Professional Documents
Culture Documents
CBR Esdm Ilman Ashari
CBR Esdm Ilman Ashari
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
PRODI ILMU EKONOMI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata
kuliah Kepemimpinan ini. Saya berterima kasih kepada Bapak Ibu PUTRI KUMALA
DEWI LUBIS, SE., M., AK selaku dosen pengampu mata kuliah ESDA karena telah
memberikan penugasan mengenai Critical Book Report ini guna menambah
pengetahuan dan pengalaman.
Saya juga menyadari bahwa Critical Book Report ini masih memiliki kekurangan,
oleh karena itu, saya meminta maaf atas kesalahan dalam penulisan maupun kata-kata
pada Critical Book Report ini dan saya juga mengharapkan kritik dan saran para
pembaca yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.2 Tujuan..................................................................................................................
1.3 Manfaat................................................................................................................
BAB IV Penutup
Kesimpulan...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Book Review adalah tugas individu yang mengkaji sebuah buku yang
bertujuan meringkas isi dan mengkritik buku serta memberi saran. Dalam penyusunan
sebuah buku, sering terjadi kesalahan dalam penulisan atau pengetikan. Dalam mata
kuliah ini, saya melakukan pengkritikan buku karena saya ingin melihat apakah tata
bahasa dalam buku ini sudah cocok digunakan sebagai buku panduan belajar untuk
mahasiswa dalam mata kuliah Kepemimpinan.
Adapun hal-hal yang saya kritik dari buku ini adalah tampilan buku, tata letak, tata
tulis termasuk font, isi buku, dan tata bahasa buku. Semoga dengan adanya kritikan ini,
kita dapat mengambil kesimpulan apakah buku ini cocok digunakan oleh mahasiswa
dalam belajar Kepemimpinan.
1.2 Tujuan
Agar menambah wawasan mahasiswa dalam membuat critical book review ini.
Agar meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas isi buku dan
mengkritisinya.
Agar menguatkan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang
menjadi kewajiban mahasiswa.
1.3 Manfaat
Menambah wawasan mengenai pembangunan berkelanjutan
Memahami secara mendalam isi buku yang kita kritik.
Menambah kemampuan mengkritisi buku atau membandingkan isi buku dengan baik.
Mengasah kemampuan daya pikir yang kritis
BAB II
2.1 Identitas
Identitas Buku I
ISBN : 978-979-1340-13-7
Identitas Buku 2
Penerbit : Erlangga
2
Jumlah Halaman : 176 halaman
ISBN : 979-688-191-8
Identitas Buku 3
ISBN : 979-420-405-6
Masalah Lingkungan
3
(CFC) yang menipiskan lapisan ozon karena reaksi Cl dengan O3 menjadi ClO dan 02,
sehingga lapisan ozon tidak mungkin mengurangi tembusnya sinar ultraviolet B yang
merupakan masalah kehidupan di Bumi, termasuk kesehatan manusia. Di permukaan
Bumi juga terjadi pencemaran oleh limbah bahan beracun dan berbahaya. Berbagai
kasus menurunnya kualitas lingkungan ini antara lain mengakibatkan mutasi gen
manusia yang terselubung.
4
dan Pernyataan tentang Prinsip Kehutanan. Prinsip Kehutanan ini berupa pedoman
pengelolaan hutan oleh negara, berupa perlindungan serta pemeliharaan semua tipe
hutan yang bermakna ekonomi bagi keselamatan berbagai jenis biota di dalamnya.
Pada tahun 1997 Dewan Bumi (The Earth Council) yang dibentuk sebagai
kelanjutan dari Konferensi Rio telah merumuskan Piagam Bumi (the Earth Charter)
yang disebarluaskan pada tahun 2000. Piagam Bumi ini merupakan himbauan untuk
menciptakan Bumi masa depan yang berlandaskan tanggung jawab universal untuk
peduli pada kualitas hidup melalui integritas ekologi, keadilan sosial dan ekonomi, dan
terciptanya demokrasi, kerukunan dan perdamaian di Bumi.
1. Beberapa konsep
Di bidang kehutanan, peternakan dan perikanan istilah itu telah lama digunakan,
yaitu ”maximum sustainable yield” dan ”maximum sustainable catch”. Istilah ini
5
menunjukkan besarnya hasil tangkapan maksimum yang dapat diperoleh secara lestari.
