You are on page 1of 13

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN

HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 1/12
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RS Efarina Etaham
24 Juli 2021
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

dr.Nopitasari Br. Tarigan


Pengertian Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing
terhadap organisme inang,. Organisme penginfeksi, atau
pathogen , menggunakan sarana yang memiliki inang untuk
dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang.
Pathogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat
pada luka kronik, ganggren, kehilangan organ tubuh, dan
bahkan kematian. Respon inang terhadap infeksi disebut
peradangan. Secara umum, pathogen umunya dikategorikan
sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya
definisnya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungsi, virus,
prion dan viroid.
Tujuan Menyusun panduan untuk pencegahan penularan infeksi
terhadap pasien dan staf.
1. SASARAN :
1.1 Menjamin petugas kesehatan untuk melindungi pasien
dari resiko infeksi silang terhadap Hepatitis B/ C/ HIV.
1.2 Menjamin tidak adanya resiko untuk pengunjung dari/ ke
unit yang tidak mempunyai infeksi silang.
1.3 Mempertimbangkan keamanan di lingkungan kerja.
2. JANGKAUAN :
2.1 Pasien yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis.
2.2 Petugas/ staf kesehatan yang bekerja di Unit
hemodialisis.
2.3 Semua yang berkaitan dengan prosedur kerja dalam
lingkungan terapi pengganti ginjal merupakan awal dan
akhir dari terapi hemodialisis.
2.4 Petugas/ staf dan perawat secara umum.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Efarina Etaham
Nomor: 290/RSEB/SK/DIR/VI/2021 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Hemodialisis
Prosedur CARA KERJA :
1. Mencuci tangan sebelum proses menangani pasien, tangan
harus dicuci sepenuhnya dengan larutan yang tepat untuk
cuci tangan dan harus mengikuti petunjuk prosedur tetap
jika akan memakai sarung tangan.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 2/12
Prosedur 2. Menggosok tangan dengan alkohol/ hexol. Sediakan alkohol
dalam botol untuk menggosok tangan, sebaiknya tersedia
untuk masing-masing individu di meja pasien/ troli yang
digunakan staf ketika tidak memungkinkan untuk mencuci
tangan dan diantara pasien.
3. Perlindungan staf melakukan semua prosedur di dalam unit
dialisis untuk mempertimbangkan resiko tinggi. Standar
tindakan pencegahan (STP) harus teliti dan hati- hati
termasuk untuk semua staf.
3.1 Mengenakan Pelindung
3.1.1 Perlindungan masker dan kacamata harus dipakai
sebagai pelindung/ penangkal semburan atau percikan
dari darah yang mungkin terjadi selama prosedur
berlangsung anggota staf yang memakai apron/ tidak
menyerap dan sekali pakai buang (disposible) sesuai
dengan standar pencegahan dan keseluruhan, tidak ada
batasan seperti pada prosedur di bawah ini.
3.1.1.1 Permulaan punksi dan mengakhiri dialisis.
3.1.1.2 Menyambung vaskuler akses.
3.1.1.3 Membuang selang darah karena terjadi beku
atau bocor.
3.1.1.4 Ketika resirkulasi pasien (diputus sementara
dari mesin)
3.1.1.5 Apron harus segera diganti setelah tercemar
darah atau cairan tubuh.
3.1.1.6 Apron harus diganti diantara masing-masing
pasien dan prosedur.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 3/12
Prosedur 3.2 Sarung tangan sekali pakai buang (disposable)
3.2.1 Tersedia sarung tangan mudah dijangkau.
3.2.2 Sarung tangan digunakan anggota staf untuk
perlindungan ketika melakukan prosedur yang
memungkinkan membahayakan.
3.2.3 Staf harus mencuci tangan :
3.2.3.1 Setelah menggunakan sarung tangan.
3.2.3.2 Menyentuh dari masing-masing pasien untuk
mencegah penularan silang atau gunakan
‘HEXOL’ diantara pasien.
3.2.4 Buanglah sarung tangan ketika prosedur terganggu
( menerima telpon, kembali menghubungi petugas).
3.2.5 Ganti sarung tangan
3.2.5.1 Sesudah melakukan prosedur
3.2.5.2 Berhubungan dengan pasien
