4. Membayar biaya uji berkala kendaraan bermotor.
Menurut pasal 17, kendaraan wajib uji berkala dilakukan uji berkala pertama di daerah
tempat kendaraan di registrasi. Untuk melakukan uji berkala pertama, pemohon mengajukan
permohonan dengan disertai persyaratan sebagai berikut:
1. Membawa kendaraan bermotor yang akan diuji ke unit pelaksana uji berkala kendaraan
bermotor dalam kondisi teknis siap untuk diuji.
2. Mengisi formulir pendaftaran.
3. Salinan/fotokopi kartu identitas pemilik kendaraan dengan menunjukkan aslinya.
4. Salinan/fotokopi surat tanda nomor kendaraan bermotor dengan menunjukkan aslinya,
untuk kendaraan bermotor wajib uji berkala.
5. Bukti lulus uji pendaftaran uji berkala.
6. Membayar biaya uji berkala kendaraan bermotor.
Akreditasi Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor adalah proses pemberian
pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu unit pelaksana uji berkala kendaraan
bermotor telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pengujian berkala
kendaraan bermotor. Berdasarkan Pasal 44 PM Nomor 19 Tahun 2021, persyaratan yang
42
harus dipenuhi unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor meliputi lokasi, kompetensi
tenaga penguji berkala kendaraan bermotor, standar fasilitas prasarana pengujian berkala
kendaraan bermotor, keakurasian peralatan pengujian kendaraan bermotor, prosedur dan tata
cara pengujian berkala kendaraan bermotor, dan sistem informasi uji berkala kendaraan
bermotor.
Akreditasi diklasifikasikan dengan kriteria berupa jumlah kendaraan wajib uji, jenis
dan teknologi kendaraan wajib uji, ukuran kendaraan wajib uji, peralatan uji, kualifikasi
kompetensi penguji, dan sistem informasi uji berkala. Akreditasi berlaku paling lama 5 tahun
dan dapat diperpanjang setelah memenuhi persyaratan.
Menurut Pasal 48 PM Nomor 19 Tahun 2019, fasilitas uji berkala kendaraan bermotor berupa
1. Fasilitas yang dipasang secara tetap
Fasilitas yang dipasang secara tetap meliputi bangunan gedung pengujian; bangunan
gedung untuk generator set, kompresor, dan gudang; jalan keluar masuk; lapangan parkir;
bangunan gedung dan administrasi; pagar; fasilitas penunjang untuk umum; fasilitas
listrik; lampu penerangan; pompa air; dan menara air.
2. Fasilitas yang dapat dipindahkan
Fasilitas yang dapat dipindahkan berupa kendaraan bermotor khusus yang dirancang
untuk digunakan sebagai peralatan pengujian kendaraan bermotor.
Sesuai dengan Pasal 49 PM Nomor 19 tahun 2019, peralatan uji berkala kendaraan bermotor
meliputi:
1. Peralatan utama
Peralatan utama paling sedikit meliputi alat uji emisi gas buang, alat uji ketebalan asap
gas buang (smoke tester), alat uji kebisingan suara klakson dan/atau knalpot, alat uji
rem, alat uji lampu, alat uji kincup roda depan, alat uji penunjuk kecepatan, alat
pengukur kedalaman alur ban, alat pengukur berat, alat pengukur dimensi, alat uji daya
tembus cahaya pada kaca, dan alat untuk menguji kendaraan bermotor listrik (alat ukur
arus listrik AC maupun DC, alat ukur tegangan listrik AC maupun DC, alat ukur tahanan
isolasi AC maupun DC, alat uji kawat standar (standardized test wire), dan alat uji
standar (standardized test finger).
2. Peralatan penunjang
Peralatan penunjang meliputi :
2.1 Kompresor udara
2.2 Generator set
2.3 Peralatan bantu
43
Peralatan bantu berupa palu; senter; alat uji dimensi; alat untuk pengambilan
foto berwarna kendaraan wajib uji; alat untuk mengisi, membaca, mengubah, dan
menghapus hasil uji pada kartu uji; alat untuk mengumpulkan dan menyimpan data
hasil uji secara digital; peralatan untuk mengukur tekanan udara ban; alat untuk
memeriksa kebocoran udara dan/atau cairan; alat untuk mengukur kandungan air
pada minyak rem; alat untuk memeriksa daya pantul alat pemantul cahaya (retro
reflectometer); alat pelindung diri (APD set) untuk penguji berkala kendaraan
bermotor listrik; dan toolkit.
Bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor berlaku di seluruh wilayah Indonesia dalam
bentuk
a. Kartu uji
Berdasarkan Pasal 65 PM Nomor 19 Tahun 2021, kartu uji berkala paling sedikit
memuat nomor dan tanggal sertifikat registrasi uji tipe; foto berwarna tampak samping,
kanan, kiri, depan, dan belakang kendaraan; nomor uji kendaraan; nama pemilik; alamat
pemilik; merek dan tipe; jenis kendaraan; tahun pembuatan atau perakitan; isi silinder
kecuali untuk kendaraan bermotor listrik; daya motor penggerak; nomor rangka
landasan kendaraan bermotor; berat kosong kendaraan; konfigurasi sumbu roda; ukuran
ban; kelas jalan terendah yang boleh dilalui; dimensi utama kendaraan; daya angkut;
masa berlaku hasil uji; bahan bakar atau sumber energi yang digunakan; hasil uji dari
seluruh item; JBB dan/atau JBKB khusus untuk mobil barang dan mobil bus; dan JBI
dan/atau JBKI khusus untuk mobil barang dan mobil bus.
b. Tanda uji
Berdasarkan Pasal 66 PM Nomor 19 Tahun 2021, tanda uji berkala berupa stiker
yang dipasang dengan ketentuan meliputi dilekatkan pada kaca depan sisi kiri bawah
bagian dalam untuk kendaraan bermotor dan dilekatkan pada sisi sebelah kanan bagian
depan untuk kereta gandengan dan kereta tempelan. Tanda uji berkala paling sedikit
memuat keterangan mengenai nomor kendaraan; JBI dan/atau JBKI; daya angkut orang
dan barang; masa berlaku uji kendaraan; dan muatan sumbu terberat.
Pasal 27 Pm Nomor 19 Tahun 2019 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor menyatakan pada keadaan tertentu pengujian berkala kendaraan wajib uji
berkala dapat dilakukan pada unit pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor di
daerah lain. Keadaan tertentu yang dimaksud antara lain
44
1. Masa berlaku uji berkala telah jatuh tempo sedangkan kendaraan bermotor sedang
berada di luar daerah domisili pemilik kendaraan.
2. Kendaraan terkena sanksi pelanggaran karena tidak memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan sehingga harus melakukan kewajiban uji ulang sebelum habis masa
berlakunya.
3. Peralatan uji di unit pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor sesuai domisili
kendaraan bermotor yang bersangkutan terdaftar sedang dalam keadaan rusak atau tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Unit pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor sesuai domisili tidak
terakreditasi.
Berdasarkan Pasal 28 PM Nomor 19 Tahun 2021, untuk melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor pada unit pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor di daerah
lain, pemilik kendaraan harus memenuhi persyaratan:
1. Mendapat surat keterangan dari unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor tempat
kendaraan bermotor yang bersangkutan terdaftar.
2. Memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor
yang dituju.
45
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Surat numpang uji dan surat mutasi, Rak, dan pengeras suara
46
- Mengarahkan pengemudi untuk mengambil Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUe) pada
loket penyerahan hasil uji
- Pengemudi menuju loket penyerahan hasil uji
6. Kartu Pintar (1 menit)
- Mencetak halaman pengesahan pada buku uji
- Membuat laporan penggunaan kartu pintar dalam 1 hari
7. Kertas Pengaman (1 menit)
- Mencetak kertas pengaman
- Membuat laporan penggunaan kertas pengaman dalam 1 hari
8. Stiker (1 menit)
- Memeriksa kelengkapan berkas sebelum diserahkan kepada pengemudi
- Menyerahkan Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUe) kepada pengemudi
- Membuat laporan penggunaan stiker dalam 1 hari
9. Selesai
- Pemilik menerima Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUe)
- Pemilik memeriksa kembali kelengkapan berkas yang diterima
- Selesai
Keterangan
- Sistem Pengujian Drive Thru adalah sistem pengujian berkala kendaraan bermotor
yang sudah menggunakan komputerais di setiap bagiannya baik administrasi
maupun teknis
- Sistem Pengujian Drive Thru ini memiliki keunggulan lebih dibandingakan dengan
sistem lama (manual) dikarenakan sistem ini memiliki konsep “First In First Out”
yang dapat menghindari terjadinya penumpukan berkas dan membuat kacau urutan
berkas yang datang.
3. SOP Pengujian Kendaraan Bermotor Uji Pertama dan Mutasi Masuk
Lampiran SOP disahkan oleh Kepala Seksi Pengelola Sarana Transportasi pada tanggal 8
Agustus 2020 dengan Normor SOP 800/14.904
1) Pendaftaran Berkas (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- BLUe dan STNK
2) Pemeriksaan Berkas dan Pembuatan Pertelaan (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Data kendaraan dan komputer
3) Proses Pengujian (30 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Pertelaan, alat uji dan kendaraan
47
4) Penentuan Hasil Uji (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Pertelaan dan ATK
5) Input Database dan Pengarsipan (5 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Kartul induk dan komputer
6) Perhitungan Retribusi dan Pembuatan SKRD (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- SKRD, ATK, dan komputer
7) Penarikan Retribusi dan Pembuatan Bend-26 (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Bendel 26, ATK dan komputer
8) Pengesahan Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUe) (5 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Kartu pintar, kertas pengaman, stiker, dan komputer
9) Penyerahan Hasil Uji (1 menit)
Kelengkapan yang dibutuhkan:
- Hasil uji, rak, almari, dan komputer
C. Bidang Angkutan
Angkutan adalah sarana berupa kendaraan sebagai tempat terjadinya perpindahan
orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Angkutan darat adalah pengangkutan yang diselenggarakan melalui jalur darat dengan
meliputi semua jenis pengangkutan kendaraan bermotor atau tidak bermotor baik itu
pengangkutan barang maupun orang melewati jalan raya
Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau
bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus,
minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara.
