You are on page 1of 10

ISSN 2355-4721 Dukungan Transportasi Logistik dan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

DUKUNGAN TRANSPORTASI LOGISTIK


DAN DAYA SAING INDONESIA DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

THE SUPPORT OF LOGISTICS TRANSPORTATION


AND INDONESIAN COMPETITIVENESS IN DEALING
WITH ASEAN ECONOMIC SOCIETY

Budi Sitorus Tulus Irfan Harsono Sitorus


Sekretariat Jenderal Badan SAR Nasional
Kementerian Perhubungan tulus.sitorus@yahoo.com
budi_dephub@yahoo.co.id

ABSTRACT

The objective of the research is to actualize the reinforcement in the national logistics sys-
tem, to encourage the creation of reliable and competent logistics human resources and
to have the standard of needs set. The fundamental issues in ASEAN regional trade are
eliminating existing problems and obstacles, among others (1) the absence of integrated
policies and laws and regulations; (2) the limited number and qualification of Logistic
and Supply Chain Management (SCM) human resources (3) the high cost in loading and
unloading activities at ports; (4) inadequate infrastructure of deep sea transportation in
supporting port activities; (5) there are still many less relevant licenses; (6) the exces-
sive licensing time. The research is qualitative descriptive, with concept analysis method.
Focusing on a pre-existing concept, to be better understood, described, explained and
implemented in the field.

Keywords: national logistics system; logistics performance; ASEAN economic community

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mewujudkan penguatan dalam sistem logistik nasional,
mendorong terciptanya SDM logistik yang andal dan memiliki kompetensi serta memiliki
standar kebutuhan yang ditetapkan. Permasalahan mendasar dalam perdagangan kawasan
ASEAN adalah menghilangkan masalah dan hambatan yang ada, antara lain (1) belum
adanya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang terpadu; (2) jumlah dan
kualifikasi SDM Logistik dan Supply Chain Management (SCM) yang terbatas, (3)
masih terjadi biaya tinggi (high cost) dalam aktivitas bongkar muat di pelabuhan; (4)
kurang memadainya infrastruktur transportasi laut dalam dalam menunjang kegaitan di
pelabuhan; (5) masih banyaknya perizinan yang kurang relevan; (6) waktu proses perizinan
yang terlalu lama. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif, dengan metode analisis konsep.
memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar lebih dipahami,
digambarkan, dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
Kata Kunci : sistem logistik nasional; kinerja logistik; masyarakat ekonomi ASEAN

137
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
Budi Sitorus, Tulus Irfan Harsono Sitorus ISSN 2355-4721

