Professional Documents
Culture Documents
Pedoman Tata Naskah 2021
Pedoman Tata Naskah 2021
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi
Puskesmas Panaguan adalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam proses implementasi akreditasi
Puskesmas Panaguan dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
persiapan dan penetapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu
persyaratan akreditasi Puskesmas Panaguan. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik
dalam satu institusi / organisasi diharapkan fungsi - fungsi setiap personil maupun bagian -
bagian dari organisasi dapat berjalan dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam akreditasi Puskesmas Panaguan secara garis besar
dibagi atas 2 bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut dapat digunakan
untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman
- pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan akreditasi Puskesmas Panaguan memiliki acuan
dan kemudahan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun pedoman penyusunan dokumen
akreditasi UPT Puskesmas Panaguan.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Public,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
6. Peraturan Presiden Republiki Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Opersional Prosedur Administrasi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kinik;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
Puskesmas Panaguan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pertama,tempat praktik mandiri dokter,dan tempat praktik mandiri dokter gigi;
13. Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas Di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pamekasan
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS PANAGUAN
2. Dokumen Eksternal
Regulasi eksternal yang berupa peraturan perundangan dan pedoman - pedoman yang
diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota
dan organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi Puskesmas Panaguan dalam
menyelenggarakan administrasi manajemen dan upaya kesehatan perorangan serta
khusus bagi Puskesmas untuk menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat.
Dokumen - dokumen eksternal sebaiknya ada di Puskesmas Panaguan tersebut,
sebagai dokumen yang dikendalikan, meskipun dokumen eksternal tersebut tidak
merupakan persyaratan dalam menilai akreditasi.
B. Jenis dokumen akreditasi Puskesmas Panaguan
1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas Panaguan.
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat /tiap unit /pelaksana, dalam Daftar
Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi) dokumen ini harus ada tanda / stempel
“TERKENDALI”
A. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas Panaguan yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut
disusun pedoman/panduan dan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah – langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Klinik
Pratama,Dokter dan Dokter Gigi Praktik Mandiri.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundangan baik undang–undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman - pedoman teknis
yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam
Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal–pasal
dalam keputusan tersebut atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format peraturan/Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1. Memakai Kertas dengan Kop Surat UPT Puskesmas Panaguan dengan
menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran Folio ( 215 mm x 330 mm ) dengan
penulisan menggunakan margin atas 2 cm , margin kiri 2 cm, margin kanan 1,75
cm dan margin bawah 2 cm.
2. Penulisan kebijakan dengan menggunakan huruf Tahoma font 12 dengan spasi 1
atau 1,5 sesuai kebutuhan.
3. Pembukaan Kebijakan ditulis dengan huruf Kapital menggunakan huruf Tahoma
font ukuran 12 Bold.
4. Nomor ditulis dengan huruf Tahoma font 12 Bold sesuai sIstem penomoran UPT
Puskesmas Panaguan.
5. Judul ditulis dengan huruf capital Tahoma font 12 Bold.
6. Jabatan pembuat keputusan ditulis Kepala UPT Puskesmas Panaguan dengan
huruf capital Tahoma 12 Bold.
7. Konsideran meliputi,
a. Menimbang
1) Memuat uraian singkat tentang pokok pikiran/landasan filosofis,
sosiologis dan konklusi.
2) Huruf awal kata menimbang diawali dengan huruf capital dengan
tanda baca titik ( : ) dan diletakkan dibagian kiri.
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dengan kata “ bahwa” dengan b huruf kecil dan diakhiri
dengan tanda baca titik koma ( ; )
4) Jumlah konsideran menimbang ada 3 yang meliputi a ( landasan
filosofis ), b ( landasan sosiologis ) dan c ( konklusi )
b. Mengingat
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuatan kebijakan tersebut.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya lebih tinggi.
3) Kata “ mengingat” diletakkan dibagian kiri sejajar dengan kata
menimbang dengan diawali huruf capital
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang awal disebut
terlebih dahulu diawali dengan nomor 1,2,3 dst dan diakhiri dengan
tanda baca ( ; )
c. Diktum
1) Diktum Memutuskan ditulis dengan huruf capital seluruhnya dan
diletakkan ditengah.
2) Diktum menetapkan diletakkan dibawah diktum memutuskan dengan
posisi sejajar dengan dengan kata menimbang dan menngingat,
huruf awal kata dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua ( : )
3) Nama keputusan ditulis dengan huruf capital seluruhnya sesuai judul
keputusan.
d. Batang Tubuh
1) Memuat seluruh substansi surat keputusan yang dirumuskan dalam
diktum kesatu, kedua dan seterusnya dan diawali dengan huruf
capital.
2) Dicantumkan saat berlakunya surat keputusan , perubahan,
pembatalan dan sebagainya.
