You are on page 1of 26

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari segala seluk beluk mengenai obat.
Ilmu farmasi adalah terapan dari tiga bidang ilmu yaitu kedokteran, kimia, dan
biologi. Ruang lingkup ilmu farmasi tak hanya berfokus pada bidang ilmu eksakta,
melainkan juga pada bidang ilmu sosial seperti manajemen farmasi dan farmako
ekonomi. Farmasi juga merupakan salah satu bidang profesi kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan kimia, yang mempunyai tanggung
jawab memastikan efektifitas dan keamanan penggunaan obat. Di jurusan Farmasi
mempelajari hal tesebut yaitu Botani.
Biologi merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari tentang mahluk
hidup baik secara mikroskopis hingga makroskopis seperti hewan, tumbuhan,
jamur, bakteri, virus,manusia, dan protista (Wibowo,R.H. dkk, 2021)
Botani atau ilmu tumbuh tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang
tumbuh tumbuhan, jamur, dan alga, dengan demikian dalam botani dipelajari
semua disiplin ilmu seperti genetika, pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik serta
evolusi yang berhubungan dengan tumbuhan.
Tumbuhan adalah flora yang berasal dari Kingdom Plantae . Tumbuhan
berkembang biak secara alami tanpa adanya campur tangan dari manusia.
Pada tumbuhan tingkat tinggi. Dalam praktikum untuk melihat sel-sel seperti
klorofil, kloroplas, dan tilakoid bisa dilihat menggunakan mikroskop. Roobert
Hooke memanfaatkan mikroskop dan berhasil menjadi orang pertama melihat
ruang-ruang kecil yang dibentuk oleh irisan pada jaringan tumbuh-tumbuhan.
Jaringan-jaringan itu dilihatnya bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang
dibatasi dinding-dinding tipis. Ruang-ruang kecil ini dinamakan dengan sel.
Sel adalah bagan terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap makhluk
hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan buka makhluk hidup,

1
karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ. Jadi, sel merupakan
hal mendasar dari segala aktifitas dalam tubuh kita.Tidak hanya makhluk hidup
yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan, sel juga mengalami yang
demikian, karena sel juga ada yang hidup dan ada juga yang mati. Sel hidup
merupakan sel yang masih aktif bekerja dibidangnya, artinya sel hidup adalah sel
masih terus bekerja tanpa henti, harus mengalami pembelahan dan lain-lain.
Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak bekerja pada tubuh makhluk
hidup, artinya sel ini sudah tidak bekerja untuk kehidupan mahluk hidup.
(Poedjiadi, 2011)
1.2 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui dan menentukan bagian-bagian sel yang ada
pada tumbuhan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan melihat bagian-bagian sel yang
hidup dan mati.
1.3 Manfaat Praktikum
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang sel-sel yang ada
pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahui bentuk dari sel-sel tumbuhan yang lebih spesifik serta
dapat menggambarkan bagaimana bentuk dari sel yang diamati.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruangan-ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,
hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi (I Made Subagiartha, 2018)
Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Beberapa jenis
organisme, misalnya amoeba dan Sebagian besar bakteri, merupakan sel tunggal.
Organisme lain, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler. Beberapa dari
organisme tunggal yang melaksanakan semua fungsi kehidupan, organisme
multiseluler memiliki pambagian tugas diantara sel-sel yang terspesialisasi. Tubuh
manusia terdiri dari triliunan sel mikroskopis dari begrbagai jenis, misalnya sel otot
dan sel saraf, yang terorganisasi menjadi berbagai jaringan terspesialisasi. (Campbell,
2008)

3
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ
jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh
manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atau komponen-komponen yang disebut
organel. (I Made Subagiartha, 2018)
2.1.2 Jenis jenis sel
Secara kelompok besar sel terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Sel prokariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “ sebelum nukleus”
yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa
sel prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada
sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar
diantaranya yaitu: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid. Beberapa prokariotik
tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali prokariot yang
dapat berfotosintesis. Sel prokariotik ini dapat mengabsorbsi bahan organik untuk
pertumbuhannya (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017)
Sel prokariotik memiliki ukuran antara 1 – 10 μm. Masing – masing sel
prokariotik dapat menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan
menghasilkan spora atau melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokarotik pada
komponen plasmalemma atau membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid
sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang berfungsi untuk
mengokohkan dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma merupakan salah
satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki
plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel prokariotik ini
ialah pleuropneumonia–like organism (PPLO), bakteri, alga biru
(Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea. Sel prokariotik ini kebanyakan

