You are on page 1of 10

JTM Vol. XVII No.

1/2010

METODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN


LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI
RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X
Tutuka Ariadji1 , Ni Made Ayu Kusuma Putri2
Sari
Rencana pengembangan lapangan merupakan hal yang biasa dilakukan di semua lapangan minyak dan gas
dengan tujuan untuk mengoptimasikan kinerja produksi dan keekonomian. Rencana pengembangan lapangan
(POD/Plan of Development) yang komprehensif dilakukan dengan bantuan simulator yang dapat meramalkan
performa reservoir dengan cukup akurat dengan mengakomodasi model geologi di bawah berbagai kondisi
operasi. Lapangan X merupakan lapangan minyak yang dapat dikategorikan sebagai brownfield, yaitu lapangan
yang sudah tua dengan jumlah kumulatif produksi mendekati maksimum tingkat perolehan yang lazim. Dalam
paper ini dibahas mengenai metode evaluasi usulan POD yang merupakan perbaikan dari POD yang sebelumnya
telah dibuat. Studi ini bertujuan untuk mengajukan suatu metode evaluasi POD yang memberikan hasil perolehan
yang lebih optimal. Namun, sisi keekonomian tidak dibahas pada paper ini karena lebih menitikberatkan pada
langkah-langkah dalam membuat usulan tersebut. Rencana pengembangan lapangan dibagi menjadi 3 skenario
yaitu kerja ulang, infill drilling, dan injeksi air. Titik atau area yang berpotensi untuk ketiga skenario tersebut
kemudian disimulasikan menggunakan simulator sehingga dapat diketahui perolehan minyak yang dihasilkan.
Dari hasil ini, dilakukan analisa terhadap parameter reservoir yang mempengaruhi performa sumur. Dengan
demikian dapat diketahui parameter utama yang mempengaruhi kinerja sumur, dan dapat pula disusun suatu
metode evaluasi POD untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa
parameter yang paling berpengaruh adalah oil/unit area, tekanan, dan letak geologikal sumur. Selain itu dapat
pula ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan pola injeksi pada injeksi air ditentukan oleh ketersediaan sumur,
arah pengembangan permeabilitas, dan bentuk struktur lapisan. Metode evaluasi yang dihasilkan dari studi ini
mampu meningkatkan pertambahan perolehan minyak yang cukup signifikan. Skenario infill drilling memberikan
peningkatan RF yang paling besar (5,8%). Dengan demikian skenario ini dapat dikatakan sebagai skenario
terbaik, diikuti injeksi air (∆RF = 5,13%) dan kerja ulang (∆RF = 4.7%). Sementara untuk kombinasi skenario
terbaik diberikan oleh penggabungan ketiga skenario dengan ∆RF = 7,65% . Penggabungan injeksi air dan
workover memberi hasil terbaik kedua dengan ∆RF = 6,9%. Kombinasi infill drilling dan injeksi air memberi hasil
sedikit lebih buruk dengan ∆RF = 6,85%.

Kata kunci: POD, brownfield, kerja ulang, infill drilling, injeksi air, peningkatan RF

Abstract
Field development is a common project conducted in oil or gas field in order to optimize the production and
economics. A Comprehensive plan of development (POD) is conducted by using simulator, which can predict
reservoir performance accurately by accommodating the geological model under various operating condition. X-
field can be considered as a brownfield1. This paper discuss about the POD evaluation method as a tool to revise
of previous POD. The objective of the study is to offer a POD evaluation method that gives a more optimal
recovery. However, economical side would not be an issue in this paper because it concerns more in steps of
making the POD revision. The POD that offered can be divided into three scenarios that are workover, infill
drilling, and waterflooding. Potential spots or areas for the three scenarios were simulated using simulator to find
the oil recovery. The result was analyzed to find the reservoir parameters that significantly influence the well
performance. After all, the method to evaluate POD can be arranged to reach better recovery. The conclusion of
this study is that oil/unit area, pressure, and the geological location of the well are the parameters, which
significantly influence the well performance. Meanwhile, the parameters that influence the injection pattern are
availability of existing well, the permeability expansion, and structure of reservoir. The POD evaluation method
resulted from this study can significantly increase the oil recovery. Infill drilling gives the best result with 5.8%
increasing RF, i.e. this is the best scenario. Water flooding is in the second place with 5% increasing RF, followed
by work over with 4.7% increasing RF. Meanwhile, the best combination is given by the combination of all
scenarios (∆RF = 7.65%). In the second place is the combination of waterflooding-workover (∆RF = 6.9%) and
the next place is the waterflooding-infill drilling combination (∆RF = 6.85%).

