You are on page 1of 17

Kelompok : DKK Kelompok 8 FKG 2022

Judul Modul : Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


Tanggal : 05 September 2022
Nama Fasilitator : Drg. Fitria Rahmitasari

DKK 1

Pemicu/ Skenario I:

Bayi perempuan usia 6 bulan bersama ibunya datang ke rumah sakit dengan
keluhan adanya celah langit-langit, kesulitan dalam makan, infeksi saluran
pernapasan berulang, hidung sering mengeluarkan cairan, dan infeksi
telinga berulang. Ibu melaporkan bahwa bayinya tidak dapat menyusu
dengan baik dan berat badannya tidak bertambah. Tidak ada riwayat celah
kraniofasial pada keluarga ibu atau ayah dari anak tersebut. Kehamilan ibu
berjalan lancar dan bayi adalah anak pertama. Tidak ada riwayat
pengobatan sebelumnya atau operasi untuk kasusnya. Pemeriksaan intraoral
menunjukkan celah di palatum molle dan uvula.

Terminologi Istilah
1. Keluhan
Tahap awal pemeriksan yang dilakukan oleh dokter.
2. Kraniofasial
Ranah tulang kepala dan wajah.
3. Infeksi
Kerusakan pada jaringan yang disebabkan mikroorganisme seperti
virus, bakteri, fungi, dan lain-lain.
4. Celah-celah langit
Kelainan sejak lahir atau cacat bawaan berupa celah pada bibir atas
yang dapat meneruskan diri sampai gusi,, rahang, dan langitan.
5. Uvula
Tonjolan yangletaknya menggantung dalam rongga mulut bagian
dalam dalam.
6. Palatum molle
Langit -langit mulut yang berada di bawah, sebelah atas uvula
palatina, dan merupakan sangat belakang sendiri.
7. Pemeriksaan intraoral
Pemeriksaan yang dilakukan dalam mulut pasien untuk mengetahui
keadaan rongga mulut pasien pada jaringan keras dan lunak.
8. Kehamilan
Sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya
janin.
9. Riwayat pengobatan
Rangkaian informasi terkait penggunaan obat sediaan farmasi yang
telah atau sedang digunakan, biasanya merupakan data rekam medis.
10. Operasi
Tindakan yang dilakukan oleh dokter dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh dengan tujuan perbaikan dan akhiri
dengan menjahit luka sayatan.

Identfikasi Masalah

1. Bayi perempuan usia 6 bulan datang ke rumah sakit bersama ibunya


dengan keluhan adanya celah-celah langit, kesulitan dalam makan, infeksi
saluran pernapasan berulang, hidung sering mengeluarkan cairan, dan
infeksi telinga berulang.
2. Ibu melaporkan bahwa bayinya tidak dapat menyusu dengan baik.
3. Berat badan bayi tidak bertambah.
4. Tidak ada riwayat celah kraniofasial pada keluarga ibu atau ayah dari
anak tersebut.
5. Kelahiran ibu berjalan lancar dan bayi adalah anak pertama.
6. Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya atau operasi untuk kasusnya.
7. Pemeriksaan intraoral menunjukkan celah di palatum molle dan uvula.

Rumusan Masalah

1. Mengapa ibu membawa bayi perempuan usia 6 bulan ke rumah sakit?


2. Mengapa bayi tersebut tidak dapat menyusu dengan baik?
3. Mengapa berat badan bayi tidak bertambah?
4. Apa hubungan dari tidak adanya riwayat celah kraniofasial pada keluarga
ibu atau ayah bayi dengan kelainan cleft palate?
5. Apa faktor yang menyebabkan bayi memiliki keluhan seperti itu
mengingat kehamilan sang ibu berjalan baik dan merupakan anak pertama?
6. Mengapa tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya atau operasi untuk
kasusnya?
7. Apa arti dari pemeriksaan intraoral menunjukkan celah di palatum molle
dan uvula?

Hipotesis Masalah

1. Karena adanya keluhan, yaitu : celah di langit-langit, kesulitan dalam


makam, infeksi saluran pernapasan, hidung sering mengeluarkan cairan,
dan infeksi telanga beulang.
2. Karena ada gangguan pada langit-langit sehingga asupan minum (asi)
terhambat.
3. Karena bayi tidak dapat menyusu dengan baik akibat gangguan pada
langit-langit.
4. Dapat disimpulkan bahwa kelainan cleft palate tidak berhubungan
dengan faktor genetik atau faktor keturunan.
5. Karena bayi kekurangan VIT B6 dan karena kekurangan asam folat.
6. Karena mungkin ibunya berpikir celah tersebut dapat menutup sendiri.
Selain itu mungkin karena tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan
pengobatan maupun operasi.
7. Diduga terdapat gangguan pembentukan palatum selama intrauterine,
sehingga dokter mengetahui bahwa hal tersebut bukan dari faktor genetik,
tetapi bisa saja gangguan pembentukan palatum.