Tujuan ini dapat tercapai, apabila hasil maksimum itu tidak melebihi kemampuan
sumberdaya yang ada untuk pulih kembali setelah dimanfaatkan. Dengan perkataan lain,
laju pemanfaatan itu harus lebih kecil atau sama dengan laju proses pemulihan
sumberdaya tersebut sehingga pemanfaatan itu terdukung oleh sumberdaya.
Pembangunan berkelanjutan, istilah tersebut pertama kali dipopulerkan melalui laporan
Our Common Future (masa depan bersama) yang disiapkan oleh World Commission on
Environment and Development (Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan)
1987, yang dikenal pula dengan nama Komisi Bruntland (Gro Harlem Brutland
kemudian menjadi Perdana Menteri Norwegia).
6
kependudukan, ketersediaan jaminan pangan, punahnya spesies dan sumber genetik,
energi, industri, dan pemukiman. Kesemuanya dipandang saling berkaitan sehingga
tidak bisa diperlukan secara terpisah. Lebih jauh konsep pembanguan berkelanjutan
juga disepakati mempunyai batas-batas. Batas-batas tersebut juga bersifat mutlak akan
tetapi tergantung pada tingkat teknologi dan organisasi sosial, dan kapasitas biosfer
untuk menyerap akibat-akibat kegiatan manusia.Menurut Komisi Brundtland (Enger &
Smith, 2004;51) pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah
pembangunan yang mencukupi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi aspirasi dan mencukupi
kebutuhan mereka sendiri.
b. Subtitution; mencari alternatif pengganti sumber daya terutama pada sumber daya
yang tidak terbaharui (nonrenewable resources).c. Interdependence; ada ketergantungan
7
antara satu bagian dengan suatu sistem yang besar, bahwa apa yang dilakukan oleh
suatu masyarakat (dalam pemanfaatan sumber daya) akan memberi dampak (misalnya
buangan limbah) pada masyarakat lainnya.d. Adaptability: masyarakat dapat menyerap
dan melakukan penyesuaian untuk memperoleh keuntungan dalam penggunaan sumber
daya. Untuk itu diperlukan adanya diversifikasi sumber-sumber ekonomi untuk
mendapatkan sumber daya bagi masyarakat. Termasuk disini adalah pendidikan bagi
warga negara agar memiliki kemampuan untuk itu.
Pembangunan baru dapat dinilai sustainable apabila pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin, selain itu dengan meningkatkan nilai
tambah sumber daya alam melalui rekayasa teknologi, budaya dan seni. Karena itu,
kemampuan sumber daya manusia untuk memberi nilai tambah sumber daya
pembangunan melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan
kunci apakah pembangunan yang dilaksanakan itu sustainable, berkelanjutan atau tidak.
Kecenderungan menguras dan menghamburkan sumber daya alam baik yang hayati
maupun non-hayati perlu dibatasi dengan upaya penghematan (reduce), pakai ulang
(reuse), reparasi (repair) atau daur ulang (recycle).Pembangunan berwawasan
lingkungan atau pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri yang unik. Satu
diantaranya adalah adanya saling keterkaitan antara berbagai displin ilmu, usaha dan
institusi. Keterkaitan ini sering kali menjadi kendala utama dalam pemecahan masalah
lingkungan hidup dan pembangunan
8
sebagai cara untuk memacu model kapitalis Barat, sehingga mereka menolaknya karena
alasan ideologi.
Pada saat yang sama teknologi juga menjadi penyebab persoalan lingkungan.
Oleh sebab itu strategi pengelolaan suberdaya dan lingkungan yang berkelanjutan
9
menuntut pengkajian kembali peran teknologi, yang pada sebagian masyarakat berarti
menuntut adanya pengkajian kembali hal-hal yang mendasar dari kebudayaan
mereka.b). Penafsiran yang salahDovers dan Handmer menyimpulkan bahwa
disamping menigkatnya arus informasi, pemahaman kita tentang lingkungan global
dicirikan dengan meningkatnya ketidakpastian.