Keywords: POD, brownfield, workover, infill drilling, waterflooding, incremental RF


1)
Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No. 10 Bandung 40132, Telp: +62 22-2504955, Fax.: +62 22-25049955, Email: ayu_kp@yahoo.com
2)
Slumberger, 17th Floor Sentra Mulia, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. X-6 No. 8, Jakarta 12940

31
Tutuka Ariadji, Ni Made Ayu Kusuma Putri

I. PENDAHULUAN II. METODOLOGI


Lapangan X merupakan lapangan minyak yang Studi ini dikembangkan melalui hasil-hasil
terdiri dari 3 blok utama yaitu blok I, blok II, selama praktek simulasi yang disusun menjadi
dan blok III. Ketiga blok ini dipisahkan oleh metode. Beranjak dari sesuatu yang standard
patahan utama. Selain itu, terdapat juga dilakukan dalam simulasi reservoir, dilanjutkan
beberapa patahan lain di dalam tiap-tiap blok, dengan investigasi yang lebih dalam. Korelasi
dimana tidak semuanya bersifat sealing. yang dibuat mengindikasikan seberapa
Masing-masing blok terdiri dari 20 lapisan. berpengaruh suatu parameter terhadap
Studi ini hanya dilakukan terhadap blok II produksi. Perlu dicatat bahwa kekomplekan
karena merupakan blok yang memiliki sisa dan ukuran model geologi lapangan yang besar
cadangan terbesar. menyebabkan keunikan tingkat kesulitan yang
tinggi dalam proses simulasi.
Lapangan X telah diproduksikan sejak 1927.
Jumlah seluruh sumur hingga tahun 2005 Studi ini dilakukan dengan langkah-langkah
adalah 478. Produksi kumulatif lapangan seperti ditunjukkan pada flowchart Gambar 1.
adalah sudah mencapai 35% dari cadangan
awal minyak di tempat (Original Oil In Place). Data:
Produksi harian dari lapangan ini hanya sebesar model
1129 STB dengan water cut 55%. Dengan reservoir
demikian, lapangan ini termasuk dalam
kategori Brownfield. Oleh karena itu akan
dilakukan usaha-usaha pengembangan Observasi peta So, P, φ,
oil/unit area, dan k
lapangan dengan tujuan untuk meningkatkan
perolehan minyak pada lapangan X ini.
Tandai titik/area dengan harga φ, k, So,
Untuk memperoleh hasil yang optimal pada
oil/unit area, dan p
pengembangan lapangan tersebut, simulasi
reservoir perlu dilakukan dengan bantuan
tidak
simulator komersial. Namun demikian untuk WF
dapat merancang skenario pengembangan P tinggi?
lapangan, diperlukan pengamatan terhadap
model reservoir terutama pada bagian peta
distribusi saturasi, tekanan dan porositas. Dari ya
peta-peta tersebut dapat kita tentukan titik atau ada sumur? IF
area yang berpotensi untuk dikembangkan tidak
melalui beberapa skenario. Kemudian kita cari
parameter reservoir yang berkorelasi kuat pada
produksi sumur untuk memudahkan dalam WOya
penyusunan POD di kemudian hari. Tulisan ini
mencoba mengetengahkan hasil praktek-
Plot korelasi k, φ, So, oil/unit area, dan p terhadap Np
praktek melakukan simulasi tersebut ke dalam
untuk tiap-tiap sumur IF & WO
suatu metode yang sepengetahuan penulis
belum pernah dipublikasikan.
Analisa plot diatas dan analisa performa pola injeksi
Pengembangan lapangan yang dilakukan dibagi
menjadi 3 skenario utama yaitu kerja ulang,
infill drilling, dan injeksi air. Penggabungan
beberapa skenario juga dilakukan seperti Penyusunan metode evaluasi skenario WO, titik IF, &
injeksi dan kerja ulang, atau kerja ulang dan area WF
injeksi. Usulan pengembangan lapangan ini
merupakan perbaikan dari rencana
Penggabungan dua atau lebih skenario yang
pengembangan lapangan yang sebelumnya berbeda
pernah dibuat. Oleh karena itu jumlah
penambahan sumur baru atau kerja ulang
mengikuti rencana pengembangan sebelumnya.
Jadi perbaikan yang dilakukan adalah pada Memperbaiki skenario WO, IF, dan WF sesuai dengan
penempatan titik injeksi, infill, dan sumur- metode evaluasi POD diatas
sumur kerja ulang.
Gambar 1. Flowchart metodologi pada
penelitian