48
b. Sistem penggunaan bersamaan yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator dengan rute
dan jadwal yang biasanya tetap. Sistem ini dikenal dengan transit system
Shuttle adalah alat transportasi point to point dari tempat ke tempat yang hanya
memberangkatkan dan atau menurunkan penumpang pada titik atau tempat tertentu
Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,
yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.
1. SOP Angkutan
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Perhubungan kota Semarang Nomor
551.21/6418/VIII/2021 tentang Standar Operasional Prosedur Perijinan Bidang Angkutan.
Pada tahap ini akan mengambil waktu 20 menit untuk memastikan data guna
ditindaklanjuti perizinan bidang angkutan. Apabila berkas disetujui maka akan
keluar form tanda terima persyaratan dan apabila berkas tidak lengkap
dikembalikan di pemohon.
c. Pengajuan Kartu/ Pengawasan Angkutan/ Penumpang Umum
Adapun persyaratan dan kelengkapan yang harus disiapkan sebagai berikut:
• Foto copy STNK dengan menunjukkan STNK asli
• Foto copy Hasil uji kelayakan kendaraan bermotor dan menunjukkan hasil
uji kelayakan kendaraan bermotor
• SK izin trayek kartu pengawasan yang lama
• Surat keterangan dari Organda
Pada tahap ini akan mengambil waktu 15 menit untuk memastikan data guna
ditindaklanjuti perizinan bidang angkutan. Apabila berkas disetujui maka akan
keluar form tanda terima persyaratan dan apabila berkas tidak lengkap
dikembalikan di pemohon.
50
e. Rekomendasi Angkutan Penumpang Umum dan Angkutan Barang Umum
Adapun persyaratan dan kelengkapan yang harus disiapkan sebagai berikut:
• Surat Permohonan dari Direktur/Pimpinan Perusahaan/Koperasi
• Komputer
• Printer
51
35 menit/pemohon untuk memastikan bahwa data untuk ditindak lanjuti Perizinan
Bidang Angkutan dan apabila disetujui dikenakan retribusi sesuai ketentuan.
52
Halaman Sendiri, Pengajuan Parkir Swasta. Berikut penjelasan dari standar operasional
prosedur masing-masing perizinan pengajuan parkir;
53
1. Foto Copy KTP Pemohon
2. Foto Copy KK Pemohon
3. Foto 3x4 Latar Kuning
4. Denah Lokasi
5. Foto Lokasi ter Update
6. Surat Rekomendasi Pasar/Toko/Bangunan yang menjadi lokasi Parkir Khusus Halaman
Sendiri
7. Foto Copy Izin Parkir/KTA yang lama (khusus Perpanjangan)
8. Bukti setoran 1 bulan terakhir (khusus Perpanjangan)
54
7. Polis Asuransi Kehilangan/ kerusakan kendaraan bermotor / Mobil (Perwal No.15 Th
2015 tentang Pelaksanaan Asuransi Parkir Pada Penyelenggaraan Perparkiran Diluar
Ruang Milik Jalan)
8. Foto Copy Izin Parkir/KTA yang lama (khusus Perpanjangan)
9. Bukti setoran 1 bulan terakhir (khusus Perpanjangan)
PARKIR ELEKTRONIK
Parkir Elektronik merupakan inovasi teknologi informasi yang dapat memudahkan
pengemudi dalam melakukan transaksi parkir sehingga tidak perlu menggunakan uang tunai.
Parkir elektronik sudah diterapkan di 34 ruas jalan di Kota Semarang. Parkir elektronik ini
mulai diterapkan di beberapa ruas jalan di Kota Semarang agar pengendara mulai terbiasa
dengan metode parkir Elektronik ini. Metode pembayaran parik elektronik ini juga sangan
mudah dengan menggunakan aplikasi dompet online yang ada di smartpohone. Pembayaran
parkir ini juga bisa menggunakan berbagai macam cara seperti e-wallet, qris, dan m-banking.
55
mudah dengan menggunakan aplikasi dompet online yang ada di smartpohone. Pembayaran
parkir.
selesai
F. Bidang Terminal
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang
digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang
dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Berdasarkan Peratural Walikota
(PERWALI) Kota Semarang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar Operasional
Prosedur. Adapun SOP nya sebagai berikut.
56
jumlah penumpangnya. Proses ini diestimasikan selama 5 menit serta memerlukan kelengkapan
seperti peluit untuk mengarahkan kendaraan serta bolpoin dan buku catatan untuk pencatatan.
57
kios. Proses ini diestimasikan selama 60 menit Setelah diterbitkan surat tersebut, Kasubbag Tata
Usaha dapat menyerahkan kepada Kepala UPTD Terminal yang kemudian bisa ditandatangani
bersama dengan pemohon. Tembusan surat ini disampaikan kepada Kepala Dinas. Proses ini
diestimasikan selama 30 menit.
