You are on page 1of 19

MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR (MODUL/BUKU) PAI

Fitriana Dewi, Fitri Mayoningsih


Email: 200101072.mhs@uinmataram.ac.id 200101096.mhs@uinmataram.ac.id

Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Mataram, Jl Gajah Mada Pagesangan No. 100, Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota

Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83116 Tahun Ajaran 2022/2023

ABSTRACK

At present there are many assumptions that assess teachers as not being serious in carrying out
their duties as teachers, we can see this from some teachers who do not have teaching
readiness and the teacher's lack of interest in developing their own qualities, while a teacher
must be required to develop teaching materials that will be given to their students, however,
this is where the problem is that many teachers are less enthusiastic about carrying out their
profession, especially in developing teaching materials. As we know, the course of an
effective learning process is also contained in the development of the teaching materials
themselves. Problems faced by PAI teachers in developing teaching materials, and finally
about the steps taken by PAI teachers to develop teaching materials. Therefore, to remind us
again how important it is to develop teaching materials in a lesson, remind every prospective
teacher/teacher that the development of teaching materials is not only to determine the level
of teacher creativity but also to provide convenience for students in the learning process. In
this case, the research method used in compiling the article uses the Study Library method,
namely by quoting reading materials, writing from articles, journals, online books, media in
the form of YouTube and the latest news. Teaching materials have various forms, which can
be with ordinary props or props made from used materials and can also use videos. The
presence of props or video playback can attract students' attention to learning in a pleasant
atmosphere.

Keywords : Development, Teaching Materials, PAI Teachers

1
ABSTRAK

Saat ini banyak anggapan yang menilai para guru kurang serius dalam menjalankan tugasnya
sebagai guru, hal ini dapat kita lihat dari beberapa guru yang tidak mempunyai kesiapan
mengajar serta kurangnya minat guru untuk mengembangkan kualitas dirinya, sedangkan
seorang guru harus dituntut untuk mengembangkan bahan ajar yang akan diberikan kepada
peserta didiknya, Namun disinilah masalahnya banyak guru yang kurang antusias dalam
menjalankan profesi, khususnya dalam mengembangkan bahan ajar. Seperti yang kita ketahui,
jalannya sebuah proses pembelajaran yang efektif, juga terdapat dalam pengembangan bahan
ajar itu sendiri. Problematika yang dihadapi guru PAI dalam pengembangan bahan ajar, dan
yang terakhir tentang langkah-langkah yang dilakukan guru PAI untuk mengembangkan
bahan ajar. Oleh karena itu untuk mengingatkan kita kembali bagaimana pentingnya
pengembangan bahan ajar dalam sebuah pembelajaran, mengingatkan setiap calon guru/guru
bahwa pengembangan bahan ajar bukan hanya untuk mengetahui tingkat kreatifitas guru
namun juga memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam
hal ini, Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun artikel tersebut menggunakan
metode Study Library, yaitu dengan mengutip bahan bacaan, tulisan dari Artikel, jurnal, buku
onlen, media berupa youtobe dan berita terkini. Bahan ajar memiliki berbagai mcam bentuk,
yang dimana bisa dengan alat peraga biasa atau alat peraga yang terbuat dari bahan bekas dan
juga bisa menggunakan video. Dengan adanya alat peraga atau pemutaran video mampu
menarik perhatian siswa untuk belajar dengan suasana yang menyenangkan.

Kata Kunci: Pengembangan, Bahan Ajar, Guru PAI

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses penyusunan informasi dan penataan lingkungan dalam


proses penemuan ilmu pengetahuan. Pengertian lingkungan tidak hanya berarti tempat belajar,
tetapi juga termasuk di dalamnya adalah metode, media, dan instrumen yang dibutuhkan
untuk menyampaikan informasi dan membimbing siswa belajar. Informasi yang akan
disampaikan dan lingkungan yang akan ditata bersifat fleksibel, tergantung pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.1

1
Drh. Sadjati, Hakikat Bahan Ajar.

2
Kegiatan belajar mengajar mestinya dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan.
Hal ini dimaksudkan agar para peserta didik dapat lebih mudah menerima dan memahami
beragam materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Oleh karena itu, setiap guru harus
berupaya mencari ‘bahan ajar’ yang tepat dalam mengajar murid-muridnya. Dalam buku
“pengembhangan bahan ajar tematik” karya Andi Prastowo (Diva Press, 2013) dijelaskan,
pada dasarnya bahan ajar merupakan susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan,
sehingga menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh dan fungsional. Susunan atau bangunan
bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar.

