Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Cakrawala
Jurnal Cakrawala
1 Maret 2020
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314
Akreditasi Ristekdikti,No: 21/EKPT/2018
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala
Cara Sitasi: Intan L, Susilowati, Dhefine A, Chepy N, Asriyani S, (2020) Respon Krisis PT Garuda Indonesia
Pada Kasus Postingan Menu Rius Verandes 20 (1), 83-89 https://doi.org/10.31294/jc.v19i2
Abstract - Crisis is negative phenomenon that can occur in any company or organization, anytime and anywhere.
The crisis has the potential to be highlighted by the mass media On the other hand, mass media can shape public
perceptions according to their wishes. Therefore, companies must understand how the media works. A company's
reputation depends on the speed of its response. The purpose of this study is to develop an in-depth description of
the crisis response undertaken by Garuda Indonesia in response to Youtuber's post, Rius FernandesThis research
method uses descriptive qualitative method with news content analysis method in several online media. The crisis
response strategy provided by the Situational Crisis Communication Theory (SCCT) as a theoretical basis explains
that in the Garuda Indonesia crisis response category in dealing with this problem, public communication
management can be said to be inappropriate. The inability to manage a crisis that is quite small in scale (an
imperfect product) caused the airline to suffer a multiplier loss due to a series of crises after which YouTuber
posted.
bahwa sebenarnya sebuah krisis tidak dipicu oleh dibuat oleh praktisi Public Relations. SCCT
sebuah peristiwa, melainkan dari penanganan mengantisipasi reaksi publik terhadap krisis yang
peristiwa tersebut, termasuk bagaimana interpretasi dapat mengancam reputasi organisasi ((Purworini,
dan reaksi publik dan manajemen terhadap peristiwa D., Kuswarno, E., Hadisiwi, P., & Rakhmat, 2017).
itu. krisis dapat diterjemahkan sebagai sesuatu
yang datang secara tiba-tiba dan menghadirkan Coombs menyimpulkan bahwa atribusi tentang
ancaman bagi organisasi. Krisis belum tentu penanggung jawab krisis berada pada level sangat
merupakan peristiwa bencana, tetapi sebuah rendah terjadi pada klaster korban. SCCT
peristiwa yang tersisa dari proses bisnis dan menerjemahkan teori atribusi kepada bahasa
rutinitas biasa yang dapat menyebabkan kerusakan komunikasi krisis sebagai dasar teori (Coombs,
reputasi, operasional, atau finansial yang 2007). Hal penting pada teori ini adalah
signifikan. penekanannya pada upaya melindungi publik dan
stakeholder dari kerugian dan kerusakan daripada
Situasi krisis dalam sebuah organisasi merupakan hal melindungi reputasi organisasi (Kriyantono, 2015).
yang biasa terjadi. Krisis bersifat tibatiba dan tidak Coombs mengatakan bahwa ada pendekatan tiga
dapat di prediksi. Akan tetapi, situasi krisis dapat tahap atau “Three-staged Approach” dalam
dimanfaatkan untuk meningkatkan reputasi komunikasi krisis, yaitu Pre Crisis (sebelum krisis),
organisasi atau perusahaan menjadi lebih baik di mata Crisis Event (saat krisis terjadi), dan Post Crisis
publik apabila organisasi tersebut memiliki (setelah krisis).
manajemen krisis yang baik. Tetapi, apabila
manajemen krisis dari organisasi atau perusahaan METODE PENELITIAN
tersebut buruk, reputasi perusahaan akan menurun
dan berdampak buruk bagi publik dan stakeholder- , Penelitian ini menggunakan pendekatan
nya (Fearn-banks, 2011). kualitatif Deskriptif dengan metode analisis isi
berita pada beberapa media online. yakni menurut
Postingan Rius Vernandes membuat PT Garuda Pawito pendekatan dalah Kesimpulan yang
Indonesia harus memberikan respon. Menurut dihasilkan pada umumnya tidak dimaksudkan
Reynolds & Seeger dalam (Purworini, D., Kuswarno, sebagai generalisasi, tetapi sebagai gambaran
E., Hadisiwi, P., & Rakhmat, 2017) menjelaskan interpretatif tentang realitas atau gejala yang
bahwa masyarakat dan stakeholder mengharapkan diteliti secara holistik dalam setting tertentu.
sebuah respon organisasi yang baik. Respon yang Berdasarkan tataran atau cara menganalisis data,
tidak jelas tidak akan ditoleransi karena akan merusak penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
reputasi organisasi. Selain itu, Benoit (1997) juga deskriptif. Dengan analisa dari beberapa berita
meyakini bahwa untuk bertahan hidup, organisasi pada media online resmi yang terkait dengan kasus
sangat tergantung pada kecepatan responnya (Ki, E., Garuda Indonesia dan Youtuber, Rius Vernandes.