Hal ini merupakan persoalan bagi banyak kebudaan Barat yang mempunyai
keyakinan bahwa kekuatan ilmu dan teknologi memungkinkan masyarakat memahami
dan mengontrol alam. Dovers dan Handmer menyimpulkan bahwa kita seharusnya
lebih bersahaja, serta mampu memahami bahwa pengetahuan kita yang terbaikpun
tidak cukup dan mungkin malah menimbulkan kesalahan penafsiran pada setiap
pertimbangan. Disisi lain, kita harus cukup yakin untuk mengambil keputusan dalam
situasi ketidakpastian.
10
dikemukakan oleh Divers dan Handmer, jika sumberdaya perlu dilestarikan untuk
kepentingan masa depan, bagaimana masyarakat menetukan berapa banyak sumberdaya
yang dapat dimanfaatkan sekarang dan berapa yang disisihkan untuk masa depan?
Pertannyaan ini akan semakin menantang dalam situasi saat ini, ketika banyak kebutuan
dasarnya, katakanlah miskin, masih ada manusia lain yang tetap membutuhkan lebih
dari satu komputer atau VCR di rumahnya.
Komisi Bruntland menyakini bahwa pertumbuhan adalah perlu dan penting, jika
kebutuhan dasar manusia harus dipenuhi. Walaupun demikian, komisi juga menyadari
adanya berbagai keterbatasan atau batas-batas dalam pertumbuhan tersebut. Beberapa
dilema muncul, yaitu menentukan jenis pertumbuhan yang benar-benar diperlukan
untuk kebutuhan dasar manusia, bagaimana melestarikan pertumbuhan, serta bagaimana
menyakinkan bahwa pertumbuhan tersebut tidak merusak lingkungan dan sumberdaya
yang memungkinkan pertumbuhan tersebut berlangsung.e). Kepentingan individu dan
11
kelompokPencapain pembangunan berlanjut menuntut suatu pertimbangan antara
kepentingan individu dan kelompok. Banyak kebudayaan Barat menekankan pada
pentingnya hak-hak individu dan pilihan, sebagaimana direfleksikan pada
ketergantungan masyarakat terhadap kenderaan pribadi, sikap terhadap hak kepemilikan
tanah, dan kecenderungan untuk menyukai unit-unit rumah individu. Banyak orang
berpendapat bahwa masa depan yang berkelanjutan menuntut banyak penggunaan
kenderaan umum, pergeseran nilai-nilai kepemilikan tanah secara individu kepada
pemeliharaan lahan tanah, serta penerimaan berbagai jenis dan tipe rumah. Banyak
persoalan lingkungan merupakan refleksi dari kumpulan persoalan yang muncul akibat
banyaknya keputusan individu yang menyebabkan konsekuensi ganda yang negatif
terhadap lingkungan.f). Demokrasi melawan tujuanPembangunan berkelanjutan selalu
diasosiasikan dengan pendekatan yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat
lokal, setta meningkatkan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dan
pembangunan lingkungan. Pertimbangan pendapat ini adalah bahwa masyarakat yang
tinggal di wilayah tersebut akan terkena dampak pembangunan, sehingga harus mampu
mengantisipasi kemungkinan dampak negarifnya. Untuk mencapai tujuan
pemberdayaan masyarakat lokal, diperlukan desentralisasi maupun dekonsentrasi proses
pengambilan keputusan dari pemerintah pusat ke pemerintah lokal. Ada banyak lagi
pendapat tentang pentingnya pemberdayaan rnasyarakat lokal, termasuk peningkatan
kemampuan mereka dalam pemanfaatan pengetahuan dan pemahaman lokal. Akan
tetapi, seperti telah dibahas dalam diskusi kepentingan individu dan kelompak, banyak
persoalan lingkungan muncul karena keputusan-keputusan yang diambil oleh banyak
pihak di banyak tempat yang berbeda.
Oleh karenanya, jika tidak ada kapasitas untuk melihat sesuatu secara
menyeluruh, serta tidak ada kapasitas untuk menentukan seperangkat tujuan umum atau
target untuk sesuatu, misalnya penurunan emisi, banyak pemerintah lokal yang mungkin
bertindak sendiri-sendiri tidak akan mampu untuk memberikan kontribusi yang berarti.