Perlu diketahui bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur yang
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap masng-masing struktur bahan ajar
yang ada, agar kita dapat mengembangkannya dengan baik dan benar (disusun sesuai
prosedur dan kaidah yang semestinya), baik dalam arti kreatif, inovatif, menarik, maupun,
sesuai tujuan pembelajaran. 2

Inti dari sebuah pembelajaran yaitu adanya interaksi antara guru dengan siswa sebagai
usaha untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan.
Adapun tujuan dari pendidikan sendiri yaitu penguasaan pengetahuan, penguasaan aspek
sosial, pengembangan kepribadian, sampai pada kemampuan untuk bekerja Mandiri.3 Dalam
pembelajaran, guru harus bisa menyampaikan bahan ajar yang di dalamnya terdapat unsur
keterampilan, sikap serta norma, dan pengetahuan yang bisa dipraktekkan oleh peserta
didiknya. Bahan ajar tersebut bisa dirasakan kegunaannya bagi siswa apabila bisa
dipraktekkan dalam kehidupannya. Artinya, bahan ajar tersebut memiliki nilai praktis bagi
siswa, sudah barang tentu nilai praktis tersebut sesuai dengan tingkat dan kemampuan anak
didik. ahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran apabila dikembangkan sesuai
kebutuhan guru dan siswa serta dimanfaatkan secara benar akan merupakan salah satu faktor
penting yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Dengan adanya bahan ajar maka peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran
bergeser. Semula guru dipersepsikan sebagai satu-satunya sumber informasi di kelas,
sementara siswa diposisikan sebagai penerima informasi yang pasif dari gurunya. Dengan
adanya bahan

2
https://youssay.suara.com/ulasan/2020/07/06/175812/belajar-dengan-cara-menyenangkan-melalui-
buku-pengembangan-bahan-ajar-tematik. Diakses pada tanggal 11 April 2023, Pukul 13:40 WITA.
3
Afif mahmudin, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Oleh Guru
Tingkat Sekolah Dasar, SITTAH: Journal of Primary Education, 2021, Vol. 2 No. 2
3
ajar maka guru bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar di dalam kelas. Dalam hal
ini, guru lebih diarahkan untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan
siswa dalam belajar. Sementara dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai
kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajar yang aktif karena mereka
dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar terlebih dahulu sebelum
mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian, pada saat pembahasan materi di kelas,
siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang cukup sehingga waktu belajar
yang tersedia tidak lagi digunakan guru untuk menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi
lebih banyak digunakan untuk diskusi dan membahas materi-materi tertentu yang belum
dipahami siswa.

Ketersediaan bahan ajar dapat menjadi salahsatu penunjang berhasilan pe,laksannan


proses pembelajaran. Bahan ajar yang berisi susunan perangkat pembelajaran dan materi yang
dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dengan
demikian,salah satu tujuan penyediaan bahan ajar adalah untuk mempermudah proses belajar
siswa. Bahan ajar juga dapat membantu guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar di kelas.4 Oleh karena itu, guru harus dapat memilih bahan ajar yang sesui untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seiring
dengan berjalannya waktu yang dimana pada awalnya bahan ajar hanya berbentuk sebuah
buku, namun diera digital sekarang ini banyaknya ketersediaan buku-buku sekolah elektronik
yang dapat menunjang proses pengembangan bahan ajar di era digitalisasi.

Dalam kajian yang lebih sempit pada siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Depok,
melalui wawancara dari guru menunjukan bahwa dari semua mata pelajaran yang diajarkan,
pelajaran agama adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, dikarenanakan siswa lebih
suka dengan pelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai bentuk gaya belajar, permasalahan
yang dihadapi oleh siswa dan guru di SD Negeri di Kecamatan Depok adalah kurangnya
minat siswa dalam pelajaran agama islam yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa,
dalam memecahkan masalah tersebut maka diperlukan bahan ajar yang menyenagkan dan
inofatif sangat dibutuhkan agar siswa tidak merasa bosan.