32
Metode Evaluasi Rencana Pengembangan Lapangan pada Brownfield dengan
Simulasi Reservoir: Kasus Lapngan X

Kinerja reservoir di bawah kondisi operasi WF Harga kelima parameter tersebut diatas
atau WO atau IF diprediksi dengan simulator. kemudian diplot terhadap kumulatif produksi
Kemudian parameter reservoir (tekanan, minyak yang dihasilkan dari masing-masing
porositas, permeabilitas, oil/unit area, dan sumur. Harga parameter yang dimaksud adalah
saturasi minyak) pada masing-masing sumur pada saat awal pengembangan lapangan (1
diplot terhadap produksi kumulatif sumur- Januari 2006).
sumur tersebut Dengan demikian dapat dilihat
parameter reservoir apa yang berpengaruh Oil per Unit Area
terhadap produksi. Selanjutnya, metode Plot oil per unit area terhadap kumulatif
evaluasi ketiga skenario diatas disusun produksi minyak (Np) selama awal simulasi
berdasarkan hasil dan analisa dari plot tersebut. (Januari 2006) hingga akhir simulasi (Mei
2030) dapat dilihat pada Gambar 2. Dari
Berdasarkan metode evaluasi diatas, dilakukan gambar ini, terdapat suatu kecenderungan
evaluasi terhadap skenario yang telah penyebaran data. Dari kecenderungan tersebut
dikembangkan. Setelah didapat hasil yang dapat disimpulkan bahwa semakin besar harga
optimum, dua atau lebih skenario kemudian oil/unit area suatu grid, maka semakin besar
digabungkan. pula minyak yang dihasilkan. Tetapi pada plot
terdapat lima titik yang tersebar di bawah garis,
III. ANALISA dan empat titik di atas garis.
3.1 Analisa Parameter Reservoir
Lima parameter yang digunakan untuk evaluasi Titik-titik di bawah garis dihasilkan oleh sumur
dan penentuan teknik pengembangan lapangan X384, infill-4, infill-3, infill-5, dan infill 7.
adalah: Untuk infill-3, infill-7 dan X384 hal ini
1. oil per unit area (So × φ × h) diakibatkan rendahnya tekanan pada grid letak
2. tekanan perforasi sumur-sumur tersebut. Tekanan
3. permeabilitas tersebut bernilai sama dengan tekanan saturasi
4. saturasi minyak sehingga sejak awal produksi gas telah
5. porositas mengganggu produksi minyak.

Pengaruh oil/unit area terhadap produksi


kumulatif
7.00E+06
6.00E+06
produksi kumulatif

5.00E+06
sumur

4.00E+06
3.00E+06
2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
0 20 40 60 80 100
oil/unit area

Gambar 2. Pengaruh oil/unit area terhadap produksi minyak kumulatif

Pengaruh tekanan terhadap produksi kumulatif

6.00E+06
produksi kumulatif

5.00E+06
4.00E+06
3.00E+06
2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
0 200 400 600 800 1000
tekanan (psi)

