You are on page 1of 80

BAHAN AJAR

PEMAHAMAN SISTEM MANAJEMEN


MUTU
ISO 9001 : 2008

Disusun Oleh :
TAHUN
TIM PPPPTK Prtanian Cianjur
2016

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENBERDAYAAN


PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERTANIAN
CIANJUR
KATA PENGANTAR

Untuk meningkatkan kinerja Sekolah Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah (SM) terus berupaya dengan berbagai macam program dan kegiatan
semenjak beberapa tahun terakhir. Salah satu program yang dikembangkan adalah
pendampingan penyusunan dokumen mutu SMM SNI ISO 9001:2008. Dalam rangka
kerjasama dengan Direktorat Pembinaan SM dalam penyusunan dan persiapan
penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO 9001-2008, PPPPTK Pertanian
mengembangkan beberapa bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pendampingan.

Bahan ajar “Pemahaman Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008” berisi
mengenai sejarah perkembangan ISO, dasar penerapan, manfaat penerapan, prinsip
manajemen mutu, persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007
serta dilengkapi dengan langkah-langkah penerapannya. Diharapkan dengan adanya
bahan ajar ini, semua pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara optimal dan
pelaksanaan pelatihan bisa berlangsung lancar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Terima kasih disampaikan kepada penyusun yang telah meluangkan waktu dan pikiran,
sehingga tersaji bahan ajar ini.
Cianjur, Februari 2016
Kepala PPPPTK Pertanian

Ir. Siswoyo, MSi.


NIP.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 1 dari 80 Halaman
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................... 2
Daftar Gambar ...................................................................................................... 3
Glosarium ............................................................................................................. 4
Tujuan Pembelajaran .......................................................................................... 5

BAB I. Pendahuluan ...................................................................................... 7


A. Pengertian ISO .............................................................................. 7
B. Sejarah Perkembangan ............................................................... 10
C. Dasar Penerapan ISO 9001:2008 .............................................. 13
D. Manfaat dalam Penerapan ISO 9001:2008 .............................. 14
BAB II. Prinsip Manajemen Mutu .................................................................. 17
A. Delapan (8) Prinsip Manajemen Mutu ........................................ 17
B. Penambahan Prinsip Manajemen Mutu dalam Bidang
Pendidikan .................................................................................... 27
C. Langkah Peningkatan Berkelanjutan........................................... 28
BAB III. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ...................................... 32
A. Mutu .............................................................................................. 32
B. Sistem Manajemen Mutu ........................................................... 33
C. Ruang Lingkup penerapan dan Acuan yang digunakan ........... 34
D. Sistem manajemem mutu ........................................................... 35
E. Tanggungjawab Manajemen ....................................................... 38
F. Manajemen Sumber Daya ........................................................... 40
G. Realisasi Produk ........................................................................... 42
H. Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Perbaikan ................... 48
BAB IV. Acuan Penerapan Sistem Manajemen Mutu berdasar IWA
2 :2007 ................................................................................................ 51
..

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 2 dari 80 Halaman
BAB V Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 68

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 3 dari 80 Halaman
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Siklus peningkatan berkelanjutan


Gambar 2.2: Contoh proses secara umum
Gambar 2.3 : Siklus PDCA
Gambar 3.1 : Contoh urutan proses dan interaksinya
Gambar 3.2 : Penerapan peningkatan berkelanjutan
Gambar 5.1 : Siklus pemeliharaan sistem manajemen mutu
Gambar 5.2 : Pelaksanaan Sistem manajemen mutu

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 4 dari 80 Halaman
GLOSARIUM

 Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam
memenuhi persyaratan
 Persyaratan adalah kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat
atau wajib Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang derajat telah
dipenuhinya persyaratan pelanggan
 Kompeten adalah kemampuan yang dapat ditunjukkan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan
 Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau interaksi
 Sistem manajemen adalah sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta
untuk mencapai sasaran itu
 Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu
 Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh
pimpinan puncak
 Sasaran mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dituju, berkaitan dengan mutu
manajemen
 Pimpinan puncak adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan
mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi
 Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke
penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya
terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu
 Perbaikan berkesinambungan adalah kegiatan berulang untuk meningkatkan
kemampuan memenuhi persyaratan
 Pelanggan adalah organisasi atau orang yang menerima produk
 Pemasok adalah organisasi atau orang yang menyediakan produk
 Pihak berkepentingan adalah orang atau kelompok yang memiliki kepentingan
pada kinerja atau keberhasilan organisasi
 Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran
 Produk adalah hasil suatu proses
 Prosedur adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses
 Mampu telusur adalah kemampuan untuk menelusur riwayat, aplikasi atau lokasi
sesuatu yang sedang dipertimbangkan
 Kesesuaian (conformity) adalah dipenuhinya suatu persyaratan
 Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan
 Cacat adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan berkaitan dengan pemakaian
yang dimaksudkan atau ditentukan
 Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
 Tindakan korektif tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 5 dari 80 Halaman
 Koreksi adalah tindakan menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan
 Perbaikan adalah tindakan pada produk yang tidak sesuai untuk menjadikannya
sesuai dengan pemakaian yang dimaksudkan
 Konsesi adalah izin memakai atau melepas produk yang tidak memenuhi
persyaratan (3.1.2) yang ditentukan
 Manual (Pedoman) mutu adalah dokumen (3.7.2) yang merincikan sistem
manajemen
 Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 6 dari 80 Halaman
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta memahami sistem manajemen mutu SNI ISO 9001:2008 dan IWA2:2007.

2. Tujuan Pembelajaran khusus


a. Peserta memahami pengertian dan sejarah ISO
b. Peserta memahami manfaat penerapan ISO 9001:2008
c. Peserta memahami prinsip-prinsip penerapan manajemen mutu di bidang
pendidikan
d. Peserta memahamai persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan
acuan penerapan berdasar IWA2:2007
e. Peserta memahami pentahapan penerapan SMM ISO 9001:2008

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 7 dari 80 Halaman
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian ISO

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di


dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria
yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu
untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah
dinyatakan. Salah satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu
kredit, atau kartu-kartu “pintar” (smart) lainnya yang telah mengikuti standar
internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri
(ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar
internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih
meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa.

Pengertian ISO
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari
badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 157negara.
ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk
mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan
harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu
pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan
internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.

Nama ISO
Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap “International
Organization for Standardization” dengan kependekannya ‘ISO’, dimana ‘IOS’
dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 8 dari 80 Halaman
kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan merupakan kependekan, tapi
merupakan nama dari organisasi internasional tersebut. “ISO” berasal dari Bahasa Latin
(Greek) “isos” yang mempaunyai arti “sama” (equal). Awalan kata “iso-“ juga banyak
dijumpai misalnya pada kata “isometric”, “isotherm”, “isobar”, dan sebagainya.
Dari kata “sama” (equal) menjadi “standar” inilah “ISO” dipilih sebagai nama
organisasi yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka
menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari
negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation
Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi
Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa
yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

Kebutuhan Standar Internasional


Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi yang
sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya dapat berakibat
timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)” atau “hambatan teknis
perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan
terhadap standar dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut
dalam proses perdagangan internasional. Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya
organisasi ISO didirikan.

Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai


bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi
barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa
keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan
berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai berikut
:

• Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 9 dari 80 Halaman
• Penetrasi teknologi antar sektor
• Sistem komunikasi di seluruh dunia
• Standar global untuk pengembangan teknologi
• Pembangunan di negara-negara berkembang

Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor
industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu
standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-
kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut,
terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka
menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten
dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari
jasa yang ditawarkan.
Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan
alih teknologi melalui :
 Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
 Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan
limbah
 Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen
untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
 Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan
barang dan jasa
 Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya

Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan
jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut
dapat diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan
oleh lembaga independen.
B. Sejarah Perkembangan ISO 9000

1. Pra ISO 9000

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 10 dari 80 Halaman
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri
teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik
pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan pabrik untuk
mendokumentasikan prosedur serta menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi
untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang
dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar
manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola
proses pembuatannya. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk
mengadopsi BS 5750 sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi
ISO 9000.

