Professional Documents
Culture Documents
1 Pemahaman ISO 9001-2008 21 - 25 Maret '16
1 Pemahaman ISO 9001-2008 21 - 25 Maret '16
Disusun Oleh :
TAHUN
TIM PPPPTK Prtanian Cianjur
2016
Bahan ajar “Pemahaman Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008” berisi
mengenai sejarah perkembangan ISO, dasar penerapan, manfaat penerapan, prinsip
manajemen mutu, persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007
serta dilengkapi dengan langkah-langkah penerapannya. Diharapkan dengan adanya
bahan ajar ini, semua pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara optimal dan
pelaksanaan pelatihan bisa berlangsung lancar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
Terima kasih disampaikan kepada penyusun yang telah meluangkan waktu dan pikiran,
sehingga tersaji bahan ajar ini.
Cianjur, Februari 2016
Kepala PPPPTK Pertanian
Hal
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................... 2
Daftar Gambar ...................................................................................................... 3
Glosarium ............................................................................................................. 4
Tujuan Pembelajaran .......................................................................................... 5
Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam
memenuhi persyaratan
Persyaratan adalah kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat
atau wajib Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang derajat telah
dipenuhinya persyaratan pelanggan
Kompeten adalah kemampuan yang dapat ditunjukkan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan
Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau interaksi
Sistem manajemen adalah sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta
untuk mencapai sasaran itu
Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu
Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh
pimpinan puncak
Sasaran mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dituju, berkaitan dengan mutu
manajemen
Pimpinan puncak adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan
mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi
Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke
penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya
terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu
Perbaikan berkesinambungan adalah kegiatan berulang untuk meningkatkan
kemampuan memenuhi persyaratan
Pelanggan adalah organisasi atau orang yang menerima produk
Pemasok adalah organisasi atau orang yang menyediakan produk
Pihak berkepentingan adalah orang atau kelompok yang memiliki kepentingan
pada kinerja atau keberhasilan organisasi
Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran
Produk adalah hasil suatu proses
Prosedur adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses
Mampu telusur adalah kemampuan untuk menelusur riwayat, aplikasi atau lokasi
sesuatu yang sedang dipertimbangkan
Kesesuaian (conformity) adalah dipenuhinya suatu persyaratan
Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan
Cacat adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan berkaitan dengan pemakaian
yang dimaksudkan atau ditentukan
Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
Tindakan korektif tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
A. Pengertian ISO
Pengertian ISO
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari
badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 157negara.
ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk
mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan
harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu
pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan
internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.
Nama ISO
Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap “International
Organization for Standardization” dengan kependekannya ‘ISO’, dimana ‘IOS’
dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor
industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu
standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-
kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut,
terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka
menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten
dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari
jasa yang ditawarkan.
Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan
alih teknologi melalui :
Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan
limbah
Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen
untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan
barang dan jasa
Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan
jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut
dapat diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan
oleh lembaga independen.
B. Sejarah Perkembangan ISO 9000
2. Versi 1987
Standar ISO tentang SMM versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750,
dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu
organisasi:
ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam
desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang
memiliki aktivitas menciptakan produk baru.
ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang
dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk
baru.
ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja.
ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya,
namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada
kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara
keseluruhan.
3. Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif,
sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap
4. Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and
9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan
disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan
produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO
9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran,
pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan
inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen
puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara
keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke
administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui
pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan
berkesinambungan.
Hasil kritikan terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem
manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut:
Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus
mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah
diterapkan secara efektif.
Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah
dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000.
Bukan dokumentasi yang menentukan proses.
ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih
pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan
jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan
perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan
peningkatan dari efektifitas SMM.
5. Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu
ISO 9001:2008, Quality management system – Requirements. Secara umum tidak
muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya.
Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar
yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat
diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk
mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan
standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005,
ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004.
Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF
(International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut:
12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru
maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008
24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai
ISO 9001:2008 tidak berlaku.
Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang
sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki
sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk
menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM
yang diterapkannya.
Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah
menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah
diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO
9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008
tersebut.
Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi
ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program
Penerapan standar sistem manajemen merupakan langkah strategis bagi suatu organisasi
perusahaan. Penerapan standar ini dipengaruhi oleh :
a. Kondisi lingkungan organisasi, perubahan lingkungan organisasi serta resiko
yang berkaitan dengan lingkungan.
b. Kebutuhan organisasi yang menerapkannya
c. Tujuan organisasi
d. Produk yang dihasilkan
e. Tenaga kerja
f. Ukuran struktur organisasi
Penerapannya tidak maksud menstandarkan suatu organisasi perusahaan dengan
organisasi perusahaan lainnya atau menyeragamkan bentuk dan isi dari dokumentasi
sistem manajemen yang dikembangkan organisasi perusahaan. Jadi dalam hal ini, sistem
manajemen milik suatu organisasi perusahaan, belum tentu dapat digunakan oleh
organisasi perusahaan lain, atau hanya sekedar 'copy paste' dengan cara mengambil
dokumen suatu perusahaan untuk dipakai di perusahaan lain. Meski terkadang hal ini
kadang terjadi juga, sebagai upaya suatu organisasi perusahaan mengejar semata
sertifikat tanpa memiliki makna apa-apa bagi pengembangan organisasi perusahaannya
atau lebih jauh dalam upaya menumbuhkan budaya mutu bagi organisasi.
Standar sistem manajemen mutu ini juga dapat digunakan secara internal, maupun
eksternal dalam menilai kemampuan suatu organisasi memenuhi kebutuhan pelanggan,
undang-undang dan peraturan yang terkait dengan produk dan persyaratan organisasi.
Hal ini artinya, terdapat hal mendasar yang harus dipahami organisai bahwa penerapan
stnadar ini harus berupaya untuk :
a. memenuhi persyaratan pelanggan
b. patuh terhadap undang-undang dan peraturan yang terkait produk
c. patuh terhadap kebijakan atau peraturan yang ada dalam organisasi
ISO 9001:2008 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-
prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja
(framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip
ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional
yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO/TC 176, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9000.
Tanggung
Jawab
Manajemen
PERSYARATAN
PELANGGAN
PELANGGAN
KEPUASAN
Pengukuran,
Manajemen
Analisa dan
Sumber Daya
Peningkatan
Keluaran
Masukan Realisasi Produk
Produk
Telah diidentifikasi delapan dasar manajemen mutu yang dapat dipakai oleh pimpinan
puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja. Delapan Prinsip
Manajemen Mutu Yang Menjadi Landasan Penyusunan ISO 9001:2008 seperti berikut:
• Prinsip 1 : Fokus Pelanggan
• Prinsip 2 : Kepemimpinan
• Prinsip 3 : Keterlibatan Orang
• Prinsip 4 : Pendekatan Proses
• Prinsip 5 : Pendekatan Sistem terhadap Manajemen
• Prinsip 6 : Peningkatan Terus Menerus
• Prinsip 7 : Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
• Prinsip 8 : Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Prinsip 1
Fokus Pada Pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggan mereka dan oleh karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus
memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip fokus pelanggan ini
adalah :
Prinsip 2
Kepemimpinan
Pemimpin organisasi berperan menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi.
Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar semua personil
dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip kepemimpinan ini,
adalah :
• Semua personil akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan
organisasi.
• Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam satu
kesatuan cara.
Prinsip 3
Keterlibatan Personil
Personil pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi
dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip keterlibatan Personil
ini, adalah :
• Semua personil dalam organisasi menjadi termotivasi,
• Menumbuhkan kembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
• Personil akan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.
• Semua personil menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan terus-menerus.
Prinsip 4
Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien apabila aktivitas dan
sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai sutu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan
peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan.
Suatu proses berarti mengkonversi input terukur ke dalam output terukur melalui
sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi. Manfaat-manfaat pokok apabila
organisasi menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah :
• Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus (cyle times) menjadi lebih pendek,
karena terjadinya efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
• Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan (predictable).
• Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.
Prinsip 5
Pendekatan Sisitem terhadap Manajemen
Prinsip 6
Peningkatan Terus-Menerus
Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai suatu
proses yang berfokus pada upaya terus menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Peningkatan terus-menerus membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif,
Siklus P – D – C – A
Setiap proses harus mempunyai siklus aktivitas/kegiatan yang saling mendukung untuk
tercapainya hasil dari proses tersebut.
Menetapkan Pelaksanaan
sasaran dan Aktivitas Proses
proses yang
dibutuhkan
Plan Do
Prinsip 7
Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk
menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajamen organisasi, seyogianya
ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem
manajeman mutu.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan faktual
dalam pembuatan keputusan ini, adalah:
• Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan informasi yang akurat.
• Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari keputusan
terdahulu melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual.
• Meningkatkan kemampuan untuk meninjau-ulang serta mengubah opini menjadi
keputusan-keputusan yang bertanggungjawab.
Penerapan prinsip pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan akan membawa
organisasi menuju :
• Adanya jaminan bahwa data dan informasi akurat dan dapat diandalkan.
• Membuat data menjadi mudah diperoleh bagi mereka yang membutuhkannya.
• Menganalisis data dan informasi menggunakan metode-metode yang sah.
• Keseimbangan dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan
berdasarkan pada analisis faktual, pengalaman, dan intuisi.
Prinsip 8
Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan ISO 9001:2008 disusun
berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat
digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (framework) yang
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan suatu hubungan yang
saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan
nilai tambah.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip hubungan pemasok
yang saling menguntungkan ini, adalah :
• Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua pihak.
• Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi perubahan
pasar atau kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
• Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber-sumber daya.
Penerapan prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan akan membawa
organisasi menuju :
• Penetapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil jangka pendek dengan
pertimbangan-pertimbangan jangka panjang.
• Penambahan keahlian dan sumber-sumber daya dengan mitra usaha.
• Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama yang dapat diandalkan.
• Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka.
• Membagi informasi dan rencana-rencana mendatang.
• Menentukan pengembangan bersama dan aktivitas-aktivitas peningkatan terus-
menerus.
3. Agility
Agility sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan
pendidikan drastis berubah dan ternyata sebuah selalu berubah pendidikan lingkungan
menjadi kesempatan untuk melanjutkan keberhasilan dalam pendidikan.
4. Otonomi
Otonomi didasarkan pada analisis keadaan dan analisis-diri. Organisasi pendidikan
harus membuat keputusan sendiri nilai dan mengambil tindakan sendiri, bebas dari
stereotip.
Langkah 1
Identifikasi Proses yang Dibutuhkan untuk Sistem Manajemen Mutu dan Aplikasi
pada Organisasi
Langkah 2
Menentukan Sekuens (Urutan) dan Inteaksi dari Proses
Langkah 3
Menentukan Kriteria dan Metode yang Dibutuhkan untuk Menjamin Efektivitas
Operasional dan Pengendalian dari Proses
Langkah 4
Menjamin Ketersediaan Sumber-sumber Daya dan Informasi yang Diperlukan
untuk Mendukung Operasional dan Pemantauan Proses.
Langkah 5
Mengukur, Memantau, dan Menganalisis Proses
Langkah 6
Persyaratan sistem manajemen mutu dirincikan dalam ISO 9001. Persyaratan sistem
manajemen mutu generik dan berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor
ekonomi mana pun tidak tergantung pada kategori produk yang ditawarkan. ISO 9001
sendiri tidak menetapkan persyaratan produk.
A. MUTU
Pengertian Mutu :
1. Mutu di difinisikan “kemampuan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan .
Kebutuhan atau harapan yang ditetapkan secara langsung /eksplisit atau tidak
langsung/implisit, oleh organisasi atau perorangan yang menerima suatu produk
(pelanggan) berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk.
Karekteristik produk :
Fungsional yaitu terkait dengan kegunaan.
Temporal yaitu seperti tepat waktu, ketersediaan, akurat dll.
Phisikal yaitu seperti mekanik, elektrik, kimia ,fiisika dll
Sensory yaitu berkaitan dengan panca indra.
Behavorial yaitu berkaitan dengan sifat seperti sopan santun, disiplin, kejujuran
Ergonomic yaitu berkaitan dengan keselamatan, kenyamanan dan kesehatan.
Difinisi mutu tersebut di atas merupakan jabaran/identifikasi awal dari organisasi baik
profit maupun non profit untuk memberikan pelayaan terbaiknya kepada pelanggannya.
Oleh sebab itu organisasi harus mampu melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggannya sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh
pelanggannya.
2. Acuan Normative
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan
yang bertanggal, hanya edisi yang telah disyahkan yang digunakan. Sedangkan untuk
acuan yang tidak bertanggal yang berlaku adalah edisi yang terakhir (termasuk adanya
perubahan-perubahan).
Acuan yang digunakan bagi penerapan ISO di sekolah antara lain:
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Undang- undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
c. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
e. Permendiknas No.66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 17
Tahun 2 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Organisasi harus :
Menetapkan; Mendokumentasikan; Menerapkan; Memelihara; Meningkatkan Secara
Berkelanjutan Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan persyaratan Standard
Internasional ini.