58
BAB V
HASIL MAGANG 1
Setelah melaksanakan tugas – tugas yang telah diberikan saat proses Magang 1 secara umum
Taruna mendapat pengalaman baru mengenai kegiatan lapangan dan pengetahuan baru mengenai
hal-hal di luar bidang logistik sebagai bidang utama Taruna/i Program Studi Manajemen Logistik
yang tentunya belum pernah didapatkan pada saat di kampus. Kegiatan Magang1 ini Taruna/i fokus
pada tujuan untuk merasakan langsung bagaimana dinamika pekerjaan yang ada di instansi
pemerintahan contohnya administrasi dan kegiatan lapangan. Taruna/i juga menyadari akan
dinamika tersebut dimana nantinya Taruna/i akan mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara di
berbagai daerah yang belum tentu nantinya akan mengerjakan apa yang dibidangi saat di bangku
kuliah. Berikut hasil magang yang di dapatkan Taruna/i program studi Manajemen Logistik di Dinas
Perhubungan Kota Semarang.
A. Bidang ATCS
Pada bidang ATCS, hasil Magang yang didapatkan yaitu dapat mengetahui apa saja
pekerjaan yang ada di bidang ATCS, pada bidang ini Taruna juga belajar tentang hal
administratif pada kegiatan rekap surat masuk dan rekap laporan kegiatan. dan
berkomunikasi yang baik dan efektif kepada masyarakat yakni pada kegiatan membuat
postingan kondisi terkini lalu lintas di kota Semarang. Berikut hasil kegiatan Magang pada
bidang ATCS:
1. Mampu membuat postingan kondisi lalu lintas melalui sosial media, kegiatan ini
dilakukan untuk memberikan informasi terkait dengan kondisi lalu lintas di suatu
simpang. Informasi akan di unggah dan diperbarui setiap 15 sampai dengan 60 menit
sekali. Kegiatan ini diunggah pada media sosial Twitter ATCS Kota Semarang.
2. Mengetahui rekap data surat masuk, kegiatan ini berkaitan dengan surat menyurat yaitu
terkait dengan surat masuk dan keluar yang berhubungan dengan Bidang Lalu Lintas.
Dilaksanakan pendataan surat masuk pada bulan Januari.
3. Mengetahui pelaksanaan penarikan fase lalu lintas sebagai bentuk rekayasa lalu lintas,
pada penarikan ini hanya dilakukan disaat jam puncak kendaraan bermotor yaitu pada
pagi hari pukul 07.00-09.00 dan sore pada pukul 16.00-18.00.
4. Mengetahui rekap laporan kegiatan, pendataan ini dilakukan pada beberapa kegiatan
seperti rekap gaji petugas perbaikan rambu lalu lintas. Pada rekap ini juga dilakukan input
dokumentasi kegiatan terkait dengan laporan kegiatan tersebut.
59
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada bidang ATCS, tentunya sudah dapat
mengetahui kendala apa saja yang sering terjadi pada bidang ATCS. Pada bidang ATCS
sendiri tidak terlalu banyak kendala yang terjadi, kendala ini bukanlah kendala yang tidak
dapat diatasi. Adapun kendala tersebut merupakan suatu tantangan untuk pemecahan
masalah kedepannya. Kendala yang ada pada bidang ATCS adalah adanya kecelakaan pada
titik simpang tertentu yang merupakan titik blackspot. Kendala tersebut tentunya sudah dapat
teratasi dengan mengubah kondisi jalan yang mulanya berupa tanjakan dan turunan menjadi
jalan datar. Tidak hanya itu, adanya kendala layar mati juga dapat menghambat kinerja saat
pemantauan lalu linta di berbagai simpang. Tidak semua Layar yang berada di ruang ATCS
menyala, hal tersebut tentunya sudah diklarifikasi bahwa layar tersebut rusak. Untuk
menyelesaikan hal tersebut maka masalah ini dapat selesai dengan adanya perawatan kamera
ATCS pada simpang yang harus dilaksanakan secara rutin.
61
D. Bidang pengendalian dan penertiban
Pada bidanag pengendalian dan penertiban secara umum kegiatannya adalah di
lapangan. Kegiatan - kegiatan di lapangan secara tidak langsung memberikan pelajaran dan
pengalaman mengenai bagaimana kondisi aktual yang dihadapi seorang pegawai dalam
melayani dan mengatur masyarakat serta mengevaluasi kebijakan - kebijakan yang sudah
diterapkan. Dengan begitu, Taruna belajar untuk tegas dalam menjalankan tugasnya. Berikut
hasil kegiatan Magang pada bidang pengendalian dan penertiban.
1. Pengalaman Pengaturan parkir, kegiatan ini dilaksanakan dengan penjagaan di beberapa
titik. Selanjutnya apabila terdapat parkir liar segera akan dilaksanakan pemberitahuan atau
himbauan untuk memindahkan kendaraan ke tempat parkir yang semestinya.
2. Kemampuan untuk memberi pengertian kepada masyarakat, kegiatan ini dilaksanakan pada
saat dilakukan penutupan jalan yang tentunya masih ada masyarakat yang menerobos atau
belum mengetahui tentang adanya penutupan jalan. Oleh karena itu, di samping menjaga lalu
lintas juga memberi pengertian kepada masyarakat terkait dengan penutupan jalan.
3. Pengalaman mengatur lalu lintas Ketika adanya kegiatan yang berdampak pada lalu lintas.
kegiatan ini meliputi pengalihan arus lalu lintas. Pengalihan ini dilaksanakan saat adanya
penutupan jalan, sehingga perlu personil untuk mengarahkan dan mengatur lalu lintas.
