You are on page 1of 21

Dimas Dwi Nugroho

Selasa/1/4

LAPORAN PRAKTIKUM DAYA DUKUNG PERAIRAN

PLANKTON

NITA LIZA BR MANALU


2004112990

LABORATORIUM PRODUKTIVITAS PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan kebaikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Dinamika Ekosistem Perairan yang berjudul “Plankton” tepat sebelum waktu
yang telah di tentukan.
Dalam mengerjakan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Dosen pengajar Daya Dukung Perairan dan para asisten yang telah
membimbing serta mengarahkan dalam mengerjakan laporan ini, serta ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan memberi
motivasi kepada penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Mungkin
penulisan laporan masih terdapat kesalahan-kesalahan penulis tidak diketahui,
oleh karena itu kepada asisten mohon kritik dan sarannya, untuk penulisan laporan
yang lebih baik lagi kedepannya.

Pekanbaru, April 2023

Nita Liza Br Manalu


ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum 2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat 3
2.2. Bahan dan Alat 3
2.3. Prosedur Praktikum 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil 5
3.2. Pembahasan 5
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan 5
4.2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum 3
2. Hasil Pengamatan 5
1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum 10
2. Dokumentasi Kegiatan 11
3. Hasil Pengamatan 12
4.Hasil Perhitungan 13
1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Waduk merupakan ekosistem perairan bagi organisme yang hidup di perairan
waduk. Air waduk berasal dari sungai-sungai yang mengalir atau bermuara ke
waduk. Kualitas perairan waduk sangat berpengaruh pada organisme perairan
yang tinggal di perairan waduk. Kualitas perairan waduk dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas organisme itu sendiri atau manusia. Aktivitas manusia meliputi
kegiatan budidaya, pariwisata, kegiatan memancing dan lain sebagainya. Air
sungai dari permukiman warga juga mempengaruhi kualitas perairan waduk,
karena masih sering ditemukan limbah rumah tangga yang sengaja dibuang
kesungai, dan ada pula limbah industri, limbah pertanian maupun limbah
budidaya. Hal ini akan menimbulkan pencemaran perairan waduk yang
mengakibatkan kematian pada organisme perairan.
Salah satu yang dapat dijadikan indikator kualitas perairan waduk ialah
keberadaan plankton. Perubahan terhadap kualitas perairan erat kaitannya dengan
potensi perairan ditinjau dari kelimpahan dan komposisi plankton, keberadaan
plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
perairan, sehingga plankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan
indikator untuk mengevaluasi kualitas dan kesuburan perairan. Keberadaan
plankton dapat dijadikan indikator kualitas perairan yakni gambaran tentang
banyak atau sedikitnya jenis plankton yang hidup di suatu perairan dan jenis-jenis
plankton yang mendominasi. Adanya jenis plankton yang dapat hidup karena zat-
zat tertentu yang sedang blooming dapat memberikan gambaran mengenai
keadaan perairan yang sesungguhnya (Afif et al., 2014).
Plankton adalah mikroorganisme mengapung yang pergerakannya
dipengaruhi arus air. Plankton dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton dan
zooplankton. Fitoplankton merupakan anggota plankton yang bersifat tumbuhan,
fitoplankton terdapat pada massa air dengan intensitas cahaya yang dapat
menembus perairan dan bertindak sebagai produsen primer di dalam perairan.
Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, zooplankton
2

memegang peranan sebagai konsumen primer di dalam perairan (Usman et al.,


2013).
3

Biological Oxigen Demand (BOD) merupakan banyaknya oksigen yang


dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mendekomposisikan Berdasarkan hal
tersebut, praktikan jurusan manajemen sumberdaya perairan ingin mengetahui dan
mendapatkan informasi lanjutan mengenai kualitas air berdasarkan kelimpahan
plankton atau yang disebut dengan parameter biologi di perairan waduk Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.
I.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa keberadaan plankton sangat penting
dan sebagai informasi tingkat kesuburan kualitas air. Hal ini sangat penting untuk
diketahui bagi mahasiswa, peneliti maupun pembaca. Melalui praktikum yang
telah dilakukan sehingga mahasiswa praktikan dapat memahami cara melalukan
teknik sampel di lapangan, mengetahui kelimpahan plankton yang tersedia di
waduk serta mendapatkan wawasan dalam tahap-tahap pengambilan sampel
maupun perhitungan kelimpahan plankton yang melatih praktikan supaya
kedepannya mahasiswa dapat melakukannya secara mandiri.
4

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

II.1. Waktu dan Tempat


Pada praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2022, pukul
08.00-10.00 di Waduk Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium
Produktivitas Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

(Gambar 1.)
Gambar 1. Waduk FPK Universitas Riau
II.2. Alat dan Bahan
Pada praktikum ini menggunakan alat dan bahan terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat Bahan
1 Botol 150 ml Sampel air
2 Pipet tetes Lugol
3 Plankton net -
4 Ember 5 L -
5 Mikroskop -
6 Cover glass -
7 Objek glass -