PENDAHULUAN investasi dalam infrastruktur di pelabuhan


untuk proses bongkar muat, memperpendek
Pada era globalisasi serta persiapan proses perizinan, dan penggunaan teknologi
Indonesia menghadapi Masyarakat informasi dalam meningkatkan kinerja
Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut untuk logistik.
meningkatkan daya saing, perbaikan Pusat perhatian pemerintah
infrastruktur pelabuhan dan mendorong masih tertuju dalam pembenahan sistem
sistem logistik yang lebih efisien. logistik untuk memberikan kepastian
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia dalam berusaha di Indonesia, menurunkan
sebagai negara kepulauan terbesar, terletak biaya logistik nasional dan peningkatan
pada posisi strategis di antara 2 (dua) benua kompetensi sumber daya sektor logistik,
dan 2 (dua) samudera, oleh karena itu yang menjadi acuan dalam penilaian
diperlukan sistem logistik yang andal dan sistem logistik lingkup kawasan ASEAN
sumber daya manusia sektor logistik yang dengan 10 (sepuluh) konsentrasi yaitu
profesional untuk mewujudkan masyarakat maritime cargo handling service, storage
adil dan makmur berdasarkan ideologi & warehousing services, freight transport
negara. agency services, other auxiliary services,
Sesuai dengan amanat UU Nomor courier services, packaging services,
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran peraturan customs clearance services, international
tersebut mewajibkan pelayaran dilakukan maritime freight transportation excluding
oleh kapal berbendera Merah Putih, serta cabotage, international rail freight
melaksanakan asas cabotage di pelabuhan transport services, international road
Indonesia. Dalam 9 (sembilan) tahun freight transport services.
terakhir bergulirnya asas cabotage, telah Manajemen logistik merupakan
menjadi lokomotif pertumbuhan bagi salah satu aktivitas menitikberatkan pada
perekonomian nasional dan terbukti efektif cara untuk mengelola barang melalui
dalam menyerap tenaga kerja maupun tindakan perencanaan dan penentuan
investasi. Sebagai turunan dari UU Nomor kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
17 Tahun 2008 yaitu Peraturan Menteri penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan untuk mencapai tujuan yang telah
Multimoda yang mengatur angkutan ditetapkan. Selain manajemen logistik,
barang dengan 2 (dua) moda atau lebih atas perlu untuk diketahui Manajemen Rantai
dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen Pasokan (Supply Chain Managgement),
angkutan multimoda, telah memberikan adapun pendapat para ahli terkait dengan
kepastian untuk melakukan usaha angkutan logistik dan manajemen rantai pasokan
multimoda dan kegiatan logistik. sebagai berikut :
Sistem logistik nasional perlu Kerin, Hartley, dan Rudelius (2000),
didorong untuk menghasilkan produk logistik melibatkan kegiatan-kegiatan yang
berkualitas dengan harga yang bersaing. fokus untuk mendapatkan jumlah yang
Upaya yang mendasar untuk mendorong tepat dari produk yang tepat (of the right
meningkatkannya kinerja logistik nasional products) ke tempat yang tepat (to the right
diperlukan menghilangkan berbagai place) pada waktu yang tepat (at the right
hambatan dalam sektor logistik yaitu time) pada biaya yang rendah (at the lowest
koordinasi antar lembaga terkait sistem possible cost)
logistik nasional yang terpadu, sumber daya David Blanchard (2010),
manusia sektor logistik yang profesional, Supply chain management (SCM) is the
mengurangi proses bongkar muat di management of a network of interconnected
pelabuhan yang membuat biaya tinggi businesses involved in the provision of
(high cost), meningkatkan pemenuhan product and service packages required

138
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
ISSN 2355-4721 Dukungan Transportasi Logistik dan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

