You are on page 1of 37

MAKALAH HIDROLIKA DAN MEKANIKA FLUIDA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Hidrolika dan Mekanika Fluida
Dosen Pengampu :
Drs. Sukadi, M.Pd., M.T.

Disusun Oleh :
Dita Aprilia M
1902373

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Resume Pertemuan 9-12 untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrolika dan
Mekanika Fluida. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh untuk dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dari materi maupun
redaksi. Hal inisemata-mata disebabkan oleh keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis.
Mudah-mudahan segala kebaikan serta jasa yang telah diberikan semua pihak
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.

Bandung, Mei 2023

Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrolika dan mekanika fluida adalah salah satu mata kuliah terpenting dalam teknik sipil,
teknik mesin, dan bidang terkait lainnya. Mata kuliah ini membahas tentang perilaku fluida
dalam berbagai sistem, seperti pergerakan air, aliran udara, dan fenomena lain yang terjadi
pada fluida.
Dalam praktik teknik, pemahaman yang baik tentang hidrolika dan mekanika fluida sangat
penting untuk merancang, menganalisis, dan mengoptimalkan sistem yang melibatkan fluida.
Contoh penerapannya dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti desain saluran air,
pembangkit listrik tenaga air, sistem irigasi, transportasi fluida dalam pipa, desain pesawat
terbang, dan masih banyak lagi.
Salah satu tujuan utama dari mata kuliah ini adalah untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar
yang berkaitan dengan aliran fluida. Ini termasuk hukum kekekalan massa, momentum, dan
energi dalam sistem fluida. Selain itu, mata kuliah ini juga mencakup topik-topik seperti
perpindahan panas dalam fluida, viskositas, turbulensi, tekanan hidrostatis, serta analisis dan
perancangan aliran fluida dalam berbagai konfigurasi.
Dalam ilmu hidrolika, mahasiswa akan mempelajari fenomena yang berkaitan dengan air,
baik dalam kondisi alam seperti sungai, danau, dan laut, maupun dalam sistem keteknikan
seperti bendungan dan saluran air. Mereka akan mempelajari konsep-konsep seperti
perhitungan debit air, kehilangan energi akibat gesekan, pengendalian banjir, dan desain
bangunan penahan air.
Sedangkan pada mekanika fluida, mahasiswa akan mempelajari perilaku fluida secara
umum, baik yang berkaitan dengan gas maupun cair. Mereka akan mempelajari konsep dasar
seperti tekanan, viskositas, gaya angkat dan seret pada benda yang bergerak dalam fluida, serta
aliran laminar dan turbulen.
Hidraulik dan mekanika fluida juga terkait erat dengan penggunaan teknologi terbaru
dalam simulasi aliran fluida, seperti perangkat lunak pemodelan komputer dan penggunaan alat
ukur canggih. Dalam mata kuliah ini mahasiswa juga diajarkan bagaimana menginterpretasikan
hasil simulasi dan data pengukuran untuk menganalisa dan merancang sistem yang melibatkan
fluida.
Dengan pemahaman yang baik tentang hidrolika dan mekanika fluida, mahasiswa akan
dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam praktek keteknikan yang sesungguhnya.
Mereka akan dapat mengembangkan solusi yang efisien dan inovatif untuk berbagai tantangan
terkait aliran fluida, serta memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan sistem fluida
yang kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana karakteristik hidrolik saluran, seperti dimensi saluran, kemiringan permukaan


dasar saluran, dan kekasaran permukaan saluran, mempengaruhi aliran di saluran terbuka?
2. Bagaimana menerapkan persamaan momentum Newton II, persamaan energi Bernoulli,
energi, dan gaya khas dalam perancangan sistem dan perhitungan teknis dalam bidang
teknik sipil?
3. Bagaimana aliran kritis dan Bilangan Froude memengaruhi desain dan analisis sistem
hidrolika, seperti saluran terbuka, bendungan, atau pengontrol aliran?
4. Apa yang dimaksud dengan aliran seragam dalam konteks hidrolika dan mekanika fluida?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk memahami bagaimana karakteristik hidrolik saluran, seperti dimensi saluran,