Gambar 3. Pengaruh tekanan terhadap produksi kumulatif

33
Tutuka Ariadji, Ni Made Ayu Kusuma Putri

Pada plot terdapat satu titik pencilan yang merupakan dua sumur dengan tekanan grid
terletak jauh di bawah kurva. Titik tersebut tertinggi.
dihasilkan infill-4 yang memiliki harga oil per
unit area tertinggi, tetapi produksi yang Tekanan
dihasilkan justru paling rendah dibandingkan Tekanan merupakan parameter kedua yang
dengan sumur lain. Selain karena tekanan yang sangat berpengaruh pada hasil produksi tiap
rendah, infill-4 juga dikelilingi banyak null sumur. Dari plot tekanan terhadap produksi
block seperti terlihat pada Gambar 3 diatas. kumulatif (Gambar 2) dapat di tarik suatu garis
yang menunjukkan hubungan yang sebanding
Gambar tersebut menunjukkan distribusi antara tekanan dan produksi kumulatif.
tekanan di sekitar infill-4. Terlihat bahwa Pengaruh tekanan akan semakin kuat pada
support tekanan lebih dominan dari arah tekanan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan
lateral. Adanya null block di sebelah kiri meningkatnya kemiringan kurva pada tekanan
menyebabkan support tekanan hanya dari tinggi.
kanan. Tetapi terdapat patahan yang terletak
tidak terlalu jauh dari sumur. Kombinasi dari Pada plot tekanan terhadap Np juga terdapat
beberapa hal di atas menyebabkan performa beberapa titik yang berada di atas maupun di
infill-4 yang sangat buruk. bawah trendline seperti pada plot oil/unit area
terhadap produksi kumulatif minyak. Titik-titik
Berbeda halnya dengan sumur infill-5 yang yang berada di atas garis dihasilkan oleh sumur
memiliki tekanan yang cukup tinggi. Infill-5 X363, infill-7, infill-8, infill-9 dan infill-10.
menghasilkan produksi minyak yang lebih Sementara titik-titik yang berada di bawah
rendah dari yang diharapkan dikarenakan garis adalah hasil dari X003, X028, XX099,
produksi minyak di akhir waktu simulasi dan infill-2.
terganggu produksi air yang cukup tinggi.
Apabila dilihat dari harga saturasinya, infill-5 Untuk titik-titik yang berada di bawah
memiliki harga saturasi yang cukup baik (Tabel trendline, hal ini kebanyakan disebabkan
1). Peningkatan saturasi air pada sumur infill-5 rendahnya harga oil/unit area pada sumur
disebabkan adanya aquifer yang terletak cukup tersebut. Sehingga, walaupun tekanannya
dekat dengan perforasi terbawah dari infill-5. tinggi, produksi yang dihasilkan tidak seperti
yang diharapkan. Hal ini terutama berlaku
Tabel 1. Harga saturasi minyak tiap sumur untuk X003 dan infill-2 yang berturut-turut
Well So Well So merupakan sumur dengan oil/unit area pertama
X003 0.5538 infill-8 0.6465 dan ketiga terendah. Sementara untuk dua
X018 0.5689 infill-10 0.7025 sumur lain (XX099 dan X028), penyimpangan
X025 0.49 infill-9 0.6539 lebih disebabkan hal lain karena pada
kenyataannya harga oil/unit area kedua sumur
X028 0.6385 infill-5 0.5534
ini cukup bagus. Penyimpangan pada XX099
X256 0.54 infill-1 0.5531 lebih disebabkan karena letaknya yang dekat
X363 0.554 infill-7 0.6 dengan sumur aktif lain (XX165) sehingga
X377 0.6528 infill-3 0.6731 mengganggu produksi minyak. XX165
X384 0.7025 infill-4 0.6955 memiliki tekanan yang lebih rendah dari
XX099 0.5533 infill-2 0.5507 XX099, tetapi memiliki oil/unit area yang
lebih besar. Hasil simulasi menunjukkan
XX165 0.5363 infill-6 0.6561 XX165 memproduksi minyak yang lebih
banyak. Dari sini, dapat disimpulkan parameter
Sementara itu, untuk dua titik di atas garis oil/unit area lebih mempengaruhi hasil
merupakan titik dari sumur X003 dan X025. produksi suatu sumur. Sementara pada kasus
Kedua sumur tersebut memiliki nilai oil per X028, adanya patahan yang amat dekat dengan
unit area yang paling rendah diantara sumur- lokasi sumur menyebabkan penyimpangan
sumur lain. Selain itu, kedua sumur tersebut yang terjadi. Patahan menyebabkan adanya
terletak dekat dengan patahan yang tambahan penurunan tekanan. Sementara untuk
mengakibatkan penambahan pressure drop saat titik-titik yang berada di atas menunjukkan
produksi. Keadaan diperparah dengan adanya harga oil per unit area yang tinggi.
null block di sebelah atas dan bawah grid letak
perforasi sumur ini. Dengan demikian suplai Porositas, Saturasi, dan Permeabilitas
fluida hanya berasal dari arah lateral. Namun, Parameter lain seperti porositas, saturasi
hasil yang ditunjukkan dari dua sumur tersebut minyak, dan permeabilitas ternyata tidak
tidak mengecewakan karena tekanan reservoir menghasilkan suatu garis kecenderungan
dimana sumur ini diperforasi cukup tinggi dan (Gambar 4, 5 dan 6).

34
Metode Evaluasi Rencana Pengembangan Lapangan pada Brownfield dengan
Simulasi Reservoir: Kasus Lapngan X

pengaruh saturasi minyak terhadap produksi kumulatif per


sumur

produksi kumulatif per


6.00E+06
5.00E+06

sumur (bbl)
4.00E+06
3.00E+06
2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
saturasi minyak

Gambar 4. Plot saturasi minyak terhadap produksi kumulatif

pengaruh permeabilitas terhadap produksi


kumulatif tiap sumur

6.00E+06
produksi kumulatif tiap

5.00E+06
4.00E+06
sumur

3.00E+06
2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
0 500 1000 1500 2000
permeabilitas (md)

Gambar 5. Plot permeabilitas terhadap produksi kumulatif

Pengaruh porositas terhadap produksi kumulatif tiap sumur

6.00E+06
5.00E+06
produksi kumulatif

4.00E+06
3.00E+06
tiap sumur

2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
0 0.2 0. 0.6 0.8 1
porositas

Gambar 6. Plot porositas terhadap produksi kumulatif

Pada kasus ini parameter tersebut tidak terlalu Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
berpengaruh secara individual, atau parameter yang mempengaruhi produksi adalah
pengaruhnya tidak terlihat dengan jelas karena tekanan dan oil/unit area. Untuk melihat
ketersediaan data yang kurang banyak. Tetapi parameter mana yang lebih mempengaruhi,
kombinasi dari parameter tersebutlah sangat maka parameter tersebut dikelompokkan ke
mempengaruhi produksi kumulatif yang dalam tiga kelompok; tinggi, sedang, rendah
dihasilkan. Namun pengaruh secara individual (Tabel 2). BHP minimum yang digunakan pada
dari parameter ini mungkin dapat menjadi studi ini adalah 200 psi. Jadi apabila tekanan
signifikan pada rentang harga yang lebar atau telah berada di bawah 200 psi maka sumur
pada nilai-nilai yang ekstrim. tidak akan mengalir tanpa bantuan metode
pengangkatan buatan. Perbandingan parameter