4
jenisnya memiliki dinding sel di sekitar membran plasma. Sel ini memiliki
struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi yang banyak. (Rahmadina,
Husnarika Febriani, 2017)
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran
sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic ini berasal dari
kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu,
sel ini dinamakan sel yang memiliki membran inti (nukleus). Sel eukariotik
memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus yang dikelilingi oleh berbagai
macam organel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam
sebuah membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur.
(Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017)
Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan
biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari
sekelompok organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling
berhubungan secara simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel
eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran, sehingga DNA
yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus yang
terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat
juga jenis organella lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam
dua lapis membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara
kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus.
Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas hanya
terdapat pada sel yang mampu melakukan fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi
pada hewan dan jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas berasal dari satu
simbiosis yang sama, dimana keduanya saling ketergantungan satu dengan yang
lainnya. (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017)

5
Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan
susunan organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan
dan sel tumbuhan. Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing –
masing sel karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan
memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun
demikian, ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu membran plasma,
sitoplasma, organel (seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom,
mitokondria), dan inti sel (nucleus). (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017)
c. Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik
Sel prokariotik dan sel eukariotik meskipun memilikijenis yang berbeda
satu dengan yang lainnya sel ini juga masih memiliki keterkaitan dan saling
membutuhkan. Sel prokariotik ini lebih dahulu berkembang baru kemudian sel
eukariotik yang berkembang. Kedua sel ini memiliki perbedaan yang utama
diantaranya adalah lokasi DNA – nya, seperti yang terdapat dalam kedua jenis sel
tersebut. Dalam sel eukariotik sebagian besar DNA berada dalam organel yang
disebut nukleus, yang dibatasi oleh membran ganda. Sedangkan pada sel
prokariotik DNA – nya terkonsentrasi pada wilayah yang tidak memiliki membran
yang disebut nukleoid. Interior yang terdapat pada sel prokariot disebut
sitoplasma, sedangkan pada sel eukariot sitoplasma ini juga merupakan bagian
interior yang terdapat diantara nukleus dengan membran plasma. Di dalam sel
eukariotik, sitoplasma ini keberadaannya memiliki berbagai macam organel
dengan bentuk dan fungsinya secara terspesialisasi, yang tersuspensi dalam sitosol
sedangkan pada sel prokariot tidak memiliki hal tersebut sehingga ada atau
tidaknya nukleus sejati pada kedua sel tersebut merupakan salah satu perbedaan
dari kompleksitas struktural antara kedua sel. (Rahmadina, Husnarika Febriani, 2017)
Sel eukaritok umunya memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel
prokariotik, hal ini dikarenakan sel eukariotik memiliki organel sel yang lebih
banayk dan lebih besar dari pada sel prokariotik. Kebutuhan – kebutuhan yang
terkait dengan metabolisme juga menetapkan batas atas teoritis terhadap ukuran

6
yang praktis untuk sel tunggal. Perbatasan ini berfungsi sebagai perintang selektif
yang memungkinkan lalu lintas oksigen, nutrien, dan zat buangan yang cukup
untuk melayani keseluruhan sel. Kebutuhan terhadap luas permukaan yang cukup
besar dapat mengakomodasi volume dalam membantu menjelaskan ukuran sel
baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Organisme yang lebih besar
umumnya tidak memiliki sel yang lebih besar daripada organisme yang lebih kecil
melainkan hanya memiliki lebih banyak selnya saja. Berikut merupakan
perbedaan antara sel eukariotik dengan sel prokariotik secara spesifik. (Rahmadina,
Husnarika Febriani, 2017)
2.1.3 Bagian bagian sel tumbuhan, struktur, dan fungsinya
Membran sel (membran plasma; plasmalema) merupakan bagian paling
luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya.
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada
sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli,serta sitosol yang
berupa cairan tempat organel melayang-layang didalamnya. Sitosol mengisi ruang sel
yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi
biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki
ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain (Nurhayati, 2016). Menurut
Nurhayati (2016) Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
a. Retikulum endoplasma (RE), bertindak sebagai penghubung antara inti sel
dengan sitoplasma dan berfungsi dalam pembentukan protein.
b. Mitokondria, berfungsi untuk respirasi atau pernapasan sel.
c. Badan golgi, berfungsi dalam proses ekskresi sel.
d. Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
e. Lisosom, berfungsi menghasilkan enzim-enzim untuk mencerna makanan.
f. Sentrosom, berfungsi sebagai tempat menggantungnya kromosom pada saat
pembelahan sel. Terdapat sel hewan dan manusia.