& Nekmat, 2014). Berdasar pada pernyataan diatas, Pencarian berita dilakukan menggunakan kata
peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisa kunci tertentu melalui portal berita. Tujuan
respon komunikasi krisis yang dilakukan oleh PT penelitian ini adalah untuk mengembangkan
Garuda Indonesia Menggunakan Situational Crisis deskripsi yang mendalam tentang respon krisis
Communication Theory (SCCT). yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.
Situational Crisis Communication Theory (SCCT) Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan
digagas oleh Timothy W. Coombs dan Sherry J. Indonesia yang berkonsep sebagai fullservice
Holladay sejak tahun 1995. Teori SCCT ini dapat airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat
digunakan untuk menjelaskan reaksi publik terhadap ini Garuda Indonesiamengoperasikan 82 armada
sebuah krisis dan strategi krisis (crisis response) yang untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute
internasionaltermasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap
Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). menjaga kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan
Sebagai pelopor maskapai nasional yang didirikan bahwa PT Garuda Indonesia berupaya menjamin
pada tahun 1949, Garuda Indonesia menambahkan keamanan
kembali tagline “The Airline of Indonesia” d) keselamatan dan kenyamanan pelanggan.
sebagai penanda kepeloporan dan identitas e) Integrity: Insan PT Garuda Indonesia harus
maskapai pembawa bendera bangsa (flag carrier) menjaga harkat dan martabat serta
di tengah persaingan industri penerbangan yang menghindarkan diri dari perbuatan tercela
semakin ketat baik di tingkat nasional dan yang dapat merusak citra profesi dan
khususnya di tingkat internasional. Dengan tagline perusahaan. Hal ini didasari keyakinan
ini, Garuda Indonesia semakin memantapkan bahwa PT Garuda Indonesia berupaya
posisi menuju maskapai kelas dunia. menjamin layanan dan relasinya dengan
pelanggan berjalan bersih secara hukum dan
a. Visi dan Misi Garuda Indonesia moral.
Kominfo
atau lainnya, justru Rius diminta untuk mengulas memberikan citra yang positif di mata khalayaknya,
kembali pelayanan Garuda Indonesia. terutama untuk memuaskan pelanggan yang selalu
setia terbang menggunakan jasa penerbangan Garuda
Ari Askhara memberikan tiket gratis untuk Rius Indonesia dalam menomersatukan pelayanan.
mengulas kembali tentang Garuda. Ia juga meminta
kritik dan masukan dari para pengguna lain untuk Selain itu juga PT Garuda Indonesia selalu
meningkatkan fasilitas dan layanan mereka. Tak menciptakan hubungan yang baik antara
hanya itu, Rius dan kekasihnya juga akan diajak pihak internal, diantaranya selalu melakukan
untuk melihat langsung pelatihan yang dilakukan komunikasi yang baik antara karyawan dengan
Garuda Indonesia kepada para awak kabin di Garuda pimpinan, serta saling mendukung antara unit yang
Indonesia Training Center. satu dengan yang lainnya dalam membangun Citra
Garuda Indonesia. Sedangkan eksternalnya Garuda
b. Serikat Karyawan Garuda Indonesia Indonesia selalu menjalin hubungan baik dengan
(Sekarga) mencabut laporannya pihak luar dan stakeholdersnya, diantaranya Humas
Garuda Indonesia selalu mengadakan kerja sama
Kasus maskapai Garuda Indonesia denganYouTuber dengan perusahaan lain. Selain itu juga pihak humas
bernama Rius Vernandes dan Elwiyana Monica telah Garuda Indonesia selalu menjaga hubungan baik
berujung damai saat bertemu pada tanggal 19 Juli dengan pers dan juga kepada publik,terutama
2019. Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara pelanggan. Misi Inilah yang dijalankan PT. Garuda
telah memastikan persoalan laporan dari Serikat Indonesia guna terciptanya citra yang positif dimata
Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mengenai khalayaknya, Sebagai Penerbangan no satu di
unggahan Rius sepakat dicabut. Indonesia yang berdaya saing Internasional.
c. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pada kasus ini, Krisis karena persepsi publik. Karena
menyatakan tetap terbuka terhadap kritik. ketidakmampuan mengelola krisis pertama melalui
komunikasi publik yang baik, maskapai Garuda
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tetap terbuka Indonesia mendapatkan persepsi yang negatif dari
terhadap kritik setelah kasus laporan pencemaran publik. Garuda Indonesia telah melakukan hal yang
nama baik atas unggahan Youtuber Rius Vernandes bertentangan dengan keinginan publik. Garuda
yang kemudian sepakat untuk diselesaikan secara Indonesia dinilai publik terkesan anti kritik karena
kekeluargaan. keputusan larangan mengambil foto dalam kabin
pesawat dan melaporkan dua pelanggannya ke polisi.
