You are on page 1of 11

Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance

Volume 4 Nomor 2, November 2021


p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

REVENUE SHARING OR PROFIT SHARING ?


AKUNTAN ALASANNYA

Maharani1, Rianti Daud2, Niswatin3 & La Ode Rasuli4


1,2,3&4
Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
Email: rani12352@gmail.com, riantidaud@gmail.com, niswatin@ung.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah metode bagi hasil yang digunakan oleh bank-bank
syariah di Kota Gorontalo. Metode yang digunakan untuk melihat seperti apa bank syariah secara
umum menerapkan metode bagi hasil revenue sharing atau profit sharing menggunakan metode
sampling dalam menentukan objeknya. Sampel penelitian ini adalah Bank Muamalat cabang Kota
Gorontalo dan Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan
mewawancarai staf bank terkait, dan juga melakukan dokumentasi terhadap dokumen-dokumen
berupa laporan keuangan secara umum terhadap sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa bank-bank syariah terkhusus di Gorontalo dan pada umumnya di Indonesia sendiri
menggunakan revenue sharing dalam metode bagi hasil mudharabah dibandingkan dengan profit
sharing yang banyak digunakan oleh bank syariah yang ada di luar negeri misalkan Malaysia.

Kata Kunci: Revenue Sharing, Revenue Margin, Mudharabah.

ABSTRACT

This research aims to observe which method is used on mudharabah by Islamic banks in the capital of
Gorontalo. The method used to observe that Islamic banks in generally using revenue sharing or
profit sharing method we use the sampling methods to determine the object. The sample of this
research are Muamalat Bank and Bank Mandiri Syariah. This research was conducted by
interviewing the bank’s staff, and also used documentation method of documents such as general
financial statements. The results of this study indicate that Islamic banks especially in Gorontalo and
generally in Indonesia itself, uses revenue sharing method in the mudharabah, compared to profit
sharing that is widely used on inertnational Islamic banks such as Malaysia.

Keywords: Revenue Sharing, Revenue Margin, Mudharabah.

345
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

PENDAHULUAN Jasa Keuangan (OJK) bahwa pertumbuhan


perbankan syariah mengalami peningkatan
Fakta bahwa masyarakat luas kurang
setiap tahunnya hingga pada tahun 2018, hal
paham akan akuntansi syariah terlebih lagi
ini diakibatkan semakin meningkatnya
terkait akad-akad yang ada di dalam
kesadaran masyarakat Muslim di Indonesia
transaksi akuntansi syariah membuat
untuk beralih dari sistem ekonomi
masyarakat enggan menabung di bank
konvensional menuju sistem ekonomi
syariah. Tidak mengerti, tidak mau mencari
syariah atau berdasarkan hukum Islam.
tahu atau bahkan menyamaratakan antara
perbankan syariah dan konvensional yang Kesadaran ini tidak hanya
notabenenya berbeda di beberapa aspek. dikeranakan di negara Indonesia mayoritas
Pernyataan ini sejalan dengan Ahmad dan beragama Islam dan terbanyak di dunia, akan
Haron (2002) yang menyatakan bahwa tetapi juga karena adanya perasaan yang
sebagian masyarakat Muslim itu belum timbul dari pribadi-pribadi Muslim untuk
paham akan sistem syariah ini namun, menerapkan Islam secara kaffah. Seperti
terbalik dengan umat non-Muslim mereka yang kita ketahui di dalam ilmu syariah
tahu bahwa umat Muslim itu sebenarnya terdapat Maqashid Syariah yang merupakan
tidak diijinkan menggunakan bank sebuah gagasan dalam hukum Islam bahwa
konvensioanl dikarenakan bunga yang syariah diturunkan Allah SWT untuk
diterapkan dalam sistem perbankan mencapai tujuan tujuan tertentu. Jadi dapat
konvensional. kita simpulkan bahwa perbankan syariah
memiliki beberapa tujuan tertentu salah
Perbankan syariah dikenal dengan
satunya untuk kemaslahatan umat.
Islamic Banking yang pada awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari Melihat salah satu fenomena bank
kelompok ekonomi dan praktisi yang syariah di Gorontalo yang sistem perbankan
berlingkup syariah. Sejak adanya revisi syariahnya memang masih sangat minim
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang keberadaannya. Akan tetapi, tanda-tanda
perbankan terdapat beberapa perubahan yang perkembangan dari bank syariah itu sendiri
memberikan peluang yang lebih besar bagi sudah mulai terlihat. Hal ini ditandai dengan
pengembangan perbankan syariah. Dari adanya beberapa bank yang sudah berbasis
Undang-undang tersebut menerangkan syariah serta bank-bank konvensional yang
bahwa sistem perbankan syariah sudah berani mengambil keputusan untuk
dikembangkan dengan beberapa tujuan yakni membuat produk-produk syariah. Bank
memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi syariah mempunyai beberapa produk
masyarakat yang tidak menerima konsep perbankan salah satunya yaitu produk akad
bunga, memenuhi kebutuhan akan produk mudharabah.
dan jasa perbankan yang memiliki beberapa Mengenai apa itu mudharabah, pada
keunggulan komparatif berupa peniadaan paragraf 4 PSAK 2017 menjabarkan
pembebanan bunga, membuka peluang mengenai pengertian mudharabah dijelaskan
pembiayaan bagi pengembangan usaha tentang mudharabah dan jenis mudharabah.
berdasarkan prinsip kemitraan dengan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha
menjaga hubungan investor yang harmonis. antara dua pihak dimana pihak pertama
Sementara pada bank konvensional konsep (pemilik dana) menyediakan seluruh dana,
yang diterapkan adalah hubungan debitur sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
dan kreditur. bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
Melihat makin maraknya perbankan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan
yang mulai masuk ke ranah syariah hal ini sedangkan kerugian finansial hanya
dapat dibuktikan dengan pernyataan Otoritas ditanggung oleh pemilik dana.