7
g. Vakuola, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mengeluarkan sisa
metabolisme. Biasanya terdapat pada sel tumbuhan.
h. Plastida, hanya ditemukan pada tumbuhan. Ada yang mengandung zat warna
dan ada yang tidak. Plastida mengandung zat hijau daun disebut kloroplas
2.1.4 Fungsi Sel
Menurut Hambali (2019), ada beberapa fungsi umum dari sel, yaitu :
1. Mencari dan mendapatkan O2 serta zat gizi lingkungan internalnya
2. Membuang zat sisa dan CO2 yang dihasilkan dari adanya reaksi kimia.
3. Melakukan berbagai reaksi kimia sedemikian rupa, merubah O2 dan gizi
menjadi energi.
4. Sensitif dan responsive dalam perubahan di lingkungan sel sekitar
5. Berproduksi, sehingga apabila rusak dapat diganti dengan sel yang baru
6. Melakukan control terhadap pertukaran zat yang terjadi antara sel dnan
lingkungan internal.
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Allium Cepa Bulbus
a. Klasifikasi Bawang Merah (Ibriani, 2012):
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoenae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae Gambar 2.2.1.
Bawang merah
Genus : Allium (Allium cepa bulbus)
Species : Allium cepa L.
b. Morfologi
Bawang merah (Allium cepa bulbus) termasuk jenis tanaman semusim,
berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm,
berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan
tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang merah tidak tahan

8
terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat, memanjang seperti
pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Ibriani, 2012).
c. Kandungan Kimia
Bawang merah digemari karena karakteristik rasa dan aromanya yang
khas. Aroma bawang merah (disebabkan karena aktivitas enzim allinase. Aroma
ini akan tercium apabila jaringan tanaman rusak karena enzim allinase akan
mengubah senyawa s-alkil sistein sulfoksida yang mengandung belerang. Umbi
bawang merah juga mengandung allisin, flavonol, kuersetin, dan kuersetin
glikosida yang bersifat antibakteri, anticendawan, antikoagulan serta menunjukkan
aktivitas enzim antikanker (Hatijah, Husain, dan Rauf., 2014).
Konsumsi 1,5 – 3,5 ons bawang segar secara teratur mengandung kuersetin yang
cukup sebagai perlindungan terhadap kanker (Nawangsari, dkk., 2008).
Bawang merah juga mengandung flavonoid, saponin dan minyak atsiri.
Penelitian secara In Vitro dan In Vivo menunjukkan aktivitas biologis dan
farmakologis dari senyawa flavonoid, salah satu diantaranya yakni aktivitas
antibakteri. Saponin yang terkandung dalam tumbuhan diketahui dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan, minyak atsiri yang tersusun atas
senyawa sulfida bersifat antibakteri yang dapat mematikan bakteri yang berada di
dalam mulut. Selain itu bawang merah juga memiliki efek farmakologi terhadap
tubuh, dimana bawang merah juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti
allisin dan alliin yang berfungsi sebagai antiseptik dan senyawa pektin yang
mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
d. Khasiat dan Kegunaan
Pemanfaat bawang merah saat ini selain digunakan sebagai penyedap rasa,
bawang merah dapat digunakan sebagai berikut :
1. Sebagai antibakteri
Kandungan yang terdapat dalam bawang merah yang dimanfaatkan
sebagai antibakteri adalah kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri.
Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri dengan cara menurunkan tegangan

9
permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan
mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Ambarwaty, 2014).
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat
merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler
(Ambarwaty, 2014).
Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri
dengan mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga
membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna.
Membran sel mempunyai fungsi diantaranya mengendalikan masuk keluarnya
berbagai zat dan merupakan lokasi sistem transport zat aktif untuk itu terjadinya
penghambatan terhadap perumbuhan bakteri dapat disebabkan karena kerusakan
yang terjadi pada komponen struktural membran sel bakteri (Ambarwaty, 2014).
Bawang merah juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti allisin dan
alliin yang berfungsi sebagai antiseptik dan senyawa pektin yang mampu
mengendalikan pertumbuhan bakteri (Jawa, 2016).
2. Sebagai antioksidan
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang
bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Bawang merah juga banyak
mengandung flavonoid yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak
karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel
sensitif estrogen pada kanker payudara (Nawangsari, dkk., 2008)