Dengan cara :
Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan;
Menetapkan urutan & interaksi proses;
Menetapkan kriteria, metode operasi & kendali;
Menyediakan sumber daya dan informasi;
Mengukur, mengawasi dan menganalisa proses;
Menerapkan tindakan untuk mencapai hasil dan peningkatan yang
berkelanjutan.
I O
I
I Product Design Production O
I O I O
Project Planning
O
I O
I O
Resource Processes
Persyaratan Dokumentasi
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu meliputi :
Kebijakan Mutu & Sasaran Mutu;
Pedoman Mutu;
Prosedur terdokumentasi yang disyaratkan standar ini;
Dokumen yang diperlukan organisasi untuk memastikan efektivitas
perencanaan, operasi dan pengendalian prosesnya;
Catatan Mutu yang disyaratkan standar ini.
Tingkatan Dokumentasi tergantung pada :
Besarnya organisasi dan jenis aktivitas
Kompleksitas proses dan interaksinya
Kompetensi pelaksana
2. Pengendalian Dokumen
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu harus dikendalikan yang mencakup
proses/kegiatan :
Persetujuan penerbitan
Peninjauan dan pembaharuan
Identifikasi perubahan dan status revisi
Penempatan pada tempat penggunaan
Kemudahan identifikasi dan bentuk
Identifikasi dan distribusi dokumen eksternal
Pencegahan penggunaan dan identifikasi dokumen yang telah
kadaluwarsa
3. Kebijakan Mutu
Pimpinan Manajemen harus menetapkan suatu Kebijakan Mutu yang :
Sesuai dengan tujuan organisasi;
Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan peningkatan
efektivitas sistem secara berkelanjutan;
4. Perencanaan Mutu
Sasaran Mutu
Pimpinan Manajemen harus memastikan bahwa Sasaran Mutu :
Ditetapkan pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi
Dapat diukur dan konsisten dengan Kebijakan Mutu
Wakil Manajemen
Pimpinan Manajemen harus menetapkan seorang Wakil Manajemen dengan cakupan :
Anggota Manajemen
Mempunyai tanggung jawab & wewenang:
Memastikan proses yang diperlukan dalam sistem manajemen
ditetapkan, diterapkan dan diperlihara
Melaporkan kepada Pimpinan Manajemen kinerja sistem manajemen
dan kebutuhan peningkatan
Memastikan peningkatan kesadaran pada persyaratan pelanggan
diseluruh organisasi
Komunikasi Internal
Pimpinan Manajemen memastikan proses komunikasi yang sesuai ditetapkan dalam
organisasi dan membicarakan efektivitas sistem manajemen mutu
6. Tinjauan Manajemen
Pimpinan Manajemen harus melakukan tinjauan atas pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu
Dipimpin oleh Pimpinan Manajemen
Dilakukan secara periodik
Bertujuan memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem
manajemen
Tinjauan termasuk penilaian kesempatan peningkatan, dan kebutuhan
perubahan sistem termasuk, kebijakan dan sasaran mutu
Catatan Hasil Tinjauan harus dipelihara
Agenda Tinjauan:
Hasil Audit;
Umpan Balik Pelangan;
Kinerja Proses & Pemenuhan Produk;
Status Tindakan Koreksi & Pencegahan;
Tindak Lanjut Tinjauan sebelumnya;
Perubahan Sistem Manajemen Mutu;
Rekomendasi untuk peningkatan
Hasil Tinjauan:
Keputusan dan Tindakan untuk
Meningkatkan efektifitas proses & sistem;
Peningkatan produk;
Kebutuhan sumber daya.
3. Infrastruktur
Organisasi harus mengidentifikasi, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
diperlukan termasuk antara lain :
- bangunan; ruang kerja;
- peralatan proses;
- peralatan pendukung (transportasi & komunikasi)
4. Lingkungan Kerja
G. Realisasi Produk
1. Perencanaan Proses
Mencakup penetapan :
Sasaran Mutu dan Persyaratan untuk Produk
Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen, dan khususnya pada
produk
Kebutuhan pemeriksaan, pengesahan, pengawasan, fasilitas inspeksi dan
tes serta kriteria penerimaan produk
Catatan Mutu yang diperlukan.