2. Versi 1987
Standar ISO tentang SMM versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750,
dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu
organisasi:
 ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam
desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang
memiliki aktivitas menciptakan produk baru.
 ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang
dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk
baru.
 ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja.
 ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya,
namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada
kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara
keseluruhan.

3. Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif,
sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 11 dari 80 Halaman
melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan
karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak
manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi
yang tidak perlu.

4. Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and
9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan
disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan
produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO
9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran,
pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan
inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen
puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara
keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke
administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui
pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan
berkesinambungan.
Hasil kritikan terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem
manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut:
 Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus
mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah
diterapkan secara efektif.
 Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah
dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000.
Bukan dokumentasi yang menentukan proses.
 ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih
pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan
jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan
perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan
peningkatan dari efektifitas SMM.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 12 dari 80 Halaman
 Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan ”documented quality management
system”, and not a “system of documents”.

5. Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu
ISO 9001:2008, Quality management system – Requirements. Secara umum tidak
muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya.
Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar
yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat
diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk
mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan
standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005,
ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004.
Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF
(International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut:
 12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru
maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008
 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai
ISO 9001:2008 tidak berlaku.
 Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang
sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki
sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk
menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM
yang diterapkannya.
 Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah
menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah
diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO
9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008
tersebut.
 Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi
ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 13 dari 80 Halaman
pelatihan/dokumentasi dan perubahannya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008.

C. Prinsip Dasar Penerapan ISO 9001:2008

Penerapan standar sistem manajemen merupakan langkah strategis bagi suatu organisasi
perusahaan. Penerapan standar ini dipengaruhi oleh :
a. Kondisi lingkungan organisasi, perubahan lingkungan organisasi serta resiko
yang berkaitan dengan lingkungan.
b. Kebutuhan organisasi yang menerapkannya
c. Tujuan organisasi
d. Produk yang dihasilkan
e. Tenaga kerja
f. Ukuran struktur organisasi
Penerapannya tidak maksud menstandarkan suatu organisasi perusahaan dengan
organisasi perusahaan lainnya atau menyeragamkan bentuk dan isi dari dokumentasi
sistem manajemen yang dikembangkan organisasi perusahaan. Jadi dalam hal ini, sistem
manajemen milik suatu organisasi perusahaan, belum tentu dapat digunakan oleh
organisasi perusahaan lain, atau hanya sekedar 'copy paste' dengan cara mengambil
dokumen suatu perusahaan untuk dipakai di perusahaan lain. Meski terkadang hal ini
kadang terjadi juga, sebagai upaya suatu organisasi perusahaan mengejar semata
sertifikat tanpa memiliki makna apa-apa bagi pengembangan organisasi perusahaannya
atau lebih jauh dalam upaya menumbuhkan budaya mutu bagi organisasi.

Standar sistem manajemen mutu ini juga dapat digunakan secara internal, maupun
eksternal dalam menilai kemampuan suatu organisasi memenuhi kebutuhan pelanggan,
undang-undang dan peraturan yang terkait dengan produk dan persyaratan organisasi.
Hal ini artinya, terdapat hal mendasar yang harus dipahami organisai bahwa penerapan
stnadar ini harus berupaya untuk :
a. memenuhi persyaratan pelanggan
b. patuh terhadap undang-undang dan peraturan yang terkait produk
c. patuh terhadap kebijakan atau peraturan yang ada dalam organisasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 14 dari 80 Halaman
Selain itu yang harus dipikirkan adalah buatlah sistem sesuai kebutuhan organisasi
perusahaan, bukan membuat sistem sekedar memenuhi atau 'rasa takut' saat proses audit
sertifikasi. Pengalamana di lapangan, kondisi ini seringkali terjadi bahwa sistem kadang
dibangun bukan menjadi kebutuhan organisasi, tetapi hanya semata sertifikasi. Hal
inilah menjadi langkah salah kaprah dalam penerapan sistem manajemen mutu.

