Professional Documents
Culture Documents
7521-Article Text-27234-1-10-20211025
7521-Article Text-27234-1-10-20211025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah metode bagi hasil yang digunakan oleh bank-bank
syariah di Kota Gorontalo. Metode yang digunakan untuk melihat seperti apa bank syariah secara
umum menerapkan metode bagi hasil revenue sharing atau profit sharing menggunakan metode
sampling dalam menentukan objeknya. Sampel penelitian ini adalah Bank Muamalat cabang Kota
Gorontalo dan Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan
mewawancarai staf bank terkait, dan juga melakukan dokumentasi terhadap dokumen-dokumen
berupa laporan keuangan secara umum terhadap sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa bank-bank syariah terkhusus di Gorontalo dan pada umumnya di Indonesia sendiri
menggunakan revenue sharing dalam metode bagi hasil mudharabah dibandingkan dengan profit
sharing yang banyak digunakan oleh bank syariah yang ada di luar negeri misalkan Malaysia.
ABSTRACT
This research aims to observe which method is used on mudharabah by Islamic banks in the capital of
Gorontalo. The method used to observe that Islamic banks in generally using revenue sharing or
profit sharing method we use the sampling methods to determine the object. The sample of this
research are Muamalat Bank and Bank Mandiri Syariah. This research was conducted by
interviewing the bank’s staff, and also used documentation method of documents such as general
financial statements. The results of this study indicate that Islamic banks especially in Gorontalo and
generally in Indonesia itself, uses revenue sharing method in the mudharabah, compared to profit
sharing that is widely used on inertnational Islamic banks such as Malaysia.
345
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
346
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si 2. Pelaku akad mudharabah dapat
pengelola. Sedangkan kerugian itu dilakukan sesama atau dengan non
diakibatkan karena kecurangan atau muslim.
kelalaian si pengelola, si pengelola harus 3. Pemilik dana tidak boleh ikut
bertanggung jawab atas kerugian tersebut. campur dalam pengelolaan usaha,
tetapi ia boleh mengawasi.
Adapula menurut PSAK 105
mudharabah adalah akad kerjasama usaha b. Objek mudharabah (modal dan kerja)
antara dua pihak dimana pihak pertama 1. Modal
(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, 1) Modal yang diserahkan
sedangkan pihak kedua (penegelola dana) dapat berbentuk uang/aset
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan lainnya (dinilai sebesar nilai
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan wajar), harus jelas dan
sedangkan kerugian finansial hanya jumlahnya.
ditanggung oleh pemilik dana. 2) Modal harus tunai dan tidak
utang.
Sebagaimana pula dengan yang
3) Modal harus diketahui
dipaparkan pada Ebrahim dan Joo (2001),
dengan jelas jumlahnya
bahwa dalam akad mudharabah, tanggungan
dari kerugian yang diakibatkan saat usaha itu sehingga dapat dibedakan
dari keuntungannya.
dikelola atau berjalan ditanggung oleh
4) Pengelola dana tidak
pemilik dana, namun ketika kerugian
diperkenankan untuk me-
dilakukan dengan sebuah kesengajaan oleh
mudharabah-kan kembali
pengelola dana maka kerugian tersebut harus
modal mudharabahnya.
dibayarkan oleh pengelola kepada pemilik
5) Pengelola tidak
dana.
diperbolehkan untuk
Jadi dapat disimpulkan secara umum meminjamkan modal
mudharabah itu merupakan akad kerjasama kepada orang lain kecuali
antara dua belah pihak dimana pemilik dana/ atas seijin pemilik dana.
penyedia dana sebagai pihak pertama dan 6) Pengelola dana memiliki
pihak lainnya sebagai pengelola dan yang kebebasan untuk mengatur
keuntungannnya dibagikan sesuai perjanjian/ modal menurut
akad awal terjadi, dengan kerugian kebijaksanaan dan
ditanggung oleh penyedia/pemilik dana. pemikirannya sendiri,
Menurut Prasetyo (2019) rukun selama tidak di larang
mudharabah ada 4 yaitu: syariah.
2. Kerja
a. Pelaku (transaktor). Investor biasa 1) Kontribusi pengelola dana
disebut dengan shahibul maal atau dapat dibentuk keahlian
rabhul mal, sedangkan pengelola keterampilan, selling skill,
modal biasa disebut dengan mudharib. management skill, dll.
Memiliki kompetensi beraktivitas 2) Kerja adalah hak pengelola
antara lain, mampu membedakan yang dan tidak boleh di intervensi
baik dan buruk serta tidak dalam oleh pemilik dana.
keadaan tercekal seperti pailit. 3) Pengelola harus
1. Pelaku harus cakap hukum dan menjalankan dana harus
balig. menjalankan usaha sesuai
syariah.