kemiringan permukaan dasar saluran, dan kekasaran permukaan saluran, mempengaruhi
aliran di saluran terbuka.
2. Menerapkan persamaan momentum II Newton, persamaan energi Bernoulli, energi, dan
gaya tipikal dalam perancangan sistem dan perhitungan teknik di bidang teknik sipil.
3. Memahami bagaimana aliran kritis dan Froude Number mempengaruhi desain dan analisis
sistem hidrolik, seperti saluran terbuka, bendungan, atau pengendali aliran.
4. Memahami konsep aliran seragam dalam konteks hidrolika dan mekanika fluida.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aliran Saluran Terbuka

2.1.1 Definisi

Hidrolika saluran terbuka adalah cabang ilmu hidrolika yang mempelajari tentang
aliran air dalam saluran terbuka seperti sungai, kanal, parit, dan saluran irigasi. Hidrolika
saluran terbuka mencakup berbagai fenomena dan prinsip yang berkaitan dengan
pergerakan air, distribusi aliran, kecepatan aliran, tinggi muka air, dan parameter hidrolika
lainnya di dalam saluran terbuka.
Dalam studi hidrolika, aliran fluida dapat terjadi baik dalam saluran terbuka
maupun saluran tertutup. Aliran yang memiliki permukaan bebas disebut aliran permukaan
bebas atau aliran saluran terbuka. Pada jenis aliran ini, permukaan air berada pada tekanan
atmosfer. Sebaliknya, jika aliran tidak memiliki permukaan bebas dan terjadi dalam saluran
penuh, maka disebut aliran dalam pipa atau aliran tertekan. Pada aliran ini, tekanan yang
berlaku adalah tekanan hidrolik, bukan tekanan atmosfer. Makalah ini akan membahas
perbedaan antara aliran permukaan bebas dan aliran tertekan dalam saluran terbuka dan
saluran tertutup.
Aliran dalam sistem perpipaan dan saluran terbuka memiliki karakteristik yang
berbeda. Aliran dalam pipa atau aliran tertekan terjadi ketika pipa diisi dengan fluida,
sehingga tidak terdapat permukaan bebas pada aliran. Tekanan dalam aliran pipa
didasarkan pada tekanan hidrolik, bukan tekanan atmosfer. Oleh karena itu, perhitungan
dalam aliran pipa menggunakan persamaan yang berbeda dengan perhitungan dalam
saluran terbuka.
Sementara itu, aliran dalam saluran terbuka atau aliran permukaan bebas terjadi
ketika fluida mengalir di dalam saluran yang memiliki permukaan terbuka, seperti sungai,
parit, dan saluran irigasi. Permukaan bebas dalam aliran permukaan bebas memiliki
tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer. Hal ini memungkinkan pengukuran tekanan
pada aliran menggunakan metode yang berbeda dari pengukuran tekanan pada aliran dalam
pipa. Pada aliran permukaan bebas, profil aliran dan kecepatan aliran dapat berubah-ubah
sepanjang saluran tergantung pada geometri dan topografi saluran. Kehilangan energi pada
aliran permukaan bebas juga dapat terjadi akibat gesekan antara air dan permukaan saluran.
Oleh karena itu, perhitungan kehilangan energi dan perhitungan debit aliran pada aliran
permukaan bebas menjadi hal yang sangat penting dalam perencanaan dan manajemen
sumber daya air.

Dalam makalah tentang hidrolika saluran terbuka, penting untuk memahami


perbedaan karakteristik aliran dalam pipa dan aliran permukaan bebas. Hal ini akan
mempengaruhi metode pengukuran, perhitungan, dan analisis yang digunakan dalam
hidrolika. Selain itu, perhitungan kehilangan energi dan debit aliran pada aliran permukaan
bebas perlu dijelaskan secara detail karena sangat relevan dalam manajemen sumber daya
air seperti irigasi, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik tenaga air.