4
Ighfir Taufiqy, Sulthoni, Dkk, Pengembangan bahan ajar dijital berlandaskan model Guided-Project
Based Learning, Junal pendidikan: Teori, penelitian, dan pengembangan, 2016, hal 705-711

4
PEMBAHASAN

MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR (MODUL/BUKU) PAI

Menampilkan Contoh
Memahami dan mengembangkan bahan ajar Pengertian
digital untuk Jenis-jenis bahan ajarLangkah-
PAI ajar PAI
bahan PAI langkah/sistematika/cara membuat bahan
Prinsip-Prinsip ajar PAI bahan
pengembangan ajar PAI
Bahan Ajar (Modul/Buku) PAI di
Sekolrasah

Bahan ajar cetak Prinsip


Bahan ajar adalah segala bentuk ah/Mad
Mengidentifikasi Relevansi
enjadikan pembelajaran lebih menarik, mudah dipahami, praktis, dapat digunakan tanpa dibatasi ruang dan waktu,
bahan yang da faktor yang ada pada kompetensi dasar
isusun secar https://drive.go ogle.com/file/d
Bahan ajar non CetakMenentukan jenis bahan ajarPrinsip
yang Konsistensi
sistematis, cocok /1t3TmjPaCm- o- jAg1J4jtsXSj0 F7WkuNt/view
gunakan
diuk unt Menentukan referensi bahan ajar. ?usp=drivesdk
membantu
u gur
dalam Prinsip
Bahan ajar Display
aksana
melkan Adekuasi/
atan be
kegilajar Kecukupan
mengajar

Gambar 1.1 Pengembangan Bahan Ajar PAI

A. PENTINGNYA MEMAHAMI DAN MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR


DIGITAL UNTUK PAI

Perkembangan Zaman semakin maju hal ini dapat dilihat dari penggunaan gadjed yang
marak di segara umur, Berdasarkan hal tersebuyt pen gembangan bahan ajar digital dirasa
penting karena mengikuti perkembangan zaman sekarang . Saat ini pada abad 21 dihadapkan
pada transformasi digital dan refleksi dari trasformasi ini telah terlihat di banyak bidang
termasuk industrti buku yang awalnya banyak menggunakan buku versi cetak hingga
berevolusi menjadi buku digital.5 Bahan ajar digital fersi elektronik merupakan hasil
kolaborasi konten

Aras Boskurt, Muhammad Recep Okur, and Abduk Kadir Karadeniz,”Use Of Digitakl Books at
5

Academic Level: Perceptions, attitudes and Prefrences of post-Graduate Students,”International Jurnal of


Human Sciences 2016, Https//doi.org/10.14687/ijhs.p13il.3534.

5
antara buku dan perangkat digital yang memungkinkan untuk membentuk file dengan format
tertentu sehingga, lebih efesien daripada buku cetak.6

Penggunaan bahan ajar dijital dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, mudah
dipahami, praktis, dapat digunakan tanpa dibatasi ruang dan waktu, mengurangi kecanduan
siswa dalam penggunaan smartphone dengan memanfaatkannya dalam pembelajaran.7
Keunggulan koleksi bahan ajar digital dapat mengurangi biaya keterlambatan peminjaman
buku diperpustakaan, menghemat ruang pembaca yang biasanya ditempatkan diruang fisik,
serta lebih ramah lingkungan. Saat ini literasi Digital sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran yang canggih, seseorang dapat mempelajari materi yang mereka inginkan
dengan cepat. Siswa juga semakin memiliki banyak waktu untuk belajar, menentukan lokasi
belajar, dan konten yang akan dipelajari.

Dengan guru dapat memahami dan mengembangkan bahan ajar sendiri diharapkan
mampu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam belajar, dengan
menyesuaikan tingkat kompetensi yang dimiliki siswa, pengembangan bahan ajar yang telah
dibuat guru nantinya diharapkan digunakan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan
peserta didik dalam memahami bidang ilmu yang sedang dipelajari.

B. PENGERTIAN BAHAN AJAR PAI

Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau peserta didik untuk
memudahkan proses pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat
meningkatkan pengetahuan atau pengalaman peserta didik.8

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis, digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan cetak maupun non cetak. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran yang dapat membantu guru supaya tidak terjebak dalam situasi
pembelajaran yang monoton dan membosankan bagi siswa.

