You are on page 1of 33

MAKALAH

GRAND THEORY KEPERAWATAN


MARTHA E. ROGERS : UNITARY HUMANS BEING

OLEH
KELOMPOK 8

ANNISA FARHANAH 2221312029


RIFAHATUL MAHMUDAH 2221312030
MURNA ELIZA 2221312031
ROMIDA JULI 2221312032
ASMAR NURHASAN 2221312043

MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah statistika
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.  Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Padang, 12 November 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................7
A. Konsep Grand Theory.....................................................................................................7
B. Grand Theory Based on Unitary Process.....................................................................11
BAB II.....................................................................................................................................29
PENUTUP...............................................................................................................................29
A. Kesimpulan...................................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan perbaikan praktek keperawatan secara signifikan sangat

dipengaruhi oleh teori-teori keperawatan melalui riset keperawatan dan praktik

keperawatan sehingga memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat

memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas

meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan

mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.

Konsep dalam keperawatan berhubungan secara signifikan dalam mempengaruhi

praktek keperawatan. Ilmu dan praktik keperawatan adalah dua hal yang sangat perlu

dikembangkan oleh perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang

professional.

Perawat yang berada pada tingkat praktisi, peneliti atau pendidik atau pada

posisi lain diharapkan untuk dapat mengembangkan usaha penerapan teori

keperawatan yang sudah ada dalam ke dalam praktik keperawatan yang baik dan

benar. Teori keperawatan yang telah ada sebenarnya dapat membantu mengarahkan

praktik keperawatan menuju asuhan keperawatan yang lebih baik. Namun saat ini

masih kurang usaha penerapan teori keperawatan tersebut. Akibatnya praktik

keperawatan saat ini hanya lebih mengarah pada praktik yang berdasarkan order dari

medis atau praktik yang berdasarkan rutinitas semata.

Konsep dan teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan beberapa ahli

keperawatan. Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas terhadap perbedaan


5

asumsi, tetapi pada dasarnya mempunyai apresiasi terhadap proses pemberian asuhan.

Klien diberikan kesempatan untuk berkembang secara mandiri dalam memenuhi

kebutuhan dalam status kesehatannya.

Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan

dasar kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan. Teori keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk

menjadi sebuah sain keperawatan mulai dari teori pada ranah filosofi, grand theory,

middle range theory maupun practice theory, dalam makalah ini akan dibahas tentang

grand theory menurut Martha E. Reger : Unitary Human Being.

Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan

individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan

lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma

keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan

merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya mampu

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan

kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang mempengaruhi individu

tersebut.

Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar

dapat memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan

di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan

menganalisa dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat

menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien

berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di

lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat
6

diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah

“Bagaimanakah penerapan perawat menggunakan kerangka kerja dalam asuhan

keperawatan kepada pasien berdasarkan teori Rogers?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan

suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori

ini.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah adalah:

a. Menganalisa teori model konseptual keperawatan Martha E.Rogers “The

Unitary Human Being”.

b. Membahas asumsi teori terhadap konsep-konsep disiplin ilmu kepe rawatan.

c. Memaparkan hubungan konsep Rogers sesuai masa dan orientasi.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Grand Theory

a. Definisi

Teori keperawatan Grand Theory adalah paradigma umum tentang ilmu

keperawatan. Teori ini bersifat formal dan merupakan sistem teori yang bersifat

abstrak dari kerangka disiplin keilmuan. Grand theory merupakan teori yang

cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global

yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan

cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang

menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (tomey & aligood, 2010).

Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang

dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk

mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi konsep atau point penting

serta menghubungkannya dengan praktik keperawatan. Manfaat grand theory

adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain tradisi/intuisi, kerangka

kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur kurikulum, dan

bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek

(McKenna, 1997).

Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga sulit

untuk mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah

dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle range theory dan teori praktis

yang lebih spesifik. Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi

fungsi penting sebagai pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan
8

legitimasi untuk ilmu pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004).