10
2.2.2 Manihot Utilissima tuber (Mayosi Dwi Laksit, 2019)
a. Klasifikasi Ubi Kayu (Monihot utilisima tuber)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Gambar 2.2.2. Ubi
Family : Euphorbiaceae
kayu (Manihot
Genus : Manihot utilisima tuber)
Spesies : Manihot utilissima.
b. Morfologi
Singkong adalah salah satu jenis tanaman yang tersebar luas di Indonesia selain
itu juga singkong sudah banyak dibudidayakan diberbagai belahan Dunia seperti, di
Benua Asia diantaranya Negara Vietnam, Thailand, RRC, India dan di Benua Afrika
diantaranya tersebar di Negara Angola, Kongo, Nigeria, Mozambik, Ghana, dan
Uganda serta produksi terbesarnya ada di Brasil. Ada dua kelompok tanaman
singkong yaitu singkong yang berumbi pahit berasal dari Amerika Selatan bagian
utara dan singkong yang berumbi manis berasal dari Amerika Tengah. (Mayosi Dwi
Laksit, 2019)
Pertumbuhan singkong paling banyak berada di daerah tropis yakni dataran
rendah dengan ketinggian 150 m dari permukaan laut yang memiliki temperatur
rata-rata 25°-27°C. Singkong adalah tanaman tropis yang tumbuh pada 30º LU
sampai dengan 30º LS dan sebagian besar juga dapat tumbuh berkembang pada
20º LU sampai dengan 20° LS, singkong membutuhkan iklim yang lembab dalam
pertumbuhannya dan akan berhenti tumbuh apabila temperatur berada dibawah 10oC.
Namun di Indonesia singkong dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah
dan pegunungan tinggi sampai ketinggian 1.500m dpl. (Mayosi Dwi Laksit, 2019)
Singkong masih dapat tumbuh dengan baik ketika curah hujan cukup
melimpah karna tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, baik

11
terhadap kondisi iklim yang kurang baik maupun lahan tanah yang kurang baik.17
Singkong sering disebut sebagai bahan makanan yang berasal dari kampung atau
desa. Singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan namun, saat ini
sudah beraneka ragam usaha makanan berbahan dasar singkong mulai menjamur,
rata-rata usaha tersebut tidak lain karena termotivasi untuk mengangkat derajat
singkong supaya lebih bergengsi. (Mayosi Dwi Laksit, 2019)
Bagian tubuh dari tanaman singkong (Manihot utilissima) terdiri atas
daun, batang, bunga, dan umbi. Daun pada tanaman singkong termasuk kedalam
jenis daun tunggal yang berbentuk menjari dan memiliki tulang daun. Daun
singkong mempunyai tangkai yang panjang dengan helaian daun yangmenyerupai
telapak tangan sementara disetiap tangkainya mempunyai daun
sekitar 3 sampai dengan 8 lembar. Ketika masih muda umumnya warrna dari daun
singkong adalah hijau muda namun ketika sudah tua daunnya berwarna hijau tua,
daun singkong dapat dimanfaatkan untuk sayur-sayuranan serta dapat juga
digunakan sebagai penetral rasa pahit dari sayuran lainnya.
Batang tanaman singkong berkayu serta permukaannya beruas-ruas,
batang singkong juga memiliki lubang, lubang tersebut berisi empulur berwarna
putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Warna batangnya beragam ketika
masih muda namun umumnya berwarna hijau, kemudian setelah tua warna
berubah menjadi kelabu, keputihan, atau hijau kelabu.
Bunga pada tanaman singkong mengalami penyerbukan silang dan
berumah satu sehingga menyebabkan tanaman ini jarang berbuah. Bunga tanaman
singkong berada dalam tandan yang tak rapat serta terkumpul pada bagian ujung
batang. Sementara umbi singkong yang terbentuk merupakan suatu modifikasi
akar yang menggelembung, akar ini berfungsi sebagai tempat penampung
cadangan makanan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit
dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah) dan daging berwarna putih
atau kuning (tergantung varietasnya) dan kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat-
coklatan (kering). (Mayosi Dwi Laksit, 2019)