Pemicu/ Skenario II :

Dokter mendiagnosis bahwa pasien mengalami cleft palate. Dokter


menjelaskan kemungkinan adanya kekurangan nutrisi asam folat ketika
masa kehamilan sehingga terjadi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan saat dalam kandungan atau embriogenesis

Terminologi Istilah

1. Pasien
Orang yang menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan
oleh tenaga kesehatan.
2. Cleft palate
Celah pada palatum.
3. Diagnosis
Penentuan jenis penyakit dan gejala-gejala yang muncul.
4. Asam folat
Suatu zat yang berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan palatum.
5. Nutrisi
Salah satu komponen penting yang menunjang keberlangsungan
proses tumbuh kembang tubuh.
6. Embriogenesis
Proses pembentukan dan perkembangan embrio.

Identifikasi masalah

1. Dokter mendiagnosis bahwa pasien mengalami cleft palate


2. Dokter menjelaskan kemungkinan adanya kekurangan nutrisi asam folat
ketika masa kehamilan.
3. Terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan saat dalam kandungan
atau embriogenesis.

Rumusan Masalah

1. Mengapa pasien didiagnosis mengalami cleft palate?


2. Mengapa dokter menjelaskan kemungkinan adanya kekurangan nutrisi
asam folat ketika masa kehamilan?
3. Apa akibat adanya pertumbuhan dan perkembangan saat dalam
kandungan atau embriogenesis?

Hipotesis Masalah

1. Karena celah palatum terbuka tidak menutup


2. Karena tidak ditemukan riwayat genetik atau keturunan dan karena asam
folat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan palatum.
3. Dapat mengakibatkan pembentukan organ yang tidak sempurna.
PETA KONSEP

KEHAMILAN

EMBRIOGENESIS

KEKURANGAN ASAM FOLAT

CELAH-CELAH LANGIT

(CLEFT PALATE)

HIDUNG
INFEKSI TELINGA
GEJALA MENGELUARKAN
BERULANG
CAIRAN

KESULITAN INFEKSI
DALAM MAKAN SALURAN
PERNAPASAN

TIDAK DAPAT MENYUSU DENGAN BAIK


LEARNING ISSUE :

1) Kehamilan
a. Definisi
Penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahiran bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minngu / 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi dapat disimpulkan kehamilan merupakan
bertemunya sel telur dan sperma di dalam / di luar rahim dan
berakhir keluarnya bayi dan plasenta menuju jalan lahir.
b. Tanda
Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2008) dibagi
menjadi
3 bagian, yaitu;
1) Tanda dugaan kehamilan
2) Tanda kemungkinan kehamilan
3) Tanda pasti kehamilan
- Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba
juga bagian-bagian janin.
- Denyut jantung janin
Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop
monoral leanec, dicatat dan didengar dengan alat
doppler dicatat dengan fotoelektro kardiograf, dan
dilihat pada ultrasonografi.
- Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1316/4/Chapter2.doc.pdf)
c. Macam usia kehamilan
Usia kehamilan janin dibagi menjadi beberapa trimester:
Trimester pertama yaitu minggu pertama hingga minggu ke-20
1. Minggu ke-1 dan ke-2: persiapan
2. Minggu ke-3: fertilisasi
3. Minggu ke-4: implantasi
4. Minggu ke-5: peningkatan kadar hormon
5. Minggu ke-6: tabung saraf menutup
6. Minggu ke-7: kepala bayi berkembang
7. Minggu ke-8: terbentuknya hidung bayi
8. Minggu ke-9: jari-jari kaki bayi muncul
9. Minggu ke-10: siku mulai menekuk
10. Minggu ke-11: Alat Kelamin Bayi Berkembang
11. Minggu ke-12: Kuku mulai terbentuk
Trimester kedua yaitu sekitar minggu ke 21 dan minggu ke 27
1. Minggu 13: Urine mulai terbentuk
2. Minggu 14: Jenis kelamin menjadi jelas
3. Minggu 15: Pola kulit kepala bayi berkembang
4. Minggu 16: Mata bayi bergerak
5. Minggu 17: Kuku kaki bayi berkembang
6. Minggu 18: Bayi mulai mendengar
7. Minggu 19: Bayi mengembangkan lapisan pelindung
8. Minggu 20: Pertengahan kehamilan
9. Minggu 21: Bayi bisa mengisap jempolnya.
10. Minggu 22: Rambut bayi terlihat
11. Minggu 23: Sidik jari dan jejak kaki terbentuk
12. Minggu 24: Kulit janin keriput
13. Minggu 25: Bayi merespons suara dari luar
14. Minggu 26: Paru-paru bayi berkembang
15. Minggu 27: trimester ke-2 berakhir
Trimester ketiga yaitu minggu ke 28 dan 40
1. Minggu 28: Mata bayi terbuka sebagian
2. Minggu 29: Bayi menendang dan meregang
3. Minggu 30: Rambut bayi tumbuh
4. Minggu 31: Pertambahan berat badan bayi yang cepat
5. Minggu 32: Bayi berlatih bernapas
6 .Minggu 33: Bayi mendeteksi cahaya
7. Minggu 34: Kuku bayi tumbuh
8. Minggu 35: Kulit bayi halus
9. Minggu 36: Bayi menempati sebagian besar kantung
ketuban
10. Minggu 37: Bayi mungkin menunduk
11. Minggu 38: Kuku kaki bayi tumbuh P
12. Minggu 39: Dada bayi menonjol
13. Minggu 40: Hari perkiraan lahir