Contohnya, dari model konseptual Rogers’s Science of Unitary Human Beings

dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of Accelerating Evolution, Theory of

Rhythmical Correlates of Change, dan Theory of Paranormal Phenomena

(Fawcett, 2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s theory of goal

attainment, Leininger’s theory of culture care and universality, Newman ‘s

theory of health as expanding consciousness, Orem’s self care deficit theory,

Parse’s theory of human becoming (Peterson & Bredow, 2004).

b. Hubungan dengan Level Teori Lain

Grand theory atau di dalam Alligood disebut dengan Nursing Conceptual

Model dan Nursing Theories apabila dibandingkan dengan level teori diatasnya

yaitu meta theory, grand theory memiliki konsep yang lebih spesifik dari pada

meta theory yang berfokus pada pengembangan ilmu atau teori. Grand theory

juga mempunyai tingkat abstraksi yang lebih rendah dari meta theory. Namun,

kedua teori ini belum dapat dibuat definisi operasional sehingga tidak bias secara

langsung dilakukan uji empiris pada kedua teori tersebut (McEwen & Wills,

2011).

Middle range theory merupakan teori yang berada di level bawah dari grand

theory. Apabila dibuat perbadingan dengan middle range theory akan didapatkan

hasilbahwa grand theory memiliki konsep atau sudut pandang yang lebih umum

atau komperhensif pada semua aspek manusia, sedangkan middle range hanya

melihat beberapa aspek saja dan memiliki area yang lebih spesifik, sehingga

middle rangetheory lebih mudah diaplikasikan dalam uji empiris dari pada grand

theory (McEwen& Wills, 2011).


9
10

c. Kriteri Grand Theory

Grand theory mempunyai beberapa kriteria yangmembedakannya dengan

level teori lainnya, menurut McEwen & Wills (2011) dan Alligood (2013) grand

theory mempunyai ruang lingkup yang luas, karena grand theory memiliki sudut

pandang yang umum dan komperhensif yangmemperhatikan seluruh aspek dan

respon manusia. Kriteria kedua, grand theory memiliki tingkat abstraksi yang

cukup besar sehingga kurang mampu diterapkan langsung pada penelitian.

Kriteria ketiga, grand theory masih general dan belum terfokus pada area yang

spesifik pada salah satu respon manusia. Kriteria keempat, grand theory tidak

dapatlangsung digunakan dalam uji empirik, hal ini dikarenakan grand theory

masih memiliki konsep yang sangat abstrak sehingga tidak dapat disusun kedalam

definisi operasional.

d. Pengelompokan Grand Theory

Terdapat perbedaan dalam pengelompokkan grand theory. Alligood (2013)

mengelompokan grand theory berdasarkan ruang lingkup teori, yaitu Conceptual

model theory dan nursing theory. Pengelompokan yang berbedadipaparkan oleh

McEwen & Wills (2011) yang mengelompokkan grand theory berdasarkan

paradigma keperawatan, dengan analisa akan lebih memudahkan perawat untuk

mencari dan memahami grand theory sesuai sudut pandang dan kebutuhan.

a) Pengelompokan Grand Theory Menurut Alligood

1. Conceptual Model Theory

 Myra E. Levine : The Conservation Model

 Martha E. Rogers: Unitary Human Being

 Dorathea E. Orem : Self-Care Deficit Theory of Nursing


11

 Imogene M. King: Conceptual System and Middle-Range Theory of

Goal Attainment

 Betty Neuman: System Model

 Sister Calista Roy: Adaptation Model

 Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model

2. Nursing Theory

 Anne Boykin and Savina O. Schoenhofer: The Theory of Nursing as

Caring: A Model for Transforming Practice

 Afaf Ibrahim Meleis: Transitions Theory

 Nola J. Pender: Health Promotion Model

 Madeleine M. Leininger: Culture Care Theory of Diversity and

Universality

 Margaret A. Newman: Health as Expanding Consciousness

 Rosemarie Rizzo Parse: Humanbecoming

 Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Mary Ann P. Swain:

Modeling and Role-Modeling

 Gladys L. Husted and James H. Husted: Symphonological Bioethical

Theory.

b) Pengelompokan Grand Theory Menurut Melanie

1. Grand Theory based on human need theory

 Florence Nightingale: Nursing: What It Is and What It Is Not

 Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing

 Faye G. Abdellah: Patient-Centered Approaches to Nursing

 Dorothea E. Orem: The Self-Care Deficit Nursing Theory


12

 Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model

 Betty Neuman: System Model

2. Grand Theory based on interactive theory

 Myra Estrin Levine: The Conservation Model

 Barbara M. Artinian: The Intersystem Model

 Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, and Mary Ann P. Swain:

Modeling and Role-Modeling

 Imogene M. King: King’s Conceptual System and Theory of Goal

Attainment and Transactional Process

 Roper, Logan, and Tierney: Model of Nursing Based on Activities of

Living

 Sister Callista Roy: The Roy Adaptation Model

 Jean Watson: Caring Science as Sacred Science

3. Grand Theory based on unitary process

 Martha Rogers: The Science of Unitary and Irreducible Human

Beings

 Margaret Newman: Health as Expanding Consciousness

 Rosemarie Parse: The Theory of Human Becoming

B. Grand Theory Based on Unitary Process


a) Biografi Martha E. Roger

Martha Rogers lahir pada 12 Mei 1914 (peringatan kelahiran Florence

Nightingale) di Dallas, Texas. Dia memperoleh diploma keperawatan dari

Knoxville General Hospital pada tahun 1936 dan gelar sarjana dari George

Peabody College di Nashville, Tennessee pada tahun 1937. Dia kemudian


13

menerima gelar master dalam keperawatan kesehatan masyarakat dari

Teachers College, Universitas Columbia di New York, dan gelar master dalam

kesehatan masyarakat dan Doctor of Science dari The Johns Hopkins

University di Baltimore, Maryland (Gunther dalam (McEwen & Wills, 2011)).

Rogers menjadi kepala Divisi Keperawatan Universitas New York (NYU)

pada tahun 1954, di mana ia berfokus pada pengajaran dan perumusan serta

penjabaran teorinya (Hektor dalam (McEwen & Wills, 2011)). Rogers

meninggal pada Maret 1994.

Martha E. Rogers pertama kali mendeskripsikan Teori Kesatuan

Manusia pada tahun 1961. Sebelum Rogers, jarang ada orang dalam

keperawatan yang memandang manusia sebagai sesuatu selain penerima

perawatan oleh perawat dan dokter. Rogers memandang orang adalah sistem

energi kesatuan dalam interaksi timbal balik yang berkelanjutan dengan sistem

energi universal, secara dramatis mempengaruhi keperawatan dengan

mendorong perawat untuk mempertimbangkan orang sebagai satu kesatuan

(satu kesatuan) saat merencanakan dan memberikan perawatan (McEwen &

Wills, 2011).

b) Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang

menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh

dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan

prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan

adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan

perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang

didasari prinsip–prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan


14

dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu

pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers

menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya

mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan

meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar

pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya.

c) Asumsi Dasar

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta

seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan

mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.

Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan

perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers ada

lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:

1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan

mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah

bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan

menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan

variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan

makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya

berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat

yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu

pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang

memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia.


15

2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi

dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan

lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan

merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan

tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak

pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya.

Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling

bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.

Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi

seperti yang diharapkan semula

4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg

inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme,

dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman

dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.

5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan

berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir

menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk

kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima

dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utama

yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger: 1) Sumber energy, 2)

Keterbukaan, 3) Pola-pola perilaku, 4) Ukuran-ukuran 4 dimensi.