2.1.2 Klasifikasi Aliran

Berikut klasifikasi alirannya :

1. Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung


kriteria yang digunakan.
2. Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau kecepatan mengikuti fungsi waktu, maka
aliran dibedakan menjadi aliran permanen (steady) dan tidak permanen (unsteady).
3. Berdasarkan fungsi ruang, maka aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform)
dan tidak seragam (non-uniform)
4. Klasifikasi aliran pada saluran terbuka terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Klasifikasi aliran pada saluran terbuka

1. Aliran permanen dan tidak permanen

Aliran permanen dan tidak permanen mengacu pada karakteristik aliran fluida
dalam konteks hidrolika. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis aliran tersebut:
• Aliran Permanen:

Aliran permanen terjadi ketika kondisi aliran stabil dan tidak berubah secara
signifikan dari waktu ke waktu. Pada aliran permanen, kecepatan, tekanan, dan laju
aliran pada setiap titik di saluran tetap konstan pada waktu tertentu. Pada keadaan
aliran permanen, gaya gesek dan gaya inersia saling seimbang, sehingga tidak
terjadi perubahan karakteristik aliran di sepanjang saluran.
• Aliran Tidak Permanen:

Aliran tidak permanen terjadi ketika kondisi aliran berubah secara signifikan dari
waktu ke waktu. Hal ini dapat terjadi bila terjadi perubahan laju aliran, kecepatan,
atau kondisi geometri saluran. Pada aliran tidak permanen, kecepatan, tekanan, dan
debit aliran pada setiap titik di saluran dapat berubah sepanjang waktu.
Pemahaman tentang aliran permanen dan tidak permanen sangat penting dalam
analisis dan desain sistem saluran terbuka. Dalam hal-hal tertentu dimungkinkan
mentransformasikan aliran tidak permanen menjadi aliran permanen. Penyederhanaan
ini menawarkan beberapa keuntungan seperti kemudahan visualisasi, kemudahan
penulisan persamaan terkait. Penyederhanaan ini hanya mungkin jika bentuk
gelombang tidak berubah dalam penghambatannya.
Jika bentuk gelombang berubah selama penghambatan, maka tidak mungkin
mentransformasikan gerakan gelombang tersebut menjadi aliran permanen. Misalnya
gelombang banjir yang merambat pada sungai alamiah tidak dapat ditransformasikan
menjadi aliran permanen karena bentuk gelombang termodifikasi dalam perjalanannya
sepanjang sungai.

Gambar 2.2 Gelombang banjir melalui saluran terbuka

2. Aliran seragam dan berubah

• Aliran Seragam (Aliran Seragam):

Aliran seragam terjadi ketika kecepatan, kedalaman, dan debit aliran pada
setiap titik di saluran tetap konstan di seluruh saluran. Pada aliran seragam, tidak
ada perubahan signifikan pada karakteristik aliran seiring dengan arah aliran.
Artinya kecepatan aliran pada setiap titik adalah konstan, dan laju perubahan yang
terjadi pada saluran dapat diabaikan.
Pada aliran seragam, saluran memiliki kemiringan dasar yang konstan dan
ukuran saluran juga konstan. Gaya hidrolik, seperti gravitasi dan gesekan,
diseimbangkan sehingga tidak ada perubahan aliran sepanjang saluran. Aliran
seragam sering digunakan dalam analisis dan desain saluran terbuka karena sifatnya
yang stabil dan dapat diprediksi.
• Aliran Berubah (Varied Flow):

Aliran berubah terjadi ketika ada perubahan dalam kecepatan, kedalaman, dan
debit aliran sepanjang saluran. Dalam aliran berubah, karakteristik aliran dapat
berubah secara signifikan dalam saluran terbuka. Perubahan dalam aliran dapat
disebabkan oleh perubahan dalam kemiringan dasar saluran, ukuran saluran, atau
kondisi pengaliran yang lain.
Dalam aliran berubah, gaya hidrolika tidak seimbang, sehingga ada perubahan
dalam kecepatan dan tingkat aliran. Dalam beberapa kasus, penyelesaian yang lebih
kompleks diperlukan untuk memodelkan aliran yang berubah dan menganalisis
karakteristiknya.