E. Bidang parkir
Pada kegiatan Magang1 pada bidang parkir dapat didapatkan hasil yaitu mengetahui
bagaimana cara berinteraksi yang baik di bagian pelayanan masyarakat umum serta Taruna
belajar untuk tegas dalam menjalankan tugas sebagai penindakan parkir bagi pengendara
dan juru parkir. Taruna/i memperoleh pengalaman bagaimana menghadapi masyarakat
berbagai kalangan, menerapkan ilmu tentang berkomunikasi yang baik yang telah dipelajari
selama perkuliahan di kampus. setelah memperoleh pengalaman secara umum yang telah
dijelaskan, di bidang parkir juga memperoleh pengalaman dengan melaksanakan kegiatan
yang diikuti oleh Taruna Magang di antara lain :
1. Pengalaman penertiban parkir, dilaksanakan saat penertiban parkir angkutan barang liar di
ruas jalan. Selain itu, penertiban parkir juga dilaksanakan pada beberapa acara besar yang
ada di Semarang serta penertiban di suatu sekolah di Semarang.
62
2. Peninjauan lokasi Parkir Elektronik, kegiatan ini dilaksanakan pada beberapa titik parkir.
Hal terkait tinjauan yaitu seperti kesesuaian titik parkir jukir dengan data yang disetor ke
Dinas Perhubungan dan pengecekan aplikasi PARKEE.
3. Wawancara Juru Parkir Elektronik, kegiatan ini dilaksanakan untuk meninjau penggunaan
aplikasi PARKEE yang dimiliki oleh jukir. Selain itu, juga dilakukan tanya jawab terkait
dengan pendapatan per hari serta target jumlah uang yang harus diperoleh setiap harinya.
4. Mengetahui teknis pelaporan hasil retribusi pada aplikasi PARKEE, pelaksanaan pelaporan
langsung dapat dilaporkan ke Bank Jateng. Teknis pelaporan hasil retribusi pada aplikasi
PARKEE ini berakhir setiap harinya maksimal jam 00.00 WIB.
5. Melaksanakan kegiatan penindakan parkir liar dan mengetahui teknis penindakan parkir liar.
Penindakan parkir ini dilaksanakan gabungan dengan pihak kepolisian. Pada penertiban
tersebut diminta STNK dan apabila pengemudi tidak menyertakan maka akan dilakukan
pencopotan plat nomor kendaraan.
Banyaknya titik parkir yang terdapat di Kota Semarang tentunya akan berdampak
pada munculnya masalah. Salah satu masalah yang di hadapi pada Bidang Parkir adalah
pelanggaran izin parkir oleh juru parkir, seperti penambahan lahan parkir tanpa izin. Hal ini
dapat dipecahkan dengan memberikan sanksi berupa denda ataupun pencabutan izin apabila
juru parkir tersebut sudah sempat terdaftar sebagai juru parkir resmi. Selain itu, masalah
yang sering terjadi adalah rendahnya kesadaran membayar parkir secara elektronik atau
cashless. Hal ini terus dilakukan sosialisasi guna memberantas hal tersebut dan juga
peninjauan langsung pada titik parkir guna mengecek penggunaan aplikasi PARKEE.
F. Bidang Terminal
Pada umumnya kegiatan yang dilakukan pada bidang terminal adalah adiministratif
dimana Taruna melakukan tugas scan dokumen retribusi terminal untuk angkutan dan kios.
Dokumen tersebut diperuntukkan sebagai laporan pertanggungjawaban UPT Terminal di
lingkungan Dinas Perhubungan Kota Semarang. Dengan hal ini, Taruna mengetahui proses
pembuatan laporan pertanggungjawaban di suatu instansi. Berikut hasil Magang pada
bidang terminal:
1. Mengetahui pelaporan retribusi angkutan dan kios, pelaporan retribusi dilaksanakan 1 bulan
sekali dengan mengumpulkan struk pembayaran kios dan kemudian ditempel. Selanjutnya
dilakukan scan dokumen dan juga foto copy untuk dijadikan arsip.
2. Mengetahui kegiatan yang terdapat pada terminal, Terminal Gunung Pati dan Terminal
Cangkiran merupakan terminal yang termasuk dalam klasifikasi terminal tipe C yang
berfungsi untuk pelayanan kendaraan penumpang umum untuk angkutan pedesaan.
63
Pelayanan yang dimaksud adalah tempat untuk naik turun penumpang, tempat untuk
peristirahatan sementara angkutan umum atau tempat untuk parkir menunggu
keberangkatan. Fokus atau kegiatan utama dalam bidang terminal yaitu pemantauan kondisi
dan situasi di lingkungan terminal dan angkutan di terminal meliputi BRT, MPU, Bus Kecil,
Bus Sedang, penarikan retribusi kios dan MPU, Bus Kecil, dan Bus Sedang.
