You are on page 1of 10

Makalah

Kebenaran AL-Qur`AN Dan Ipteks


Dosen Pengampu:
Afdal, S.Ud, M.PI

Disusun Oleh:
Jimmy Ray Ostar (210102074)
Tomy Natanoel Manalu (210102101)
Natanael Moody Simatupang(210102064)

Prodi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Riau
2022/2023
Al-Qur`an dan Ilmu Pengetahuan

Islam adalah hidayah Allah, agama semua nabi, dan kitab suci Al-Quran adalah
sumber utama ajaran Islam yang dianut oleh hampir seperempat penduduk dunia hari ini.
Tidak ada satu buku dan kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal di seluruh dunia serta
dikaji dari berbagai perspektif keilmuwan melebihi Al-Quran. Sumber Al-Quran sama
dengan sumber Taurat, Zabur, Injil dan suhuf-suhuf yang lainnya, yaitu Allah SWT, Tuhan
Yang Esa.

Al-Quran menyuruh manusia belajar dari sejarah dan mengambil perbandingan dari
kejayaan dan kejatuhan umat-umat terdahulu dalam rangka menghadapi masa depan. Pesan-
pesan samawi dalam Al-Quran sejalan dengan semua tingkatan perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban. Umat Islam di masa lalu mencapai zaman kejayaan dan menjadi
trendsetter kemajuan peradaban dunia dalam abad 7 - 13 M adalah karena mengamalkan Api
Islam, menurut istilah Presiden RI Pertama Soekarno, yang bersumber dari Al-Quran.

Al-Quran mendorong manusia agar


mengembangkan kemampuan berpikir seimbang
dengan kemampuan berzikir, mengingat Allah.
Al-Quran menginspirasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan mengajarkan peran dan
tanggungjawab manusia yang diberi amanah ilmu.
Al-Quran sebagai pedoman hidup (manhaj al-
hayah) menuntun umat manusia agar memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ada empat fakta seputar Al-Quran sesuai surat Al-Israa [17] ayat 105 dan Al-Hijr
[15] ayat 9 sebagaimana disimpulkan oleh H.S.M. Nasaruddin Latif dalam tulisannya Fakta
dan Data Al Quran (1391 H). Pertama, Kitab Suci Al-Quran adalah benar-benar Wahyu Ilahi
yang diwahyukan-Nya kepada Nabi/Utusan-Nya, Muhammad SAW. Kedua, Kitab Suci Al-
Quran itu berisi kebenaran mutlak dari Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui.
Ketiga, Nuzul/turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW adalah benar dan
tepat, selaku penerima pertama dan pemegang amanat dari Tuhan SWT yang akan
menyampaikannya kepada umat manusia. Dan keempat, Kitab Suci Al-Quran itu, senantiasa
dipelihara keaslian dan keutuhan (authenticitasnya) dari tangan-tangan yang hendak merusak
keaslian dan keutuhan serta keabadiannya sepanjang kurun zaman, sampai datang waktunya
Iradat Ilahiyah akan mengangkatnya kelak di akhir zaman, menjelang pergantian kehidupan
duniawi yang fana dengan Hari Akhirat yang kekal abadi.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada 17 Ramadan, 13 tahun


sebelum hijrah/610 M. Turunnya wahyu pertama menandai pengangkatan Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Tidak ada Nabi dan Rasul sesudah Muhammad. Surat Al-
Alaq [96] ayat 1 - 5 sebagai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yang turun di Gua
Hira, Kota Suci Mekkah, membuka wawasan ilmu pengetahuan dan literasi.

"Bacalah (ya Muhammad), dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang amat pemurah.
Yang mengajarkan (menulis) dengan pena. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya." (QS Al Alaq [96]: 1-5)

Mushaf Al-Quran yang ada sekarang tidak berbeda dari yang dibaca oleh Nabi
Muhammad dan para sahabatnya. Susunan 114 surat dan 6.000 ayat Al-Quran diberi tahu
Malaikat Jibril yang datang setiap Ramadan kepada Nabi Muhammad dan Nabi memberi tahu
para sahabat yang ditugaskan sebagai penulis wahyu. Mushaf Al-Quran dicetak di berbagai
negara sesuai naskah induk (Mushaf Al-Imam) di masa pemerintahan Khalifah III Utsman
Ibnu Affan (644 656 M). Copi asli naskah induk dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan
Kufah serta satu copi dipegang Khalifah Utsman di ibukota Madinah. Naskah induk Mushaf
Al-Quran kini tersimpan di Museum Istambul Turki. Seni baca Al-Quran dengan tanda baca
dan qiraat-nya, terjemahan dan tafsirnya, menjadi ilmu tersendiri di dunia Islam.