Gambar 2.3 Aliran seragam dan berubah

3. Aliran laminar dan turbulen

Aliran laminar dan turbulen merujuk pada karakteristik aliran fluida yang berbeda
berdasarkan pola aliran dan gaya-gaya yang dominan dalam aliran tersebut. Berikut
adalah penjelasan tentang kedua jenis aliran tersebut:
• Aliran Laminar

Aliran laminar terjadi ketika partikel-partikel fluida bergerak dalam pola aliran
yang teratur dan teratur. Dalam aliran laminar, partikel-fluida mengalir dalam
lapisan-lapisan paralel yang tidak saling bercampur secara signifikan. Setiap
partikel mengikuti jalur yang halus dan terdefinisi dengan baik.
Karakteristik aliran laminar meliputi:

• Aliran Turbulen:

Aliran turbulen terjadi ketika partikel-fluida mengalami pergerakan yang tidak


teratur dan tidak teratur. Dalam aliran turbulen, partikel-fluida saling berinteraksi
secara kompleks, membentuk pusaran dan pengacakan yang terus menerus. Pola
aliran turbulen sangat tidak teratur dan berubah-ubah seiring waktu.
Aliran turbulen sering terjadi pada kecepatan tinggi, viskositas yang rendah, atau
ketika ada hambatan dan gangguan dalam aliran seperti penghalang atau perubahan
geometri saluran. Contoh dari aliran turbulen adalah aliran di sekitar tikungan atau
aliran di sekitar benda silinder yang tajam.
Pemahaman tentang aliran laminar dan turbulen penting dalam berbagai bidang
seperti rekayasa fluida, hidrolika, dan aerodinamika. Hal ini membantu dalam analisis
aliran fluida, perancangan sistem, dan pemodelan untuk memastikan kinerja yang
efisien dan aman dalam berbagai aplikasi.

Gambar 2.4 Aliran laminar dan turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya
kekentalan (viskositas) dan gaya inersia.
• Jika gaya viskositas yang dominan, maka alirannya laminer.

• Jika gaya inersia yang dominan, maka alirannya turbulen.

• Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan Dalam angka Reynold
(Re), yang didefinisikan seperti rumus berikut.
Pada tahun 1884 Obsborne Reynolds melakukan percobaan untuk acara sifat-sifat aliran
laminer dan turbulen. Alat yang digunakan terdiri dari pipa kaca yang dapat
melewatkan udara dengan berbagai kecepatan. Aliran tersebut diatur oleh katup A. Pipa
kecil B berasal dari tabung berisi zat warna C ujungnya yang lain berada pada lubang
masuk pipa kaca. Reynolds menunjukan bahwa untuk kecepatan aliran yang kecil di
dalam kaca, zat warna akan mengalir dalam satu garis lurus seperti benang yang sejajar
dengan sumbu Pipa. Apabila katup dibuka sedikit demi sedikit, kecepatan akan
bertambah besar dan benang warna mulai bergelombang yang akhirnya pecah dan
menyebar ke seluruh aliran di dalam pipa.