35
Tutuka Ariadji, Ni Made Ayu Kusuma Putri

terhadap performa sumur ditampilkan dikelilingi banyak null block seperti pada infill-
berdasarkan pengelompokan tersebut (Tabel 3). 2. Sementara infill-5 terletak dekat dengan
aquifer yang berpotensi menghasilkan water
Tabel 2. Pengelompokan parameter dan coning dan menghasilkan banyak by-passed
produksi kumulatif oil.
Rendah sedang tinggi
tekanan <2× 2 - 2,5 × > 2,5 × min Berbeda halnya pada sumur XX099 dan infill-
(psi) min BHP min BHP BHP 3. Penyimpangan lebih diakibatkan karena
prod.kum 1750- letaknya yang dekat dengan sumur produksi
(Mbbl) < 1750 3400 > 3400 lain sehingga terjadi pengurasan minyak dari
oil/unit tempat akumulasi minyak yang sama
area (ft) < 35 35 - 60 > 60 (perebutan minyak) diantara kedua sumur
tersebut. XX099 menguras area yang sama
Tabel 3. Perbandingan parameter terhadap dengan XX165, sementara infill-3 ’berebut
performa sumur minyak’ dengan X377.
nama oil/unit
Tekanan Np
sumur area Penyimpangan tidak hanya terjadi ke arah yang
X003 Tinggi Rendah Sedang lebih buruk. Pada infill-8, penyimpangan justru
mengarah menuju arah yang lebih baik. Profil
X018 Sedang Rendah Sedang
tekanan dan oil/unit area pada sumur ini tidak
X025 Tinggi Rendah Sedang terlalu fantastis. Tetapi justru sumur ini
X028 Sedang Rendah Rendah memberikan produksi minyak yang terbaik.
Hal tersebut ternyata disebabkan area
X256 Sedang Rendah Rendah pengurasan yang sangat luas pada sumur ini.
X363 Sedang Sedang Sedang
X377 Sedang Rendah Rendah
Patahan di dekat sumur infill-8 bersifat leaking.
X384 rendah Sedang Rendah Selain itu sumur-sumur di sekitar infill-8
XX099 tinggi Rendah Rendah merupakan sumur yang sejak lama tidak aktif.
Dengan demikian, dapat dipastikan daerah
XX165 sedang Rendah Rendah pengurasan tersebut berasal dari infill-8.
infill-8 rendah Sedang Tinggi
IV. HASIL STUDI : METODE EVALUASI
infill-10 sedang Rendah Sedang
4.1 Prosedur Pemilihan Sumur Infill Atau
infill-9 sedang Sedang Sedang Kerja Ulang
infill-5 tinggi Sedang Rendah Prosedur pemilihan titik sumur baru ataupun
pemilihan sumur untuk skenario kerja ulang
infill-1 sedang Rendah Rendah adalah sebagai berikut:
infill-7 rendah Sedang Rendah 1. Pilih grid dengan oil/unit area tertinggi.
Oil/unit area menunjukkan perbandingan
infill-3 sedang Sedang Rendah
volume minyak dan volume bulk. Namun
infill-4 rendah Tinggi Rendah saturasi minyak juga harus diperhatikan.
infill-2 tinggi Rendah Rendah Harga oil per unit area yang tinggi belum
tentu menunjukkan saturasi minyak yang
infill-6 Rendah Rendah Rendah lebih besar dari saturasi air.
2. Cek tekanan pada grid tersebut. Apabila
Dari tabel dapat dilihat bahwa oil/unit area tekanannya rendah sebaiknya memilih grid
lebih menentukan performa sumur daripada dengan oil per unit area sedikit lebih
tekanan. rendah tetapi memiliki tekanan yang lebih
tinggi. Hasil plot sebelumnya
Sumur dengan highlight kuning menunjukkan menunjukkan pengaruh tekanan lebih
hasil produksi yang berada di bawah harapan. sensitif terhadap produksi kumulatif
Sumur-sumur tersebut memiliki harga tekanan daripada pengaruh oil per unit area.
dan oil/unit area yang sedang atau bahkan 3. Perhatikan kondisi sekitar dari grid yang
tinggi, namun produksinya rendah. Ternyata kita pilih tadi. Adanya patahan yang
penyimpangan tersebut disebabkan oleh sealing dan sumur aktif lain di sekitar grid
berbagai hal yang berbeda-beda. Pada infill-2, akan menyebabkan penurunan tekanan
infill-4, dan infill-5, penyimpangan lebih yang lebih besar, sehingga sumur lebih
diakibatkan oleh faktor geologi. Infill-4 terletak cepat mati walaupun minyaknya masih
dekat patahan. Selain itu, sumur ini juga banyak tersedia.