Dengan demikian, sementara terdapat kebutuhan untuk memberikan partisipasi dan
peran lokal dalam pengelolaan sumberdaya dan lingkungan, diperlukan pula penciptaan
tujuan atau kepentingan bersama yang dapat dicapai masyarakat, walaupun keputusan
12
dan tindakan dilakukan di tingkat lokal. Meskipun demikian, terlalu sederhana untuk
berasumsi bahwa semua persoalan lingkungan akan terpecahkan jika semua keputusan
dan tindakan dilakukan di tingkat lokal.
Konsep optimasi didasarkan atas gagasan untuk mencapai penggunaan yang terbaik dari
sumberdaya atau lingkungan. Perspektif ini berasumsi bahwa sumberdaya yang tidak
dimanfaatkan adalah "limbah". Pandangan tersebut juga sangat antroposentrik, yang
melihat bahwa sejauh sumberdaya tidak dimanfaatkan untuk manusia, sumberdaya
tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Pandangan ini tidak melihat bahwa mahluk
hidup lain juga tergantung pada lingkungan, dan intervensi manusia seringkali
memberikan konsekuensi buruk pada makhluk hidup lain tersebut. Disisi lain, dengan
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat clan kebutuhan dasar manusia yang perlu
terus dicukupi, gagasan tentang optimasi sangat menarik untuk kebutuhan banyak
orang.Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah menentukan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk memberikan nilai pada aspekaspek yang tidak dapat
13
diukur secara kuantitatif atau moneter. Walaupun demikian, isu yang lebih mendasar
adalah ketika kita menggunakan sumberdaya dan lingkungan secara maksimal,
kapasitas cadangan yang sangat kita perlukan akan tinggal sedikit atau habis jika suatu
keputusan berubah arah. Jika tidak ada kapasitas cadangan, maka pada setiap perubahan
akan dilakukan redistribusi dari penggunaan sumberdaya clan lingkungan saat ini, dan
hal ini berarti bahwa ada sekelompok orang yang akan lebih menderita dibanding ketika
belum ada perubahan. Kapasitas cadangan memberi fleksibilitas pada saat terjadi
perubahan yang menguntungkan beberapa orang tanpa merugikan pihak lain. Akan
tetapi, sangat sulit untuk mempertahankan adanya kapasitas cadangan, ketika kebutuhan
dasar sekelompok masyarakat belum tercukupi.
8. peran optimasi
Kedelapan isu di atas merupakan awal dari suatu agenda untuk siapapun yang
bercita-cita mewujudkan strategi pembangunan berkelanjutan.
14
2.2. Ringkasan buku 2
15
sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan itu sendiri bukanlah masalah
sepele dan dapat dikesampingkan begitu saja' Untuk itu semua, strategl yang paling
relevan adalah pemasvarakatan paradigma pembangunan berkelanjutan, seperti akan
diuraikan berikut ini.
16
generasi mendatangdalam memenuhi kebutuhannya sendiri". Definisi tersebut terkesan
masih terlalu abstrak, sehingga pada tahap aplikasi dan opera-i sionalisasi strategi
pembangunan berkelanjutan, banyak negara mengalami kesulitan tidak terkecuali
Indonesia.
Upaya Kuantifikasi
17
keberlanjutan pembangunan tidak dipertimbangkan dalam perumusan suatu kebiiakan
publik. Sehati-hati apa pun kebijakan ekonomi makro yang diambil, iika pola
pembangunan masih cenderung ekstraktif terhadap sumberdaya alam, maka surplus
neraca perdagangan hanya akan habis untuk memperbaiki mutu ligkungan hidup vang
terlanjur porak-poranda. Sehebat apapun kebijakan transtormasi ekonomi jika tidak
disertai restrukturisasi industri yang ada meniadi industri yang "ramah ingkungan
hidup', ancaman kegagalan ekonomi akan selalu menghantui.
18
Kedua, mulai menerapkan prinsip keseimbangan antara pem bangunan ekonomi
dan pelestarian lingkungan hidup pada beberapa sektor vital serta peka lingkungan
hidup seperti industri berat dan ringan yang cenderung menimbulkan polusi, dan sektor
kehutanan serta pertanian yang cenderung eksploitatif terhadap sumberdava alam. ika
diperlukan, suatu upaya restrukturisasi industri dengan mentransormasikan atau
menghilangkan industri penyebab polusi dan menggantinya dengan yang lebih "bersih"
sebagai motor utama penggerak pembangunan.