Menurut Tomlinson, Bahan Ajar merujuk kepada segala sesuatu yang digunakan guru
atau peserta didik untuk memudahkan belajar. Sedamgkan menurut Peastiwo Bahan ajar yaitu

6
“Deploping interaktife-Book As Material Teclonogy corse Book by plifbook maker soft whare, “Jurnal
Of Educations And Practice, 2019 Https://doi.org/10.7176/jep/10-24-03.
7
Taufiki, Sulthoni, And Kuswandi,”Pengembangan Bahan Ajar Dijital berlandaskan Model Guided
Project Based Learning
8
Dr. E.Kosasih, M.Pd, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2020.h.1

6
tidak hanya sifatnya cetak seperti buku,modul. Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala
bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis.9

Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat diartikan bahan-
bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-
prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar
bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di
samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya
digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya
isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari
sasaran tertentu.10 (Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY)

Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik, artinya bahan ajar tersebut hanya dapat
digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya
isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari
audiens tertentu. Sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya. bahan ajar merupakan bahan-bahan
atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu,
bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik.11

Menurut Joni, bahan ajar mempunyai fungsi yang sangat penting dalamkegiatan
pembelajaran, seperti:memberikan petunjuk yang jelas bagipembelajar dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar, menyediakanbahan/alat yang lengkap yang diperlukan untuk setiap
kegiatan, merupakanmedia penghubung antara pembelajar dan pebelajar, dapat dipakai
olehpebelajar sendiri dalam mencapai tujuan yang diharapkan, serta dapatdigunakanuntuk
program perbaikan.12

9
https://youtu.be/kiE8KKBRbDDM, Diakses pada tanggal 11 April 2023, Pukul 22:36 WITA.
10
Sungkono, Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses pembelajaran
Yogyakarta : 2003.
11
Tian Belawati, et.al, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003), hlm. 1.3
12
R.T. Joni, Pengembangan Paket Belajar,(Jakarta: Depdikbud. P2LPTK, 1984), hlm. 4

7
C. JENIS-JENIS BAHAN AJAR PAI

Jenis bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

a. Bahan ajar cetak (printed), bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.
1) Handout
2) Buku
3) Modul
4) Lembar kerja mahasiswa
5) Brosur
6) Leaflet
7) Wallchart
8) Foto atau gambar
9) Model atau maket
b. Bahan ajar dengar (Audio)
Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(pita suara atau piringan hitam) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan
pendengar sehingga terjadi proses belajar.
1) Kaset/piringan hitam/Compact Disk
2) Radio
c. Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual)
Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat).
1) Video/film
2) Orang/ Narasumber
d. Bahan ajar Interaktif (Interactive Teaching Material)

8
Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, trks, grafik,
gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
mengendalikan perintah atau perilaku alami dari suatu persentasi.13

D. LANGKAH-LANGKAH/SISTEMATIKA/CARA MEMBUAT BAHAN AJAR PAI

Langkah Langkah Penyusunan Bahan Ajar

Sebelum menetapkan bahan ajar, sebaiknya ketahui garis besar langkah-langkah


penyusunan bahan ajar.

1. Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Ketika pendidik memutuskan bahan ajar ada baiknya untuk mengidentifikasi dan
menganalisis faktor pada kompetensi yang harus diraih.

Diantaranya adalah menganalisis dan mempertimbangkan faktor kognitif,


psikomotorik dan afektif. Contohnya adalah pada faktor kognitif didalamnya terdapat
empat elemen yang ada, yakni, konsep, prosedur, fakta dan prinsip.

2. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus diraih.

Dengan kebijakan ini maka guru akan dimudahkan secara tidak langsung. Rencana
tersebut diantaranya adalah menganalisis dan mengidentifikasi ranah konsep, afektif,
prinsip, prosedur atau paduan dari materi yang lebih dari satu.

3. Menentukan referensi bahan ajar.

Sesudah memutuskan jenis bahan ajar, tahap selanjutnya adalah memilih referensi dari
bahan ajar.

Materi dari bahan ajar bisa diperoleh pada media seperti video, internet, jurnal,
majalah, koran dan buku. Disamping itu guru juga harus berperan aktif dan kreatif
agar siswa bisa memperoleh bahan ajar alternatif.14

13
Dr. Pristian Hadi Putra, M.Pd, Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kearifan Lokal, Indramayu : Penerbit Adab, 2022.,h.18-20.
14
https://www.google.com/amp/s/penerbitdeepublish.com/langkah-penyusunan-bahan-ajar/amp/,
Diakses Pada 11 Maret 2023, Pukul 16:49 WITA.