Dalam rubrik ”Tanya Jawab” di Majalah Gema Islam (1962) yang diasuh Dr. Hamka
(Buya Hamka), seorang pembaca mengajukan pertanyaan: Seorang ulama di tempat saya
menyatakan, jika manusia mendarat di bulan, maka batallah kerasulan Nabi Muhammad Saw.
Bagaimana pendapat Bapak dalam hal ini?

Hamka menanggapi: Jika manusia sudah dapat mendarat di bulan, kami akan bersujud
syukur kepada Tuhan, karena dengan demikian akan bertambah nyatalah ke-Rasulan Nabi
Muhammad Saw. Karena di dalam Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi
kita Muhammad Saw berjumpa beberapa ayat yang hanya dapat ditafsirkan dengan ilmu
pengetahuan alam yang mendalam berkenaan dengan bulan. Kalau kita tilik sejarah Islam,
penyelidikan tentang ruang angkasa ini, hanyalah lanjutan saja daripada peneropong bintang
dan bulan yang telah didirikan oleh sarjana-sarjana Islam di Baghdad, di Samarkand, di Mesir
dan di Andalusia beberapa abad yang telah lalu. Lalu disambung sekarang dengan
penyelidikan tajribiah (empirisme) orang Barat. Karena kita tidak mempunyai kesanggupan
lagi menyambung rantai pengetahuan itu, lalu kita sandarkan ketiadaan-tahu kita itu, kepada
agama. Padahal karena kekurangan pengetahuan kita dalam hal ilmu alam, tidak kita sadari
bahwa penafsiran kita terhadap agama pun amat sempit pula. (Prof. Dr. Hamka Tanya Jawab
Jilid I tahun 1967).

Dr. Abdurrazaq Naufal dalam buku Baina Dien Wa Ilmi (Antara Agama dan Ilmu
Pengetahuan) mengemukakan tiga pertanyaan dan jawaban ketika mengurai konflik agama
dan ilmu pengetahuan di dunia Barat semenjak abad ke-17, yaitu: (1) kapan dimulainya ilmu
dan kapan agama? (2) apa tujuan ilmu dan tujuan agama? (3) dari mana sumber ilmu dan
sumber agama? Abdurrazaq Naufal lalu menjelaskan berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 30-
39 yang berbicara tentang sejarah Nabi Adam.

Pertama, ilmu maupun agama dimulai dari nenek-kakek manusia pertama Nabi Adam,
yang diturunkan ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah dengan tugas meramaikan,
memakmurkan dan menguasai bumi dengan segala isinya. Adam dianugerahi ilmu
pengetahuan dan juga diberi agama yang akan menjadi way of life baginya.

Kedua, tujuan ilmu dan tujuan agama adalah satu ialah menciptakan kebahagiaan,
jasmani dan ruhani manusia, sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat Al Quran itu. Ketiga,
sumber ilmu dan sumber agama ialah satu yang tidak terpisahkan yaitu Allah SWT.

Keempat, karena semuanya satu, maka akhirnya antara ilmu dan agama tidak
mungkin ada konflik. Jika diciptakan pertentangan antara keduanya dan masing-masing
menempuh jalannya sendiri, niscaya hidup manusia akan rusak dan dunia akan kacau.

Kelima, oleh karena itu, Islam memanggil segala macam ilmu pengetahuan supaya
mempersatukan diri dengan agama, dan para ahli, baik ahli ilmu pengetahuan dan ahli agama
agar bersatu mengabdikan diri kepada Tuhan dan mempersatukan tekadnya untuk
kebahagiaan manusia dan alam seluruhnya.

Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung selama 22 tahun. Hal
itu memberi pelajaran tentang metode penetapan hukum secara bertahap (asas at-tadrij fit-
tasyri). Sejarah turunnya ayat-ayat Al-Quran mengandung pelajaran bagaimana seharusnya
membuat undang-undang dan peraturan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
kesiapan masyarakat.