16

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini

adalah manusia dan lingkungannya.Sebagai sistem hidup dan sumber

energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan

dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan.Karena

pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan

membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger. Martha E. Roger

mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan lima

asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu

utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang

terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan

satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola

kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan,

emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat

dimensi, medan energi megentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan

ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain

dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,

keperawatan dan kesehatan.

d) Prinsip Hemodinamika

Prinsip hemodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral,

resonansi dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip

hemodinamika dan konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori

menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori yang tepat mungkin

menyatakan jika perawat menggunakan prinsip hemodinamika untuk melayani

umat manusia.
17

1. Integral

Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak

dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi

pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya.

Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana

pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka,

integral adalah kelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.

2. Resonansi

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam

antara manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia

dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari

gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang

lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam

badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi

tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks

kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.

3. Helicy

Prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada

manusia-lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem

terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang

konstan antara manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran ini juga

mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.

Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan

kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan

peningkatan perbedaan. Helicy meliputi konsep perubahan ritmis,


18

pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang lingkungan hidup manusia.

Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan terhadap

peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat

diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat

manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan

manusia yang tidak dapat kembali, tidak dapat diulang, berirama, dan

menyajikan keragaman pola tumbuh.

e) Basis of Unitary Human Beings

Sembilan pernyataan tentang sifat manusia dan kehidupan manusia

yang membentuk dasar kesatuan manusia (basis of unitary human beings) :

1. Wholeness: mengacu pada ketika seseorang yang dianggap sebagai yang

berbeda dan lebih dari jumlah bagian-bagiannya

2. Openness: menggambarkan pertukaran terus-menerus materi dan energy

antara individu dan lingkungan.

3. Unidirectionality: menggambarkan pernyataan bahwa proses kehidupan

tidak reversible, mirip dengan mobil mengemudi di jalan satu arah yang

tidak bisa cadangan.

4. Pattern and organization: mengindentifikasi individu dan mencerminkan

cairan, keutuhan yang selalu berubah

5. Sentience and thought: adalah sifat manusia-manusia menjadi makhluk

hidup hanya mampu imajiansi, bahasa, abstraksi, pikiran, sensasi dan

emosi.

6. One energy field: yang terbatas merupakan semua hal, baik yang hidup

maupun tak hidup. Ada dua jenis bidang: bidang manusia dan bidang

lingkungan.
19

7. Universe of open systems: menggambarkan kelompok terbatas bidang

energy yang berinteraksi dengan satu sama lain secara terus-menerus.

8. Patterns: mendefinisikan medan energy yang unik. Pola berubah terus

menerus, memberikan identitas untuk manusia medan energy lingkungan.

9. The pandimension: adalah domain tak terbatas dan mengandung semua

bidang energy. Ini sepenuhnya mewakili seluruh kesatuan.

Definisi dasar dari tiga istilah kunci dapat membantu dalam menjelaskan

konsep-konsep:

1. Person yang tidak mungkin untuk membagi orang menjadi beberapa

bagian dan masih dapat memahami seluruh orang.

2. Environment adalah pola gelombang. Perubahan pola terus-menerus.

Setiap pola medan manusia adalah unik dan mulus terkait dengan pola

medan yang unik pada lingkungan.

3. Nursing adalah sebuah badan terorganisasi dengan abstrak, digunakan

untuk tujuan “membantu manusia untuk bergerak kea rah kesejahteraan

maksimum.

Rogers tidak secara spesifik menyebutkan pengertian tentang health,

wellness, atau illness dalam tulisan-tulisannya. Banyak yang percaya

bahwa ini adalah karena tingkat penyakit dan kesehatan didasarkan pada

definisi social dan mungkin mendororng kecendrungan untuk melihat

seseorang sebagai “sum of parts’’ atau “jumlah bagian-bagiannya”

daripada sebagai makhluk kesatuan. Tindakan keperawatan berdasarkan

Rogers Unitary Human Beings meliputi:


20

1. Intervensi yang muncul dari kesadaran perawat terus-menerus berinteraksi

dalam medan energy berdasarkan pola bukan usia, proses penyakit, jenis

kelamin, atau factor-faktor lainnya.