9
E. CONTOH BAHAN AJAR (BUKU) PAI DI SEKOLAH/MADRASAH

MODUL AJAR PAI SD15

Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran. Modul ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun
sesuai dengan fase atau tahap perkembangan murid.16

15
https://drive.google.com/file/d/1t3TmjPaCm-o-jAg1J4jtsXSj0F7WkuNt/view?usp=drivesdk, Diakses
Pada tanggal 11 April 2023, Pukul 22:54 WITA.

16
https://guru.kemdikbud.go.id/faq/categories/perangkat-ajar/questions/apa-perbedaan-modul-ajar-
buku-murid-dan-buku-guru, Diakses Pada tanggal 11 April 2023, Pukul 23:11 WITA.

10
11
12
13
F. PRINSIP PEMILIHAN BAHAN AJAR

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran


meliputi prinsip relevansi,konsistensi, dan adekuasi/ kecukupan.

1. Prinsip relevansi

Materi pembelajaran harus relevan atau terkai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Misalnya, apabila kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik adalah dalam bentuk mengingat fakta,materi pelajaran harus dalam bentuk
mengingat fakta.17

17
Dr. Nana.M.Pd,Pengembangan Bahan Ajar, Klaten : Penerbit Lakeish,2019.,h. 1.

14
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi,
kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan
dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta. Sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
berupa menggunakan sifat/ konsep, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus
berupa prinsip. Misalkan, pada mapel PAI untuk KD: Menjelaskan hukum bacaan nun
mati/ tanwin dan mim mati, maka materi pembelajarannya mencakup konsep atau
hukum nun mati/tanwin dan mim mati.

2. Prinsip Konsistensi

Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus


dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga
harus meliputi satu macam. Untuk mapel PAI, pada saat mengembangkan materi
pembelajaran dari suatu KD: menjelaskan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim
mati, misalnya, harus dirinci terlebih dahulu indikator-indikator yang akan
mendukung pencapaian kompetensi dasar tersebut. Jika satu KD terdiri atas tiga
indikator, maka bahan yang harus disediakan harus berkaitan dengan ketiga indikator
tersebut. Sebagai contoh, indikator dari KD: menjelaskan hukum bacaan nun mati/
tanwin dan mim mati adalah
(a) menjelaskan pengertian nun mati/ tanwin;(b)menjelaskan pengertian mim mati; (c)
menyebutkan contoh-contoh bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati. Selain ketiga
bentuk isi materi pembelajaran tentang hukum bacaan tanwin/nun mati dan mim mati
tidak perlu lagi dikembangkan. Pola Pengembangan seperti ini menganut prinsip
keajegan (konsistensi).

3. Prinsip Kecukupan

Prinsip adekuasi (kecukupan) berarti bahwa materi yang diajarkan hendaknya


cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya. Sebagai contoh, jika yang ingin dicapai Adalah KD
15
menjelaskan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati yang dibatasi dengan tiga
indikator, yakni (a) menjelaskan pengertian nun mati/ tanwin; (b) menjclaskan
pengertian mimmati;(c)menyebutkan contoh-contoh bacaan nun mati/ tanwin dan mim
mati, maka materi yang disediakan juga harus lengkap memungkinkan siswa mampu
meningkatkan tiga indikator tersebut.

Ketiga indikator ini juga mencerminkan kedalaman KD tentang hukum bacaan


tanwin/ nun mati dan mim mati. Tanggapan siswa atas kompetensi tentang hukum
bacaan tersebut bukan hanya tanggapan sepintas. Di dalam kegiatan untuk mencapai
kompetensi tersebut, siswa harus berkonsentrasi, mencatat segala informasi yang
relevan,menunjukkan contoh, menunjukkan prosedur yang lebih baik,serta bersikap
positif terhadap pembaca. Pola pengembangan materi pembelajaran yang sedemikian
ini bersifat cukup memadai dalam membantu siswa menguasai KD tentang
menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Pengembangan materi
pembelajaran yang memenuhi prinsip kecukupan tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan
KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak,waktu dan tenaga terbuang sia-sia, baik bagi guru
maupun bagi siswa.18

KESIMPULAN

A. Pentingnya Memahami Dan Mengembangkan Bahan Ajar Digital Untuk Pai

Dengan guru dapat memahami dan mengembangkan bahan ajar sendiri diharapkan
mampu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam belajar, dengan
menyesuaikan tingkat kompetensi yang dimiliki siswa, pengembangan bahan ajar yang telah
dibuat guru nantinya diharapkan digunakan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan
peserta didik dalam memahami bidang ilmu yang sedang dipelajari.