346
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

Menurut Susana dan Prasetyanti perbolehkannya akad mudharabah


(2011) pembiayaan mudharabah merupakan merupakan suatu kelonggaran yang khusus.
salah satu tonggak ekonomi syariah yang Meskipun mudharabah tidak secara
mewakili prinsip Islam untuk mewujudkan langsung disebutkan oleh Al-Qur’an atau
keadilan masyarakat melalui sistem bagi Sunnah, namun ia adalah sebuah kebiasaan
hasil. Adapun definisi Mudharabah menurut yang diakui dan dipraktikkan oleh umat
Sayyid (2013) adalah akad antara dua pihak Islam, dan bentuk perdagangan semacam ini
dimana salah satu pihak mengeluarkan terus hidup sepanjang periode awal era Islam
sejumlah uang (sebagai modal) kepada sebagai tulang punggung perdagangan
lainnya untuk diperdagangkan. laba dibagi karavan dan perdagangan jarak jauh.
sesuai dengan kesepakatan. Dasar hukum yang biasa digunakan
Dari kedua definisi di atas dapat oleh para Fuqaha tentang kebolehan bentuk
ditarik kesimpulan bahwa pengertian kerjasama ini adalah firman Allah SWT
mudharabah yaitu akad yang dilakukan oleh dalam surah Al-Muzammil ayat 20 :
‫َ ر‬ َ َُ‫َر‬ َ‫ر‬ َ ‫ََ َ ُ َ َ ر‬
‫ۡض ُبون ِِف ٱۡلۡرض يبتغون ٌَِ فض ِو‬
shahibul mal dengan mudharib untuk usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan ِ ِ ‫وءاخرون ي‬...
sesuai kesepakatan. Keuntungan yang َ
dituangkan dalam kontrak ditentukan dalam ٢٠ ...ِ‫ٱّلل‬
bentuk nisbah. Jika usaha yang dijalankan Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk
mengalami kerugian, maka kerugian itu mencari karunia (rezeki hasil perdagangan)
ditanggung oleh shahibul mal sepanjang dari Tuhanmu....” (Q.S. Al-Muzammil ayat
kerugian itu bukan akibat kelalaian 20)
mudharib. Namun jika kerugian itu
diakibatkan karena kelalaian mudharib, Dan dalam surat Al-Baqarah ayat
maka mudharib harus bertanggung jawab 198:
atas kerugian tersebut.
ُ ‫َر َ َ َر ُ ر ُ َ ٌ َ َ ُ ْ َ ر ا‬
Dalam produk mudharabah memiliki ...ً‫اح أن ت ربتَغوا فضٗل ٌَِّ َر ّبِك ر‬ِ‫ىيس عييكً ج‬
dua metode pembagian hasil usaha yaitu:
profit sharing adalah perhitungan bagi hasil ١٩٨
didasarkan kepada hasil bersih dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya- Artinya : “....dan sebagian mereka berjalan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh di bumi mencari karunia Allah....”. (Q.S. Al-
pendapatan tersebut. Revenue sharing, yaitu Baqarah ayat 198)
sistem bagi hasil yang dihitung dari total Di kedua ayat tersebut, terkandung
pendapatan pengelolaan dana tanpa makna diperbolehkannya akad mudharabah,
dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. yaitu bekerjasama mencari rezeki yang
Berdasarkan hal tersebut maka kami tertarik ditebarkan Allah SWT di muka bumi.
meneliti lebih lanjut persoalan tentang
metode pembagian hasil dari perbankan Sejalan dengan ini menurut Ahmad
syariah di Kota Gorontalo. Asy Syarbasyi dalam Antonio (2001), Al-
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha
TINJAUAN PUSTAKA antara dua pihak dimana pihak pertama
Akad Mudharabah (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya
Dalam Islam akad mudharabah sebagai pengelola. Keuntungan usaha secara
dibolehkan, karena bertujuan untuk saling mudharabah dibagi menurut kesepakatan
membantu antara rab al-mal (investor) yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
dengan mudharib. Ibn Rusyd dari madzhab apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
Maliki menyatakan bahwa, di
347
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si 2. Pelaku akad mudharabah dapat
pengelola. Sedangkan kerugian itu dilakukan sesama atau dengan non
diakibatkan karena kecurangan atau muslim.
kelalaian si pengelola, si pengelola harus 3. Pemilik dana tidak boleh ikut
bertanggung jawab atas kerugian tersebut. campur dalam pengelolaan usaha,
tetapi ia boleh mengawasi.
Adapula menurut PSAK 105
mudharabah adalah akad kerjasama usaha b. Objek mudharabah (modal dan kerja)
antara dua pihak dimana pihak pertama 1. Modal
(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, 1) Modal yang diserahkan
sedangkan pihak kedua (penegelola dana) dapat berbentuk uang/aset
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan lainnya (dinilai sebesar nilai
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan wajar), harus jelas dan
sedangkan kerugian finansial hanya jumlahnya.
ditanggung oleh pemilik dana. 2) Modal harus tunai dan tidak
utang.
Sebagaimana pula dengan yang
3) Modal harus diketahui
dipaparkan pada Ebrahim dan Joo (2001),
dengan jelas jumlahnya
bahwa dalam akad mudharabah, tanggungan
dari kerugian yang diakibatkan saat usaha itu sehingga dapat dibedakan
dari keuntungannya.
dikelola atau berjalan ditanggung oleh
4) Pengelola dana tidak
pemilik dana, namun ketika kerugian
diperkenankan untuk me-
dilakukan dengan sebuah kesengajaan oleh
mudharabah-kan kembali
pengelola dana maka kerugian tersebut harus
modal mudharabahnya.
dibayarkan oleh pengelola kepada pemilik
5) Pengelola tidak
dana.
diperbolehkan untuk
Jadi dapat disimpulkan secara umum meminjamkan modal
mudharabah itu merupakan akad kerjasama kepada orang lain kecuali
antara dua belah pihak dimana pemilik dana/ atas seijin pemilik dana.
penyedia dana sebagai pihak pertama dan 6) Pengelola dana memiliki
pihak lainnya sebagai pengelola dan yang kebebasan untuk mengatur
keuntungannnya dibagikan sesuai perjanjian/ modal menurut
akad awal terjadi, dengan kerugian kebijaksanaan dan
ditanggung oleh penyedia/pemilik dana. pemikirannya sendiri,
Menurut Prasetyo (2019) rukun selama tidak di larang
mudharabah ada 4 yaitu: syariah.
2. Kerja
a. Pelaku (transaktor). Investor biasa 1) Kontribusi pengelola dana
disebut dengan shahibul maal atau dapat dibentuk keahlian
rabhul mal, sedangkan pengelola keterampilan, selling skill,
modal biasa disebut dengan mudharib. management skill, dll.
Memiliki kompetensi beraktivitas 2) Kerja adalah hak pengelola
antara lain, mampu membedakan yang dan tidak boleh di intervensi
baik dan buruk serta tidak dalam oleh pemilik dana.
keadaan tercekal seperti pailit. 3) Pengelola harus
1. Pelaku harus cakap hukum dan menjalankan dana harus
balig. menjalankan usaha sesuai
syariah.