36
Metode Evaluasi Rencana Pengembangan Lapangan pada Brownfield dengan
Simulasi Reservoir: Kasus Lapngan X

4. Perhatikan pula adanya null block. Null dasar pemikiran bahwa pada beberapa
block di sebelah atas atau bawah biasanya daerah lain yang tampak laik diinjeksi
tidak mempengaruhi hasil produksi sumur. ternyata dapat menghasilkan produksi
Null block pada arah lateral dari sumur yang lebih baik hanya dengan kerja ulang
lebih mempengaruhi hal tersebut. atau infill drilling.
5. Letak aquifer terdekat juga harus 5. Laju injeksi besar belum tentu
diperhatikan. Masalah water coning dapat menghasilkan perolehan yang lebih baik.
menggangu produksi dalam skala yang Laju injeksi yang lebih besar ternyata
cukup besar. dapat justru menurunkan perolehan karena
6. Membuka semua lapisan yang berpotensi terjadi fingering. Sementara laju injeksi
belum tentu menghasilkan produksi yang yang terlalu kecil tidak akan mampu
lebih baik daripada hanya membuka mendorong minyak menuju sumur
sebagian lapisan. Formasi yang produksi.
ditinggalkan atau tidak dioperasikan
biasanya yang terdapat pada lapisan teratas V. HASIL IMPLEMENTASI METODE
dan terbawah. Formasi dangkal biasanya EVALUASI UNTUK OPTIMASI
bermasalah pada tekanan yang seringkali PENGEMBANGAN LAPANGAN
rendah (dalam waktu singkat tekanan alir 5.1 Kerja Ulang
sumur telah mencapai batas terendah untuk Dalam skenario ini dilakukan pemilihan
mengalirkan sumur secara alami). terhadap sumur-sumur yang sudah tersedia
Sementara formasi yang terlampau dalam untuk dilakukan kegiatan kerja ulang
biasanya dekat dengan aquifer. (workover). Kerja ulang yang dimaksud disini
Pengurangan jumlah lapisan yang dibuka adalah salah satu atau kombinasi dari beberapa
telah dicoba pada infill-4, infill-7, infill-8, kegiatan di bawah ini:
dan X384 dan menghasilkan hasil yang 1. pembukaan kembali sumur yang sudah
lebih baik dari sebelumnya. ditutup
7. Penambahan sumur baru sebaiknya tidak 2. penambahan perforasi pada lapisan yang
terlalu jauh dengan sumur lain untuk lebih dangkal
menghasilkan tingkat kepercayaan pada 3. penambahan jumlah fluida yang
hasil prediksi. Semakin dekat dengan diproduksikan.
sumur lain dapat semakin memastikan
bahwa parameter resevoir pada sumur baru Asumsi yang digunakan adalah simulasi
akurat. Harga parameter reservoir biasanya dilakukan di bawah tekanan alir dasar sumur
akurat pada daerah di sekitar sumur karena minimum yang sanggup mengalirkan fluida
pengukutan parameter tersebut dilakukan produksi menuju fasilitas permukaan dengan
di sumur. demikian tidak memperhatikan metode
pengangkatan buatan apa yang dipergunakan.
4.2 Prosedur Pemilihan Pola Injeksi Air
Langkah-langkah dalam menentukan pola Terdapat beberapa sumur yang laik untuk
injeksi air pada studi ini adalah sebagai berikut: proyek kerja ulang pada lapangan-X ini.
1. Untuk menghemat biaya, pemilihan pola Namun, hanya diambil 10 sumur terbaik dalam
injeksi di dasarkan pada ketersediaan usulan pengembangan lapangan dengan
sumur pada daerah yang akan diinjeksi. skenario kerja ulang. Hal ini bertujuan agar
Dengan demikian biaya penambahan hasil yang diperoleh dapat dibandingkan
sumur baru untuk sumur produksi ataupun dengan POD sebelumnya yang juga
sumur injeksi dapat ditekan. menawarkan 10 sumur untuk dilakukan kerja
2. Permeabilitas pada daerah yang akan ulang. Perolehan yang dihasilkan dengan
diinjeksi sebaiknya tidak terlalu bervariasi melakukan kerja ulang pada 10 sumur adalah
sehingga penyebaran air dapat lebih 4,68% dengan kenaikan sebesar 1,4% dari
merata. skenario sebelumnya. Semua sumur
3. Sumur injeksi dan sumur produksi berproduksi pada laju produksi awal 600
sebaiknya dibuka pada lapisan yang sama. bbl/hari. Dengan batasan ini hasil akhir yang
Sehingga terjadi kesinambungan. diperoleh akan lebih baik daripada
4. Prediksi harus dilakukan pada dua kondisi; mengoperasikan sumur pada laju maksimum.
membuka semua sumur produksi dengan
dan tanpa adanya sumur injeksi (hanya 5.2 Infill Drilling
kerja ulang atau infill drilling). Hasil Skenario kedua yang ditawarkan adalah infill
dengan sumur injeksi belum tentu lebih drilling atau penambahan sumur baru.
baik. Pada rencana pengembangan kali ini Penambahan sumur dilakukan di daerah
hanya ditawarkan 3 pola injeksi dengan dimana terdapat akumulasi minyak yang belum