Gambar 2.5 Alat Osbom Reynolds

➢ Pada aliran bebas dipakai jari-jari hidraulik sebagai panjang karakteristik. Jari-
jari hidraulik didefinislkan sebagai luas penampang basah dibagi keliling basah.
➢ Aliran laminer terjadi apabila Re < 500.
➢ Aliran turbulen terjadi apabila Re > 1000.
➢ Dalam kehidupan sehari-hari, aliran laminer pada saluran terbuka sangat jarang
ditemui. Aliran jenis ini mungkin dapat terjadi pada aliran dengan kedalaman
sangat tipis di atas permukaan gelas yang sangat halus dengan kecepatan yang
sangat kecil.
4. Aliran subkritis, kritis, dan superkritis
Aliran subkritis, kritis, dan superkritis adalah tiga kondisi aliran yang
dibedakan berdasarkan hubungan antara kecepatan aliran dan kecepatan gelombang
dalam aliran fluida. Berikut adalah penjelasan tentang ketiga jenis aliran tersebut:
• Aliran Subkritis
Aliran subkritis terjadi ketika kecepatan aliran fluida lebih rendah daripada
kecepatan gelombang. Dalam aliran subkritis, gelombang aliran dapat bergerak
lebih cepat dari partikel-fluida individual, yang menghasilkan aliran yang stabil
dan teratur. Partikel-fluida mengalami perubahan yang lancar dan mengikuti
pola aliran yang teratur.

• Aliran Kritis
Aliran kritis terjadi ketika kecepatan aliran fluida sama dengan kecepatan
gelombang. Dalam aliran kritis, partikel-fluida mencapai kecepatan yang sama
dengan gelombang aliran, dan gelombang tersebut bergerak dengan kecepatan
yang sama dengan partikel-fluida individual. Hal ini menghasilkan aliran yang
tidak stabil dan cenderung menimbulkan perubahan yang tidak teratur dalam
aliran.
• Aliran Superkritis

Aliran superkritis terjadi ketika kecepatan aliran fluida lebih tinggi daripada
kecepatan gelombang. Dalam aliran superkritis, gelombang aliran tidak dapat
bergerak dengan kecepatan yang sama dengan partikel-fluida individual, dan

terbentuklah zona "kejutan" atau "gelombang kejut". Aliran ini dapat mencapai
kecepatan yang sangat tinggi.
Gambar 2.6 Pola penjalaran gelombang di saluran terbuka
• Angka Froude (Fr) dapat dinyatakan seperti pada persamaan berikut.

………………(2)dengan V = kecepatan
aliran (m/det)
h = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)

• Aliran adalah subkritis apabila Fr < 1 atau V < (gh)0,5


• Aliran adalah kritis apabila Fr = 1 atau V = (gh)0,5
• Aliran adalah superkritis apabila Fr > 1 atau V > (gh)0,5

2.1.3 Definisi dan Terminologi

Saluran dapat alamiah atau buatan. Ada beberapa macam istilah saluran alamiah.
Saluran panjang dengan kemiringan sedang yang dibuat dengan menggali tanah
disebut kanal (canal). Saluran yang disangga di atas permukaan tanah dan terbuat dari
kayu, beton, atau logam disebut flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan
dinding hampir vertikal disebut chute. Terowongan (tunnel) adalah saluran yang
digali melalui bukit atau gunung. Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak
penuh disebut culvert. Potongan yang diambil tegak lurus arah aliran disebut
potongan melintang (cross section), sedangkan potongan yang diambil searah aliran
disebut potongan memanjang .

Gambar 2.7 Definisi potongan melintang dan memanjang saluran

h = kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah dasar saluran
dan permukaan air (m), d = kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur
tegak lurus terhadap garis aliran (m) z = elevasi atau jarak vertikalantara permukaan
air dan garis referensi tertentu (m),
T = lebar potongan melintang pada permukaan air (m),

A = luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m2),

P = keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding danatau
dasar saluran yang diukur tegak lurus arah aliran,
R = jari-jari hidraulik, R = A/P (m), dan D =
kedalaman hidraulik, D = A/T(m).

2.1.4 Distribusi Kecepatan

Dalam aliran melalui saluran terbuka, distribusi kecepatan tergantung pada


banyak faktor seperti bentuk saluran, kekasaran dinding, keberadaan permukaan
bebas, dan debit aliran. Distribusi kecepatan tidak merata di setiap titik pada tampang
melintang.

Kecepatan aliran mempunyai tiga komponen arah menurut koordinat kartesius.