12
c. Kandungan kimia
Daun singkong dapat diolah dengan beberapa macam pengolahan khususnya
di Negara Indonesia.20 Sebagai contoh dapat disayur dengan santan, direbus
dijadikan lalapan, ditumis dan juga dibuat urap bagi sebagaian besar orang jawa,
karna mengingat rasanya yang enak serta kaya dengan kandungan gizi, dalam 100
g pucuk ubi mengandung 6,8 g protein, 1,2 g lemak, 13 g karbohidrat, 2,4 g serat,
165 mg Kalsium, 54 mg fosfor, 2 mg zat besi dan beberapa mineral.21. (Mayosi Dwi
Laksit, 2019)
d. Khasiat dan kegunaan
Asam amino pada daun singkong berperan untuk mengubah karbohidrat
menjadi energi, pemulihan luka pada kulit, kesehatan tulang, membantu daya ingat,
mengganti
sel-sel yang rusak dan metabolisme tubuh. Unsur protein dalam daun singkong
berguna untuk membangun sel-sel tubuh dan komponen pembentuk enzim.
Sedangkan kandungan klorofil daun singkong berfungsi sebagai antioksidan dan
antikanker. Selain itu dalam pucuknya yang masih muda daun singkong juga
mengandung karotenoid yang cukup banyak.22 Karotenoid merupakan prekursor
(provitamin) vitamin A, vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh
diantaranya : penglihatan, deferensiasi sel, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi serta pencegahan kanker dan penyakit jantung.
Karena kandungan senyawa fungsional dalam daun singkong dan keberadaan
daunnya yang melimpah, maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga
dihasilkan produk yang bermanfaat dan bergizi. (Mayosi Dwi Laksit, 2019)

13
2.2.3 Daucus Carota
a. Klasifikasi wortel (Berlian 2003)
Divisio : Embryophyta siphonogama
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbiliflorae
Familia : Umbiliflorae Gambar 2.2.3. Wortel
Genus : Daucus (Daucus carota tuber)

Spesies : Daucus carota


b. Morfologi
Wortel (Daucus carrota) merupakan sayuran umbi semusim berbentuk rumput.
Wortel memiliki batang pendek yang hamper tidak tampak. Akarnya berupa akar
tunggang yang tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang menyerupai umbi.
Umbi wortel berwarna kuning kemerahan yang di sebabkan karena kandungan
karoten yang tinggi. Kulitnya tipis. Teksturnya agak keras dan renyah. Rasanya gurih
dan agak manis. (Berlian 2003)
c. Kandungan kimia
Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu,
nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan
maltosa), pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin
(betakarotein, B1 dan C) serta asparagine. (Berlian 2003)
d. Khasiat dan kegunaan
Betakaroten merupakan antioksidanyang menjaga kesehatan dan menghambat
proses penuaan. Selain itu betakaroten bisa mencegah dan menekan pertumbuhan sel
kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Jika

tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten di hati akan diubah menjadi vitamin
A. Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan

14
mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung
sekitar 12000 SI betakaroten. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan
mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan memperbesar penyerapan
betakaroten. (Kumalaningsih, 2006)
2.2.4 Ocimum Basilium
a. Klasifikasi kemangi (Bilal, 2012)
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Gambar 2.2.4.
Ordo : Lamiales Kemangi (Ocimum
Famili : Lamiaceae basilium)
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum
b. Morfologi
Tanaman kemangi mempunyai batang tegak bercabang, tinggi 0,6-
0,9 m. Batang dan cabang berwarna hijau atau kadang berwarna keunguan.
Daun Ocimum basilicum panjangnya mencapai 2,5-5 cm. Daun memiliki
banyak titik seperti kelenjar minyak yang mengeluarkan minyak atsiri
sangat wangi. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk lanset (lanceolate)
hingga bundar telur (ovate) dengan permukaan rata atau berombak.
Panjang daunnya 4-6 cm, lebarnya kurang lebih 4,49 cm dengan luas 4-13
cm. Cabangnya berjumlah dari 25 hingga 75 cabang. Tangkai daun
panjangnya 1,3-2,5 cm. Umumnya, bunganya berwarna putih hingga
merah muda. Tangkai panunjang, lebih pendek dari kelopak. Kelopak
panjangnya 5 mm (Bilal, 2012 dan Zahra, 2017)
c. Kandungan Kimia