2. Kesadaran mempengaruhi persepsi individu, pengalaman, dan cara

berekspresi.

3. Tindakan berdasarkan pada semua mode kesadaran hidup termasuk panca

indera dan juga institusi, perasaan, pikiran, imajinasi, ingatan , dan setiap

ekspresi lain dari kesadaran manusia

4. Pengenalan pola yang melibatkan semua cara manusia mengetahui yang

berkesinambungan dan berbasis pada kenyataannya.

5. Penilaian dikomunikasikan secara lisan atau melalui input visual

6. Penilaian dibuat oleh perawat yang baik diterima atau tidak diterima oleh

klien

7. Intervensi perawat berdasarkan saling menghormati dan penerimaan klien

dalam pengkajian

8. Evaluasi dan reevaluasi penilaian dan tindakan dengan masukan yang

terus-menerus dari diri, lingkungan dank lien

Singkatnya, pendekatan inovatif Rogers terhadap pemahaman

kemanusiaan, dan tempat keperawatan di dalamnya, telah diterangi

cakrawala baru penyelidikan di semua pengaturan praktek keperawatan.

Dalam rangka unitary human beings menurut Rogers, bahwa fungsi

keperawatan menjadi mengenali pola energy dalam diri klien dan

kemudian saling bertindak untuk membimbing dan mengarahkan pola-

pola ini untuk mendukung fungsi optimal. Rogers memperluas konsep

dari wholism di keperawatan dengan menghilangkan gagasan


21

bahwa”seluruh” kesatuan harus terdiri dari pengelompokan bagian dan

menyatakan bahwa segala sesuatu yang intrinsic utuh dan mulus

terhubung dengan semua itu. Pada tahun 1966, Rogers menulis tentang

keperawatan sebagai berikut:

Keperawatan adalah pelayanan kepada umat manusia. Ini adalah

tentang orang-orang, bagaimana mereka lahir, hidup, dan mati, dalam

kesehatan dan keadaan sakit, dalam suka cita dan duka cita. Misinya

adalah pengetahuan dalam pelayanan manusia. Keperawatan adalah

perhatian penuh kasih saying bagi manusia. Ini adalah perasaan yang

memahami dan tangan yang menenangkan dan ini adalah kecerdasan yang

mensintesis banyak belajar dalam pelayanannya bermakna.

f) Perbandingan Teori Rogers dengan Teori lain

Prinsip –prinsip yang hemodinamik erat kaitannya dengan prinsip teori

terpilih. System prinsip umum hemodinamik dari helicy dapat dibedakan

menjadi equifinaliti dan negenytropi. Equifinality berarti bahwa system

terbuka dapat mencapai keadaan waktu kemandirian kondisi awal dan

ditentukan hanya oleh parameter tujuan system itu. Prinsip negentropic

mangatur bahwa system terbuka memiliki mekanisme yang dapat

memperlambat proses gerakan menuju kurang efisiensi. Pertukaran

lingkungan dapat memberikan dukungan untuk mekanisme tersebut. Misalnya,

kasus Susie kembar identik dan joanie. Setelah ulang tahun mereka dua bulan,

salah satu kembar, susi, menghabiskan enam minggu dikaki bilateral untuk

mengobati cacat bawaan. Akibatnya susi dipertahankan didataran tinggi, dan

joanie terus mengembangkan sepanjang sumbu sekuensial. Susi mengalami

pola perubahan perkembangan, perbedaan perkembangan antara si kembar


22

substansial, sedangkan pada bulan kedelapan perbedaan telah sangat

berkurang. Bagian equifinal dari perkembangan ini akan tercapai meskipun

lama. Perkembangan teori telah menunjukkan bahwa kompetensi bawaaab

bayi berkembang melalui waktu.