2) Embriogenesis
a. Definisi
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara
progresif dari sebuah sel menuju periode organ primordial. (Pada
manusia terjadi saat minggu ke-8 perkembangan). Terkadang disebut
juga dengan organogenesis.
b. Proses/Fase
1. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan
perempuan atau konversi germ cell sperma dan sel telur.
2. Tahap perkembangan minggu ke-1, terjadinya proses ovulasi
sampai implantasi.
3. Tahap perkembangan minggu ke-2, terjadinya pembentukan
bilaminar germ disc (embrio dua lapis)
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan
periode embrionik, terjadinya pembentukan sistem tubuh.
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah masa
fetus dan berperannya plasenta dalam perkembangan manusia.
(https://media.neliti.com/media/publications/129210-ID-konsep-
dasar-embriologi-tinjauan-teoreti.pdf)

3) Asam Folat
a. Definisi
Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang merupakan salah
satu bagian dari vitamin B, yang memiliki pengaruh baik pada
kesehatan ibu hamil.dalam perkembangan otak janin dan
pembentukan hemoglobin. Asam folat memiliki manfaat banayk
terhadap kehamilan yaitu pembentukan hemoglobin sehingga
mengurangi penderita anemia pada saat hamil,asam folat juga bisa
bermanfaat dalam pertumbuhan otak janin. Jika ibu hamil yang
kurang mengonsumsi asam folat sangat mudah terkena anemia,
menghambat perkembangan janin.
(http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/258)
b. Peran/Fungsi bagi ibu hamil
Asam folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam
pembentukan DNA pada proses erithropoesis yaitu dalam
pembentukan eritrosit dan pembentukan sistem syaraf.
Mengkonsumsi asam folat saat kehamilan dapat membantu
mencegah beberapa masalah pada tulang belakang dan otak bayi
yang disebut cacat tabung saraf. Asam folat juga membantu sumsum
tulang belakang bayi tumbuh secara normal pada trimester pertama.
Pemberian asam folat pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah
terjadinya kelainan kongenital yang terjadi selama masa
perkembangan embrio, khusunya di trimester pertama. Penelitian
penelitian selanjutnya juga menyatakan bahwa ternyata asam folat
berpengaruh terhadap kegagalan pembentukan jantung yang
sempurna dan kejadian celah bibir dan langit-langit.
(https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/ABD/article/download/
5185/3402)
c. Efek kekurangan asam folat dengan kasus
Spina bifida adalah suatu pembukaan atau bagian terbuka dalam
kolom vertebral yang membungkus sumsum tulang belakang. Oleh
karena pembukaan tersebut, sumsum tulang belakang dan meninges
dapat menyebabkan meningomyelocele. Anencephaly adalah suatu
kondisi dimana tutup kepala bayi tidak menutup sempurna pada
waktu proses pembentukan terjadi di dalam kandungan. Proses ini
biasanya terjadi pada usia kehamilan sekitar 4 minggu. Ensefalocele
adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk
seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf
selama perkembangan janin. Encephalocele terjadi akibat adanya
lubang pada tengkorak bayi yang melaluinya jaringan otak menonjol
keluar. (https://rsnas.kulonprogokab.go.id/detil/246/akibat-ibu-
hamil-kekurangan-asam-folat-bagian-i)
d. Hubungan asam folat dengan kasus
Asam folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam
pembentukan DNA pada proses erithropoesis. Yaitu dalam
pembentukan eritrosit dan pembentukan sistem syaraf.
Mengkonsumsi asam folat saat kehamilan dapat membantu
mencegah beberapa masalah pada tulang belakang dan otak bayi
yang disebut cacat tabung saraf. Asam folat juga membantu sumsum
tulang belakang bayi tumbuh secara normal pada trimester pertama.
Pemberian asam folat pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah
terjadinya kelainan kongenital yang terjadi selama masa
perkembangan embrio, khusunya di trimester pertama. Penelitian
penelitian selanjutnya juga menyatakan bahwa ternyata asam folat
berpengaruh terhadap kegagalan pembentukan jantung yang
sempurna dan kejadian celah bibir dan langit-langit.
Hasil penelitian Abidin tahun 2013 menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara konsumsi suplemen asam folat selama kehamilan
dengan kelainan kongenital facio-oral pada neonatus. Jika selama
kehamilan seorang ibu mengalami defisiensi asam folat, maka risiko
untuk terjadi kelainan kongenital facio-oral akan meningkat 7 kali
lipat.
(https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/ABD/article/download/
5185/3402)