15
Daun kemangi memiliki banyak kandungan senyawa kimia antara
lain alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, minyak atsiri, karbohidrat,
fitosterol, senyawa fenolik, lignin, pati, terpenoid, antrakuinon.
Kandungan paling utama pada kemangi yaitu minyak atsiri yang terdapat
pada bagian daun dan bagian-bagian yang terdapat pada bagian yang
tumbuh di atas tanah. Minyak atsiri memiliki kandungan bahan aktif yang
dapat diidentifikasi dengan analisis GC-MS yaitu ρ-cymene, 1,8-cineole,
linalool, α-terpineol, eugenol, germacrene-D (Larasati, 2016 dan Zahra,
2017)
d. Khasiat dan Kegunaan
Ocimum basilicum adalah tanaman aromatik kaya akan minyak
esensial dan senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolik) yang termasuk
dalam famili Lamiaceae yang digunakan sebagai pelengkap masakan dan
juga obat tradisional untuk migrain, stres, demam, diare. Tanaman ini
memiliki beberapa manfaat termasuk sebagai antibakteri (Brdanin, 2015
dan Shirazi, 2014)
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 2012)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 46 g/mol


Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala api biru yangtidak berasap.

16
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Khasiat : antiseptik atau untuk membersihkan alat

2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 2011)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Sebagai cairan yang diteteskan pada sampel preparat
agar memperjelas objek pada saat pengamat

17
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum botani farmasi tentang sel tumbuhan ini dilaksanakan
pada hari rabu, 5 Oktober 2022, dimulai pada jam 07.00 sampai dengan jam 10.00
WITA berlokasi di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga
dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan bahan
1. Adapun alat yang digunakan
1. Gunting
2. Kaca Preparat
3. Keranjang
4. Micro Glass
5. Mikroskop
6. Pipet Tetes
7. Pensil
8. Silet
2. Bahan yang digunakan
1. Alkohol 70%
2. Aquades
3. Bawang Merah (Allium Cepa Bulbus)
4. Daun Kemangi (Ocimum Basilicum Folium)
5. Tisu
6. Ubi kayu (Manihot Utilissima Tuber)
7. Wortel (Daucus Carota Tuber)
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Percobaan 1 : Pengenalan Sel Tumbuhan
Preparat : Selaput bagian dalam Allium Cepa Bulbus

18
a. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
b. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
c. Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu diletakkan diatas
objek kaca
d. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan micro glass. Usahakan tidak
ada gelembung udara dalam preparat.
e. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objekif lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
f. Diambil gambar bagian–bagian sel tumbuhan
3.3.2 Percobaan 2 : Bagian-bagian sel
Preparat : Penampang melintang empulur Manihot Utilisima Tuber
a. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur peggunaanya
b. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
c. Diambil empulur ubi kayu dan iris setipis mungkin kemudian diletakkan
diatas objek glass
d. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan micro glass. Usahakan tidak
ada gelembung udara dalam preparat.
e. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat
f. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan
3.3.3 Percobaan 3 : Kloroplast
Preparat : Penampang melintang Daucus Carota Tuber
a. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaanya
b. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
c. Diiris secara melintang korteks umbi wortel setipis mungkin kemudian
diletakkan diatas objek glass
d. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan mikro glass. Usahakan tidak
ada gelembung udara dalam preparat.

19
e. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,
kemudian ganti dengan objektif kuat.
f. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan. Tentukan dimana letak
kloroplast tersebut didalam sel.
3.3.4 Percobaan 4 : Elaioplast
Preparat : Penampang permukaan Ocimum Basilium Folium
a. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunnaanya
b. Dibersihkan objek glass dengan alkohol 70%
c. Diambil empiris daun kemangi dengan cara mengirisnya sejajar dengan
permukaan daun kemangi setipis mungkin kemudian diletakkan diatas
objek glass
d. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan micro glass. Usahakan tidak
ada gelembung udara dalam preparat.
e. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah,
kamudian ganti dengan objektif kuat
f. Diambil gambar bagian-bagian sel tumbuhan. Tentukan letak elaioplast di
dalam sel

20
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Gambar Pengamatan
Sampel Gambar Perbesaran
Perbesaran 4x