3.2.5.3 Sebelum menyentuh pasien dialisis dan alat
lainnya.
3.2.6 Pakailah sarung tangan didalam memenuhi kebijakan
standart pencegahan dan gunakan prosedur dibawah
ini.
3.2.6.1 Memindahkan selang darah dari dialysis dan
pasien.
3.2.6.2 Menangani selang darah yang berisi darah.
3.2.6.3 Menangani selang yang tercemar darah atau
cairan tubuh.
3.2.6.4 Membuang urine dan cairan tubuh.
3.2.6.5 Test glukosa.
3.2.6.6 Menangani pemeriksaan darah.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 4/12
Prosedur 3.2.6.7 Menyuntik dan memberikan obat ke dalam
selang darah
3.2.6.8 Ketika mengukur tekanan darah.
3.2.6.9 Melakukan prosedur punksi / kamulasi.
3.2.6.10 Menyentuh selang mesin dialisis untuk
mengatur flow rate.
3.2.6.11 Memutuskan dan menyambung selang
3.2.7 Makan, minum atau memperbaiki kontak lens/ kaca
mata, jangan dilakukan didalam unit, makanan
seharusnya tidak disimpan didalam unit kecuali
lemari.
3.2.8 Tertutup vaksin hepatitis B
3.2.8.1 Semua staf siapa saja yang berhubungan
dengan darah dan cairan tubuh dianjurkan
mendapatkan vaksin hepatitis B.
3.2.8.2 Screening rutin untuk staf, antibody hepatitis B
mungkin diperlukan untuk meyakinkan tingkat
perlindungan (tiap 6 bulan atau setahun sekali)
3.2.8.3 Program vaksinasi termasuk pasien dan semua
yang membutuhkan dialisis dan tidak ada
tingkatan perlindungan terhadap antibody
hepatitis B.
3.2.9 Semua tusukan dan luka gores harus dilindungi dengan
balutan tahan air.
4. PEMELIHARAAN KE PASIEN
4.1 Isolasi/ memisahkan
Mengingat isolasi lebih terjamin untuk mesin, jika
memungkinkan sampai ke status negatif. Untuk
mencegah penularan sebaiknya cukup prosedur
desinfektan.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 5/12
Prosedur 4.1.1 Pasien HbsAg positif
4.1.1.1 Pasien test penularan antigen hepatitis B
(HbsAg) positif, dianjurkan dipisahkan dari
pasien negarif.
4.1.1.2 Pisahkan ruangan atau jauhkan lokasi dari
mereka.
4.1.1.3 Memisahkan pasien HbsAg positif dari pasien
negative atau tempatkan pasien dengan
antibody imun HB ( Hepatitis B) diantara
pasien.
4.1.1.4 Setelah digunakan pasien hepatitis B, terakhir
tempat dibersihkan
4.1.2 Pasien HbsAg positif
4.1.2.1 Pasien test penularan Antigen Hepatitis B
(HbsAg) positif, dianjurkan dipisahkan dari
pasien negatif.
4.1.2.2 Pisahkan ruangan atau jauhkan lokasi dari
mereka.
4.1.2.3 Memisahkan pasien HbsAg positif dari
pasien negatif atau tempatkan pasien dengan
antibody imun HB ( Hepatitis B) diantara
pasien.
4.1.2.4 Setelah digunakan pasien Hepatitis B, terakhir
tempat dibersihkan
4.2 Tugas anggota staf
4.2.1 Menugaskan anggota staf untuk merawat pasien hanya
dengan HbsAg positif jika memungkinkan.
4.2.2 Sebaiknya memulai dialisis pada pasien yang rentan
sebelum merawat pasien infeksi.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 6/12
Prosedur 4.3 Pasien
4.2.1 Untuk mencegah resiko infeksi silang pasien harus
mempunyai kesadaran penuh terhadap prosedur di unit
dan kebijakan infeksi kontrol.
4.2.2 Semua luka/ sisi tusukan pada pasien harus dilindungi
dengan balutan rapat sampai perdarahan berhenti.
4.2.3 Semua pasien yang memerlukan kanulasi harus
mendapat pendidikan, penting sekali membersihkan
dan mencuci lengan dengan tepat pada tempat punksi
AVF/ AVG sebelum kanulasi dimulai.
4.2.4 Semua pasien (siapa saja) yang akan menyentuh sisi
jarum harus memakai sarung tangan dan segera
membuangnya sebelum menyentuh permukaan lain di
dalam unit.
4.2.5 Mereka dianjurkan mencuci tangan sesudah
menghentikan perdarahan.
5. MEMPERLAKUKAN TEMPAT DIALISIS
5.1 Objektif: menyediakan tempat perawatan untuk
keamanan dan kenyamanan para staf dan pasien.
5.2 Ini tanggung jawab dari tiap individu sebagai anggota
staf untuk meyakinkan bahwa mereka menjalankan
sesuai anjuran untuk menjaga keamanan.
5.3 Beberapa aspek penting dalam lingkungan dibawah ini
5.4 Prosedur infeksi kontrol yang baik.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No Dokumen No Revisi Halaman