by the end customers in a supply chain. juga pemerintah. Ciri-ciri utama logistik
[2] Supply chain management spans all adalah integrasi berbagai dimensi dan
movement and storage of raw materials, tuntutan terhadap pemindahan (movement)
work-in-process inventory, and finished dan penyimpanan (storage) yang strategis
goods from point of origin to point of sistem logistik disusun untuk tiga tujuan
consumption. utama, yaitu (1) Order processing, termasuk
Heizer & Render (2004), informasi yang sangat kuat tentang aliran
mendefinisikan Supply Chain Management sistem logistik dan jumlah operasi. (2)
(Manajemen Rantai Pasokan) sebagai Inventory management, bagaimana
kegiatan pengelolaan kegiatankegiatan mengatur penimbunan barang yang akan
dalam rangka memperoleh bahan mentah diproduksi, dikirim dan dijual. (3) Freight
menjadi barang dalam proses atau barang transportation, sangat berpengaruh di
setengah jadi dan barang jadi kemudian bidang perekonomian, karena transportasi
mengirimkan 7 produk tersebut ke muatan biasanya mempunyai perbedaan
konsumen melalui sistem distribusi. jarak yang sangat jauh antara satu tempat
Kegiatan-kegiatan ini mencangkup fungsi dengan yang lainnya.
pembelian tradisional ditambah kegiatan Michael (2003), “Supply chain
penting lainnya yang berhubungan antara management is the coordination of
pemasok dengan distributor. production, inventory, location, and
Chopra (2007), mengartikan transportation among the participants
Supply Chain Management (Manajemen in a supply chain to achieve the best mix
Rantai Pasokan) sebagai pendekatan of responsiveness and efficiency for the
yang holistik dan strategis dalam hal market being served”. Pada Gambar 1
permintaan, operasional, pembelian, dan fungsi manajemen logistik yang utama
manajemen proses logistik. Willem (2016) adalah dalam pengendalian, sementara 6
mendefinisikan Supply Chain Management (enam) fungsi lainnya seperti perencanaan,
sebagai pengintegrasian sumber bisnis anggaran, pengadaan, penyimpanan dan
yang kompeten dalam kegiatan penyaluran penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan
barang, mulai dari tempat bahan baku memiliki hubungan terkait.
sampai ke konsumen atau pemakai akhir, Berdasarkan penelitian yang
mencakup penyediaan bahan baku, proses dilakukan oleh Agsari Aulia Pamudji dan Tri
produksi, distribusi, ritel, konsumen, Achmadi tentang Pengembangan Indikator
pergudangan dan transportasi melalui Logistik Untuk Wilayah Kepulauan,
sistem informasi untuk meningkatkan (2012), dapat disimpulkan sebagai berikut :
nilai para pihak terkait untuk memenuhi jumlah indikator yang ditentukan sebanyak
kebutuhan dan kepuasan Pelanggan. 5 (lima) indikator kinerja logistik, yaitu :
Tujuan dari logistik (Bowersox, Specific, Measurable, Achievable, Relevant,
2002) adalah menyampaikan barang jadi dan Time-bounded, dan Continuously Improve.
bermacam-macam material dalam jumlah Wilayah studi adalah Surabaya, Jakarta,
yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan Makassar, Kepulauan Nusa Tenggara
dengan total biaya yang terendah. Melalui Timur, dan Kepulauan Maluku.
proses logistiklah material kompleks, Penyusunan indeks dilakukan
material yang sangat luas dari negara dengan membuat model matematika dan
industri dan produk-produk didistribusikan pembobotan indikator dilakukan dengan
melalui saluran-saluran distribusi untuk Analytic Hierarchy Process. Model
konsumen. Penyelenggaraan logsitik matematika tersebut berisi kerangka
memberikan kegunaan (utility) waktu dan penyusunan indeks. Data yang diperlukan
tempat. Kegunaan tersebut merupakan adalah data operasional kapal, pelabuhan,
aspek penting dari operasi perusahaan dan tarif, data survei kuesioner dan wawancara.

139
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
Budi Sitorus, Tulus Irfan Harsono Sitorus ISSN 2355-4721

Sumber: Mustikasari, 2007


Gambar 1. Fungsi Manajemen Logistik

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN


menguji tingkat validitas dan reliabilitas
data yang digunakan sebagai input dari A. Daya Saing Indonesia
perhitungan. Data tersebut kemudian Peringkat daya saing Indonesia
diujikan dalam model matematis sehingga 2016-2017 berada di peringkat 63 atau
menghasilkan indeks dari masing-masing turun 26 peringkat dibandingkan posisi
kepulauan, yaitu Kepulauan Maluku yaitu tahun 2015-2016 yang berada di urutan 37,
2.85, Kepulauan Nusa Tenggara Timur hal tersebut seperti dimuat dalam Global
yaitu 2.78, dan Makassar yaitu 2.95. Competitiveness Index, meski Indonesia
Maksud penelitian adalah telah banyak melakukan reformasi di
melakukan proses identifikasi kemampuan berbagai sektor, namun secara performansi
sumber daya manusia sektor logistik, empat negara lain berhasil menggeser posisi
melakukan evaluasi terhadap kelembagaan Indonesia. Negara tersebut yakni Malta,
logistik nasional, melakukan evaluasi India, Kuwait dan Azerbaijan. Berdasarkan
infrastruktur terkait dengan sistem logistik. peringkat daya saing Indonesia dapat
Dalam rangka mewujudkan penguatan dilihat pada Tabel 1.
dalam sistem logistik nasional, mendorong Perbaikan terhadap daya saing
terciptanya SDM logistik yang andal Indonesia perlu terus didorong terhadap
dan memiliki kompetensi serta memiliki sektor iklim investasi, regulasi perdagangan
standar kebutuhan yang ditetapkan. Jenis maupun industri, kerjasama baik tingkat
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif ASEAN maupun kawasan Asia Pasifik
dengan menggunakan metode analisis dan mendorong peran sektor swasta dalam
konsep. memfokuskan kepada suatu meningkatkan kinerja logistik. Oleh
konsep yang telah ada sebelumnya, agar karenanya, perlu dikaji kembali kebijakan
lebih dipahami, digambarkan, dijelaskan yang selama ini masih memiliki hambatan
dan implementasinya di lapangan. dalam rangka pertumbuhan investasi dan
kepastian berusaha dalam negeri. Dari
sektor perindustrian, dibutuhkan adalah
ketersediaan energi dan sumber daya