348
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

4) Pengelola dana harus disyaratkan hanya untuk satu


mematuhi semua ketetapan pihak.
dalam kontrak. 5. Penyedia dana menanggung
5) Dalam hal pemilik dana semua kerugian dari mudharabah
tidak boleh melakukan dan pengelola tidak boleh
kewajiban atau melakukan menanggung kerugian apapun,
pelanggaran terhadap kecuali diakibatkan dari
kesepakatan pengelola dana kesalahan yang disengaja,
sedah menerima modal dan kelalaian atau pelanggaran
sudah bekerja maka kesepakatan.
pengelola dana berhak 6. Sekiranya terjadi kerugian yang
mendapatkan imbalan/ganti disebabkan oleh kelalaian
rugi/upah. mudharib maka mudharib wajib
menanggung segala kerugian
c. Ijab dan kabul
tersebut.
Ijab dan kabul atau persetujuan
kedua belah pihak dalam mudharabah Metode Pembagian Hasil Usaha
yang merupakan wujud dari prinsip Pembagian hasil usaha mudharabah
sama-sama rela (an-taraddin minkum). dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi
Dalam hal ini, kedua belah pihak harus hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip
secara rela bersepakat untuk bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha
meningkatkan diri dalam akad adalah laba bruto (gross profit) bukan total
mudharabah. pendapatan usaha (omset). Sedangkan jika
berdasarkan prinsip bagi laba, dasar
d. Nisbah Keuntungan
pembagian adalah laba neto (netprofit) yaitu
Nisbah keuntungan
laba bruto dikurangi beban yang berkaitan
mencerminkan imbalan yang berhak
dengan pengelolaan dana mudharabah.
diterima oleh kedua belah pihak yang
terikat akad mudharabah. Syarat Bagi hasil dalam sistem perbankan
pembagian keuntungan dalam investasi syariah merupakan ciri khusus yang
mudharabah meliputi hal-hal sebagai ditawarkan kepada masyarakat dan di dalam
berikut : aturan syariah yang berkaitan dengan
pembagian hasil usaha harus ditentukan
1. Nisbah adalah besaran yang
terlebih dahulu pada awal terjadinya
digunakan untuk bagian
kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi
keuntungan, mencerminkan
bagi hasil antara kedua bela pihak
imbalan hak yang diterima oleh
ditentukan sesuai kesepakatan bersama
kedua pihak yang ber-
dan harus terjadi dengan adanya kerelaan
mudharabah atas keuntungan
(an-taraddin) di masing-masing pihak
yang diperoleh.
tanpa adanya unsur paksaan (Putri, 2012).
2. Perubahan nisbah harus
berdasarkan kesepakatan kedua Definisi lain dari bagi hasil adalah
belah pihak. suatu cara pembagian hasil usaha antara
3. Pemilik dana tidak boleh penyedia dana dan pengelola dana.
meminta pembagian keuntungan Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi
dengan menyatakan nilai nominal antara bank dengan penyimpan dana
tertentu karena dapat maupun antara bank dengan nasabah
menimbulkan riba. penerima dana. Mekanisme perhitungan
4. Harus diperuntuka bagi kedua bagi hasil yang diterapkan di dalam
belah pihak dan tidak boleh
349
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

perbankan syariah terdiri dari dua sistem, Keuntungan yang dapat


yaitu : didapat dari hasil usaha tersebut
akan dilakukan pembagian setelah
a. Profit Sharing (Bagi Laba)
dilakukan perhitungan terlebih
Bagi laba (profit sharing) dahulu atas biaya-biaya yang telah
adalah bagi hasil yang dihitung dari dikeluarkan selama proses usaha.
pendapatan setelah dikurangi biaya Keuntungan usaha dalam dunia bisnis
pengelolaan dana. Dalam sistem bisa negatif artinya usaha merugi,
syariah pola ini dapat digunakan positif berarti ada angka lebih sisa
untuk keperluan distribusi hasil usaha dari pendapatan dikurang biaya-biaya
lembaga keuangan syariah dan nol artinya antara pendapatan
(Hardiwinoto, 2011). Jadi profit dan biaya menjadi balance.
sharing merupakan perhitungan bagi Keuntungan yang dibagikan adalah
hasil yang didasarkan kepada hasil keuntungan bersih (net profit) yang
bersih dari total pendapatan setelah merupakan kelebihan dari selisih atas
dikurangi dengan biaya-biaya yang pengurangan total cost terhadap total
dikeluarkan untuk memperoleh revenue (Dariah et al, 2015).
pendapatan tersebut. Pada perbankan
syariah istilah yang sering dipakai b. Revenue Sharing
adalah profit and lost sharing, dimana Revenue pada perbankan
hal ini dapat diartikan sebagai syariah adalah hasil yang diterima
pembagian antara untung dan rugi oleh bank dari penyaluran dana
dari pendapatan yang diterima atas (investasi) kedalam bentuk aktiva
hasil usaha yang telah dilakukan. produktif, yaitu penempatan dana pada
pihak lain. Hal ini merupakan selisih
Sistem profit and lost sharing
atau angka lebih dari aktiva
dalam pelaksanaannya merupakan
produktif dengan hasil penerimaan
bentuk dari perjanjian antara pemodal
bank.
(investor) atau pengelola modal
(entrepreneur) dalam menjalankan Perbankan syariah
kegiatan usaha ekonomi, dimana di memperkenalkan sistem pada
antara keduanya akan terikat kontrak masyarakat dengan istilah Revenue
bahwa di dalam usaha tersebut jika Sharing yaitu sistem bagi hasil yang
mendapatkan keuntungan akan dihitung dari total pendapatan
dibagi antara kedua bela pihak pengelolaan dana tanpa dikurangi
sesuai nisbah kesepakatan di awal dengan biaya pengelolaan dana.
perjanjian. Adapun pengertian lain dari revenue
sharing dalam arti perbankan adalah
Begitu pula apabila usaha
perhitungan bagi hasil didasarkan
mengalami kerugian akan di
kepada total seluruh pendapatan yang
tanggung bersama sesuai porsi
diterima sebelum dikurangi dengan
masing-masing. Kerugian bagi
biaya-biaya yang telah dikeluarkan
pemodal tidak mendapatkan kembali
untuk memperoleh pendapatan
modal investasinya secara utuh
tersebut. Sistem revenue sharing
ataupun keseluruhan sedangkan bagi
berlaku pada pendapatan bank yang
pengelola modal tidak mendapatkan
akan dibagikan dihitung berdasarkan
upah/hasil dari jerih payahnya atas
pendapatan kotor (gross sales) yang
kerja yang telah dilakukannya (Putri,
digunakan dalam menghitung bagi
2012).
hasil untuk produk pendanaan bank.