Pembangunan Berkelanjutan
19
menyebabkan pula berkurangnya laju sedimentasi di delta di mulut sungai. Akibatnya
delta tersebut mengalami abrasi dan terjadi erosi pantai
Di Indonesia pun kita dapatkan contoh. Pencemaran udara oleh mobil banyak
terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank
Dunia (World Bank, 1994) memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran udara telah
menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk i tahun 1990 diperkirakan
sebesar US$ 97 juta sampai USS 425 juta. Demikian pula pencemaran oleh limbah
industri makin banyak diberikan di i banyak daerah. Kerusakan tataguna lahan dan tata-
air di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh lain. Karena kerusakan tataguna lahan
dan tata-air tersebut. Iaju erosi dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan di
Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan. Banjir besar dii
Jakarta dalam bulan Januari dan Februari 1996 telah menyebabkan kerugian materil
yang besar dan banyak penderitaan lain bagi penduduk yang terkena banjir itu. Di lain
daerah pun banjir banyak terjadi.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspada. Pada suatu
pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa pembangunan
kita pasti ambruk. Pada lain pihak kita harus memperhitungkan dampak negatif dan
berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus
berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu
direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Dengan pembangunan
berwawasan lingkungan pembangunan dapat berkelanjutan. Dalam laporan Komisi
Sedunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (WCED, 1987) pembangunan
berkelanjutan didefinisikan sebagai "pembangunan yang mengusahakan dipenuhinya
kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang an mengandung arti,
20
lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus-menerus karena tidak
habisnya sumberdaya yang menjadi modal ilmu dan teknologi, pabrik dan prasarana
pembangunan. Sebagian lagi modalitu berapa sumberdaya alam, baik yang bersifnt
terperbarui maupun yang tak. terperbarui.
Sumberdaya alam terbarukan mencakup juga ungsl ekologt alam, antara Jain,
kenampuan alam untuk mendaurkan materi dan menctralisuasi zat i tertentu. Jka emisi
zat tertentu melampaui kermampuan alam untuk mendaurkan zat tertentu, terjadilah
akumnulasi zat tersebut sehingga timbullah masalah pencemaran. Misalnya, telah
dibuktikan bahwa kadar CO2 dalam atmosfer terus meningkat karena laju emisi lebih
besar dari pada laju pendaurannya melalui proses fotosintesis dan penyerapannya oleh
lautan. Akumulasi CO, ini dikhawatirkan akan menimbulkan pemanasann global
dengan segala akibatnya yang buruk. antara lain, perubahan iklim dani kenaikan
permukaan aur laut sehingga abrasi pantai oleh laut akan meningkat dan banyak dacrah
rendah di sepanjang pantai akan tergenang air. Demikian pula akumulasi CFC di
atmosfer telah mmenjadi penyebab menipisnya lapisan 0zon di stratosfer sehingga
makin banyak sinar ulira-violet bergelombang pendek akan sampai ke bumi yang akan
menyebabkan meningkatnya angka sakit kanker kulit. Masalah-masalah itu akan
membuat pembangunan tidak berkelanjutan.
21
haruslah berwawasan lingkungan. Dengan lain perkataan pembangunan berwawasan
lingkungan adalah syarat yang harus dipenuhi agar pembangunan dapat berkelanjutan.
Analisis mengenai Dampak Lingkungan merupakan Isalah satu alat dalam upaya dapat
dilakukannya pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan yang berwawasan
lingkungan pada hakekatnya merupakan permasalahan ekologi, khususnya ckologi
petmbangunan, yaitu interaksi antara pembangunan dan lingkungan. Ekologi
pembangunan merupakan cabang khusus ekologi manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
22
4.1 Kesimpulan
Buku 1 membahas masalah lingkungan hidup, berbagai masalah lingkungan hidup yang
terjadi baik secara global maupun bencana alam nasional yang bersumber dari aktivitas
manusia. Menyangkut pula konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan yang dimaksudkan membangun untuk mencapai kesejahteraan penduduk
sekarang dan generasi mendatang.
4.2 Rekomendasi
Bagi para pembaca jika terdapat kekurangan dalam penulisan critical book review ini
dapat memberikan saran dan kritik, agar kedepannya saya dapat melakukan dengan baik
dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
23