D. Manfaat Penerapan ISO 9000


Sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001: 2008 merupakan sistem manajemen
dengan pendekatan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen
mutu adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, pihak yang berkepentingan
(interested parties). Pendekatan Sistem Manajemen Mutu memberikan manfaat yang
sangat besar bagi setiap organisasi yang menerapkannya. Manfaat tersebut terlihat
dengan :
1. Adanya konsistensi pelaksanaan/ aktifitas di organisasi dan mampu telusur.
Apabila SMM dilaksanakan dengan benar manfaat yang dirasakan adalah :
a. Memberikan pendekatan praktik yang terbaik (Best Practice) yang
sistematis untuk pencapaian manajemen mutu.
b. Memastikan konsistensi operasi untuk memelihara mutu produk (barang dan
jasa).
c. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut
dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu telusur
serta meningkatkan hubungan antar fungsi unit kerja/departemen pada
organisasi yang mempengaruhi mutu.

2. Adanya Aspek Pengendalian Dan Pencegahan


Kunci pokok untuk menjaga mutu adalah pengendalian produk yang tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan mencegah produk yang jelek sampai di tangan
pelanggan.
Oleh karena itu sistem tersebut perlu :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 15 dari 80 Halaman
a. Menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang
mempengaruhi mutu.
b. Mendokumentasikan prosedur secara baik dalam rangka menjalankan operasi proses
bisnis pada aktifitas proses menghasilkan produk ( product operation).
c. Menerapkan sistem dokumentasi yang effektif melalui mekanisme dengan sistem
audit internal dan tinjauan manajemen secara berkelanjutan.
3. Dilihat dari aspek pembelajaran dan tumbuh kembang organisasi.
Menghadapi era perdagangan bebas (AFTA) 2003, Lembaga sebaiknya sudah
menerapkan System Manajemen Mutu agar membantu lembaga dalam meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan (peserta didik) melalui penyediaan jaminan mutu
yang lebih baik.
a. Nilai kompetisi dan image lembaga semakin meningkat dengan sertifikasi ISO
9001:2008.
b. Penerapan ISO 9001:2008 akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, efektifitas
operasional dan mengurangi biaya yang ditimbulkan peserta didik tidak lulus
(reject) atau peserta didik dengan kompetensi rendah dan tidak bermanfaat.
c. Membuat sistem kerja dalam suatu lembaga menjadi standar kerja yang
terdokumentasi dan mempunyai aturan kerja yang baik sehingga memudahkan
dalam pengendalian.
d. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih guru dan karyawan yang baru
e. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu
yang ditetapkan
f. Akan memudahkan kepala sekolah dalam pencapaian target karena sudah
dipersiapkannya target yang terukur dan rencana pencapaiannya
g. Meningkatkan semangat dan moral bagi guru dan karyawan karena adanya
kejelasan tugas dan wewenang (Job Description) dan hubungan antar bagian yang
terkait sehingga guru dan karyawan dapat bekerja dengan efisien dan efektif.
h. Dapat mengarahkan guru dan karyawan agar berwawasan Mutu dalam memenuhi
permintaan pelanggan, baik internal (peserta didik) maupun eksternal (stakeholder).

4. Adanya Pemastian Mutu :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 16 dari 80 Halaman
Organisasi/perusahan memiliki sistem pemastian mutu yang terstruktur dan sistematis
yang dapat digunakan untuk :
a. Alat bantu mengukur produktifitas dan kinerja SDM
b. Biaya yang effektif dan effisien karena adanya konsistensi dan keandalan
pelaksanaannya.
c. Sarana bekerja dengan benar dan terkendali di setiap waktu.
d. Sistem Manajemen dengan kinerja optimal karena adanya sistem PDCA (Plan,
Do, Check dan Action) yang mengendalikan mutu produk secara sistematis.
e. Setiap personel memiliki tanggung jawab ,wewenang dan kompetensi yang jelas di
bidang tugasnya dalam melaksanakan aktifitas di organisasi/ perusahaan.
Manfaat ini akan terlihat dari data dan informasi yang tercatat dan selalu terpantau serta
diinformasikan kepada seluruh personel terhadap perkembangan kinerja organisasi baik
yang telah mencapai sasaran mutu maupun yang belum. Sehingga data dan informasi
merupakan alat yang sangat penting dalam penerapan SMM baik untuk kepentingan
internal (internal audit) maupun eksternal (audit oleh pelanggan maupun surveyland
oleh lembaga sertifikasi).