140
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
ISSN 2355-4721 Dukungan Transportasi Logistik dan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Tabel 1. Peringkat Daya Saing Indonesia

Negara 2015- 2016-


2016 2017
Indonesia 37 63
Singapura 2 2
Malaysia 18 25
Vietnam 56 60
Thailand 32 34
Laos 83 93
Sumber : WEF, 2016

Tabel 2. Peringkat Logistic Performance Index ASEAN


Negara 2010 2012 2014 2016
Singapura 2 2 5 5
Malaysia 27 29 25 32
Thailand 35 38 35 45
Indonesia 75 59 53 63

Sumber : World Bank, 2016

manusia sektor industri, dengan demikian International Shipments; (4) Logistics


produk yang dihasilkan perlu pengawasan quality and competence; (5) Tracking and
sehingga hasil dapat terjaga, meningkatkan tracing; dan (6) Timeliness.
dan mengembangkan inovasi serta model Sedangkan perkiraan total biaya logistik
dari turunan produk industri tersebut. Dari Indonesia masih sangat tinggi, yakni diatas
segi transportasi, perlu didukung agar 25 persen dari PDB, dengan komposisi
pengembangan dapat terealisasi dengan 12,04 persen untuk biaya transportasi, 9,47
adanya perencanaan yang matang dan persen untuk biaya persediaan (inventory)
didukung sumber daya manusia andal dan 4,52 persen untuk biaya adminstrasi.
dalam penyusunan rencana pembangunan Data tersebut menunjukkan bahwa logistik
infrastruktur, serta anggaran sehingga di Indonesia masih relatif tinggi, bahkan
realisasi terhadap target sesuai dengan jika dibandingkan beberapa negara tetangga
harapan. seperti Singapura 8 persen, Malaysia 13
persen, dan Thailand 20 persen, peringkat
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.
B. Peringkat Logistik Indonesia Tabel 2 di atas, pengembangan
Pada tahun 2016, World Bank moda transportasi sangat penting
merilis data bahwa Logistic Performance khususnya dalam upaya meningkatkan
Index (LPI) Indonesia berada pada kinerja transportasi untuk meningkatkan
rangking 63 dunia, dengan skor 3,08. nilai LPI Indonesia ke depan, dengan
Peringkat LPI disusun berdasarkan skor demikian dapat menurunkan biaya logistik
dari kinerja masing-masing negara. Skor sebagai salah satu upaya memberikan
kinerja tertinggi adalah 5 yang dihitung jaminan kemudahan dalam sistem distribusi
berdasarkan 6 (enam) komponen, yaitu: komoditas.
(1) Custom; (2) Infrastructure; (3)

141
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
Budi Sitorus, Tulus Irfan Harsono Sitorus ISSN 2355-4721

Tabel 3 Peringkat Kualitas Infrastruktur


Negara 2014-2015 2016-2017
Indonesia 72 60
Malaysia 20 24
Singapura 5 2
Thailand 45 49
Sumber : World Economic Forum, 2016