350
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

Maqashid Syariah Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu


bermaksud hendak menimbulkan
Dalam kamus bahasa arab, maqshad
permusuhan dan kebencian di antara kamu
dan maqashid berasal dari akar kata qashd.
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu,
Maqshid adalah kata yang menunjukkan
dan menghalangi kamu dari mengingat
banyak (jama’), mufradnya maqshad yang
Allah dan sembahyang; Maka berhentilah
berarti tujuan atau target. Syatibi
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu”
mendefinisikan maqashid syariah dari
(Q.S. Al-Ma’idah ayat 91).
kaidah berikut, sesungguhnya syariah
bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan 4. Hifdzu mal (Melindungi Harta)
manusia di dunia dan akhirat. Imam Asy-
Syatibi menjelaskan ada 5 bentuk maqashid َ ‫حوا ْ ٌَا َط‬
ُ ‫ك‬ َ َ َٰ َ َ ‫ر ر ُ ر َ َ ُ ر ُ ْ ر‬
‫اب‬ َٰ ‫ِإَون خِفتً أَّل تلسِطوا ِِف ٱِلت‬
ِ ُ‫َم فٱ‬
ََ ‫ّ َ ٓ َ ر َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ر ر ُ ر‬
syariah atau yang disebut dengan kulliyat al-
َٰ ‫كً ٌّ ََِ ٱىنِساءِ ٌح‬ ُ َ
khamsah (lima prinsip umum). Kelima
‫َن وجلَٰث وربَٰعَۖ فإِن خِفتً أَّل‬ ‫ى‬
maqashid tersebut yaitu : ََ َ ‫َ ر ُ ْ َ َ َ ً َ ر َ َ َ َ ر َ ر َ ُ ُ ر َ َ َ ر‬
1. Hifdzu Din (Melindungi Agama)
ٰٓ ‫تعدِلوا فنَٰحِدة أو ٌا ميهت أيمَِٰكً ذَٰل ِم أد‬
‫َن أَّل‬
ْ ُ َ
‫ََ َ َر ُ ر‬
ُ ُ ‫ٱۡل ََ َو ر َ َ ر‬ ٣ ‫ت ُعولوا‬
ِ ‫ٱۡلنس إَِّل ِِلَعبد‬
٥٦ ‫ون‬ ِ ِ ‫وٌا خيلت‬
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
manusia melainkan supaya mereka perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengabdi kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat mengawininya), Maka kawinilah wanita-
ayat 56). wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga
atau empat. kemudian jika kamu takut tidak
2. Hifdzu Nafs (Melindungi Nyawa)
akan dapat Berlaku adil. Maka (kawinilah)
َ ُ ‫َ ر‬ َ َ َ َ َ َ َ َ
‫َوَّل َيل ُتيون‬ ‫إِل َٰ ًها َءاخ َر‬ ‫ِيَ َّل يَ رد ُعون‬
ِ‫ٌَ َع ٱّلل‬
seorang saja, atau budak-budak yang kamu
‫وٱَّل‬ miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat
َ ُ
ٌََ ‫يَ رزُون َو‬
َ َ‫ب ر‬
‫ٱۡل ّ ِق َوَّل‬
َ َُ
‫ح َر َم‬
‫ٱّلل إَِّل‬ َ ‫ٱنلَ رف َس َٱىِت‬ kepada tidak berbuat aniaya” (Q.S. An-Nisa
ِ ِ
َ ‫ر‬
‫َي رف َع رو َذَٰل َِم يَي َق أجَ ا‬
ayat 3).
٦٨ ‫اٌا‬
5. Hifdzu Nasab (Melindungi Keturunan)