Masukan Disain
Meliputi :
- Persyaratan Fungsi dan Kinerja
- Persyaratan peraturan dan undang-undang
- Informasi disain yang sama, jika tersedia
- Persyaratan dasar lainnya
- Catatan Masukan Disain harus dipelihara
- Masukan harus ditinjau untuk kecukupannya.
Tinjauan Disain
Dilakukan pada tahapan yang sesuai
Meliputi :
- Evaluasi kemampuan memenuhi persyaratan
- Indentifikasi masalah dan rencana tindakan yang diperlukan
- Peserta tinjauan mencakup pihak yang berkaitan dengan disain yang dilakukan
- Catatan Hasil Tinjauan harus dipelihara.
Verifikasi Disain
- Dilakukan pada tahapan yang sesuai
- Memeriksa hasil keluaran disain dapat memenuhi persyaratan masukan disain.
- Catatan Hasil Pemeriksaan harus dipelihara.
Pengesahan Disain
- Dilakukan pada tahapan yang sesuai
- Memastikan produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya.
- Catatan Hasil Pengesahan harus dipelihara.
Perubahan Disain
- Diidentifikasi dan dicatat
- Ditinjau, Diperiksa dan disahkan sebelum digunakan
4. Pembelian
- Produk yang dibeli harus dipastikan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
- Supplier/Pemasok harus diseleksi dan dievaluasi.
- Kriteria seleksi & evaluasi supplier harus ditetapkan
- Catatan Hasil evaluasi/seleksi harus dipelihara.
- Informasi atas produk yang akan dibeli harus jelas dan dipastikan cukup sebelum
diberikan ke supplier
- Produk yang dibeli harus diperiksa/diinspeksi untuk memastikan memenuhi
persyaratan.
Proses Pembelian
- Produk yang dibeli harus memenuhi persyaratan
- Jenis dan jangkauan kendali ditentukan
- Melakukan evaluasi dan seleksi supplier
- Menetapkan kriteria evaluasi
- Catatan Hasil Evaluasi harus dipelihara
Informasi Pembelian
Mencakup :
Uraian Produk yang dibeli.
Persyaratan atas Produk, Prosedur, Proses dan Peralatan, Personel dan
Sistem Manajemen Mutu
Kecukupan informasi persyaratan harus ditinjau sebelum diserahkan ke
supplier.
Pemeliharaan Produk
Kesesuaian Produk dengan persyaratan harus dipelihara selama proses internal dan
pengiriman ke tujuan akhir, mencakup :
- Identifikasi
- Penanganan
- Pengemasan
- Penyimpanan
- Perlindungan
Kebijakan dan
Sasaran Mutu
Audit &
Analisa Data
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan harus ditentukan untuk menghilangkan penyebab potensi
ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian tersebut
A. PENDAHULUAN
IWA 2:2007 adalah panduan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 bagi
institusi pendidikan. IWA adalah singkatan dari International Workshop Agreement.
Panduan ini dipublikasikan oleh ISO (the International Organization for Standarization)
serta disusun melalui mekanisme workshop, dan bukan melalui proses komite.
International Workshop Agreements disetujui melalui konsensus diantara para
partisipan. Panduan ini ditinjau setiap 3 tahun untuk memastikan kesesuaiannya dengan
standar sistem manajemen mutu yang berlaku. Berdasarkan hasil dari tinjauan maka
diputuskan apakah panduan ini akan direvisi atau ditarik. International Workshop
Agreement edisi pertama (IWA 2:2003) diterbitkan pada tahun 2003 dan di setujui pada
workshop yang diadakan di Acapulco, Mexico, pada bulan Oktober 2002.. Edisi kedua
yaitu IWA 2:2007 disetujui pada workshop yang diadakan di Busan, Korea pada bulan
November 2006. Edisi yang kedua ini membatalkan dan menggantikan edisi pertama
(IWA 2:2003). Edisi kedua dari IWA 2 ini disusun oleh para peserta workshop yang
terdiri dari 47 ahli dibidang pendidikan dan penjaminan mutu diantaranya guru, dosen,
auditor, konsultan mutu, dan professor. Hal ini memastikan IWA 2 dapat menjadi
panduan yang cukup membumi bagi para praktisi pendidikan dalam menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah IWA
2 adalah sebagai panduan atau pelengkap persyaratan ISO 9001:2000. Jadi tidak boleh
sebagai pengganti ISO 9001:2000 dan tidak dapat dijadikan acuan kontrak dalam
peninjauan conformity maupun untuk keperluan sertifikasi.