3. Mampu endokumentasi pencetakan hasil retribusi dari kendaraan yang masuk ke terminal.
Dokumentasi retribusi dari kendaraan yang masuk ke terminal ini merupakan retribusi untuk
MPU, Bus Kecil, dan Bus Sedang. Tujuan dari pendokumentasian ini agar administrasi
retribusi terminal memiliki bukti fisik yaitu berupa soft copy ataupun hard copy sehingga
apabila terdapat pemeriksaan, dokumentasi berupa soft copy ataupun hard copy ini bisa
menjadi bukti administrasi pada bidang terminal.
4. Mampu mencetak bukti pembayaran retribusi kios pada terminal terboyo dan Gunung
Pati.Selain retribusi dari kendaraan yang masuk pada terminal, retribusi juga harus
dibayarkan oleh pemilik kios di lingkungan terminal dikarenakan pemilik kios merupakan
pengguna fasilitas yang ada di terminal.
5. Mem-foto copy bukti pembayaran retribusi kios dari terminal terboyo dan gunung pati.
Selain dokumentasi berupa scan, dokumentasi hard copy berupa foto copy juga digunakan
sebagai cadangan apabila bukti retribusi hilang atau rusak.
7. Meninjau salah satu rute yang digunakan Bus Rapid Transit & dan Fedeer Kota Semarang.
Pada kegiatan ini dilaksanakan peninjauan trayek menuju terminal Gunung Pati dari
Terminal Cangkiran. Awalnya dilakukan pembelian tiket dan masuk ke BRT. Selanjutnya,
berhenti pada shelter untuk menaiki Feeder sampai dengan Terminal Gunung Pati.
Dari banyaknya kegiatan, tentu memiliki beberapa permasalahan yang sering terjadi
yaitu angkutan umum yang tidak mau masuk ke terminal dengan alasan tidak mau membayar
retribusi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pencabutan izin trayek. Tidak hanya
itu adanya masalah rusaknya e-money juga berdampak pada proses pembayaran. Masalah ini
hanya dapat diperbaiki dengan melakukan perawatan rutin terhadap alat tersebut. Selain itu,
banyaknya perusahaan bus yang sering menurunkan penumpang dipinggir jalan tidap pada
64
tempatnya sehingga dapat menyebabkan kemacetan. Hal ini sering dilakukan penertiban oleh
Bidang DALTIB guna memberantas masalah tersebut.
Terminal terboyo terletak di Terboyo Wetan, Kec. Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah. Terminal
Terboyo merupakan terminal tipe c, lokasinya berdampingan dengan fasilitas parkir angkutan
barang. Menurut keterangan pegawai terminal, fasilitas parkir angkutan barang di Terminal Terboyo
terbilang cukup ramai dimanfaatkan bagi sopir – sopir angkutan barang untuk beristirahat dan
bongkar barang. Selain itu, di sekitar area Terminal Terboyo terdapat perusahaan angkutan logistik
yang cukup besar di Kota Semarang yakni PT. Siba Surya. Perusahaan ini memiliki unit yang
terbilang banyak dan juga memanfaatkan lahan parkir Terminal Terboyo sebagai tempat parkirnya.
kami berpandangan bahwa, Terminal ini memiliki potensi menjadi terminal angkutan barang karena
lokasinya yang berada pada jalur pantura, area industri, dan dekat dengan Pelabuhan Tanjung Emas.
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang terletak di Jl. Coaster No. 10A, Semarang, Jawa Tengah yang
mana berjarak kurang lebih 5 KM dari Terminal Terboyo.
Selain dekat dengan Pelabuhan, Terminal Terboyo terletak pada jalur pantai utara yang mana banyak
dilewati oleh angkutan barang yang berasal dari arah Jakarta menuju daerah Jawa tengah hingga
Jawa timur dan sebaliknya. angkutan barang tersebut dapat memanfaatkan fasilitas parkir yang ada
untuk beristirahat dan membongkar serta memuat barang sehingga tidak mengganggu lalu lintas di
Kota Semarang apabila membongkar barang pada tepi jalan.
Selanjutnya, Kota Semarang terdapat 9 (sembilan) kawasan Industri tersebut adalah kawasan industri
Wijayakusuma, Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Industri Lamicitra Nusantara, dan Kawasan
Industri Bukit Semarang Baru, Lingkungan industri Kecil Bugangan Baru, Kawasan Industri Guna
Mekar Tambak Aji, Kawasan Industri Candi, Kawasan Industri Tugu, dan Kawasan Industri Sinar
65
Centra Cipta. Dengan adanya 9 kawasan industri ini tentunya penting adanya terminal barang di Kota
Semarang dengan memanfaatkan lahan yang sudah ada yakni fasilitas parkir Terminal Terboyo.
Terminal ini dapat menjadi tempat konsolidasi dan cross-docking barang supaya angkutan barang
yang berukuran besar tidak menambah beban lalu lintas Kota Semarang sehingga menimbulkan
kemacetan. Berikut gambar yang menunjukkan lokasi salah satu Kawasan industri di Semarang
menuju Terminal Terboyo.
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil laporan magang 1 diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan magang yang
dilaksanakan oleh 12 Taruna/i Prodi D-III Manajemen Logistik selama satu bulan terlaksana
dengan baik. Tempat dan waktu pelaksanaan yaitu Dinas Perhubungan Kota Semarang yang
beralamat di Jl. Tambak Aji Raya No.5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50185. Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 6 Maret 2023 sampai 31 Maret
2023.
