You are on page 1of 2

BERTEKUN DALAM IMAN IBRANI 12- 1-3

Dari dulu sampai sekarang, dari zaman PB sampai ZAMAN Perjanjian Luar
biasa Baru, tetap saja sama-sama masih mengenal suatu perkataan “hidup
adalah suatu perlombaan”. Namun yang ditampilkan Penulis Ibrani adalah
perlombaan yang dilakukan dengan mata yang hanya tertuju kepada Yesus,
dan menanggalkan semua beban.
Tentunya jika penulis Ibrani berdiri saat ini, ia akan berkata begini. “seperti
pemain bola Juventus tadi malam, ia berlari mengejar bola tanpa membawa
beban, satu pandangan bagi para penyerang yang mencetak gol sampai 4
adalah hanya melihat gawang yang harus ditaklukan.”
Namun apakah dengan hanya meninggalkan beban dan memandang Yesus
bisa membuat kita menang atas perjuangan memberitakan Yesus?
Tidak, dasar dari kemenangan seorang akan perlombaannya adalah
“Ketekunan”.

Ketekunan mempunyai makna yang besar, jika dilakukan dengan baik akan
mempunyai hasil yang besar. Namun, sulit dilakukan, apalagi bertekun
dalam iman?
Lantas kita akan bertanya bagaimana bertekun dalam iman yang dilakukan
dalam kehidupan kita?
Marilah kita melihatnya melalui tangan kita.
Kita akan melihat jari-jari kita dari sisi yang berbeda untuk memaknai bacaan
ini dalam kehidupan kita.
Ibu jari: adalah jari yang dekat dengan tubuh kita, sehingga akan timbul
pertanyaan apa yang harus ku lakukan sebagai pribadi?
Penulis Ibrani hanya meminta kita untuk meneladani Yesus sebagai T0koh
yang Tekun menanggung bantahan dari orang-orang berdosa terhadap
diriNya. Yesus telah melaksanakan tugasnya dengan tekun di dunia ini.
Begitu juga kita sebagai mahasiswa hendaknya memiliki kesadaran bahwa
kita mempunyai target dalam perkuliahan kita, dan bagaimana mencapai
target itu adalah dengan tekun belajar, menikmati perkuliahan kita sebagai
perlombaan yang harus dimenangkan dengan hanya memandang Yesus.
Ketekunan yang terinspirasi dari olahraga juga tentu mengajarkan saya dan
persekutuan semua bagaimana berjuang di bangku kuliah dengan cara yang
sportif dan bertanggung jawab. Tidak nyontek, tidak menjiplak ttd dosen,
dsb.
Begitu juga dengan orang-orang yang ditunjuk oleh “jari telunjuk”  untuk
selalu tekun dalam mengemban tugasnya dalam jabatan apapun sampai
jabatan yang paling tinggi seperti jari yang paling tinggi yaitu “jari tengah”.
Berikutnya adalah jari manis, sebagai orang percaya, bahwa apa yang kita
lakukan berdasarkan firman Tuhan kita percaya bahwa akan berujung manis.
Sama seperti sebuah kalimat yang berbunyi: Buah ketekunan selalu lebih
manis. Itu berarti lakukanlah apa yang didengar ini dengan penuh sukacita
agar berbuah sukacita yang manis. Jangan hanya mendengar namun
melakukan itu perlu.
Dan yang terkahir adalah jari kelingking sebagai jari yang mungil. Jari ini
mengingatkan kita bahwa mari kita mulai bertekun dengan hal-hal yang
kecil?

Ada tulisan dari MOTHER THERESA, yang berbunyi demikian..........


~ Anda akan menemukan banyak orang tidak masuk akal, tidak logis dan
perpusat pada diri sendiri...... namun anda mengasihi mereka juga.
~ Jika anda berbuat baik, anda akan dituduh mempunyai motivasi yang
mementingkan diri sendiri...... Bagaimanapun lakukanlah kebaikan.
~ Keberhasilan akan memenangkan sahabat-sahabat palsu dan musuh-musuh
sejati bagi anda....... Bagaimanapun, tetaplah berhasil.
~ Kebaikan yang anda lakukan hari ini akan dilupakan besok.....
Bagaimanapun tetaplah berbuat baik.
~ Apa yang anda bangun dengan menghabiskan waktu bertahun-tahun
mungkin dihancurkan dalam semalam...... Bagaimanapun tetaplah
membangun.
~ Orang membutuhkan pertolongan namun mungkin akan menyerang anda
saat anda mengulurkan tangan..... Bagaimanapun tolonglah mereka.
~ Memberikan yang terbaik kepada dunia mungkin akan membuat anda
ditendang..... Bagaimanapun tetap berikanlah yang terbaik kepada dunia.
TETAPLAH BERTEKUN !!!!!!!! JANGAN..... JANGAN..... JANGAN PERNAH
TERLALU CEPAT UNTUK MENYERAH!!!!

You might also like