4) Petumbuhan dan Perkembangan Intrauterine


a. Definisi
Pertumbuhan Intrauterine merupakan bertambahnya ukuran sel
tubuh janin yang bergantung pada nutrisi maternal yang diberikan
secara tepat dan terpenuhinya kebutuhan oksiden ketika melewati
plasenta. Ukuran ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan sampai usia kehamilan matur. Perkembangan
intrauterine adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi organ
tubuh janin secara kompleks yang merupakan hasil dari proses
pematangan.
(http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
1502450023/7._BAB_II_1.pdf)
b. Fase
Fase pertumbuhan
Fase perkembangan
c. Waktu pertahapan
Pertumbuhan janin akan bertambah seiring dengan pertambahan usia
kehamilan sampai usia kehamilan matur. Kehamilan matur tterjadi
apabila umur kehamilan sekitar 280 hari atau 10 bulan Arab (lunar
Months) yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
Perkembangan ovum yang telah dibuahi pada 2 minggu pertama
merupakan hasil dari konsepsi, sedangkan mingu ketiga dan
keenam disebut dengan embrio, serta disebut dengan fetus apabila
>6 minggu.
(http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
1502450023/7._BAB_II_1.pdf)
d. Faktor yang mempengaruhi
 Faktor ibu : tinggi badan, keadaan gizi/nutrisi, kelainan
pembuluh darah, kelainan uterus, dan kehamilan ganda,
perokok
 Faktor anak: jenis kelamin, genetis kelamin, infeksi
intrauterine, dan kelainan konginetal
 Faktor plasenta: insuffisiensi dari plasenta dapat
menyebabkan malnutrition intrauterine.
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/
2304/3/4.%20Chapter2.doc.pdf)

5) Gangguan Pembentukan Organ


a. Definisi
Gangguan pembentukan atau biasa disebut kelainan kongenital
adalah kelainan bawaan yang disebabkan karena adanya kegagalan
dalam proses pembentukan organ saat fase organogenesis di
trimester pertama.
b. Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang bayi terlahir
dengan kelainan kongenital, di antaranya:
- Genetik
Setiap sifat genetik yang menentukan bentuk dan fungsi organ tubuh
dibawa oleh kromosom.
- Lingkungan
Paparan radiasi atau zat kimia tertentu pada ibu hamil, seperti pada
pestisida, obat, alkohol, asap rokok, dan merkuri, dapat
meningkatkan risiko bayi mengalami kelainan bawaan.
- Gizi ibu selama hamil
Diperkirakan sekitar 94% kasus kelainan bawaan yang ditemukan di
negara berkembang terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
dengan gizi buruk selama hamil.
c. Contoh
Kelainan kongenital pada bayi dibagi berdasarkan organ tubuhnya,
seperti:
 Cacat lahir pada saraf: Cerebral palsy dan Spina bifida