II.3. Metode Praktikum


Metode praktikum ini menggunakan metode observasi dan mikroskopis,
dimana dilakukan pengambilan sampel langsung dari waduk dan kemudian
sampel dibawa ke laboratorium dan diamati menggunakan mikroksop.
II.4. Prosedur Praktikum
Pertama diambil sampel air menggunakan ember ukuran 5 liter dan disaring
menggunkaan plankton net sambil digoyang-goyang. Air sampel disaring
sebanyak 50 liter dan diambil pada titik lokasi yang berbeda. Setelah dilakukan
5

penyaringan menggunakan plankton net, lalu pindahkan botol saring ke botol


sampel ukuran 50
6

ml. Kemudian sampel air dibawa ke laboratorium. Sampel yang telah disiapkan
ditambahkan 3 tetes lugol. Selanjutnya bersihkan pipet tetes, objek glass dan
cover glass. Teteskan sampel pada objek glass dan tutup dengan cover glass
jangan sampai menimbulkan gelembung udara. Lalu hidupkan mikroskop dan
dilakukan penyetelan mikroskop terlebih dahulu. Lalu diamati di bawah
mikroskop. Untuk menghitung kelimpahan plankton (Berdasarkan buku panduan
praktikum) dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut:
N= n x (A/B) x (C/D) x (!/E)
Keterangan :
N = jumlah total plankton
n = jumlah rata-rata total sel plankton pada setiap lapangan pandang
A = luas gelas penutup (20 x 20 m2 atau lainnya)
B = luas satu lapangan pandang (π x r2 mm2, adalah jari-jari lapangan
pandang
lensa obyektif yang telah tertera dengan micrometer okuler)
C = volume air yang tersaring atau atau dikoleksi (ml)
D = volume air 1 tetes (ml) dibawah gelas penutup (0,04 ml ; 0,05 ml; atau
0,06 ml tergantung air yang tersaring atau dikoleksi (ml).
E = volume air yang tersaring (liter)
7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil
Pada praktikum Dinamika Ekosistem Perairan mengenai kelimpahan
Plankton didapat hasil pengamatan yang ditemukan dan perhitungan kelimpahan
plankton terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Spesies yang ditemukan
No. Nama Spesies n N (sel/cm2) Gambar

1 Ulothrix 5 2.510

2 Spirogyra varians 10 5.020

III.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, ditemukan tiga jenis spesies
fitoplankon yang berbeda yaitu: Ulothrix, Spirogyra varians, Microspora
floccosa.
1. Ulothrix
Ulothrix Memiliki pigmen klorofil yang mengandung karoten Ada yang
bersel tunggal, berkoloni serta ada pula yang bersel banyak ini sering ditemukan
pada perairan tawar, misalnya sungai, danau, waduk atau rawa.
Menurut Guiry 2019, klasifikasi Ulothrix yaitu:
Kerajaan : Plantae
Kelas : ChlorophyceaeOrdo : Chlorophycales
Keluarga : Ulothricaceae
Genus : Ulothrix
Ulothrix sp. yang merupakan salah satu spesies ganggang hijau yang berbentuk
filamen. Tubuh Ulothrix sp. terdiri atas sel-sel yang berbentuk silindris dan
tersusun memanjang seperti benang. Ganggang ini hidup di air tawar yang airnya
tidak terlalu hangat dan hidup menempel pada batu-batu atau di dasar perairan.
8

Bentuk filamen panjang tak bercabang dengan lebar 11-45 μm. Pada bagain luar
filamen
9

terdapat struktur seperti rambut. memiliki warna hijau (Fauziah S.M dan Laily. A.
N, 2015).
Menurut Triastono dalam Fauziah S.M dan Laily. A. N (2015) filamen tidak
bercabang, melainkan terdiri dari sebaris sel yang silindris dan pendek berkaitan
pada ujung pangkalnya. Sel pangkal biasanya berubah menjadi sel pelengkap.
Setiap sel hanya mengandung kloroplas yang bentuknya seperti sabuk yang
terbuka pada kedua ujungya. Kloroplas itu dapat mengambil bentuk silinder yang
sempurna atau hanya sekitar sebagian selnya, dan mengandung satu atau beberapa
pirenoid. Dinding sel Ulothrix sp. tersusun atas dua lapisan, lapisan luar adalah
pektin dan lapiasan dalam tersuun oleh selulosa. Kloroplas terbungkus oleh
system membrane rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a
dan b. kloroplas di dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal).
Pada praktikum yang telah dilaksanakan ditemukan plankton jenis Ulothrix
sebanyak 5 sel/l dan hasil perhitungan kelimpahan senilai 2.510 sel/cm 2. Hal ini
berarti kelimpahan plankton pada jenis ini masih terbilang rendah karena jumlah
yang ditemukan relatif sedikit.
2. Spirogyra varians
Pada hasil pengamatan ditemukan plankton Spirogyra varians. Spirogyra
varians merupakan bagian dari fitoplankton yang dapat melakukan fotosintesis
dari proses fotosintesis ini menghasilkan bahan organik dan oksigen terlarut yang
digunakan sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di perairan. Biasanya
plankton ini ditemukan pada air tawar (Khasanah et al., 2013).
Menurut Tjitrosoepomo 2013, Klasifikasi Spirogyra varians adalah
Famili : Zygnemataceae
Ordo : Zygnematales
Genus : Spirogyra
Spesies: Spirogyra varians
Berdasarkan hasil perhitungan Spirogyra varians senilai 5.020 sel/cm2
menunjukkan kelimpahan plankton jenis ini relatif sedang.
10