Namun, komponen arah vertikal dan lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan.
Sehingga, hanya kecepatan aliran yang searah dengan arah aliran diperhitungkan.
Komponen kecepatan inl bervariasi terhadap kedalaman dari permukaan air. Tipikal
variasi kecepatan terhadap kedalaman air.

Gambar 2.8 . Distribusi kecepatan pada berbagai bentuk potongan melintang saluran.

Gambar 2.9 Pola distribusi kecepatan sebagai fungsi kedalaman.

• Distribusi kecepatan pada vertikal dapat ditentukan dengan melakukan


pengukuran pada berbagai kedalaman. Semakin banyak titik pengukuran akan
memberikan hasil semakin baik. Biasanya pengukuran kecepatan di lapangan
dilakukan dengan menggunakan current meter. Alat ini berupa baling-baling
yang akan berputar karena adanya aliran, yang kemudian akan memberikan
hubungan antara kecepatan sudut baling-baling dengan kecepatan aliran.
• Untuk keperluan praktis dan ekonomis, dimana sering diperlukan kecepatan
rata-rata pada vertikal, penqukuran kecepatan dilakukan hanya pada satu atau
dua titlk tertentu. Kecepatan rata-rata diukur pada 0,6 kali kedalaman dari muka
air, atau harga rata-rata darl kecepatan pada 0,2 dan 0,8 kali kedalaman.
Ketentuan ini hanya berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan tidak ada
penjelasan secara teoritis. Besar kecepatan rata-rata ini bervariasi antara 0,8 dan
0,95 kecepatan di permukaan dan biasanya diambil sekitar 0,85.
2.1.5 Hukum Konservasi

1) Konservasi Massa (Persamaan Kontinuitas)


Gambar 2.10. Kontinuitas aliran Dalam suatu pias.

Ditinjau aliran zat cair tidak mampu mapat di dalam suatu pias saluran
terbuka untuk menjabarkan persamaan kontinuitas. Pada saluran tersebut tidak
terjadi aliran masuk atau keluar menembus dinding saluran dan alirannya
adalah permanen. Apabila debit yang lewat pada penampang potongan 3-3
besarnya sama dengan Q dan mempunyai kedalamanaliran h pada Mt.

2) Konservasi Momentum (Persamaan Momentum)

Hukum Newton II tentang Gerakan menyatakan bahwa besarnya


perubahan momentum per satuan waktu pada suatu persamaan adalah sama
dengan besarnya resultan semua gaya-gaya yang bekerja pada pias tersebut.

Berdasarkan Gambar 14, maka persamaan konservasi momentum tersebut


dapat ditulis sebagai:
Dimana

P = Tekanan hidrostatis

W = Berat volume pada pias (1) – (2)


S0 = Kemiringan dasar saluran

Fa = Tekana udara pada muka air bebas

Fr == Gaya geser yang terjadi akibat kekasaran dasar

Gambar 2.11 Penerapan Dalil Momentum


• Aliran Seragam

Di dalam aliran seragam (uniform), dianggap bahwa aliran adalah


mantap/permanen dan satu dimensi. Aliran tidak mantap yang seragam hampir
tidak ada di alam, dengan anggapan satu dimensi berarti kecepatan aliran di setiap
titik pada tampang lintang adalah sama. Contoh aliran seragam adalah aliran
melalui saluran drainase yang sangat panjang dan tidak ada perubahan
penampanq. Aliran di saluran drainase yang dekat dengan bangunan drainase tidak
lagi seragam karena adanya pembendungan atau terjunan, yang menyebabkan
aliran menjadi tldak seragam (non-uniform).

Pada umumnya aliran seragam di saluran terbuka adalah turbulen,


sedangkan allran laminer sangat jarang terjadi. Aliran seragam tidak dapat terjadi
pada kecepatan aliran yang besar atau kemiringan saluran sangat besar. Apabila
kecepatan aliran melampaui batas tertentu (kecepatan kritik), maka muka air
menjadi tidak stabil dan akan terjadi aelombang. Pada kecepatan yang sangat
tinggi (lebih dari 6 m/det), udara akan masuk ke dalam aliran dan aliran menjadi
tidak mantap.