Bawang merah
(Allium cepa
bulbus) Perbesaran 10x

Perbesaran 4x

Ubi kayu (Manihot


utilisima tuber)

21
Perbesaran 10x

Perbesaran 4x

Umbi wortel
(Daucus carota
tubrt) Perbesaran 10x

Perbesaran 4x

Daun kemangi
(Ocimum basilium
folium)

22
Perbesaran 10x

4.2 Pembahasan
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia bisa dikatakan bukan
makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan sel. Kumpulan dari
beberapa sel disebut jaringan,dan kumpulan dari beberapa jaringan disebut
organ. Jadi, sel merupakan hal mendasar dari segala aktifitas dalam tubuh kita.
Tidak hanya makhluk hidup yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan,
sel juga mengalami yang demikian, karena sel juga ada yang hidup dan ada
juga yang mati.
Sel tumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu unit satuan kecil
memiliki selaput tipis yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia.
Keunggulan utama dari sel tumbuhan yaitu mampu membuat duplikatnya
sendiri dengan cara membelah sel. Sel sendiri merupakan bagian dari
protoplasma yang menjadi bagian substansi dari sel hidup. Bentuk dari sel
hidup berupa sel tunggal atau uniseluler.
Pada percobaan ini, pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop
melalui media preparat basah, preparat basah adalah media pengamatan yang
dibuat dari sampel segar tanpa melalui pengaweta dan hanya diperuntukan
untuk sekali pengamatan. Sampel segar diiris menggunakan irisan melintang
dan membujur setipis mungkin sehingga mudah untuk diamati. Tujuan
membuat sayatan melintang dan membujur yaitu untuk melihat anatomi suatu

23
objek biologi dari berbagai bidang pandang, contohnya yaitu bagian sel.
Sayatan objek biologi tersebut akan digunakan untuk pengamatan dibawah
mikroskop (Saktiyono, 2006). Sedangkan tujuan dalam melakukan pengamatan
sel adalah untuk mengenal bentuk struktur dan sel secara umum dan mampu
membandingkan berbagai jenis sel dari bermacam jenis organisme. Hal
pertama dilakukannya itu dengan membersihkan alat menggunakan alkohol
70% karena alkohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, dan alkohol 70% ini juga mengandung
antiseptic dan desinfektan. (Noviansari, dkk, 2013)
Menurut levinson (2008) antiseptic adalah bahan kimia yang
digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Sedangkan menurut Waluyo,L (2015) desinfektan yaitu untuk membunuh
bakteri pathogen yang penularannya melalui air seperti bakteri penyebab typus,
koleradisentri dan lain-lain.
Langkah-langkah berikut yang dilakukan adalah mengiris sampel yang
telah disiapkan hingga setipis mungkin, hal ini bertujuan agar struktur sel pada
objek bisa diamati dengan jelas objek pengamatan yang tidak dipotong tipis
memiliki struktur yang menumpuk dan tebal. Hal ini menyulitkan pengamatan
(Levinson, 2008). Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang jelas, maka
objek pengamatan harus diiris setipis mungkin kemudian ditetesi 1-2 aquadest.
Setelah itu ditutupi dengan microglass dan usahakan jangan sampai ada
gelembung udara di dalam preparat. Hal itu bertujuan agar preparat menempel
pada kaca objek dan bagian sel yang terdapat pada kaca objek lebih mudah
diamati, lalu amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian
ganti dengan perbesaran kuat agar mendapat gambar bagian sel tumbuhan
dengan jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan umbi lapis pada bawang merah (Allium
cepa bulbus) dengan perbesaran

24
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dia atas pada praktikum botani farmasi dengan percobaan
sel tumbuhan ini dapat disimpulkan bahwa Sel adalah bagian terkecil yang terdapat
pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup pasti memiliki sel, jika tidak maka dia
bisa dikatakan bukan makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan sel. Sel
tumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu unit satuan kecil memiliki selaput tipis
yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia.
5.2 SARAN
5.2.1 Saran untuk Jurusan
Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Jurusan Farmasi,
Universitas Negeri Gorontalo
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Meningkatkan sarana dan prasarana serta alat dan bahan yang dibutuhkan
saat praktikum di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Universitas Negeri
Gorontalo.
5.2.3 Saran untuk Asisten
Untuk dapat membimbing praktikan dalam menjalankan praktikum.

25
26

You might also like