Adapun beberapa hal yang kami dapatkan sebagai taruna yang bergelut di bidang Logistik
lebih ke pengalam baru bagaimana kerja di Dinas Perhubungan di berbagai Bidang. Dimana
dalam hal ini dibimbing oleh semua belah pihak di bidang masing-masing. Adapun bidang-
bidang tersebut yaitu :
1. Bidang ATCS, pada bidang ini tugas yang diberikan oleh instansi yaitu
pemantauan terhadap kondisi lalu lintas, tarikan lalu lintas serta posting berita
terkini melalui media sosial Dishub Kota Semarang. Masalah yang ditemui pada
bidang ini yaitu kondisi model jalan yang tidak memadai dan beberapa layar
monitor mati sehingga pemantauan arus lalu lintas, daerah blackspot, dan
simpang tidak maksimal.
2. Bidang Pengujian, pada bidang pengujian secara umum kegiatannya dibagi
menjadi dua kelompok kegiatan yaitu pada bagian administrasi dan bagian
lapangan mengamati serta ikut membantu para penguji dalam proses pengujian
kendaraan. Terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat pelayanan
pengujian kendaraan bermotor. Beberapa konsumen tidak mengetahui mengenai
tata cara proses pengujian kendaraan bermotor contohnya dokumen yang perlu
disiapkan, kemudian petugas administrasi rawan kesalahan dalam penyerahan
berkas uji kir ke konsumen.
3. Bidang Angkutan, pada bidang angkutan tugas yang diberikan pada dasarnya
adalah di bidang angkutan penumpang dalam trayek. Dalam hal ini Kota
Semarang yang memiliki bus andalan Kotanya yaitu Bus Tingkat (Si Denok, Si
Kuncung dan Si Kenang). Disini Taruna/i diarahkan untuk ikut serta mencoba
menaiki bus tingkat sekaligus membantu pelaksanaan tour wisatawan yang
biasanya anak sekolahan.
67
4. Bidang Daltib, pada bidang pengendalian dan penertiban ini tugas yang
diberikan dominan dilaksanakan di lapangan. Adapun tugasnya seperti
membantu pengendalian lalu lintas akibat adanya acara HUT Kota Semarang
maupun acara DUGDERAN yang digelar oleh Kota Semarang. Kendala yang
didapatkan selama pada bidang Daltib yaitu kurangnya pemahaman masyarakat
khususnya pengendara angkutan barang yang parkir liar di jalan Yos Sudarso.
5. Bidang Parkir, pada bidang parkir Taruna/i diarahakan untuk melaksanakan
kunjungan langsung ke lapangan untuk melihat langsung pelaksanaan parkir
elektronik di beberapa titik lokasi parkir. Berdasarkan pengamatan kendala yang
didapatkan yaitu juru parkir melanggar perizinan pengelolaan lahan parkir yang
tidak sesuai secara administrasi, kemudian pelaksanaan parkir elektronik belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan akibat kesadaran sebagian pengguna jasa
membayar dengan tunai.
6. Bidang Terminal, pada bidang terminal Taruna/i diarahkan untuk mengenal
bagaimana kinerja pelayanan Bus di terminal. Selain itu Taruna/i dapat
merasakan langsung mencoba Bus Trans Semarang termasuk Bus Feeder yang
tersedia di Kota Semarang. Kendala yang diamati yaitu angkutan umum
terkadang tidak masuk ke terminal untuk menghindari tarif retribusi, adanya
praktik calo pada PO Bus yang terjadi diluar terminal sehingga dapat
mengganggu lalu lintas, dan pada bidang logistik alat tap emoney di Terminal
Terboyo masih dalam perbaikan sehingga menghambat kinerja operasional dan
dialihkan ke Terminal Gunung Pati.
Terkait dengan bidang-bidang tersebut secara rinci sudah dijelaskan diatas. Adapun
kendala-kendala yang dihadapi juga sudah disampaikan pada laporan ini. Laporan
ini disusun lebih ke laporan kegiatan yang diberikan pihak dishub kepada Taruna/i.
Tambahan-tambahan kegiatan diluar bidang seperti diikutsertakan dalam penjagaan
lalu lintas akibat adanya kegiatan seperti HUT Kota Semarang dan Dugderan juga
telah disampaikan.
Sehingga dalam hal ini berdasarkan uraian dalam Laporan Magang, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam dunia kerja diperlukan penyesuaian, tanggung jawab,
ketelitian, kesabaran yang tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan. serta dapat
menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu.
68
B. Saran
2. Bagi Taruna/i
• Taruna/i harus mampu menjadikan ilmu baru sebagai pengalaman yang
berguna untuk kedepannya saat memasuki dunia kerja
• Taruna/i diharapkan mampu bertanggung jawab saat melakukan kegiatan
ataupun selalu mentaati peraturan dan menyesuaikan di berbagai bidang
yang diberikan pada pihak dinas.
• Bagi Kampus 1. Untuk pelaksanaan magang kedepannya dari pihak
kampus diharapkan lebih memberikan bekal atau pengetahuan kepada
Taruna/i mengenai praktek dilapangan sehingga Taruna/i dapat lebih
maksimal dalam pengaplikasiannya dilapangan saat diberikan tugas oleh
instansi.