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 17 dari 80 Halaman
BAB II
PRINSIP - PRINSIP MANAJEMEN MUTU

A. Delapan Prinsip Manajemen Mutu


Untuk memimpin dan mengoperasikan sebuah organisasi dengan berhasil, perlu untuk
mengarahkan dan mengendalikannya dengan cara sistematis dan transparan.
Keberhasilan dapat tercapai dari implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen
yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua
pihak berkepentingan. Pengelolaan organisasi mencakup manajemen mutu di antara
disiplin manajemen yang lainnya.
ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas.
ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan
kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung
jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan
dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
Model proses ISO 9001:2008 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan
sistem manajemen mutu organisasi, sebagai berikut :
1. Sistem manajemen Mutu (Klausul 4 dari ISO 9001:2008 )
2. Tanggung jawab manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2008 )
3. Manajemen sumber daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2008 )
4. Realisasi produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2008 )
5. Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2008 )

ISO 9001:2008 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-
prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja
(framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip
ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional
yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO/TC 176, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9000.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 18 dari 80 Halaman
PENINGKATAN BERKELANJUTAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU

Tanggung
Jawab
Manajemen
PERSYARATAN
PELANGGAN

PELANGGAN
KEPUASAN
Pengukuran,
Manajemen
Analisa dan
Sumber Daya
Peningkatan

Keluaran
Masukan Realisasi Produk
Produk

Gambar 2.1: Siklus peningkatan berkelanjutan

Telah diidentifikasi delapan dasar manajemen mutu yang dapat dipakai oleh pimpinan
puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja. Delapan Prinsip
Manajemen Mutu Yang Menjadi Landasan Penyusunan ISO 9001:2008 seperti berikut:
• Prinsip 1 : Fokus Pelanggan
• Prinsip 2 : Kepemimpinan
• Prinsip 3 : Keterlibatan Orang
• Prinsip 4 : Pendekatan Proses
• Prinsip 5 : Pendekatan Sistem terhadap Manajemen
• Prinsip 6 : Peningkatan Terus Menerus
• Prinsip 7 : Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
• Prinsip 8 : Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Prinsip 1
Fokus Pada Pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggan mereka dan oleh karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus
memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip fokus pelanggan ini
adalah :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 19 dari 80 Halaman
• Meningkatkan penerimaan dan memperluas pangsa pasar, yang diperoleh
melalui tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan pasar.
• Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya organisasi menuju
peningkatan kepuasan pelanggan.
• Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan membawa pada percepatan
perkembangan bisnis.
• Pencarian kembali dan pemahaman kebutuhan serta ekspektasi/harapan
pelanggan.
• Jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait langsung dengan kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan.
• Penciptaan komunikasi tentang kebutuhan dan ekspektasi pelanggan ke seluruh
anggota organisasi.
• Pengukuran kepuasan pelanggan dan tindakan-tindakan pada hasil-hasil.
• Pengelolaan sistematik berkaitan dengan hubungan pelanggan.
• Jaminan suatu pendekatan berimbang antara memuaskan pelanggan dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan (seperti pemilik, karyawan, pemasok, lembaga
keuangan, masyarakat lokal, dan masyarakat secara keseluruhan).

Prinsip 2
Kepemimpinan

Pemimpin organisasi berperan menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi.
Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar semua personil
dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip kepemimpinan ini,
adalah :
• Semua personil akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan
organisasi.
• Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam satu
kesatuan cara.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 20 dari 80 Halaman
• Meminimumkan kesalahan komunikasi diantara tingkat-tingkat dalam
organisasi.

