Professional Documents
Culture Documents
Problem Solving
Problem Solving
net/publication/344227670
PROBLEM SOLVING
CITATIONS READS
0 2,903
1 author:
Ani Cahyadi
Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, Indonesia
61 PUBLICATIONS 185 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ani Cahyadi on 13 September 2020.
1. Usaha persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan
secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama
menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk
mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:
a) Memandang masyarakat sebagai suatu sistem
b) Mengenal sistem lingkungan
c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem masyarakat
2. Usaha definisi
Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari
bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi
masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk
mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi
mencakup dua langkah yaitu :
a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan
tertentu
3. Usaha pemecahan
Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai
alternatif yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik,
dan penerapannya.
1. Menganalisa Masalah
• Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa
uang, barang barang atau layanan yang biasanya
dapat dibeli.
1. Fasilitator
Dalam literatur pekerjaan sosial, peranan “fasilitator”
sering disebut sebagai “pemungkin” (enabler). Keduanya
bahkan sering dipertukarkan satu-sama lain. Seperti
dinyatakan Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994:188),
“The traditional role of enabler in social work implies
education, facilitation, and promotion of interaction and
action.” Selanjutnya Barker (1987) memberi definisi
pemungkin atau fasilitator sebagai tanggungjawab untuk
membantu klien menjadi mampu menangani tekanan
situasional atau transisional.
Strategi-strategi khusus untuk mencapai tujuan
tersebut meliputi: pemberian harapan, pengurangan
penolakan dan ambivalensi, pengakuan dan pengaturan
perasaan-perasaan, pengidentifikasian dan pendorongan
kekuatan-kekuatan personal dan asset-asset sosial,
pemilahan masalah menjadi beberapa bagian sehingga
lebih mudah dipecahkan, dan pemeliharaan sebuah fokus
pada tujuan dan cara-cara pencapaiannya (Barker,
1987:49).
Pengertian ini didasari oleh visi pekerjaan sosial
bahwa “setiap perubahan terjadi pada dasarnya
dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien sendiri, dan
peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau
memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang
telah ditetapkan dan disepakati bersama (Parsons,
Jorgensen dan Hernandez, 1994). Parsons, Jorgensen dan
Hernandez (1994:190-203) memberikan kerangka acuan
mengenai tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh pekerja
sosial:
• Mendefinisikan keanggotaan atau siapa yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan.
• Mendefinisikan tujuan keterlibatan.
• Mendorong komunikasi dan relasi, serta menghargai
pengalaman dan perbedaan-perbedaan.
• Memfasilitasi keterikatan dan kualitas sinergi sebuah
sistem: menemukan kesamaan dan perbedaan.
• Memfasilitasi pendidikan: membangun pengetahuan dan
keterampilan.
• Memberikan model atau contoh dan memfasilitasi
pemecahan masalah bersama: mendorong kegiatan
kolektif.
• Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan
dipecahkan.
• Memfasilitasi penetapan tujuan.
• Merancang solusi-solusi alternatif.
• Mendorong pelaksanaan tugas.
• Memelihara relasi sistem.
• Memecahkan konflik.
2. Broker
3. Mediator
4. Pembela
5. Pelindung
DAFTAR PUSTAKA