➢ Rumus Empiris Kecepatan Rata-Rata

Karena sulit menentukan tegangan geser dan distribusi kecepatan dalam


aliran turbulen, maka digunakan pendekatan empiris untuk menghitung
kecepatanrata-rata.
➢ Rumus Chezy (1769)

Seorang insinyur Perancis yang bernama Antoine Chezy pada tahun


1769 merumuskan kecepatan untuk aliran seragam yang sangat terkenal
dan masih banyak dipakai sampai sekarang. Dalam penurunan rumus Chezy,
digunakan beberapa asumsi berikut ini:

✓ Aliran adalah permanen,

✓ Kemiringan dasar saluran adalah kecil,

✓ Saluran adalah prismatik.

Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan


tegangan eser (tahanan) pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi Oleh
omponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam aliran
seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan tahanan
geser. Tahanan geser ini tergantung pada kecepatan aliran.
Gaya yang menahan aliran tiap satuan luas dasar saluran adalah sebandingdengan
kuadrat kecepatan dalam bentuk:

dengan k adalah konstanta, bidang singgung (kontak) antara alirandengan dasar


saluran adalah sama dengan perkalian antara keliling basah (P) dan panjang
saluran (L) yang ditinjau, yaitu PL. Gaya total yang menahan aliran adalah:

Di dalam aliran permanen, komponen gaya berat (searah aliran) yang


mengakibatkan aliran harus sama dengan gaya tahanan total. Besar
komponen gaya berat adalah:

dengan:

y: berat jenis zat cair


A luas tampang basah
L: panjang saluran yang ditinjau
a: sudut kemiringan saluran

Berdasarkan kedua anggapan tersebut dan dengan memperhatikan Gambar 15,


maka keseimbangan antara komponen gaya berat dan gaya tahanan geser adalah:

atau

atau

Oleh karena sudut kemiringan saluran & adalah kecil, maka kemiringan saluran /

= tg α = sin α dan persamaan di atas menjadi:

Dengan

dan

Persamaan (15) dikenal dengan rumus Chezy dan koefisien C disebut koefisien
Chezy.

• Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy C dari


rumus umum pada pers. (15). Koefisien tersebut tergantung pada bentuk
tampang lintang, bahan dinding saluran, dan kecepatan aliran.

a) Rumus Bazin

Pada tahun 1879, H. Bazin, seorang ahli hidraulika Perancis


mengusulkan rumus berikut ini.

Dengan adalah koefisien yang tergantung pada kekasaran dinding. Nilai

𝛾B untuk beberapa jenis dinding saluran diberikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Koefisien kekasaran Bazin

b) Rumus Ganguillet – Kutter

Pada tahun 1896, dua insinyur Swiss, Ganguillet dan Kutter mengusulkan
rumus berikut ini.
Koefisien n yang ada pada persamaan tersebut sama dengan koefisien n pada
rumus Manning. Rumus tersebut lebih kompleks dari rumus Bazin, tetapi
hasilnya tidak lebih baik dari rumus Bazin. Untuk nilai kemiringan kecil
(dibawah 0,0001) nilai 0,00155/I menjadi besar dan rumus tersebut
menjadi kurang teliti.

c) Rumus Manning

Seorang insinyur Irlandia bernama Robert Manning (1889) mengusulkan


rumus berikut ini.

Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi:

Koefisien n merupakan fungsi dari bahan dinding saluran yang mempunyai nilai
yang sama dengan n untuk rumus Ganguillet dan Kutter. Tabel 2 memberikan
nilai n. Rumus Manning ini banyak digunakan karena mudah pemakaiannya.

