Professional Documents
Culture Documents
Psikologi (Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan)
Psikologi (Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan)
Dosen Pengampu :
Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan dengan lancar dan tepat pada waktu tanpa suatu kendala yang berarti.
Selaku dosen pengampu dari mata kuliah Psikologi Pendidikan atas bimbingannya
dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh anggota tim yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
masih memiliki kekurangan, maka dari itu penulis berharap kritik, saran maupun
Kelompok Lima
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Pengukuran (Measurement)
Sutrisno Hadi mendefinisikan pengukuran sebagai suatu tindakan
untuk mengidentifikasi besar kecilnya suatu gejala. Menurut Suharsimi
(1999:3), pengukuran merupakan proses membandingkan sesuatu dengan
satu ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif. Pengukuran bersifat
kuantitatif, yakni untuk mengetahui atau menentukan luas, dimensi,
banyaknya dan serajat kesanggupan suatu hal atau benda. Tugas
pengukuran berhenti sampai mengetahui “berapa banyak pengetahuan
yang telah dimiliki siswa” tanpa memperhatikan arti dan penafsiran
terhadap banyaknya pengetahuan yang dimilikinya itu.
Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang
kenyataan atas sesuatu yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas,
dan eksistensi keadaan sesuatu yang diukur. Hasil pengukuran dapat
menjelaskan sesuatu bila telah ditafsirkan dengan cara membandingkan
dengan suatu patokan, norma, atau kriteria tertentu.
Dalam proses belajar mengajar, pengukuran dilakukan untuk
mengetahui seberapa perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Pengukuran hasil belajar umumnya
menggunakan tes sebagai alat pengukur.
Misalnya: untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran
Pendidikan Biologi, yang diikuti oleh 10 orang siswa dilakukan tes
dengan jumlah 10 soal dengan hasil sebagai berikut :
3
4
tujuan untuk mengetahui tinggi rendah atau baik buruk tentang aspek-
apsek tertentu yang dievaluasi. Menurut Suharsimi (1999:3), penilaian
merupakan kegiatan pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk dan penilaian lainnya yang bersifat kualitatif.
Hasil pengukuran tiada ada gunanya tanpa dinilai dengan
menggunakan norma sehingga semua usaha membandingkan hasil
pengukuran terhadap bahan pembanding berupa patokan atau norma
tertentu yang dikenal dengan istilah penilaian.
Untuk memberikan interpretasi hasil ujian Biologi terhadap 10
orang siswa, maka digunakan patokan nilai 6. Skor 6 ini menjadi patokan
nilai untuk menetapkan lulus atau tuntas tidaknya siswa atau dapat
digunakan untuk melihat baik buruk atau tinggi rendah kemampuan
penguasaan pelajaran Biologi, contoh hasil pengukurannya sebagai
berikut:
a) Meningkatkan Pembelajaran
Assesment dapat memotivasi siswa untuk belajar
Assesment dapat mempengaruhi proses-proses kognitif tertentu di
dalamnya siswa terlibat
Assesment dapat berperan sebagai pengalaman belajar dalam dan dari
dirinya sendiri
Assesment dapat memberi siswa umpan balik yang berharga tentang apa
yang telah dan belum mereka kuasai
b) Memandu Pembuatan Keputusan Pengajaran
c) Mendiagnosa Masalah Pembelajaran dan Performa
d) Meningkatkan Pengaturan Diri (self regulation)
e) Memutuskan Apa yang Akhirnya Telah Dipelajari Siswa.
1. Tes Standar
Tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk
menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan
kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan
dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional. Soal
tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk
kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang
lazimnya diajarkan di kebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).
Adapun perbedaan lain antara tes standar dengan tes buatan guru adalah
banyak tes standar yang memiliki aturan umum dan kebanyakan telah
dievaluasi validitas dan reliabilitasnya.
Tujuan tes standar, tes standar biasanya bertujuan untuk :
Memberikan informasi tentang kemajuan murid
Mendiagnosis kekuatan dan kelamahan murid
Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan
pengajaran atau instruksi
Membantu administrator mengevaluasi program
Memberikan akuntabilitas
12
yang ada saat ini. Predictive validity adalah relasi antara nilai tes
dengan kinerja masa depan murid. Selanjutnya construct validity
yaitu sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur tertentu.
Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat
dari seseorang, seperti intelegensi (kecerdasan), gaya belajar,
personalitas, atau lecemasan.
Reliabilitas, berarti sejauh mana sebuah prosedur tes bisa
menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Agar bisa
disebut reliabel, nilai harus stabil, dependable, dan relatif bebas dari
kesalahan pengukuran (Fekken, 2000; Popham, 2002). Reliabilitas
dapat diukur dengan beberapa cara antara lain test restest reliability,
alternate forms reliability, dan split half reliabilty. Test retest
reliability adalah sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang
sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua
kesempatan yang berbeda. Alternate form reliability ditentukan
dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada
dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan
mengamati seberapa konsistenkah skornya. Split half reliabilty,
membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap
dan ganjil. Nilai pada dua set itu itu dibandaingkan guna menentukan
seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu. Validitas dan
reliabilitas adalah saling terkait. Sebuah tes yang valid itu reliabel,
tetapi sebuah tes yang reliabel tidak selalu valid.
Keadilan, tes yang adil (fair) adalah tes yang tidak bias (unbiased)
dan tidak diskriminatif (McMillan, 2001). Tes itu tidak dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subyektif seperti
bias penilai.
2. Tes Kecakapan dan Prestasi
Ada dua tipe utama tes standar yaitu tes kecakapan (aptitude) dan
tes prestasi (achievement). Tes kecakapan (aptitude test) didesign guna
memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar & Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2009.
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013.
Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua Terj. Tri Wibowo B.S, Jakarta :
Kencana, 2007.
20