348
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
350
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
ُ َ َُ ََ َ َ ُ َ َ ٓ َ ُّ ْ ُ َ َ ُ ر
ًٱّلل ىك ر ٱلسف َها َء أ رٌ َنَٰىك ًُ ٱى ِِت
Artinya: “Tidak menyembah tuhan yang lain
جعو وَّل تؤتوا
َ ا َ ْ ُ ُ
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
ُ ر َ وه رً ف ُ ُ ُ َ َٰ ا َ ر
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali َوكولوا ل ُه رً ك روَّل ًِيها َوٱك ُسوه ر ك ِيٍا وٱرزك
dengan (alasan) yang benar, dan tidak
ا
berzina, barang siapa yang melakukan yang ٥ ٌَ رع ُروفا
demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya)” (Q.S. Al-Furqan Artinya: “Dan janganlah kamu serahkan
ayat 68). kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam
3. Hifdzu Aql (Melindungi Akal) kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
ٓ َ ُ ر َ َ ر ر َ َ ُ ُ ََ
pokok kehidupan. berilah mereka belanja
يد ٱلش ري َطَٰ َُ أن يُوك َِع بَير َِك ًُ ٱى َعد َٰ َوة َوٱۡلَغضا َء ِإِنٍا ير dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
َ َ ر َ ُ
َِ ِس َو َي ُص َدك رً عَ ذِن ِر ٱّللِ َوع ر ر َر
ِِ ِِف ٱۡل رٍ ِر َوٱل ٍَي
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik” (Q.S. An-Nisa ayat 5).
َ َ ُّ ُ َ َ َ َٰ َ َ ر
٩١ ِت ُهون ٌ ًٱلصيوةِِۖ فهو أُت
351
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
menggunakan metode bagi hasil revenue tidak berbeda jauh dari apa yg dilakukan
sharing itu dikarenakan maqashid syariah perbankan syariah di Indonesia saat ini.
yang secara tidak langsung belum disadari Meski yang dilakukan itu awalnya hanya
oleh bank tersebut. Tapi dilihat dari untuk menarik nasabah dan meningkatkan
informasi-informasi yang diberikan maka itu iklim perbankan syariah di Indonesia. Tapi
akan merujuk kepada alasan as-syari’ah tanpa disadari bahwa informasi-infomasi
yang disebut sebagai maqhashid syariah. tersebut dilakukan semata-mata karena
maqashid syariah. Berdasarkan beberapa
Tidak berbeda jauh dengan pendapat
teori serta pengertian mengenai profit
dari Yusof et.al (2015), yang menyatakan
sharing dan revenue sharing dapat dilihat
bahwa negara-negara GCC itu sesungguhnya
beberapa perbedaannya dalam tabel berikut
dalam menjalankan perbankan kembali
ini.
kepada maqashid syariah. Sehingga ini juga
Tabel 1. Perbedaan Implementasi Profit Sharing dan Revenue Sharing
No Profit Sharing Revenue Sharing
1. Profit sharing adalah bagi keuntungan atau laba. Revenue sharing berarti pembagian hasil,
penghasilan atau pendapatan.
2. Perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang
bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana
memperoleh pendapatan tersebut atau pula dan atau beban-beban dalam mengelola dana
beban-beban yang harus ditanggung pada tersebut.
pengelolaan dana tersebut.
3. Di antara keduanya (pemilik dana dan pengelola) Perbankan Syariah memperkenalkan sistem pada
akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu
tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi sistem bagi hasil yang dihitung dari total
kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi
perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami dengan biaya pengelolaan dana.
kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi
masing-masing modal yang ditanamkan*.
*Tipe mudharabah musyarakah
4. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan
bersih (net profit) yang merupakan kelebihan dari bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan
selisih atas pengurangan total cost terhadap total pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan
revenue. dalam menghitung bagi hasil untuk produk
pendanaan bank.
5. Pada perbankan syariah istilah yang sering Revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan
dipakai adalah profit and loss sharing, dimana hal bunga bank yang diterima dari penyaluran
ini dapat diartikan sebagai pembagian antara dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan
untung dan rugi dari pendapatan. yang diberikan oleh bank.
Sumber: Data Olahan (2021)
KESIMPULAN digunakan di Indonesia adalah revenue
sharing, dikarena beberapa alasan yang telah
Berdasarkan hasil riset dapat
dipaparkan di atas seperti alasan tersirat oleh
disimpulkan bahwa, akad mudharabah
pihak bank yakni, tetap menarik nasabah/
merupakan salah satu akad yang banyak
pelanggan ke bank untuk menanamkan
dipakai dalam perbankan di Indonesia. Akad
dananya sebagai dana mudharabah. Alasan
ini sendiri terbagi atas dua metode, dalam
yang krusial pula, yang tidak dinyatakan
perhitungan pembagian hasil pendapatan
tersitar oleh bank tetapi dapat dinilai dari
mudharabah. Yakni profit sharing dan
informasi-informasi yang diberikan bahwa
revenue sharing, dan yang paling banyak
penggunanaan metode revenue sharing itu
354
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (2) : 345 - 355
355