C. Infrastruktur Transportasi Indo- sebanyak 50 unit, untuk capaian tahun


nesia 2015 sebanyak 7 unit, dan tahun 2017
Perbandingan kualitas infrastruktur sebanyak 14 unit. Sedangkan dalam
Indonesia, seperti laporan telah dirilis oleh sektor perkeretaapian (1) Pembangunan
World Economic Forum, pada tahun 2016 jalur KA target tahun 2015-2019
menempatkan kualitas Indonesia pada sebanyak 3.258 Km, untuk capaian tahun
urutan 60, hal tersebut diukur berdasarkan 2015 sebanyak 85 km, dan tahun 2016
lima penilaian yaitu kualitas infrastruktur sebanyak 114,59 km; (2) Peningkatan
total, infrastruktur jalan, infrastruktur kereta dan rehabilitasi jalur KA target tahun
api, infrastruktur pelabuhan, infrastruktur 2015-2019 sebanyak 1.225,8 km, untuk
bandara dan infrastruktur listrik, seperti capaian tahun 2015 sebanyak 342 km,
pada Tabel 3. dan tahun 2016 sebanyak 28,4 km; (3)
Tabel 3 di atas, dapat dikatakan Pembangunan stasiun/bangunan Ops KA
bahwa ongkos logistik barang pada tahun target tahun 2015-2019 sebanyak 38 unit,
2016 di Singapura, Malaysia, dan Amerika untuk capaian tahun 2015 sebanyak 6
berada di bawah 5 persen. Pemerintah unit, dan tahun 2016 sebanyak 9 unit.
terus berusaha untuk memperbaiki Sektor perhubungan laut terdapat
kualitas infrastruktur Indonesia, dimana pengembangan (1) Pengembangan
hal tersebut dapat dilihat dalam capaian pelabuhan laut target tahun 2015-2019
sektor transportasi sesuai dalam Renstra sebanyak 100 lokasi, untuk capaian tahun
Kementerian Perhubungan Tahun 2015- 2015 sebanyak 46 lokasi, dan tahun 2016
2019, dalam sektor perhubungan darat (1) sebanyak 30 lokasi; (2) Pembangunan kapal
Pembangunan BRT dan Pengadaan bus perintis target tahun 2015-2019 sebanyak
dengan target 2015-2019 sebanyak 3.170 103 lokasi, untuk capaian tahun 2015
unit, untuk capaian tahun 2015 sebanyak sebanyak 3 lokasi, dan tahun 2016 sebanyak
1.190 unit, tahun 2016 sebanyak 583 unit; 30 lokasi. Sektor Perhubungan Udara
(2) Pembangunan/pengembangan terminal terdapat pengembangan (1) Penyelesaian
penumpang tipe A dengan target 2015- pembangunan Bandar Udara target 2015-
2019 sebanyak 41 lokasi, untuk capaian 2019 sebanyak 15 bandara, untuk capaian
tahun 2015 sebanyak 2 lokasi dan tahun tahun 2016 sebanyak 2 lokasi dan tahun
2016 sebanyak 6 lokasi. 2017 sebanyak 7 lokasi (Gambar 2, 3).
Berikut (3) Pembangunan pela- Fokus dan Kebijakan Kementerian
buhan penyeberangan target 2015-2019 Perhubungan Tahun 2017 yaitu (1) melalui
sebanyak 65 lokasi, untuk capaian tahun peningkatan keselamatan dan keamanan
2015 sebanyak 10 lokasi dan tahun 2016 transportasi, (2) peningkatan kapasitas, (3)
sebanyak 1 lokasi. (4) Pembangunan peningkatan kualitas pelayanan, (4) tata
kapal penyeberangan target 2015-2019 kelola dan regulasi.

142
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
ISSN 2355-4721 Dukungan Transportasi Logistik dan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Sumber : Kementerian Perhubungan


Gambar 2 Capaian Kementerian Perhubungan Darat Tahun 2016

Sumber : Kementerian Perhubungan


Gambar 3 Capaian Kementerian Perhubungan Laut, Udara dan Perkeretaapian Tahun 2016

Sedangkan kegiatan yang Jembatan Timbang, pembangunan SBNP,


menunjang fokus dan kebijakan tahun 2017 pembangunan Kapal Negara (Kapal
yaitu (1) Fokus Peningkatan keselamatan Patroli & Kapal Navigasi), pembangunan
dan keamanan transportasi. Melakukan dan penyediaan fasilitas keselamatan
kegiatan pembangunan Faskes LLAJ dan penerbangan (fasilitas keamanan, fasilitas