Sebagai contoh, Erikson (1963) tahapan perkembangan psikososial,

dimulai dengan kepercayaan versus ketidakpercayaan dan otonomi versus

keraguan malu, melalui generativity versus penyerapan diri dan intergritas

ego versus putus asa, mengakui pertumbuhan ke depan dari seorang individu

yang semakin kompleks. Pembangunan adalah proses yang berkelanjutan dari

mempelajari tugas-tugas dasar pertama berjalan, makan, dan berbicara untuk

mengontrol fungsi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan pension, dan atau

kematian pasangan

Contoh lain adalah Piaget (Piaget & Inhelder, 1969) konsep

pengembangan intelektual. Kohlberg (1973) memvalidasi kerja Piaget

menemukan bahwa perkembangan moral dimulai ketika proses berpikir

bergeser dari sebelum operasi konkret. Kohlberg menemukan bahwa laki-laki

berkembang melalui serangkaian tahapan, dari hukuman premoral dan

orientasi ketaatan pada moralitas yang berprinsip universal etika. Giligan

(1982) telah menantang teori perkembangan dan pengecualian mereka

pemikiran perempuan dan pembangunan di presentasi pekerjaan mereka.

Pengamatan Gligan, poemikiran yang mendukung model konseptual Roger

keunikan manusia kesatuan.

g) Kelemahan Teori Martha E. Rogers tentang Hemodinamik

Walaupun prinsip-prinsip hemodinamik konsisten dengan tujuan

universal, ada keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal.


23

Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya.

Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan,

sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk

menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep

serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat empiris untuk

pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi

operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep

teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-

konsep yang terlibat (Hardy, 1974).

Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang

cukup akan menilai manusia dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa

instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji sistem abstrak

sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan

untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan

mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan

prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas. (George,

Julia B.1995:241).

h) Asumsi-Asumsi Utama Paradigma Keperwatan Menurut Martha E. Roger

1. Keperawatan

Rogers menjelaskan perawatan (nursing) sebagai profesi yang

menggabungkan unsure ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah

ilmu pengetahuan humanistic yang didedikasikan untuk menghibur agar

dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan

merawat serta merehabilatasi seseorang yang sakit dan cacat. Ilmu

keperawatan mencari cara untuk mempromosikan interaksi antara


24

lingkungan dan manusia untuk koherensi dan integritas manusia, dan

mengarahkan ulangkan pola-pola interaksi antara manusia dan

lingkungannya demi terwujudnya potensi maksimum kesehatan.

Praktek professional perawatan bersifat kreatif, imajinatif, dan eksis

untuk melayani orang. Hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual,

pengetahuan abstrak, dan perasaan makhluk. Praktek perawatan

professional tidak memiliki fungsi-fungsi yang bergantung (dependent),

tetapi bersifat kolaboratif. Para praktisi professional terlibat dalam

mengkoordinir pengetahuan dan ketrampilan mereka bersama orang-orang

yang termasuk profesioanal dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan

lainnya.

Praktek intervensi perawatan yang arman tergantung pada sifat dan

sejumlah pengetahuan ilmiah terhadp individu yang diterapkan pada

praktek dan keputusan imajinatif serta intelektual yang meletakkan agar

digunakan dalam melayani manusia. Perawatan merupakan ilmu atas

kesatuan manusia dan karenaya, perawatan bersifat unik karena ia

merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan yang berurusan dengan seluruh

manusia

2. Manusia

Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa

disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan

bahkan berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan

merupakan aspek integral manusia dengan lingkungan. Manusia berada

dalam proses kehidupan yang kontinu dengan lingkungan secara

keseluruhan, yang tidak dipahami jika disederhanakan menjadi bagian-


25

bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers, adalah homeodinamis

yang bersifat probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai sistem

terbuka di dalam proses kontinu bersama sistem terbuka lingkungan.

Keperawatan memandang individu sebagai bagian dari satu kesatuan

yang tidak dapat disederhanakan. Dalam teorinya konsep Martha Rogers

(1970),disebutkan ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :

 Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara

satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan

mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara

bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif

bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan

manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

 Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar

energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan

lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan

merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

 Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan

saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus

menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau

menjadi seperti yang diharapkan semula.

 Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang

inovatif.

 Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak,

membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari


26

seluruh bentuk kehidupan didunia hanya manusia yang mampu

berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi diatas terdapat 4 batasan utama yg ditunjukkan

oleh Martha E Roger :

1) Sumber energi.

2) Keterbukaan.

3) Pola-pola perilaku.

4) Dimensi

3. Kesehatan

Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang

ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan

manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya

tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu

ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang

mendasar (Fitzpatrick dan Whall, 1986).

4. Lingkungan,

Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat

direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik

yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada diluar

yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007).

i) Kegunaan Prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat

manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk

memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap

masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian


27

akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk

memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan

pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan

(Rogers, 1992).

Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.

Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan

pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses

keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari

lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka

tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses

keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),

mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal

dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan

kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh

perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu

aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.

Pada tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan

lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat

pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu

pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman,

analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang

mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat

respon dari data yang ada.

Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya

akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan


28

dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang

akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai

pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan

suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini

tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan

menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini

memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu

memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan

mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara

berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian

dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan

fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara

mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit.

Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi

dibandingkan penyakitnya.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang

kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua

dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip

homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses

kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk

mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan

yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak

sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional

Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka

Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang


29

keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang

diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan

mungkin tidak tepat (Smith, 1988).

Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat

memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang

membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu.

Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan

simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah

kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena

itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang

umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi

(Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk

mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia.

karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak

bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan,

perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih

beragam eksistensi.

Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan

perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung

atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini

membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya.

Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan

keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan

dinamika dan keragaman dalam individu.


30
31

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung

penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan

dari ilmu– ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri,

ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk

mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya

dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil

penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik.membangun dasar teori

yang luas dari berbagai disiplin. Rogers mengembangkan prinsip-prinsip

hemodinamik. Melekat pada prinsip-prinsip yang lima asumsi dasar :

a. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan

karakteristik yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya;

b. Individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu samalain;

c. Proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally

sepanjangwaktu;

d. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif; dan

e. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasidan

emosi.

Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonansi dibandingkan dengan teori

sistemumum, teori pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan

prinsip-prinsip dalam proses keperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami


32

prinsip-prinsip, kurangnya definisi operasional, instrumen tidak memadai untuk

pengukuran adalah keterbatasan utama penggunaan efektif dari teori ini.

B. Saran
1. Diharapkan kepada perawat agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan teori

yang dibahas dalam praktek keperawatan sehingga tujuan proses keperawatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien tercapai

2. Dalam pelaksaanaan keperawatan hendaknya perawat selalu memandang bahwa

manusia adalah suatu kesatuan yang holistic dan unik, tentunya intervensi

keperawatan dan strateg juga berbeda antara satu orang dengan yang lain.
33

DAFTAR PUSTAKA

Fitzpatrick, J.J and Whall. A.L (1989). Conceptual Models Of Nursing: Analysis And

Apllication. Appleton and Lange : California.

George, J.B. (1995). Nursing Theories: The Best for Profesional Nursing

Practise.4th.ed.Aplletion and Lange : USA

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika,
Jakarta.
Kathleen L. Sitzman and Lisa Wright Eichelberger, (2011) Understanding the Work of Nurse

Theorist. Second Edition. USA

Marylin E.Parker. Nursing Theories and Nursing Practice, second edition. Davis Company

Philadelpia, 2005.

Sue C. De Laune & Patricia K.Ladner. Fundamentals of Nursing Standars and Practice,

second edition. Delmar Thomson Learning, 2002

Tomey, A.M. and Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorist and Their Work. 6 th.ed. St.Louis.-

Mosby Elsevier.

You might also like