Dr. H. Abdoerraoef, S.H. dalam buku Al Quran dan Ilmu Hukum (1970) menjelaskan
bahwa norma-norma hukum dalam Quran merupakan hukum yang minimum harus ada dalam
masyarakat umat manusia di segala masa dan tempat. Hukum yang selebihnya dapat berbeda
menurut waktu dan tempat, dengan syarat tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
hukum Quran dan Hadis. Quran tidak hendak menghapuskan segala rupa hukum yang ada
dalam masyarakat umat manusia, asal saja tidak bertentangan dengan norma-normanya. Salah
satu sumber norma-norma itu adalah Quran. Quran bukanlah buku undang-undang. Dan
Quran sendiri pun hanya mengatakan bahwa dia sebagai petunjuk, bukan suatu sistem
perundang-undangan. Menurut Quran, segala hukum positif yang ada dalam masyarakat
semuanya harus berdasarkan kepada norma-norma yang sudah diberikan oleh Al-Quran,
dengan pengertian tidak boleh bertentangan dengan norma-norma tersebut. Jadi yang menjadi
persoalan bukan siapa yang membuat undang-undang, tetapi apakah undang-undang itu
bertentangan atau tidak dengan norma-norma Quran. Sumber hukum dalam Islam adalah
Quran dan Hadis. Adapun qiyas, ijma dan sebagainya bukanlah sumber hukum dalam Islam,
tetapi cara-cara mencari hukum (rechtsvinding).

Umat Islam setiap tahun memperingati Nuzulul Quran sebagai tanda syukur atas
rahmat dan karunia Allah kepada umat manusia. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya
Al-Quran untuk menjadi petunjuk bagi manusia, dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan
furqan (pembeda antara haq dan bathil). (QS Al Baqarah [2]: 185)

Puasa Ramadan dapat dimaknai dalam rangka mengenang dan memperingati Nuzulul
Quran, sebuah tonggak perubahan fundamental dalam sejarah umat manusia dan peradaban
dunia. Mari kita merenungkan pesan Nabi Muhammad dalam Hadisnya, Wahai ahli Al-
Quran. Janganlah kamu perbantal Al-Quran itu, tetapi bacalah ia dengan sebenar-benarnya
baca. Wallahu alam bishawab.
Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al-Quran dalam bidang pengetahuan

Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di mana
berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya.
Kebumian
1. Lapisan-Lapisan Atmosfer
Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur‟an
adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan. “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. AlBaqarah:29)

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya.”(QS. Fussilat:11-12)
Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur‟an, digunakan
untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata
seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini benar-
benar diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling
bertumpukan. Lebih dari itu,
persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur‟an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan.
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan
tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang
terdekat dengan bumi disebut troposfer. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa
atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer. lapisan ozon adalah bagian dari
stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut
mesosfer. . termosfer berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan
dalam termosfer yang disebut ionosfer. Bagian terluar atmosfer bumi Mohamad Athar,Bukti
Kebenaran
Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting
yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi.
Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap
radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan
terhadap dampak meteor yang berbahaya. Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam
sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan
terendah dinamakan troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer.
(http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html). Sebuah keajaiban
besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-
20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur‟an 1.400 tahun yang lalu.
Biologi
1. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami Tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al Alaq:15-
16). Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam ayat di atas
sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan
bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada
bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini
selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur‟an telah menyebutkannya 1400
tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita
temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and
Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini,
menyatakan: Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di
bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2.
edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and
R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition,
Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)

Buku tersebut juga mengatakan: Berkaitan dengan keterlibatannya dalam


membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi
perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials
of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211) Jadi, daerah
cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik
dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta. Jelas bahwa ungkapan
“ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-benar merujuk pada penjelasan di
atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah
dinyatakan Allah dalam Al Qur‟an sejak dulu.

2. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang
dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu,
sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti. Alquran surat
Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali
tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali
ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
Fisika
1. Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur‟an. Dalam
Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”, kita diberitahu sebagai berikut: “…Dan Kami turunkan
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ….”
(QS. Al Hadid:25)
Kata “anzalnaa” yang berarti “kami turunkan” khusus digunakan untuk besi dalam
ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk
memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini,
yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki
keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi
yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam
berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi
sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara
mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar
dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah
melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi
menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau
“supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di
seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman
dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan
ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat
diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur‟an diturunkan.