Rumah Sakit SPO/RSEB/HD/002/2021 00 7/12


Efarina Etaham
Prosedur 5.4.1 Kebersihan secara umum
5.4.2 Kerapian sekitar tempat tindakan.
5.4.3 Tempat dan persediaan ditata rapi.
5.4.4 Tempat kerja cukup untuk melakukan prosedur.
5.4.5 Cukup cahaya/ penerangan.
5.4.6 Kesibukan kerja
5.3.8 Hanya orang tertentu yang ditunjuk bertugas dalam
unit
5.3.9 Akses yang mudah untuk persediaan barang-barang
seperti ;
5.3.9.1 Mengenakan pelindung
5.3.9.2 Tempat jarum
5.3.9.3 Tempat sampah
5.3.9.4 Tempat linen.
5.4 Jarak
5.4.1 Jarak tiap tempat dialisis dapat memuat kursi dan mesin
dialisis sebagai ruang kerja untuk 2 staf dialisis.
5.4.2 Tempat dialisis mudah sebagai penghubung saat terjadi
emergency dan cukup tempat untuk resusitasi saat
membawa keluar pasien dialisis.
5.4.3 Tempat ini menjadi batas percikan penularan diantara
pasien.
5.4.4 Dianjurkan 2 meter diantara tiap kursi pasien.

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Rumah Sakit SPO/RSEB/HD/002/2021 00 8/12


Efarina Etaham
Prosedur 6. ALAT DAN PERSEDIAAN
6.1 ALAT
6.1.1 Alat yang digunakan untuk pasien hepatitis B tidak
boleh tertukar dengan pasien lain dalam ruangan atau
di unit dialisis tanpa desinfektan yang sesuai dengan
protokol.
6.1.2 Dibawah ini beberapa alat yang berlabel jelas atau
dikhususkan untuk pasien HBV :
6.1.2.1 Mesin dialisis
6.1.2.2 Tenda di dalam unit
6.1.2.3 Tensi meter
6.1.2.4 Semua pasien dianjurkan membawa miliknya
sendiri seperti monitor tekanan darah untuk
unit jika memungkinkan
6.1.2.5 Tourniquet individu
6.1.2.6 Plester individu
6.1.2.7 Thermometer.
6.1.2.8 Pasien harus mempunyai box individu yang
berisi tourniquet dan plester.
6.2 PERSEDIAAN STERIL/STOCK
6.3 Beberapa barang yang dibawa pasien ketempat dialisis
dapat menjadi penularan dengan darah dan cairan tubuh
lainnya dan dapat menjadi pembawa untuk pasien lainnya
secara langsung dari penularan tangan anggota staf.
6.4 Hanya membawa secukupnya persediaan steril yang akan
digunakan dari pasien untuk pasien.
6.5 Persediaan steril/disposable akan dibuang dan tidak

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Efarina Etaham
SPO/RSEB/HD/002/2021 00 9/12
Prosedur digunakan untuk pasien lain.
6.6 Persediaan yang sama di troli dan persediaan yang steril
tidak akan berada pada tempat pasien yang serologi
positif untuk menghindari penularan dari darah.
6.7 Persediaan steril tidak akan berlebihan stock atau
menyimpan di tempat dialisis.
6.8 Semua persediaan steril, linen, persediaan troli/ tempat
penyimpanan harus dilindungi dari debu setiap waktu.
6.9 Persediaan non steril akan disimpan didalam ruangan
tempat kotor.
6.10 Unit dialysis tidak boleh mengerjakan reuse.
6.11 Barang Non Disposible
6.12 Barang yang bukan disposible hanya digunakan
untuk sekali pakai pasien (single pasien) Atau
dibersihkan dan didesinfektan sebelum dibawa
ketempat pasien lainnya.
6.13 Beberapa barang non disposable yang akan
dipakai hanya untuk satu pasien : tourniquet,
plaster, mesin tekanan darah dan thermometer.
7. Membersihkan dan Mendisinfektan alat persediaan barang
dan permukaan lingkungan
7.1 AREA LINGKUNGAN
Sebagian besar kemungkinan sumber pencemaran
berada di permukaan lingkungan dimana banyak sekali/
seringkali terjadi sentuhan, seperti :

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No Dokumen No Revisi Halaman

