Professional Documents
Culture Documents
PERPAJAKAN
Anggota Kelompok 11
Eric Taroreh
20061104260
Princes Raintung
20061104283
Treysia Lomboan
20061104146
Zefanya Tamin
20061104138
Latar Belakang
Masalah:
1. Pembentukan sendiri SPT ( SPT Tahunan atau SPT Masa )tapi belum diperiksa
2. Dari Penelitian Rutin:
PPh Pasal 25 tidak/kurang dibayar
PPh Pasal 21, 23, 25, dan 26 serta PPh yang terlambatdibayar
SKPKB, STP, SKPKBT tidak/kurang atau terlambat dibayar
SPT salah tulis/salah hitung
3. Dilakukan pemeriksaan, pajak kurang dibayar (maksimum 24 bulan)
4. Pajak diangsur/ditunda: SKPKB, SKKP, ST
5. SPT Tahunan PPh ditunda, pajak kurang dibayar
Sanksi Administrasi
Catatan:
a. Sanksi administrasi berupa bunga dapat dibagi menjadi bunga pembayaran, bunga
penagihan, dan bunga ketetapan.
b. Bunga pembayaran adalah bungakarena melakukan pembayaran pajak tidak pada
waktunya, dan pembayaran pajak tersebut dilakukan sendiri tapa adanya surat tagihan
berupa STP, SKPKB, dan SKPKBI. Dengan demikian, bunga pembayaran umumnya dibayar
dengan menggunakan SSP yang meliputi:
1. Bunga karena pembetulan SPT;
2. Bunga karena angsuran/penundaan pembayaran;
3. Bunga karena terlambat membayar; dan
4. Bunga karena ada selisih antara pajak yang sebenarnya terutang dan pajak sementara.
c. Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang ditagih dengan surat
tagihan berupa STP, SKPKB, dan SKPKBT tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran.
Bunga penagihan umumnya ditagih dengan STP (lihat Pasal 19ayat 1KUP).
d. Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukkan dalam surat ketetapan pajak sebagai
tambahan pokok pajak. Bungaketetapan dikenakanmaksimum 24 bulan. Bunga ketetapan
umumnya ditagih dengan SKPKB (lihat Pasal 13ayat 2KUP).
Denda Administrasi
Masalah
Besarnya Denda
3. Khusus PPN:
a.Tidak melaporkan usahanya Ditambah 2% denda dari
b . Tidak membuat/mengisi dasar pengenaan pajak
faktur (DPP)
c. Melanggar larangan
membuat faktur (PKP yang
tidak dikukuhkan)
Denda Administrasi
Masalah
Besarnya Denda
4. Khusus PBB:
a. SPT, SKPKB tidak/kurang atau (Maksimum 24
terlambat dibayar bulan)SKPKB + denda
b .Dilakukan pemeriksaan, administrasi dari selish
pajak kurang dibayar pajak yang t e r u t a n g
Kenaikan 50 persen dan 100 persen
Pidana Kurungan
Pidana kurungan hanya diancamkan pada tindak pidana yang bersifat pelanggaran,Dapat ditujukan
kepada Wajib Pajak atau pihak ketiga. Karena pidana kurungan yang diancamkan kepada si
pelanggar norma ketentuannya sama dengan yang diancamkan dengan denda pidana maka dapat
diganti dengan pidana kurungan.
Sanksi Pidana
Pidana Penjara
Pidana peniara seperti halnya pidana kurungan, merupakan hukuman perampasan kemerdekaan.
Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada pihak ketiga, tetapi kepada pejabat dan
Wajib Pajak.
Ketentuan mengenai sanksi pidana di bidang perpajakan diatur/ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 (sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan) dan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1985
(sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan).
Catatan:
a. Pidana penjara dan/atau denda pidana (karena melakukan tindak kejahatan terhadap perpajakan) dapat dilipatduakan apabila
melakukan tindak pidana perpajakan sebelum lewat I (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana
penjara yang dijatuhkan.
b. Penuntutan tindak pidana terhadap pejabat hanya dilakukan apabila ada pengaduan dari orang yang kerahasiaannya dilanggar.
Jadi, pidana terhadap pejabat merupakan delik aduan.
.c. Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau 10 tahun.
Pembayaran pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Pembayaran masa.
b. Pembayaran kekurangan pajak setelah berakhirnya Tahun Pajak/bagian Tahun Pajak.
c. Pembayaran karena adanya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding.
Yang dikenakan sanksi Pidana
Sanksi Pidana
Penutup/ Kutipan
Pembayaran Kekurangan Pajak (PPh Pasal 29) jatuh tempo pada tanggal 25 bulan ketiga
setelah berakhirnya Tahun Pajak. Jika Tahun Pajak menggunakan tahun takwim (tahun
kalender) maka jatuh temponya adalah tanggal 25 Maret tahun berikutnya.
Pembayaran karena adanya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding sesai dengan tanggal yang tercantum dan surat yang
bersangkutan.
Catatan:
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan hari libur, pembayaran
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT
Catatan:Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur, pelaporan dilakukan pada hari
kerja sebelum tanggal jatuh tempo.
Terima Kasih