Professional Documents
Culture Documents
AKIDAH
AKIDAH
Disusun Oleh:
1. Siti Malihah
2. Siti Mursidah
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada pemimpin bagi
umat dan teladan sepanjang hayat Rasulullah SAW, kepada seluruh sahabatnya, tabi`in,
tabi`ahum, serta umatnya yang senantiasa berusaha mengikuti jejak mulianya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis uraikan beberapa rumusan masalah antara lain
sebagai berikut:
4. Apa ruang lingkup pembelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan MA?
5. Apa problematika pembelajaran Aqidah Akhlak ddi MI, MTs, dan MA?
C. Tujuan penulisan
5. Untuk mengetahui problematika pembelajaran aqidah akhlak ddi MI, MTs, dan MA.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran
Aqidah Akhlak merupakan dua pembahasan yang berbeda tetapi keduanya satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Aqidah membahas tentang
keyakinan, sedangkan Akhlak membahas tentang perbuatan.
Dalam bahasa Arab Aqidah berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan
kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘Aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Akhlak secara
terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak
dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat.
1. Pembelajaran Aqidah dan Akhlak merupakan materi yang dikembangkan dari ajaran-
ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-
Hadits.
2. Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang tersimpul dan
terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil
naqli, aqli, dan wijdani atau perasaan halus dalam meyakini dan mewujudkan rukun
iman yang enam yaitu, iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, dan iman kepada takdir. Prinsip-prinsip Akhlak adalah pembentukan
sikap dan kepribadian seseorang agar berakhlak mulia atau Akhlak Al-Mahmudah dan
mengeliminasi akhlak tecela atau akhlak Al-Madzmumah sebagai manifestasi
akidahnya dalam perilaku hidup seseoran g dalam berakhlak kepada Allah dan Rasul-
Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada alam serta makhluk lain.
3. Materi Aqidah dan Akhlak merupakan salah satu rumpun materi pembelajaran agama
di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan
Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan
moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman,
termasuk kajian Aqidah dan Akhlak yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni
dan budaya.
4. Materi Aqidah dan Akhlaq tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai
pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam,
melainkan yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan Aqidah
dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari. Materi Aqidah dan Akhlaq menekankan
keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih
menekankan pembentukan ranah efektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah
kognitif.
5. Tujuan materi Aqidah dan Akhlaq adalah untuk membentuk peserta didik beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlaq mulia. Tujuan inilah yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, untuk
memperbaiki akhlak manusia. Dengan demikian, pembelajaran Aqidah dan Akhlaq
merupakan jiwa pembelajaran agama Islam. Mengembangkan dan membangun akhlak
yang mulia merupakan tujuan sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.
Sejalan dengan tujuan itu maka semua materi atau bidang studi yang diajarkan kepada
peserta didik haruslah memuat pembelajaran akhlak dan oleh karena itu setiap guru
mengemban tugas menjadikan dirinya dan peserta didiknya berakhlak mulia.
Pendidikan Aqidah dan Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani
Allah dan merealisasikannya dalam perilaku Akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan,
pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan
toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka
mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Ibn Maskawaih menyebut ada tiga hal pokok yang dapat dipahami sebagai materi
sebagai materi pendidikan akhlak, yaitu:
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Kha liq, ar-
Rahman, ar-Rahiim, as-Sami’, ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamid, asy-Sakuur, al-
Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-
Bathiin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhab, al-‘Aliim, ash-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-
Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit,
al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww,
ash-Shabuur, dan al-Haliim.
3 Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat tayyibah, al-asma’
al-husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manifestasi iman
kepada Allah.
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat - malaikat-Nya, Kitab - kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).
b. Aspek Akhlaq meliputi:
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga.
Aspek dari kisah teladan meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi
Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja
Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi
Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman
dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah
teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak,
sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam
Kompetensi Dasar dan Indikator.
b. Aspek Akhlak terpuji yang terdiri dari atas khauf, taubat, tawadlu’, ikhlas, bertauhid,
inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum, tasamuh, jujur,
adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah.
c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan ghibah.
Terdapat beberapa contoh yang dapat dipaparkan dalam makalah ini, tentang
pengalaman wawancara kami dengan guru Aqidah Akhlak di MI Miftahul Huda
Tondomulyo Jakenan Pati yang terletak Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah di, MTs Al- Khairiyah Jl. H. Naimun, RT.2/RW.11, Pd. Pinang, Kby. Lama,
Kota Jakarta Selatan dan MA Persis 19 Bentar JL. Guntur, RT 008/04, Paminggir, Garut
Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hasil wawancara tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
Setiap guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas. Dalam buku belajar dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya mengemukakan tanggung jawab guru cukup banyak
yaitu meliputi hal-hal berikut ini:
a. Memberi bantuan kepada siswa dengan menceritakan sesuatu yang baik, yang dapat
menjamin kehidupannya.
d. Memberikan evaluasi.
Dengan adanya manajemen yang baik dari seorang pemimpin maka diharapkan
perjalanan pendidikan pada lembaga tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Dengan seperti itu maka problematika yang berkaitan
dengan manajemen akan dapat di minimalisir. Selain problematika yang berkaitan
dengan pengelolaan juga ada problematika yang berkaitan dengan metode pengajaran.
Terkadang metode yang diterapkan oleh guru tidak cocok bagi siswa dan siswa tidak
dapat menangkap pelajaran dengan baik. Masih amat banyak guru yang belum
memahami metode yang bagaimana yang harus ia terapkan dalam menyampaikan suatu
materi.
a. Mengajar
b. Mendidik
c. Melatih
Dengan mengetahui tugas pokok seperti di atas tentunya guru akan berpikir apa
yang harus dilakukan sebagai pelaksanaan tugas pokoknya. Dalam hal mengajar yang
efektif ini Drs. Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya juga menyampaikan syarat-syarat bagi mengajar yang efektif. Beliau
menyampaikan untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat
sebagai berikut:
Dengan berbagai macam hal diatas, apabila dapat diterapkan dengan baik maka proses
pengajaran akan berjalan dengan baik dan efektif. Guru juga dapat menentukan metode
pengajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang disampaikanya.
Problematika yang selanjutnya adalah problematika yang dihadapi oleh anak didik atau
siswa. Siswa juga mengalami banyak problem dalam belajarnya. Ada hal-hal yang dapat
mempengaruhi belajar siswa, yang secara umum ada dua faktor yang mempengaruhinya
yaitu faktor intern dan ekstern.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
2. Karakteristik pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan ramuan dari Al- Qur’an dan
Hadist.
5. Problematika pembelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan MA terdiri dari dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
B. Saran
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran Aqidah Aklak penulis
para pembaca makalah inidapat berkontribusi memberikan saran dan pendapatnya untuk
memperbaiki agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://makanancirikhasmadura.wordpress.com/2016/11/24/makalah-pembelajaran-
aqidah-dan-strategi-pembelajaran/
http://emmabdkbandung.blogspot.co.id/2014/10/karakteristik-pembelajaran-akidah-
akhlak.html
http://simpleprincesz.blogspot.co.id/2012/12/pokok-bahasan-aqidah-akhlak-di-
mtsma.html
http://ngadiman-sakapurun.blogspot.co.id/2015/10/pembelajaran-akidah-akhlak-di-
madrasah.html