143
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
Budi Sitorus, Tulus Irfan Harsono Sitorus ISSN 2355-4721

pendaratan visual dan Pagar Pengaman), shipping line di Pelabuhan Tanjung Priok
pembangunan SINTELIS KA, dan membayar CHC untuk peti kemas ukuran
pengerukan Alur dan Break water. (2) 20 kaki dengan kondisi full container load/
Fokus Peningkatan kapasitas. Melakukan FCL sebesar US$83 per boks sedangkan
Pembangunan dan Pengembangan Terminal untuk peti kemas 40 kaki sebesar US$124
dan Pelabuhan SDP, Pembangunan dan per boks. Ketika akan menagih biaya CHC
Pengembangan Fasilitas Pelabuhan kepada shipper atau pemilik barang, pihak
Laut, Pembangunan dan Pengembangan shipping line menambahkan surchage
Bandara, Pembangunan dan Pengembangan sebesar US$12 untuk peti kemas 20 kaki
Jaringan KA, Pengembangan Infrstruktur dan US$21 untuk peti kemas 40 kaki.
Perhubungan di Wilayah Tertinggal, Terluar Gabungan biaya CHC dan  surcharge  ini
dan Perbatasan Negara, Pembangunan diistilahkan dengan terminal handling
Kapal, Pengadaan Bus, Pembangunan charges (THC).
Kampus Diklat Beserta Kelengkapannya. Perubahan THC lantaran CHC
Selain kedua fokus dan kebijakan kini dihitung dari sejak kapal sandar,
tersebut, terdapat (3) fokus Peningkatan membongkar kontainer, memindahkan
kapasitas. Peningkatan kapasitas dapat ke Gerbong Kereta, transportasi kereta
dilakukan dengan cara Rehabilitasi api dari pelabuhan ke stasiun CDP,
Terminal, Pelabuhan Penyeberangan, membongkar container di stasiun CDP,
Pelabuhan Laut, Bandara serta Kampus hingga menumpuk peti kemas di lapangan
Diklat, Subsidi Pelayanan Perintis penumpukan atau stacking di Container
(LLAJ, Penyeberangan, Angkutan Laut, Yard CDP. Secara singkat, dapat dikatakan
Angkutan Udara dan KA), Integrasi Sistem bahwa komponen pembentuk biaya CHC
Teknologi Informasi dan Komunikasi akan bertambah.
(TIK) di Pusdatin, Pengembangan dan Oleh karenanya disarankan besaran
Pembangunan Sistem Perizinan Secara Container Handling Charge (CHC)
On Line, Penyusunan Pedoman dan SOP, diusulkan sebagai bagian dalam Terminal
Peningkatan Kualitas SDM Perhubungan. Handling Charge (THC), hal tersebut untuk
(4) Fokus Tata Kelola dan Regulasi, hal ini memprediksi besaran surcharge yang akan
dapat dilakukan dengan memperhatikan dikenakan kepada pihak pelayaran.
Belanja Operasional (Gaji, Tunjangan,
Operasional Lainya), Penyusunan, E. Tenaga Sektor Logsitik
Pemenuhan Dokumen Perencanaan Dan Pemerintah saat ini menggandeng
Dokumen Lingkungan Hidup Program Building Services Worker Certification
Strategis Perhubungan, Serta Peraturan (BSWC) untuk menyertifikasi tenaga ahli
Perundang-undangan, Litbang dan Kegiatan di bidang logistik agar diakui internasional.
Pengawasan Internal, Penataan Organisasi (VIVAnews, 18 Februari 2013),
dan Komunikasi dan Kehumasan. dikarenakan sertifikasi pekerja (SDM)
bidang logistik menjadi kebutuhan yang
D. Biaya Container Handling Charge mendesak dan wajib dilakukan sebagai
(CHC) upaya memproteksi pekerja logistik dalam
Container handling charges (CHC) negeri agar memiliki standarisasi yang
adalah biaya yang dikenakan oleh pengelola diakui secara internasional.
terminal peti kemas kepada pengguna Menurut data dari Kementerian
jasanya – biasanya adalah shipping line – Perekonomian Bidang Industri dan
sejak kapal sandar, membongkar muatan Perdagangan, Pemerintah menargetkan
hingga menumpuk peti kemas di lapangan sertifikasi sekitar 3.000 orang tenaga kerja
penumpukan atau stacking/container yard.  logistik. Hal tersebut dilakukan guna
Sebagai contoh pada tahun 2014, memenuhi kebutuhan nasional terhadap