ُ َ َُ ََ َ َ ُ َ َ ٓ َ ُّ ْ ُ ‫َ َ ُ ر‬
ً‫ٱّلل ىك ر‬ ‫ٱلسف َها َء أ رٌ َنَٰىك ًُ ٱى ِِت‬
Artinya: “Tidak menyembah tuhan yang lain
‫جعو‬ ‫وَّل تؤتوا‬
‫َ ا‬ َ ْ ُ ُ
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
ُ ‫ر‬ َ ‫وه رً ف‬ ُ ُ ُ ‫َ َٰ ا َ ر‬
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali ‫َوكولوا ل ُه رً ك روَّل‬ ً‫ِيها َوٱك ُسوه ر‬ ‫ك ِيٍا وٱرزك‬
dengan (alasan) yang benar, dan tidak
‫ا‬
berzina, barang siapa yang melakukan yang ٥ ‫ٌَ رع ُروفا‬
demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya)” (Q.S. Al-Furqan Artinya: “Dan janganlah kamu serahkan
ayat 68). kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam
3. Hifdzu Aql (Melindungi Akal) kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
ٓ َ ‫ُ ر َ َ ر ر‬ َ َ ُ ُ ََ
pokok kehidupan. berilah mereka belanja
‫يد ٱلش ري َطَٰ َُ أن يُوك َِع بَير َِك ًُ ٱى َعد َٰ َوة َوٱۡلَغضا َء‬ ِ‫إِنٍا ير‬ dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
َ َ ‫ر‬ َ ُ
َِ ‫ِس َو َي ُص َدك رً عَ ذِن ِر ٱّللِ َوع‬ ‫ر‬ ‫ر‬ َ‫ر‬
ِِ ‫ِِف ٱۡل رٍ ِر َوٱل ٍَي‬
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik” (Q.S. An-Nisa ayat 5).
َ َ ُّ ُ َ ‫َ َ َٰ َ َ ر‬
٩١ ‫ِت ُهون‬ ٌ ً‫ٱلصيوةِِۖ فهو أُت‬

351
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

METODE PENELITIAN topik yang diteliti. Wawancara dalam


penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
Pendekatan Penelitian
data dan informasi mengenai produk akad
Pendekatan yang digunakan dalam mudharabah pada Bank Syariah.
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data dengan
Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur
menggunakan dokumentasi merupakan suatu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
teknik pengumpulan data dengan
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-
menghimpun dan menganalisis dokumen-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
dokumen, baik tertulis, gambar, maupun
Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik
elektronik. Studi dokumen merupakan
alami (natural serfing) sebagai sumber data
pelengkap dari penggunaan metode
langsung, deskriptif, proses lebih
observasi dan wawancara dalam penelitian
dipentingkan dari pada hasil.
kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau
Analisis dalam penelitian kualitatif wawancara, akan lebih kredibel dan dapat
cenderung dilakukan secara analisis induktif dipercaya kalau didukung oleh dokumen-
dan makna makna merupakan hal yang dokumen dari narasumber (Sukmadinata,
esensial (Moleong, 2016). Metode 2013). Dokumen yang kami pakai berupa
pengumpulan data yang digunakan adalah contoh laporan keuangan dari pihak bank
metode simak dan metode cakap dalam terkait, serta dokumen tambahan berupa
Saddhono (2012), yang selanjutnya laporan keuangan konsolidasi yang ada pada
menggunakan teknik simak libat cakap, BEI yang dapat diakses secara daring.
teknik rekam, dan teknik catat.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di dua Setelah ditemukan beberapa data
lokasi, yaitu di Bank Muamalat KC yang diinginkan, baik dari hasil penelitian
Gorontalo Jl. Ahmad Yani, dan di Bank interview maupun dokumentasi, maka akan
Mandiri Syariah KC Gorontalo Jl. Ahmad dianalisa temuan yang ada, serta
Yani. menjelaskan tentang implikasi-implikasi dari
Subjek Penelitian hasil penelitian tentang upaya dari bank
syariah di Kota Gorontalo dalam
Subjek penelitian ini terdiri dari 2 menerapkan metode bagi hasil
staf Bank Syariah yang diambil dan (mudharabah) menggunakan revenue
merupakan pihak yang terlibat dengan sharing ataukah profit sharing. Untuk teknik
produk bank syariah yaitu akad mudharabah analisa sendiri dijelaskan dalam penelitian
dengan tujuan agar subjek dapat memberikan ini, peneliti menggunakan analisa kualitatif
data secara tepat. deskriptif (pemaparan) dan data yang
Teknik Pengumpulan Data diperoleh peneliti baik melalui interview
maupun dokumentasi dari pihak-pihak yang
Teknik pengumpulan data yang mengetahui tentang data-data yang
digunakan dalam penelitian adalah teknik dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun
wawancara atau interview, dan dokumentasi. hasil temuannya adalah sebagai berikut:
Teknik wawancara yang digunakan Penggunaan Metode Revenue Sharing
dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam Saat peneliti melakukan observasi,
merupakan cara mengumpulkan data atau peneliti menemukan upaya yang dilakukan
informasi dengan cara langsung bertatap oleh bank syariah yakni Bank Muamalat dan
muka dengan informan, dengan maksud Bank Syariah Mandiri dalam menerapkan
mendapatkan gambaran lengkap tentang salah satu metode pembagian hasil usaha
dari akad mudharabah itu sudah dilakukan
352
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