37
Tutuka Ariadji, Ni Made Ayu Kusuma Putri

pernah terproduksi sebelumnya atau hanya tidak dapat dibandingkan dengan POD
sedikit terproduksi, tetapi masih relatif dekat sebelumnya karena tidak dilakukan
dengan sumur yang ada. Semakin dekat suatu penggabungan antar kedua skenario ini.
grid terhadap grid lain yang telah
diproduksikan, maka semakin tinggi tingkat 5.3 Injeksi Air
keakuratan harga-harga parameter pada grid Skenario terakhir yang diajukan adalah injeksi
tersebut. Pengukuran parameter reservoir air. Pada studi ini telah dilakukan simulasi
biasanya dilakukan di sumur, sehingga harga beberapa pola injeksi di beberapa tempat. Dari
parameter pada grid dengan perforasi dapat hasil simulasi didapat beberapa hal penting
dikatakan akurat. Sementara untuk grid-grid yaitu:
lain diperkirakan melalui korelasi antarsumur - injeksi dilakukan di tengah lapangan
yang belum tentu benar. Dengan demikian (pattern flooding) karena terdapat edge
menambah sumur terlalu jauh dari sumur yang water di sekeliling reservoir
telah ada cukup berisiko sehingga tidak - pemilihan pola injeksi dilakukan berdasar
dilakukan pada studi ini. Namun hal tersebut atas ketersediaan sumur sehingga dapat
dapat sengaja dilakukan untuk kepentingan menekan biaya operasi.
tertentu misalnya untuk mengetahui batas
reservoir di awal eksplorasi. Injeksi air yang ditawarkan mencakup 3 area.
Seperti pada skenario kerja ulang, dilakukan 10 Area pertama merupakan pola 7 spot inverted.
infill drilling sesuai dengan jumlah sumur infill Sebenarnya dari ketersediaan sumur, pola
pada POD terdahulu. Kesepuluh sumur tersebut injeksi yang dapat dikembangkan adalah pola 8
juga tidak memerlukan pengangkatan buatan spot inverted. Tetapi 1 dari 7 sumur produksi
hingga akhir waktu simulasi. Hasil yang (dilingkari pada Gambar 7) tersebut tidak juga
diperoleh adalah sebesar 5.8% atau 2.4% lebih berproduksi walaupun laju injeksi telah
besar daripada POD sebelumnya. Sementara ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh bentuk
apabila dilakukan penggabungan antara top grid yang tidak memadai untuk pola 8 titik
skenario kerja ulang dan infill drilling akan dimana air injeksi tidak dapat menjangkau
diperoleh recovery sebesar 6.96%. Hasil ini salah satu titik.

Grid Top (ft) 2030-05-01 K layer: 12

1,58 2 ,0 0 0
File: WF_1.irf
1,302,000 1,303,000 1,304,000 1,305,000 1,306,000 User: USER
Date: 4/2/2006
Scale: 1:8629
Y/X: 1.00:1
Axis Units: ft
1 ,58 1 ,0 0 0

1,5 8 1 ,0 0 0

3,602

3,341

3,080
1,58 0 ,0 0 0

1,58 0 ,0 0 0

2,819

2,557

2,296

2,035
1 ,5 7 9 ,00 0

1 ,5 79 ,0 0 0

1,774

1,513

0.00 645.00 1290.00 feet


1,251
0.00 200.00 400.00 meters
990
1,302,000 1,303,000 1,304,000 1,305,000 1,306,000

Gambar 7. Area injeksi air pola - 1

38
Metode Evaluasi Rencana Pengembangan Lapangan pada Brownfield dengan
Simulasi Reservoir: Kasus Lapngan X

Sementara pola kedua dan ketiga adalah berturut-


turut line drive dan 4-spot inverted. Pola ini
dikembangkan karena mengikuti pengembangan
permeabilitas.

Pada POD terdahulu, injeksi air dilakukan hanya


pada lapisan 12 yang memiliki cadangan terbesar.
Tetapi kebanyakan sumur pada lapisan 12 masih laik
untuk dilakukan kerja ulang. Oleh karena itu skenario
injeksi air dari studi ini masih dilakukan pada lapisan
12 tetapi hanya 1 pola saja. Sementara untuk pola
kedua dan ketiga dilakukan pada lapisan-lapisan atas.

Sumur pada lapangan X kebanyakan telah beroperasi


di bawah tekanan gelembung. Oleh karena itu, injeksi
air yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah
perolehan, bukan untuk program pressure Gambar 8. Prediksi perolehan minyak pada POD
maintanance. usulan