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, ditemukan tiga jenis
fitoplankton yaitu Klebsormidium glaccidum dengan jumlah total plankton senilai
2.510 sel/cm2 hal ini berarti tingkat kepadatan jenis ini masih rendah, dan
Spirogyra varians dengan jumlah total 5.020 sel/cm2 ini menyatakan bahwa
tingkat kepadatan jenis ini dikatakan sedang, Microspora floccosa denga jumlah
total plankton 7.050 sel/cm2 ini dikategorikan tingkat kepadatan jenis fitoplankton
ini terbilang tinggi.
Kepadatan fitoplankton dari suatu spesies banyaknya jenis ditemukan berarti
kulaitas perairan waduk relatif normal dan menunjang kehidupan organisme
seperti ikan, moluska dan lainnya untuk bertahan hidup karena fitoplankton
merupakan sebagai sumber pakan alami bagi organisme perairan lainnya.
Tersedianya pakan alami membuat suatu organisme dapat bertahan hidup.
4.2. Saran
Agar praktikum berjalan dengan lancar, sebaiknya mahasiswa praktikan
membaca buku panduan dan juga menyiapkan alat dan bahan untuk ke lapangan
terlebih dahulu. Supaya waktu praktikum tidak lama dan proses pengerjaan
praktikum tidak terbatas. Sebelum mulai praktikum sebaiknya asisten praktikum
menyediakan alat yang hendak digunakan agar tidak ada tunggu-menuggu dan
agar praktikum berjalan dengan lancar.
11

DAFTAR PUSTAKA

Afif A, Widianingsih, dan Hartati R. 2014. Komposisi Dan Kelimpahan Plankton


Di Perairan Pulau Gusung Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Diponegoro
Journal of Marine Research, 3(3), 324–331.

Fauziah SM, dan Laily AN. 2015. Identifikasi Mikroalga dari Divisi Chlorophyta
di Waduk Sumber Air Jaya Dusun Krebet Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang. Jurnal Bioedukasi. 8(1): 20-22

Guiry. 2019. Identifikasi Mikroalga Pada Air Sumur Di Daerah Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(2): 62-80.

Khasanah RI, Sartimbul A, dan Herawati EY. 2013. Kelimpahan dan


keanekaragaman plankton di Perairan Selat Bali. Jurnal Ilmu Kelautan,
18(4), 193–202.

Tjitrosoepomo G. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,


Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah Mada Universitas.

Usman MS, Kusen JD, dan Rimper JRTSL. 2013. Struktur Komunitas Plankton
Di Perairan Pulau Bangka Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan
Laut Tropis, 1(2), 51.
12

LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Alat dan Bahan Praktikum

Plankton net Ember ukuran 5 L Mikroskop

Sampel Pipet tetes Cover glass dan


Objek Glass
14

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Diambil air Air disaring menggunakan Dimasukkan air sampel


menggunakan ember plankton net ke dalam botol sampel

Tambahkan pada sampel Lalu diamati sampel


larutan lugol 3 tetes di bawah mikroskop
15

Lampiran 3. Hasil pengamatan

Ulothrix Spirogyra varians


16

Lampiran 4. Hasil Perhitungan


Diketahui:
1) Ulotrix (n)=5 ; A=20x20 ml2; B=15,86; C=100 ml; D=0,05 ml; E=100 L.
N = n x (A/B) x (C/D) x (1/E)
= 5 x (400/15,896) x (100/0,05) x (1/100)
= 5 x (25,1) x (2000) x (0,01)
= 2.510 sel/cm2

2) Spirogyra varians (n)=10 ; A=20x20 ml2; B=15,86; C=100 ml; D=0,05 ml;
E=100 L.
N = n x (A/B) x (C/D) x (1/E)
= 10 x (400/15,896) x (100/0,05) x (1/100)
= 10 x (25,1) x (2000) x (0,01)
= 5.020 sel/cm2

You might also like