dengan memikirkan kondisi perkenomian revenue. Ada pula penelitian yang


dan sosial masyarakat. Ini sesuai dengan apa menyatakan bahwa pengaruh orang
yang sudah dikatakan oleh staf khusus kedua menabung pada bank adalah laba yang akan
bank yang menyatakan bahwa yang diterima atau return yang akan didapatkan
digunakan bank tersebut adalah revenue dari penenaman dana atau investasi pada
sharing, bahkan kata mereka sebagian besar sebuah bank (Ahmad dan Haron, 2002).
perbankan syariah di Indonesia itu banyak Meski bank hanya mendapatkan
menggunakan revenue sharing. sedikit keuntungan dari revenue sharing hal
Bagi Bank Muamalat sendiri yang ini tidak serta merta menjadikan bank
merupakan pelopor bank syariah di berpindah ke metode bagi hasil profit
Indonesia, pun sudah sejak awal menerapkan sharing yang memberikan keuntungan bagi
revenue sharing dalam metode bagi hasilnya. pihak bank sebagai pengelola dana. Ini
Di dalam penggunaan akad bagi hasil itu karena bank masih mengharapkan
memang sebaiknya menggunakan profit bertambahnya pengguna/nasabah dalam
sharing karena pihak bank sebagai pengelola dunia perbankan di Indonesia khusunya
dana, akan mendapatkan resiko yang kecil Gorontalo. Meski sudah ditawarkan dengan
dibandingkan ketika menggunakan revenue metode bagi hasil revenue sharing,
sharing. Hal ini sesuai dengan cara masyarakat masih belum bisa move on dari
pengambilan metode bagi hasil itu. perbankan konvensional, terkhususnya
masyarakat Gorontalo yang jumlahnya >90%
Untuk revenue sharing sebagai salah
umat Islam pun juga dikenal daerah
satu metode yang digunakan bank akan
Gorontalo ini dengan istilah ’Serambi
membagi hasil laba kotor pendapatan yang
Madinah’-nya Indonesia.
didapatkan oleh bank sebagai pengelola
dana, tanpa pihak bank mengurangi biaya- Hal lain pula yang mendorong bank
biaya serta beban-beban yang seharusnya syariah untuk menerapkan sistem bagi hasil
ditanggung bank. Ini jelas memberikan revenue sharing tidak semata-mata untuk
kerugian pada bank. Dikarenakan setelah menarik banyak nasabah untuk melakukan
pembagian hasil laba pendapatan yang penanaman modalnya terhadap bank. Tetapi
diterima bank berdasarkan nisbah yang telah ada maksud dan tujuan yang sudah
ditentukan, bank masih harus membayar ditetapkan oleh bank syariah itu didirikan
biaya serta beban perusahaan. Hal ini bisa yang disebut dengan maqashid syariah.
dilihat dalam penjelasan PSAK 105 tentang Maqashid syariah terdiri dari 5 yaitu
mudharabah. AKUNTAN. Kelima maqashid tersebut
adalah :
Hal berbeda jika bank menggunakan
metode profit sharing, maka bank akan 1. Hifdzu Din (Melindungi Agama)
mendapatkan keuntungan karena bank hanya 2. Hifdzu Aql (Melindungi aKal)
akan membagi hasil pendapatan laba bersih 3. Hifdzu Nasab (Melindungi
kepada pemberi dana. Sebagaimana yang KeturUNan)
telah diterangkan oleh Hardiwinoto (2011), 4. Hifdzu mal (Melindungi HarTA)
bagi laba (Profit Sharing) adalah bagi 5. Hifdzu Nafs (Melindungi Nyawa)
hasil yang dihitung dari pendapatan Inilah maksud yang dituju oleh bank
setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. syariah sesungguhnya. Bank syariah itu tidak
Sejalan dengan Dariah et al (2015), berorientasi pada keuntungan semata, akan
keuntungan yang dibagikan adalah tetapi berdasarkan pada maqashid syariah
keuntungan bersih (net profit) yang yang berpegang teguh pada apa yang
merupakan kelebihan dari selisih atas diturunkan Allah SWT. Kami menyimpulkan
pengurangan total cost terhadap total bahwa alasan paling krusial bank
353
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