Perbandingan POD terdahulu dengan usulan dari Dapat dilihat bahwa studi ini dapat menghasilkan
studi kali ini untuk skenario injeksi air dapat dilihat perolehan yang lebih besar 2.36%, yaitu dari 2.77%
pada Tabel 4. Sementara perbandingan POD untuk ke 5.13% dan justru mengunakan laju yang jauh lebih
keseluruhan skenario berikut kombinasinya kecil. Hal ini adalah suatu keunggulan (penemuan
ditampilkan pada Tabel 5. Peningkatan RF masing- baru) dari metode ini yang lebih memilih satu pola
masing skenario dapat dilihat pada Gambar 8. injeksi dengan demikian hanya memerlukan jauh
lebih kecil laju injeksi.
Tabel 4. Perbanding skenario WF POD terdahulu dan
POD revisi Perlu diketahui juga bahwa laju injeksi pada POD
POD POD sebelmnya sebesar 15.000 BWPD adalah berdasarkan
Parameter
terdahulu sekarang laju injeksi yang dipergunakan saat ini. Selanjutnya,
kemanfaatan dari hasil ini jelas akan berdampak pada
jumlah sumur tambahan 3 2 desain pompa injeksi yang jauh lebih kecil tentunya
jumlah sumur workover 12 12 dengan pengoperasian yang lebih mudah.
jumlah air injeksi per 15000
hari bbl 700 bbl VI. NILAI KEMANFAATAN DIRI
recovery hingga Mei Selama ini dalam melakukan praktek rutin simulasi
2030 2.77% 5.13% reservoir kebanyakan berdasarkan pengalaman atau
engineering judgement. Investigasi mendalam
Tabel 5. Perbandingan hasil POD revisi dengan POD mengapa dilakukan keputusan-keputusan tertentu
sebelumnya saat melakukan simulasi reservoir dan
mendokumentasikannya dalam suatu metode belum
∆RF (%) dari base case penulis temukan dalam literature-literatur. Harapan
Skenario kami dengan tilisan ini bagi para pemula dapat
POD dahulu POD revisi menggunakannya sebagai referensi dan para pakar
dapat mengkritisinya untuk dapat dihasilkan suatu
WO 3.28 4.68 bagi metode yang jauh lebih lebih sempurna.
IF 3.41 5.8
Evalusai menyeluruh terhadap peta porositas,
WF 2.77 5.13 permeabilitas, saturasi minyak, oil/unit area dan
tekanan dan memplotnya terhadap kumulatif
WO + WF 4.25 6.94 produksi masing-masing sumur dapat menghasilkan
scenario pengembangan dengan kerja ulang dan atau
IF + WF 6.25 6.85 infill drilling yang lebih tepat.
WO+WF+IF 7.2 7.65

39
Tutuka Ariadji, Ni Made Ayu Kusuma Putri

Skenario injeksi air adalah scenario yang dapat BWPD, namun dapat diperoleh kenaikan faktor
dilakukan apabila sudah dioptimalkan scenario kerja perolehan sebesar 5.13%.
ulang. Sehingga dapat memaksimalkan hasil injeksi
air dan sekaligus menghemat seperti dalam kasus DAFTAR PUSTAKA
studi yang hanya memerlukan 1 pola injeksi dengan 1. Ahmed, U., 2004. Brownfield Schlumberger
laju injeksi yang jauh lebih kecil dari sebelumnya. White Paper, Oilfield Marketing Communication
Walaupun demikian, dalam scenario injeksi air tetap Houston.
memperhatikan factor-faktor tenaga dorong yang 2. Aziz, K. and Settari, A., 1979. Petroleum
dalam hal ini adalah edge water drive dan Reservoir Simulation, London : Applied Science
ketersediaan sumur yang ada sebagai sumur injeksi. Publishers LTD.
3. Fanchi, J.R., 2002. Shared Earth Modeling :
VII. KESIMPULAN Methodologies for Integrated Reservoir
1. Metode evaluasi yang dihasilkan dari studi ini Simulations. USA: Elsevier Science.
mengkoreksi Rencana Pengembangan Lapangan 4. Mattax, C. Calvin, Robert, L. and Dalton, 1990.
sebelumnya dan mampu meningkatkan Reservoir Simulation Monograph Volume 13
pertambahan perolehan minyak yang cukup SPE Henry L. Doherti Series : USA.
signifikan. 5. Willhite, G. P., 1986. Waterflooding SPE
2. Parameter yang paling utama dievaluasi adalah Textbook Series Vol. 3, USA.
oil/unit area, tekanan, dan letak geologikal
sumur. DAFTAR SIMBOL
3. Pemilihan pola injeksi pada injeksi air ditentukan RF = recovery factor (faktor perolehan)
oleh ketersediaan sumur, arah pengembangan ∆RF = penambahan RF
permeabilitas, dan bentuk struktur lapisan. WF = water flooding (injeksi air)
4. Infill drilling merupakan skenario terbaik yang WO = work over (kerja ulang)
memberikan penambahan perolehan paling besar IF = infill drilling (penambahan sumur
yaitu sebesar 5.8%. baru)
5. Skenario injeksi air pada Rencana Np = produksi kumulatif
Pengembangan Lapangan (POD) sebelumnya So = saturasi minyak
telah dikoreksi menjadi satu pola injeksi dan φ = porositas
menggunakan laju injeksi yang jauh lebih kecil, h = tebal bersih formasi minyak
yaitu dari semula 15.000 BWPD menjadi 700

40

You might also like