 Cacat lahir pada wajah: Bibir sumbing

 Cacat lahir pada otak: Hidrosefalus


 Cacat lahir pada paru-paru: Cystic fibrosi

 Cacat lahir pada mata: katarak kongenital, glaukoma


kongenital,

(https://
hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-
anak/cacat-lahir/?amp=1)
6) Cleft Palate
a. Definisi
Celah-celah langit adalah salah satu kelainan bawaan yang paling
sering dijumpai dan disebabkan oleh gangguan proses tumbuh
kembang selama bayi ada dalam kandungan dan ditandai dengan
adanya ketidaksempurnaan bentuk bibir bagian atau terdapatnya
saluran abnormal yang melalui langit-langit mulut dan saluran udara
di hidung. (file:///C:/Users/ULFA/Downloads/sintha_nug,
+6.+Sulistiawati+Dewi.pdf)
b. Etiologi
Etiologi cleft palate yaitu faktor genetik, faktor lingkungan, dan
potensi interaksi antara gen dan faktor lingkungan atau dapat terjadi
sebagai bagian dari sindrom (50-80%), atau lebih umum dalam
bentuk non-sindrom (70%).Sebagian besar kasus CL/P karena efek
gabungan dari faktor genetik dan lingkungan selama minggu
pertama kehamilan.
(http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/4686/2/J011181015_skripsi
%20I%20%26%20II.pdf)
c. Faktor yang mempengaruhi
Pada masa perkembangan janin dalam kandungan, faktor lingkungan
seperti zat teratogenik (zat yang mempengaruhi pertumbuhan janin)
dan faktor genetik mempengaruhi pembentukan celah bibir dan
palatum. Paparan obat anti kejang phenytoin meningkatkan kejadian
sumbing hingga 10 kali lipat. Ibu yang merokok selama kehamilan
meningkatkan kejadian sumbing hingga 2 kali lipat. Zat teratogenik
lain seperti alkohol, asam retinoat, obat-obatan antikejang lainnya
juga berhubungan dengan malformasi (kelainan) kongenital
termasuk celah bibir dan palatum. Selain itu faktor gizi juga dapat
mempengaruhi terjadinya kelainan sumbing, diantaranya kekurangan
asam folat, vitamin B6, dan Zinc. Faktor genetik, bila dalam
keluarga terdapat 1 orang tua sumbing atau anak sebelumnya
sumbing, maka risiko sumbing pada anak berikutnya adalah 4%, bila
2 anak sebelumnya menderita sumbing maka risiko meningkat
menjadi 9%, dan bila salah satu orang tua dan 1 orang anak
sebelumnya menderita sumbing maka risiko anak berikutnya
menderita sumbing adalah 17%. Kelainan genetik yang terjadi pada
pasien sumbing dapat berkaitan dengan sindrom bawaan lahir.
d. Gejala jenisnya
1. Sumbing Bibir Unilateral
Celah pada bibir yang terletak hanya pada salah satu sisi kanan atau
kiri. Terdapat 3 jenis; sumbing bibir takik kecil, sumbing bibir tidak
komplit dan sumbing bibir komplit yang memiliki celah sampai
terputusnya jaringan pada dasar lubang hidung.

2. Sumbing Bibir Bilateral


Celah pada bibir yang terletak pada kedua sisi kanan dan kiri.
Terdapat 3 jenis; sumbing bibir tidak komplit, sumbing bibir komplit
yang memiliki celah sampai terputusnya jaringan pada dasar lubang
hidung dan kombinasi.

3. Sumbing Langit-langit
Terdapat celah pada langit-langit. Memiliki banyak jenis diantaranya
satu sisi, dua sisi, komplit ataupun tidak komplit.

(https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/48/sumbing-
bibir-langit-langit)

7) Kesimpulan
Pada saat kehamilan berjalan normal dan tidak ditemukan riwayat
ayah dan ibu mengalami gangguan kraniofasial,namun sang ibu
kekurangan nutrisi asam folat dan vitamin b6 sehingga pertumbuhan
dan perkembangan janin menjadi terganggu hingga pada
pembentukan palatum .tidak di temukan faktor genetik pada kasus
ini melainkan karena sang ibu pada saat kehamilan mengalami
kekurangan nutrisi vit.b6 yg sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan sang bayi sehingga pada saat lahir bayi mengalami
infeksi telinga berulang,sulit makan infeksi pernapasan berulag dan
keluar cairan dari dalam hidung serta sulit makan. Dilakukan
pemeriksaan intraoral yaitu pemeriksaan pada rongga mulut dan
Bayi perempuan usia 6 bulan didiagnosis mengalami gangguan pada
langit langit/cleft palate yaitu dimana celah pada langit langit mulut
terbuka dan tidak tertutup.

You might also like