Rumah Sakit SPO/RSEB/HD/002/2021 00 10/12


Efarina Etaham
Prosedur 7.1.1 Permukaan bagian luar (external) dari mesin
dialysis
7.1.2 Control panel dari mesin dialysis
7.1.3 Prosedur trolley
7.1.4 Resiko kehidupan pada tempat pembuangan/
tempat jarum
7.1.5 Tempat barang diatas trolley dan mesin dialysis
7.1.6 Manset tensi meter, stethoscope
7.1.7 Meja perawat, gorden, kain kassa
7.1.8 Lantai, rak, catatan pasien/ map
7.1.9 Botol betadine/ hexol
7.2 MESIN HEMODIALISIS (BAGIAN LUAR)
Hc 90 (1:20) alat HD dianjurkan dibersihkan pada unit
hemodilaysis. Permukaan luar mesin dialysis dan bagian
yang penting dibersihkan dengan membutuhkan
perawatan khusus seperti dibawah ini yang terdapat di
mesin :
7.2.1 Sisi dialisat, sambungan dialisat (pangkal dialisat)
7.2.2 Sisi bikarbonat, transducer pada arteri dan vena
7.2.3 Percikan darah diatas permukaan mesin harus
segera dibersihkan dengan bleach/ sodium
hypochloride.
7.3 MESIN HEMODIALISIS (BAGIAN DALAM)
7.4 Desinfektan mesin dialysis
Mesin dialysis akan efektif didesinfektan sesudah tiap
pasien, sesuai dengan petunjuk dari mesin
7.4.1 Prosedur pembilasan, desinfektan dan pembuangan
dilakukan sesudah tiap dialysis berlaku untuk
semua pasien
7.4.2 Mesin dialysis digunakan untuk tindakan pasien
yang sudah diketahui hepatitis B positif yang belum
diketahui statusnya atau dengan anti HCV positif
digunakan pada pasien lainya tetapi harus dibleach

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No Dokumen No Revisi Halaman

Rumah Sakit SPO/RSEB/HD/002/2021 00 11/12


Efarina Etaham
Prosedur 7.4.3 Jika terdapat kebocoran darah didalam sistem
sirkulasi, biasanya pembilasan dan prosedur
desinfektan akan dilakukan 2x sebelum sistem
dugunakan pada pasien yang berbeda
7.5 Tekanan transducer
7.5.1 Saringan tekanan transducer pelindung/ penangkal
harus digunakan untuk mencegah pencemaran dari
kedua komponen arteri dan vena dari mesin dialysis.
7.5.2 Ini harus diganti dan ditempatkan kembali ketika
basah atau tercemar dengan darah
7.5.3 Memberutahukan teknisi jika terjadi kebocoran
darah bagian dalam isolasi yang membutuhkan
penggantian sebelum mesin dipakai untuk pasien
berikutnya
7.6 MEJA DAN KURSI UNTUK DIALYSIS
7.6.1 Furniture ini harus dibersihkan sesudah diantara
pasien dengan HC 90
7.6.2 Laporkan setiap ada basah di kursi
7.7 PEMBUANGAN YANG BERBAHAYA
7.7.1 Semua buangan obat harus dibuang pada kantong
double kuning. Tiap ikatan kantong harus
dipisahkan. Buangan obat termasuk semua alat
disposable yang digunakan termasuk selang darah,
dialyzer dan kemasan balutan.
7.7.2 Tempat konsentrat Acid harus dikosongkan dan
dikempeskan ditutup, dikunci kencang untuk di
buang/ di kubur dalam ruangan pembuangan
(disposal) untuk dikumpulkan.
7.7.3 Kantong priming harus dikosongkan dan dikubur
(ditenggelamkan)
7.7.4 Bagian luar harus dititup loop (melingkar) untuk
dibuang kedalam kantong double kuning
7.7.5 Kantong pengisian darah dibuang kedalam kantong
double sampah dan dikubur. Pembuangan yang
berbahaya hanya ditujukan untuk pemakaian pasien
hepatitis positif/ pasien yang tidak diketahui

PEMANTAUAN KASUS INFEKSI PADA PASIEN


HEPATITIS B,C DAN HIV

No Dokumen No Revisi Halaman

SPO/RSEB/HD/002/2021 00 12/12
Prosedur 7.7.6 Jangan digunakan di sekitar unit, gunakan untuk
pasien negatif lainya.
7.8 BENDA TAJAM
7.8.1 Pembuangan benda tajam
7.8.2 Staff melakukan prosedur pada instrument benda
tajam yang telah
7.8.3 Benda tajam harus dibuang secepatnya, setelah
digunakan masukkan pada tempat yang ditunjuk
7.8.4 Tempat benda tajam harus dibawa ke tempat
dimana prosedur dilakukan
7.8.5 Jangan menutup jarum
7.8.6 Tempat benda tajam tidak boleh melebihi dari
pada 2/3 bagian
7.8.7 Benda tajam jangan dipaksakan dimasukkan pada
tempat sampah yang sudah penuh
7.8.8 Mereka harus menjaga segel/ terkunci ketika
penuh dan pembuangan dikumpulkan untuk
dibuang
7.8.9 Jika ada darah diatas permukaan tempat/ wadah
jarum harus dibersihkan dengan sodium
hypochloride 1:100
Unit terkait - Unit HEMODIALISIS

You might also like