2. Relativitas Waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori
ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah
sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah megisyaratkan adanya
relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat
5 dan Alquran surat Al Ma‟aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekalikali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu
tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(QS
As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma‟arij:4)
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu
secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.

Fakta-Fakta Tentang Kebenaran AL-Qur`an

❖ Bentuk bulat planet bumi

❖ Proses penciptaan hujan dan salju

❖ Fenomena berpasang-pasangan atas segala sesuatu

❖ Orbit dan alam semesta berotasi

❖ Gunung mencegah gempa bumi

❖ Air laut tidak saling tercampur

❖ Kegelapan dan gelombang didasar laut

❖ Bagian otak yang mengendalikan gerak manusia

AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN


2. Makna Ilmu Pengetahuan Dalam Al qur’an
Ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al
Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam Al Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi
dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali (Raharjo, 2002) yang memang
merupakan salah satu kebutuhan agama Islam. Menurut Quraish Shihab dalam bukunya
wawasan Al Qur’an beliau menyebutkan bahwa terdapat 854 kali kata ilmu terulang dalam
Al Qur’an.
Kata ilmu ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan. Jika dilihat dari
segi bahasa, kata ilmu ini berarti kejelasan. Ilmu ialah pengetahuan yang jelas tentang
sesuatu. Sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Dapat diartikan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan atau informasi
yang jelas tentang sesuatu yang diketahui atau disadari seseorang. Sekalipun demikian, kata
ilmu berbeda dengan kara ‘arafa (mengetahui), a’rif (yang mengetahui), dan ma’rifah
(pengetahuan) (Shihab, 2005: 434-435).
Dalam al-Qur`an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang
lebih unggul ketimbang makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini
tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan al-Qur`an pada surat al-
Baqarah, 31-32: “Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orangorang yang benar!”. Mereka menjawab:
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Yang dimaksud dengan nama-nama pada ayat di atas adalah sifat, ciri dan hukum
sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya (Shihab, 2005: 434).
Manusia menurut alQur`an, memiliki potensi untuk menyiduk ilmu dan mengembangkannya
dengan seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh
berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut.

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bersama bahwa Al Qur’an merupkan
pedoman hidup sepanjang jaman, yaitu masa lampau, kini, dan yang akan datang; dimana Al-
Qur'an mengandung nilai-nilai yang lengkap dan lestari. Hal ini mencakup juga konsep
hubungan antar bangsa saat ini, yaitu globalisasi yang juga diwamai oleh krisis, moral dan
sosial, yang sangat membutuhkan jalan keluar untuk mengatasinya. Al Qur’an adalah kitab
induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains
dan ilmu pengetahuan. Al Qur’an adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada
satu perkara apapun yang terlewatkan.

Sejak awal kelahiran, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
terhadap ilmu pengetahuan. Bila kita memperhatikan ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun
kepada Rasulullah SAW yaitu Q.S. Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5, kita diingatkan bahwa sejak
semula Islam membawa semangat keilmuan. Ayat di atas memerintahkan manusia agar
gemar membaca, menulis, serta gemar melakukan penelitian. Selain itu, ternyata di dalam Al-
Qur’an tidak hanya berisikan anjurananjuran dan tata cara beribadah saja akan tetapi lebih
dari itu, di dalamnya terdapat banyak khasanah keilmuan yang luar biasa. Baik yang bersifat
klasik maupun modern. Seperti ilmu sejarah, astronomi, biologi, fisika, kedokteran dan masih
banyak lagi. Al-Qur’an juga menganjurkan kepada umat Islam agar berusaha untuk terus
mencari dan mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
Dalam mempelajari Al Qur’an agar dapat menemukan nilai-nilai yang dapat
mewujudukan rahmatan lil alaamin diperlukan peranan akal yang mempunyai derajat yang
tinggi tetapi harus diingat bahwa akal manusia mengandung keterbatasan. Oleh karena itu
dalam menghayati isi AlQur'an secara utuh dan menyeluruh diperlukan cara berpikir teologis,
filosofis, ilmiah, dan inderawi. Persyaratan ini diperlukan karena tidak semua masalah dapat
dipecahkan atau diatasi hanya dengan berpikir filosofis saja melainkan memerlukan metode
lain yang dapat digunakan bersama-sama.

You might also like