Infrastruktur (6.3)
Organisasi sebaiknya:
Mengidentifikasi infrastruktur spesifik, fasilitas, lingkungan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar serta jasa pendidikan
Menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan lelang,
pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengamanan, instalasi, pemanfaatan dan
pemeliharaan
Menetapkan program untuk perencanaan, penyediaan dan pemeliharaan
infrastruktur yang dibutuhkan serta analisa resiko yang terkait keamanan orang,
keselamatan, higienitas.
Pembelian (7.4)
Manajemen puncak sebaiknya:
Memastikan bahwa proses pembelian yang efektif telah ditetapkan, yang mencakup:
evaluasi dan pengendalian jasa pendidikan yang dibeli
memenuhi persyaratan hukum dan peraturan perundang-undangan
Proses pembelian (7.4.1)
Proses pembelian sebaiknya mencakup identifikasi kebutuhan dan pembelian
jasa pendidikan yang tepat, efektif dan akurat terhadap spesifikasi
Evaluasi biaya jasa pendidikan yang dibeli sebaiknya mempertimbangkan:
Kinerja jasa pendidikan
Harga
Pengiriman
Seleksi dan evaluasi pemasok jasa pendidikan sebaiknya berdasarkan kriteria
yang memastikan pemenuhan persyaratan organisasi pendidikan dan hukum
yang berlaku
Peningkatan (8.5)
Peningkatan berkesinambungan (8.5.1)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
Meningkatkan sistem manajemen mutu dan proses pendidikan secara
berkesinambungan dengan mendorong personel untuk mengidentifikasi dan
menerapkan projek peningkatan dalam ruang lingkupnya
Metode yang sesuai digunakan untuk mengidentifikasi peningkatan yang
potensial berdasarkan analisis mutu dan metode statistik
Jika suatu manajemen organisasi sekolah telah memutuskan untuk menerapkan standar
sistem manajemen, apakah itu standar sistem manajemen mutu (ISO-9001), standar
sistem manajemen lingkungan (ISO-14001), standar sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja (OHSAS-18001) dan atau standar manajemen lainnya, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan
sumberdaya organisasi sekolah masing-masing. Secara umum tahapnya adalah sebagai
berikut :
Tahap 1 : Pengkajian Sistem Awal.
Menilai kesesuaian dokumentasi yang telah ada dikaitkan dengan persyaratan standar
ISO 9001. Pengkajian awal ini juga lebih difokuskan kepada penentuan ruang lingkup
sistem yang akan menjadi subyek penerapan standar tersebut. Misal pada organisasi
sekolah menengah, penerapan sistem hanya fokus pada 2 program keahlian saja,
sedangkan sub sistem laboratorium tidak dimasukan ke dalam ruang lingkup.
Semakin luas ruang lingkup, maka sistem yang akan didokumentasikan akan semakin
kompleks dan rumit, juga membutuhkan sumberdaya yang lebih besar mencakup :
waktu, biaya, tenaga kerja yang terlibat, serta material yang dibutuhkan dalam proses
dokumentasi, seperti : komputer, kertas, ATK lainnya.
keluaran pekerjaan :
laporan analisis kesenjangan (gap analysis report) serta rencana tindak lanjut (action
plan) untuk tahap pelaksanaan Konsultasi berikutnya.
keluaran pekerjaan:
auditor kompeten
keluaran pekerjaan:
dokumen rencana tindak lanjut pengembangan sistem dan dipenuhinya klausul tinjauan
manajemen
Tahap 12 : Sertifikasi
Pada tahap ini dilakukan audit Badan Sertifikasi. terhadap sistem manajemen yang telah
diterapkan dan diimplementasikan suatu organisasi perusahaan dengan tujuan
mendapatkan rekomendasi sertifikasi yang sesuai ruang lingkup kegiatan sekolah
keluaran pekerjaan:
Laporan Hasil Audit Badan Sertifikasi
Pemeliharaan Sistem
Menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.
Melakukan Internal Audit dan Tinjauan Manajemen secara periodik.
Melakukan Peningkatan Mutu secara terus menerus.
Peningkatan
Kebijakan &
Berkelanjut Sasaran Mutu
Prosedur
Sistem
an Manajemen
Tinjauan
Audit Sistem Catatan
Manajemen Manajamen Mutu Mutu /
Arsip
Kepala Sekolah
Wakil
Steering Manajemen
Committee