4. Bagi Instansi Tempat Magang
• Bidang ATCS
Pada bagian ini saran yang dapat disampaikan adalah ketika sistem atcs
tidak berfungsi dengan baik yang mana proses pemantauan menjadi kurang
disarankan untuk segera memperbaikinya, dikarenakan masih banyak lalu
lintas yang terpasang kamera atcs yang kameranya mengalami gangguan
dan bahkan mati.
• Bidang Pengujian
Pada bagian ini saran yang dapat disampaikan adalah pada tempat dokumen
dihantarkan. Pada saat kendaraan sudah selesai diujikan jarak tempat
pencetakan kartu uji dengan bagian administrasi cukup memakan waktu
perkerja, meski masih dalam satu gedung namun alangkah lebih baik jika
lokasinya lebih diperdekat agar lebih menghemat waktu dan pelayanan
terhadap jasa pengujian dapat diterima oleh masyarakat secara cepat dan
Efisien.
• Bidang Angkutan
Pada bagian angkutan yang menjadi perhatian lebih kepada prasarana
jalannya. Tidak tersedianya jalan khusus angkutan umum menjadikan tidak
terdapat hak istimewa angkutan umum yang beroperasi dikarenakan jika
69
jalanan padat maka transportasi ini akan ikut bersamaan di tengah kepadatan
lalu lintas.
• Bidang D ALTIB
Pada proses penertiban gabungan yang sempat dilakukan pihak dishub
dengan pihak kepolisian dan lainnya yang mempunyai kewenangan dengan
jalan memang sangat baik dilakukan. Namun melihat fakta di lapangan
ketika keesokan harinya saya melewati jalanan yang sama itu masih saja
terdapat sopir yang memarkirkan kendaraannya di kawasan bebas parkir
tersebut. Bukan semata-mata mereka ingin melanggar namun dalam kasus
ini tidak ditemukan rambu yang menunjukkan bahwa daerah tersebut
dilarang melakukan parkir sehingga masih saja kendaraan yang berderet
parkir ditempat tersebut.
• Bidang Parkir
Pada bidang parkir adapun hal yang menjadi perhatian adalah pada sistem
pembayarannya. Lebih disosialisasikan lagi penggunaannya kepada
masyarakat. Selain itu pembayarannya ditambah lagi dengan penggunaan
Tapcash selain menggunakan bercode.
• Bidang Terminal
Pada bidang terminal adapun yang menjadi perhatian kami sebagai prodi
yang bergelut di bidang logistik adalah pada terminal barang di Terboyo.
Jika pemanfaatan terminal tidak dilaksanakan secara maksimal dalam hal
ini dapat memanfaatkan lokasi yang ada sebagai tempat konsolidasi muatan
maupun sebagai tempat crossdocking.
70
DAFTAR PUSTAKA
Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
71
LAMPIRAN
72
Kegiatan Magang
73
74
Paparan Hasil Magang
75
Lampiran 2. Form Penilaian Instansi
76
Lampiran 3. Form Daftar Hadir
77
Lampiran 4. Form Laporan Kegiatan Harian Magang
78
79
80
Lampiran 5. Form Asistensi Bimbingan Magang
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERHUBUNGAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI
FORMULIR DAFTAR HADIR
KODE
PRAKTEK KERJA LAPANGAN - MAGANG
FR 02'030
Tanggal Berlaku : 31 Agustus 2020 Revisi : - Hal. : 1 / 1
DAFTAR HADIR
PRAKTEK KERJA LAPANGAN - MAGANG
NAMA : Yohanes Putu Adi Putra Jaya
NOTAR : 2002024
PROGRAM STUDI : D-III Manajemen Logistik
TEMPAT PRAKTEK KERJA : LAPORAN UMUM MAGANG 1 DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG
DOSEN PEMBIMBING : Nengah Widiangga Gautama, S.T., M.T.
Asistensi Hari / Tanggal Materi Perbaikan Hasil Perbaikan
Ke -
1 Kamis, 30 Merapikan Format Laporan Format laporan sudah dirapikan
Perbaikan telah dilaksanakan
Maret 2023 Pengecekan penulisan yang sesuai EYD
Pengecekan penulisan dan tanda baca telah
Konsistensi penulisan maupun tanda baca dilakukan
Telah ditambahkan isi terkait pemecahan
Kelengkapan data kendala pada Bab V
Rekomendasi penambahan isi pada hasil magang
2. Jumat, 7 April Perbaiki nomer halaman di Daftar Isi Daftar Isi telah diperbaharui
2023 Perbaiki spasi antara Bab dan Subbab untuk Spasi antar subbab telah diperbaiki
menghemat halaman Bullet/numbering sudah diubah agar seragam
Cek penomeran lewat bullet/numbering
3. Sabtu, 7 April Cek lagi Daftar Tabel masih ada error Perbaikan selesai, siap diujikan
2023 Bullet/numbering masih ada yang terlewat
Lembar Pengesahan direvisi
81
Lampiran 5. Form Penilaian Kondite Magang
82