144
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
ISSN 2355-4721 Dukungan Transportasi Logistik dan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

tenaga ahli logistik yang bersertifikasi, informatika pada sistem pengurusan


saat ini banyak tenaga ahli bidang logistik dokumen dimana salah satunya sebagai
Indonesia yang belum diakui internasional, upaya untuk efisiensi waktu dan biaya dan
akibat tidak adanya sertifikat. Pemerintah apabila dokumen telah lengkap baru dapat
mendorong perusahaan logistik untuk diproses. (5) Meningkatkan integrasi antar
menyertifikasi tenaga ahli logistik. moda,menciptakan pelabuhan hub sebagai
Indonesia membutuhkan minimal 5.000 pelabuhan pengumpul sebelum masuk
orang tenaga ahli logistik yang gajinya di ke pelabuhan utama. (6) Memperbaiki
atas US$1.000 per bulan, saat ini Indonesia kegiatan usaha di pelabuhan sebagaimana
lebih banyak mengimpor tenaga kerja yang telah diamanatkan dalam UU Nomor
pelabuhan dengan gaji US$6.000 per bulan Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
dari Filipina. melaksanakan asas cabotage sebagai usaha
agar pelayaran nasional dapat bangkit
F. Perbaikan Terhadap Logistik kembali.
Indonesia Selanjutnya (7) Biaya container
Kualitas infrastruktur transportasi handling charge (CHC) atau biaya
dirasakan semakin membaik, namun yang berhubungan langsung dengan
manajemen operasional seperti on time masyarakat sebaiknya ditentukan
performance dan dwelling time pelabuhan bersama olehKementerian Perhubungan,
perlu perbaikan. Perbaikan sistem logistik Kementerian Keuangan, Asosiasi
nasional perlu dilakukan secara bertahap Perusahaan Bongkar MuatIndonesia,
demi menciptakan daya saing Indonesia Asosiasi Tenaga Bongkar Muat, dimana
serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi biaya tersebut menghasilkan biaya riil
nasional, adapun perbaikan sistem logistik (biaya yang terjadi antara investasi, tarif
nasional dapat dilakukan sebagai berikut biaya pokok dan keuntungan dari kegiatan
: (1) Perbaikan bidang logistik dimulai di pelabuhan), biaya container handil
dengan pembenahan aliran logistik untuk harus tetap mempertimbangkan kepuasan
ekspor dan impor yang menggunakan pelanggan (Customer Statisfaction),
sistem satu pintu “National Single meningkatkan daya saing pelabuhan dalam
Windows” dengan cara menggunakan satu kegaitan bongkar muat. (8) Memberlakukan
dokumen. mata uang Rupiah pada biaya kegitan
Berikut (2) Menerapkan kebijakan usaha di pelabuhan, sebagai upaya untuk
fiskal dan moneter untuk sistem logistik mengurangi dampak pada melemahnya
nasional, dengan memberikan keringanan mata uang rupiah pada dollar.
pajak atau insentif untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang
swasta, badan usaha daerah dan/atau badan masih menagihkan ongkos di pelabuhan
usaha Indonesia untuk menciptakan iklim menggunakan mata uang asing untuk
usaha yang sehat. (3) Melakukan perbaikan pembayaran kapal dan handling charge
dalam Standar Operasional Prosedur menggunakan dollar, oleh karena itu
dalam sistem bongkar muat di pelabuhan Pemerintah melalui Menko Perekonomian
dengan meningkatkan kinerja bongkar telah menggalakkan UU Nomor 7 Tahun
muat pelabuhan dan menambah ship to 2011 tentang Mata Uang dalam transaksi
shore  (STS) crane baru dan memberikan kegiatan di pelabuhan.
privilege terhadap perusahaan pelayaran
untuk melakukan ekspansi rute yang baru
dirintis serta jaminan kemudahan dalam SIMPULAN
hal pelayanan dan penyediaan fasilitas.
Selanjutnya dengan (4) Logistik dan Infrastruktur
Menerapkan sistem teknologi dan merupakan 2 (dua) hal yang memiliki