3) Materi teknis kebijakan dapat dicantumkan dalam lampiran surat
keputusan yang dilengkapi dengan tandatangan pejabat yang
menetapkan surat keputusan beserta nama dan gelar.
e. Kaki kebijakan
Merupakan bagian akhir substansi yang memuat tanda tangan pejabat yang
mengesahkan keputusan yang terdiri dari :
1) Tempat dan tanggal penetapan
2) Nama jabatan
3) Tanda tangan pejabat
4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani dengan gelar dan NIP.
f. Lampiran
1) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul surat
keputusan yang diletakkan di pojok kanan atas dengan huruf Kapital
Tahoma font 12.
2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala UPT Puskesmas
dalam bentuk susunan produk hukum tidak menggunakan gelar dan
dalam bentuk susunan surat menggunakan gelar
B. MANUAL MUTU
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang kosisten tentang system
manajemen mutu. Manual mutu ditulis dalam kertas ukuran Folio huruf Arial 12 dengan
spasi 1,5, margin kanan 1,75 cm, margin atas 2 cm, margin kiri 2 cm, margin bawah 2 cm,
dengan penulisan halaman di kanan bawah . Susunan Manual mutu meliputi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
b. Data Demografi
c. Visi Organisasi
d. Misi Organisasi
e. Struktur Organisasi
f. Motto Organisasi
g. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis )
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup
2. Tanggungjawab
3. Kebijakan
4. Dokumen Terkait
C. TUJUAN
D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
E. ISTILAH DAN DEFINISI
Rencana lima tahunan puskesmas disusun sejalan dengan Renstra Dinas Kesehatan
dan digunakan sebagai panduan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. Rencana lima tahunan
disusun sesuai dengan visi misi puskesmas dan didasarkan pada analisis kebutuhan
masyarakat.
Rencana kerja ditulis dengan huruf Arial 12 dengan kertas Folio, spasi 1,5pt, dengan
pengetikan tidak bolak-balik ( satu permukaan kertas ), margin atas 2 cm, margin bawah 2
cm, margin kanan 1,75cm, margin kiri 2 cm, dengan penulisan halaman disebelah kanan
bawah Sistematika Rencana LimaTahunan Puskesmas.
Kata Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB III. INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA UNTUK TIAP JENIS PELAYANAN
DAN UPAYA PUSKESMAS
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dilakukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasill guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas pada Tahun yang akan datang dilakukan secara sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas yang
dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan perseorangan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun pengembangan sebagai rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah, baik Pemerintah pusat maupun daerah serta
sumber daya lain.
1. Mekanisme perencanaan tingkat Puskesmas
Langkah pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat Puskesmas (PTP)
adalah dengan menyusun rencana usulan kegiatan yang meliputi usulan mencakup
seluruh kegiatan Puskesmas.
Menyusun Rencana Usulan kegiatan (RUK) memperhatikan sebagai kebijakan
yang berlaku,baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian
data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan
masukan dari masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk kebutuhan
rutin, sarana, prasarana dan Operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan
RUK Tahun mendatang (H-1). Penyusunan RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari
tahun berjalan (H) . Berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya
(H+) dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas
pada Akhir bulan Januari tahun berjalan (H) RUK kemudian dibahas Dinas Kesehatan
kabupaten/kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan
politis. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah di setujui
tersebut secara rinci RUK dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam forum
Lokakarya Mini yang pertama.
2. Tahap penyusunan RUK
Penyusunan RUK memperhatikan hal-hal untuk mempertahankan kegiatan yang sudah
dicapai pada periode sebelumya dan memperhatikan program/upaya yang masih
bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap yaitu:
a. Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan tim
penyusun PTP dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1). Sentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
melalui analisis kesehatan masyarakat (community health analysis)
2). Menetapkan urutan prioritas masalah
3). Merumuskan masalah
4) Mencari akar penyebab dapat mempergunakan diagram sebab akibat, pohon
masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat di gunakan.
b. Penyusunan RUK
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial dan pengembangan
yang meliputi:
1). Kegiatan Tahunan yang akan datang
2). Kebutuhan sumber daya
3). Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Visi dan Misi Puskesmas
C. Tata Nilai Puskesmas
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Ruang Lingkup
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
o Akhir Kegiatan
o Symbol keputusan
Tidak
?
Ya
o Penghubung
o Dokumen
o Arsip
a). Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang di kerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatanuntuk diingat dikerjakan dan diberi tanda (check-mark)
b). Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c). Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks
d). Daftar tilik dgunakan untuk mendukung,mempermudah
melaksanakan dan memonitor SOP bukan untuk mengantikan
SOP itu sendiri.
e). Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
memudahkan pelaksanaan dan memonitoring
1). Gambaran flow-chart dari prosedur tersebut
2). Buat daftar kerja yang harus dilakukan
3). Susun urutan kerja yang harus dilakukan
4).Masukan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5). Lakukan uji coba
6). Lakukan perbaikan daftar tilik
7). Standarisasi daftar tilik
f). Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan dengan rumus sebagai berikut
Contoh :
TERKENDALI
NO.SALINAN :01 / 3 / 04 / 2016
Tahun
Tahun urut Dokumen Terkendali