d. PT. Garuda Indonesia memperbolehkan Akibatnya, citra dan reputasi perusahaan menjadi
penumpang tetap dapat mengambil gambar buruk.
di pesawat baik itu swafoto dan aktivitas
lainnya Solusi yang harus dilakukan adalah dengan merespon
hal tersebut dengan penuh kebijaksanaan. Semestinya
Vice President Corporate Secretary Garuda Garuda sejak awal memberi informasi tentang tidak
Indonesia, M. Ikhsan Rosan mengungkapkan, adanya penggunaan HP atau kamera dalam pesawat,
penumpang tetap dapat mengambil gambar di sebelum pesawat lepas landas. Bisa saat penumpang
pesawat baik itu swafoto dan aktivitas pengambilan mengkonfirmasi keberangkatan, atau melalui surat
gambar lainnya, “selama memperhatikan dan tidak elektronik.
mengganggu kenyamanan dan privasi penumpang
lainnya”, jelas dia dalam keterangan tertulis. Penelitian ini hanya menemukan 4 dari 10 kategori
respon krisis SCCT yang digunakan oleh PT Garuda
3. Komunikasi Krisis Situasional Garuda Indonesia, yakni, excuse, justification, compensation
Indonesia dan apology. Excuse, Justification, Compensation,
Setelah tingkat tanggung jawab krisis dan ancaman Apology. Kategori strategi deny (attack the accuser,
reputasi telah ditentukan, SCCT memberikan denial, dan scapegoat) tidak ditemukan dalam
landasan teoretis kepada para manajer krisis untuk penelitian ini karena sejak awal pemberitaan.
respons krisis strategis mereka. Daftar SCCT untuk
menanggapi krisis mengasumsikan bahwa organisasi 1. Kategori Excuse
telah menerima beberapa tingkat tanggung jawab atas
krisis.
Excuse merupakan kategori dimana perusahaan
SCCT digunakan untuk mengukur reputasi berusaha untuk meminimalkan tanggung jawab dari
perusahaan selama krisis. Pada kasus garuda peristiwa - peristiwa pemicu krisis (Coombs, 2007).
Indonesia yang menjadi perusahaan airlines yang Indikator dari excuse berupa pernyataan ataupun
cukup ternama. PT Garuda Indonesia selalu sikap yang ditunjukkan oleh perusahaan dengan
berdalih. Selain itu, perusahaan juga menyatakan
Intan Leliana1, Susilowati2, Dhefine Armelsa3, Chepy Nurdiansyah4, Asriyani Sagiyanto5
86
127
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 20 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314
Berdasarkan temuan penelitian pada pemberitaan PT Dalam kasus ini, kategori yang paling efektif untuk
Garuda Indonesia melakukan tindakan justification menyelesaikan kasus Postingan Menu PT Garuda
untuk menyelesaikan krisisnya. Melalui melaporkan indonesia
kedua youtuber atas pencemaran nama baik, tapi adalah kategori apology. Hal ini dikarenakan, adanya
beberapa waktu kemudian karena banyaknya kritika krisis ini disebabkan oleh kelalaian perusahaan yang
atas hal tersebut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk awalnya tidak disadari. Oleh sebab itu, tidak ada jalan
tetap terbuka terhadap kritik setelah kasus laporan lain selain meminta maaf dan menerima kenyataan
pencemaran nama baik atas unggahan Youtuber Rius serta mengambil tanggung jawab penuh atas krisis
Vernandes yang kemudian sepakat untuk ini. Kategori apology sendiri biasa dilakukan pada
diselesaikan secara kekeluargaan. jenis krisis besar yang tergolong accidental cluster
yaitu krisis terjadi
3. Kategori Compensation karena ketidak sengajaan dan preventable cluster
Compensation Merupakan strategi respon krisis yaitu, krisis terjadi karena human error. Tindakan ini
SCCT yang ke-enam. Dalam kategori ini, perusahaan sering digunakan sebagai strategi terakhir jika suatu
memberikan kompensasi sebagai bentuk tanggung perusahaan tidak mampu mengatasi krisis
jawab (Coombs, 2007). Strategi ini efektif digunakan yang terjadi. Beberapa penelitian juga menawarkan
bagi perusahaan dengan kategori besar. apology (permintaan maaf) karena dianggap lebih
efektif untuk membangun kembali reputasi daripada
Indikator dalam kategori compensation adalah strategi deny (menyangkal) ataupun diminish
perusahaan menawarkan uang atau hadiah bagi para
korban (Coombs, 2007). Dalam kasus ini, bentuk
126
89 Respon Krisis PT Garuda Indonesia Pada Kasus