145
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017
Budi Sitorus, Tulus Irfan Harsono Sitorus ISSN 2355-4721

keterkaitan, dimana diperlukan dalam New York: The McGraw-Hill


menjaga lajunya pembangunan nasional, Companies, Inc.
menentukan peringkat daya saing dengan Chopra, S., & Meindl, P. 2007.Supply
negara-negara lain, menghasilkan produk Chain Management. New Jersey:
yang berkualitas serta pertumbuhan sektor Pearson Education International.
ekonomi, sosial dan budaya. Blanchard, David. 2010.Supply Chain
Daya saing Indonesia tahun 2016 Management Best Practices. John
berada pada peringkat 63 dan Performa Wiley & Sons, Inc
Logistik (peringkat 63) dan kualitas Heizer, J., & Render, B. 2014. Operations
infrastruktur Indonesia (peringkat 60) Management: Sustainability
dirasakan masih perlu perbaikan. Hal- and Supply Chain Management.
hal yang menjadi hambatan dalam sistem PEARSON.
logistik adalah kualitas infrastruktur Heizer, J. & Render, B. 2004. Management
Indonesia, tingginya biaya containter Operations. New Jersey.
handling charge (CHC), kurangnya Hugos , Michael. 2003. Essentials of Supply
kompetensi tenaga bidang logistik. Oleh Chain Management. John Wiley &
karena itu, menurut hemat penulis dapat Sons, Inc.
disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Mustikasari. 2007. Manajemen Sumber
perbaikan sektor logistik dimulai dengan Daya Manusia. Yogyakarta
memperpendek rantai logistik nasional, Pamudji, Agsari A. & Achmadi, Tri. 2012.
(2) koordinasi lintas sektor dalam kegiatan “Pengembangan Indikator Logistik
logsitik nasional, (3) Memperbaiki sektor untuk Wilayah Kepulauan”. Jurnal
transportasi antarmoda/multimoda dalam Teknik ITS, 1.
hal jaringan dan simpul transportasi, [Permen RI] Peraturan Menteri Republik
(4) Memberikan insentif pajak untuk Indonesia No. 8 Tahun 2011 tentang
mendorong sektor swasta, badan usaha Angkutan Multimoda. Jakarta:
untuk menciptakan iklim usaha sektor Permen RI
logistik yang sehat, Siahaya, Willem. 2016. Sukses Supply
Berikut (5) Melakukan perbaikan Chain Management Akses Demand
dalam SOP dalam sistem bongkar muat di Chain Management. Bogor: IN
pelabuhan, (6) Menerapkan sistem teknologi MEDIA.
informatika dalam sistem pengurusan [UU RI] Undang-Undang Republik
dokumen, (7) Menurunkan biaya container Indonesia No. 17 Tahun 2008
handling charge (CHC) di pelabuhan, (8) tentang Pelayaran. Jakarta: UU RI
Menetapkan mata uang Rupiah pada biaya VIVA news. 2013. Indonesia Butuh Ribuan
kegitan usaha di pelabuhan, (9) Mendorong Tenaga Ahli Logistik. [diakses]
terbentuknya “pusat logistik” dan “rumah http://bisnis.news.viva.co.id/news/
logistik”. read/391165-indonesia-butuh-
ribuan-tenaga-ahli-logistik. [6
Maret 2017]
DAFTAR PUSTAKA World Bank. 2016. LPI Report 2016.
[diakses] https://wb-lpi-media.
Berkowitz, Eric N. Kerin, Roger A. s3.amazonaws.com/LPI_
Hartley, S. W., & Rudelius, W. Report_2016.pdf [6 Maret 2017]
2000. Marketing . New York: Irwin
McGraw-Hill.
Bowersox, Donald J. Closs, David J. &
Cooper, M. Bixby. 2002. Supply
Chain Logistics Management.

146
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 02, Juli 2017

You might also like