menggunakan metode bagi hasil revenue tidak berbeda jauh dari apa yg dilakukan
sharing itu dikarenakan maqashid syariah perbankan syariah di Indonesia saat ini.
yang secara tidak langsung belum disadari Meski yang dilakukan itu awalnya hanya
oleh bank tersebut. Tapi dilihat dari untuk menarik nasabah dan meningkatkan
informasi-informasi yang diberikan maka itu iklim perbankan syariah di Indonesia. Tapi
akan merujuk kepada alasan as-syari’ah tanpa disadari bahwa informasi-infomasi
yang disebut sebagai maqhashid syariah. tersebut dilakukan semata-mata karena
maqashid syariah. Berdasarkan beberapa
Tidak berbeda jauh dengan pendapat
teori serta pengertian mengenai profit
dari Yusof et.al (2015), yang menyatakan
sharing dan revenue sharing dapat dilihat
bahwa negara-negara GCC itu sesungguhnya
beberapa perbedaannya dalam tabel berikut
dalam menjalankan perbankan kembali
ini.
kepada maqashid syariah. Sehingga ini juga
Tabel 1. Perbedaan Implementasi Profit Sharing dan Revenue Sharing
No Profit Sharing Revenue Sharing
1. Profit sharing adalah bagi keuntungan atau laba. Revenue sharing berarti pembagian hasil,
penghasilan atau pendapatan.
2. Perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang
bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana
memperoleh pendapatan tersebut atau pula dan atau beban-beban dalam mengelola dana
beban-beban yang harus ditanggung pada tersebut.
pengelolaan dana tersebut.
3. Di antara keduanya (pemilik dana dan pengelola) Perbankan Syariah memperkenalkan sistem pada
akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu
tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi sistem bagi hasil yang dihitung dari total
kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi
perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami dengan biaya pengelolaan dana.
kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi
masing-masing modal yang ditanamkan*.
*Tipe mudharabah musyarakah
4. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan
bersih (net profit) yang merupakan kelebihan dari bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan
selisih atas pengurangan total cost terhadap total pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan
revenue. dalam menghitung bagi hasil untuk produk
pendanaan bank.
5. Pada perbankan syariah istilah yang sering Revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan
dipakai adalah profit and loss sharing, dimana hal bunga bank yang diterima dari penyaluran
ini dapat diartikan sebagai pembagian antara dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan
untung dan rugi dari pendapatan. yang diberikan oleh bank.
Sumber: Data Olahan (2021)
KESIMPULAN digunakan di Indonesia adalah revenue
sharing, dikarena beberapa alasan yang telah
Berdasarkan hasil riset dapat
dipaparkan di atas seperti alasan tersirat oleh
disimpulkan bahwa, akad mudharabah
pihak bank yakni, tetap menarik nasabah/
merupakan salah satu akad yang banyak
pelanggan ke bank untuk menanamkan
dipakai dalam perbankan di Indonesia. Akad
dananya sebagai dana mudharabah. Alasan
ini sendiri terbagi atas dua metode, dalam
yang krusial pula, yang tidak dinyatakan
perhitungan pembagian hasil pendapatan
tersitar oleh bank tetapi dapat dinilai dari
mudharabah. Yakni profit sharing dan
informasi-informasi yang diberikan bahwa
revenue sharing, dan yang paling banyak
penggunanaan metode revenue sharing itu
354
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355

berlandaskan pada maqashid syariah dari Sosiolingustik Pemakaian Bahasa


penerapan akuntansi perbankan syariah pada Mahasiswa Asing Dalam Pembelajaran
bank-bank syariah selaku salah satu pelaku Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing
ekonomi Islam. Meski alasan krusial ini (BIPA) Di Universitas Sebelas Maret.
tidak dipaparkan oleh informan, tetapi Kajian Linguistik Dan Sastra, 24(2), p.
informasi-informasi yang diberikan terpapar 176-186.
jelas dalam tujuan as-syari’ah yakni Sayyid, S. 2013. Fiqih Sunnah 4 / Sayyid
maqhashid syariah. Sabiq ; Penerjemah: Abu Syauqina, Abu
DAFTAR PUSTAKA Aulia Rahma (Cet. 1). Tinta Abadi
Gemilang. Jakarta.
Ahmad, Norafifah., & Haron, Sudin. (2002).
Perceptions of Malaysian corporate Sukmadinata, N. S. 2013. Metode Penelitian
customers towards Islamic banking Pendidikan. PT Remaja. Bandung.
products and services. International Susana, Erni., & Prasetyanti, Annisa. 2011.
Journal of Islamic Financial Services. Pelaksanaan dan Sistem Bagi Hasil
3(4). Pembiayaan al-Mudharabah Pada Bank
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah. Jurnal Keuangan Dan
Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Perbankan, 15(3), p. 466-478.
Insani. Jakarta. Yusof, R. M., Bahlous, M., & Tursunof, H.
Dariah, Atih Rohaeti., Sundaya, Yuhka., & 2015. Are Profit Sharing Rates of
Abdul Malik, Zaini. 2015. Optimizing Mudharabah Account Linked to Interest
Input and Output under the Scheme of Rates? An Investigation on Islamic
Mudharabah. International Journal of Banks in GCC Countries. Jurnal
Science and Research (IJSR), 4(5), p. Ekonomi Malaysia, 49(2), p. 77-86.
227-231.
Ebrahim, M. Shahid., & Joo, Tan Kai. 2001.
Islamic banking in Brunei Darussalam.
International Journal of Social
Economics, 28(4), p. 314-337.
Hardiwinoto. 2011. Analisis Komparasi
Review Anda Profit Sharing Pada
Sistem Mudharabah Pada PT. BPRS
PNM Binama Semarang. Value Added,
7(2), p. 46-67.
Moleong, L. J. 2016. Metodologi Penelitian
Kualitatif (Revisi). PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Prasetyo, A. 2019. Akuntansi Keuangan
Syariah. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Putri, Ghianisa Oktaria. 2012. Analisis Bagi
Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia. Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
Saddhono, Kundharu. 2012. Kajian

355

You might also like