Tabel 2. Harga kefisien Manning


d) Rumus Strickler

Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning dan
Ganguillet-Kutter, sebagai fungsi dari dimensi material yang membentuk
dinding saluran. Untuk dinding (dasar dan tebing) dari material yang tidak
koheren, Koefisien Strickler ks diberikan oleh rumus berikut:

dengan R adalah jari-jari hidraulis, dan d35 adalah diameter (dalam meter)
yang berhubungan dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih
besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut maka rumus
kecepatan aliran menjadi:

• Tampang Lintang Ekonomis

Beberapa rumus kecepatan aliran yang diberikan sebelumnya menunjukkan


bahwa untuk kemiringan dan kekasaran saluran tertentu, kecepatan akan
bertambah dengan jari-jari hidraulis. Sehingga untuk luas tampang basah tertentu
debit akan maksimum apabila nilai R = A/P maksimum.

basah minimum. Dengan kata lain, untuk debit aliran tertentu, luas tampang
lintang saluran akan minimum apabila saluran mempunyai nilai R maksimum
(atau P minimum). Tampang lintang saluran seperti ini disebut tampang saluran
ekonomis (efisien) untuk luas tampang tertentu.
Penjelasan tentang tampang lintang ekonomis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus debit aliran, yang dalam hal ini misalnya digunakan rumus
Manning.
dengan
Berdasarkan rumus tersebut akan dicari, untuk kemiringan saluran / dan
kekasaran dinding n, suatu tampang lintang dengan luas yang sama A tetapi
memberikan debit maksimal. Untuk nilai A, n dan / konstan, debit akan
maksimum apabil R maksimum.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aliran saluran terbuka adalah fenomena pergerakan fluida yang melibatkan aliran
air di permukaan terbuka seperti sungai, saluran, dan saluran irigasi. Berdasarkan
penjelasan sebelumnya, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang aliran
saluran terbuka.

Aliran saluran terbuka dapat terjadi dalam berbagai kondisi: Aliran permanen
atau tidak permanen, seragam atau berubah, laminar atau turbulen. Ini tergantung pada
faktor-faktor seperti kecepatan aliran, keadaan saluran, dan viskositas fluida. Aliran
permanen dan seragam yang diinginkan dalam desain saluran terbuka: Aliran
permanen dan seragam memberikan stabilitas dan memudahkan perhitungan dan
analisis hidrolika. Oleh karena itu, dalam perancangan saluran terbuka, upaya
dilakukan untuk mencapai kondisi aliran permanen dan seragam. Aliran laminar dan
turbulen mempengaruhi karakteristik aliran: Aliran laminar memiliki pola aliran yang
teratur dan terdefinisi, sedangkan aliran turbulen memiliki pergerakan yang tidak
teratur dan acak. Pemahaman tentang aliran laminar dan turbulen penting untuk
memodelkan aliran, menghitung kehilangan energi, dan menganalisis gaya hidrolika
yang terlibat.

Perubahan dalam kondisi aliran dapat mengakibatkan aliran yang tidak stabil:
Perubahan dalam kemiringan saluran, geometri saluran, atau aliran debit dapat
menyebabkan aliran berubah atau tidak stabil. Pemahaman tentang aliran berubah dan
kemampuan memprediksi perubahan aliran sangat penting dalam merancang saluran
terbuka yang efisien dan tahan lama. Pemodelan matematika digunakan untuk
menganalisis aliran saluran terbuka: Untuk menggambarkan aliran saluran terbuka dan
menghitung karakteristik hidroliknya, digunakan persamaan matematika seperti
persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan persamaan energi. Pemodelan
matematika membantu dalam memahami aliran, memprediksi perilaku aliran, dan
merancang saluran terbuka yang efektif.

Kesimpulannya ini menunjukkan kerumitan aliran terbuka dan pentingnya


pemahaman yang baik tentang fenomena saluran hidrolika yang rumit. Dengan
pemodelan yang akurat dan analisis yang cermat, kita dapat merancang, mengelola,
dan memanfaatkan saluran terbuka sistem secara efisien untuk berbagai kebutuhan
seperti irigasi, pengendalian banjir, dan penyediaan air bersih.

You might also like