Penggunaan bahan ajar dijital dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, mudah
dipahami, praktis, dapat digunakan tanpa dibatasi ruang dan waktu, mengurangi kecanduan
siswa dalam penggunaan smartphone dengan memanfaatkannya dalam pembelajaran

B. Pengertian Bahan Ajar PAI

18
Dr. Alfauzan Amin,M.Ag.Model Pembelajaran Agama Islam di Sekolah,Yogyakarta: Samudra Biru,
2018.,h.78-80.

16
Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau peserta didik untuk memudahkan
proses pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dan dapat
meningkatkan pengetahuan atau pengalaman peserta didik

C. Jenis-jenis bahan ajar PAI meliputi :


1) Bahan ajar cetak (printed)
2) Bahan ajar dengar (Audio)
3) Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual)
4) Bahan ajar interactif (Interactive Teaching Material)

D. Langkah-langkah/sistematika/cara membuat bahan ajar PAI :

1. Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.

2. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus diraih.

3. Menentukan referensi bahan ajar.

E. Prinsip-prinsip pemilihan bahan Ajar :


1. Prinsip Relevansi
2. Prinsip Konsistensi
3. Prinsip Kecukupan

17
DAFTAR PUSTAKA

Afif mahmudin,(2012) Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar, SITTAH: Journal of Primary Education, 2021
Aras Boskurt, Muhammad Recep Okur, and Abduk Kadir Karadeniz,(2016) ”Use Of Digitakl
Books at Academic Level: Perceptions, attitudes and Prefrences of post-Graduate
Students,”International Jurnal of Human Sciences

“Deploping interaktife-Book As Material Teclonogy corse Book by plifbook maker soft


whare, “Jurnal Of Educations And Practice.2019.

Dr. Alfauzan Amin,M.Ag.(2018) Model Pembelajaran Agama Islam di Sekolah,Yogyakarta:


Samudra Biru
Dr. E.Kosasih, M.Pd,(2020)Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta : Bumi Aksara
Dr. Nana.M.Pd,(2019)Pengembangan Bahan Ajar, Klaten : Penerbit Lakeisha.
Dr. Pristian Hadi Putra, M.Pd,(2022) Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kearifan Lokal, Indramayu : Penerbit Adab.
Drh. Sadjati, Hakikat Bahan Ajar.
https://www.google.com/amp/s/penerbitdeepublish.com/langkah-penyusunan-bahan-
ajar/amp/, Diakses Pada 11 Maret 2023, Pukul 16:49 WITA.
https://drive.google.com/file/d/1t3TmjPaCm-o-jAg1J4jtsXSj0F7WkuNt/view?usp=drivesdk,
Diakses Pada tanggal 11 April 2023, Pukul 22:54 WITA.
https://guru.kemdikbud.go.id/faq/categories/perangkat-ajar/questions/apa-perbedaan-
modul-ajar-buku-murid-dan-buku-guru, Diakses Pada tanggal 11 April 2023, Pukul 23:11
WITA.
https://youtu.be/kiE8KKBRbDDM, Diakses pada tanggal 11 April 2023, Pukul 22:36 WITA.
https://youssay.suara.com/ulasan/2020/07/06/175812/belajar-dengan-cara-menyenangkan-
melalui-buku-pengembangan-bahan-ajar-tematik. Diakses pada tanggal 11 April 2023, Pukul
13:40 WITA.
Ighfir Taufiqy, Sulthoni, Dkk,(2016)Pengembangan bahan ajar dijital berlandaskan model
Guided-Project Based Learning, Junal pendidikan: Teori, penelitian, dan pengembangan.
Taufiki, Sulthoni, And Kuswandi,”Pengembangan Bahan Ajar Dijital berlandaskan Model
Guided Project Based Learning
Sungkono, Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses pembelajaran
Yogyakarta : 2003.

18
Tian Belawati, et.al, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003
R.T. Joni, Pengembangan Paket Belajar,(Jakarta: Depdikbud. P2LPTK, 1984)

19

You might also like