Penerapan prinsip kepemimpinan akan membawa organisasi menuju :


• Pertimbangan kebutuhan dari semua pihak yang berkepentingan (stakeholders),
termasuk pelanggan, pemilik, karyawan, pemasok, lembaga keuangan, masyarakat
lokal dan masyarakat secara keseluruhan.
• Penetapan suatu visi yang jelas dari organisasi untuk masa mendatang.
• Penetapan sasaran dan target yang menantang.
• Penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, rasa keadilan dan etika, pada
semua tingkat dalam organisasi.
• Penciptaan kepercayaan dan menghilangkan ketakutan.
• Penyiapan personil dan sumber-sumber daya yang diperlukan, serta pelatihan
dan kebebasan bertindak dengan tanggung jawab dan akuntabilitas.
• Penciptaan inspirasi, mendukung dan menghargai kontribusi setiap personil
dalam organisasi.

Prinsip 3
Keterlibatan Personil

Personil pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi
dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip keterlibatan Personil
ini, adalah :
• Semua personil dalam organisasi menjadi termotivasi,
• Menumbuhkan kembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
• Personil akan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.
• Semua personil menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan terus-menerus.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 21 dari 80 Halaman
Penerapan prinsip keterlibatan Personil akan membawa organisasi menuju :
• Semua personil akan memahami tentang pentingnya kontribusi dan peranan
mereka dalam organisasi.
• Semua personil akan mampu mengidentifikasi kendalala-kendala yang
menghambat kinerja mereka.
• Semua personil akan bertanggung jawab terhadap masalah yang dihadapi beserta
solusi terhadap masalah itu.
• Semua personil akan mampu mengevaluasi kinerja mereka dibandingkan
terhadap sasaran dan tujuan pribadi.
• Semua personil akan secara aktif mencari kesempatan-kesempatan untuk
meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman mereka.
• Semua personil akan secara bebas menyumbangkan pengetahuan dan
pengalaman mereka.
• Semua personil akan secara terbuka mendiskusikan masalah-masalah dan isu-isu
yang berkembang.

Prinsip 4
Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien apabila aktivitas dan
sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai sutu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan
peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan.
Suatu proses berarti mengkonversi input terukur ke dalam output terukur melalui
sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi. Manfaat-manfaat pokok apabila
organisasi menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah :
• Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus (cyle times) menjadi lebih pendek,
karena terjadinya efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
• Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan (predictable).
• Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 22 dari 80 Halaman
Gambar 2.2: Contoh proses secara umum
Penerapan prinsip pendekatan proses akan membawa organisasi menuju :
• Pendefinisian secara sistematik dari aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai hasil-hasil yang di inginkan.
• Penetapan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas untuk mengelola
aktivitas-aktivitas pokok.
• Kemampuan menganalisis dan mengukur kapabilitas dari aktivitas-aktivitas
pokok.
• Pengidentifikasian keterkaitan dari aktivitas-aktivitas pokok dalam dan di antara
fungsi-fungsi organisasi.
• Kemampuan menfokuskan faktor-faktor seperti sumber-sumber daya, metode-
metode, dan material, yang akan meningkatkan aktivitas-aktivitas pokok dari
organisasi.
• Kemampuan mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak, dari aktivitas-
aktivitas pokok pada pelanggan, pemasok, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Prinsip 5
Pendekatan Sisitem terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling


berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan
efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Manfaat-manfaat pokok apabila
organisasi menerapkan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen ini, adalah:

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 23 dari 80 Halaman
• Integrasi dan kesesuaian dari proses-proses untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan.
• Kemampuan memfokuskan usaha-usaha pada proses-proses kunci.
• Memberikan kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan terhadap
konsistensi, efektivitas dan efisiensi dari organisasi.
Penerapan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen akan membawa organisasi
menuju:
• Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan cara
yang paling efektif dan efisien.
• Pemahaman kesalingtergantungan diantara proses-proses dari sistem.
• Pendekatan terstruktur yang mengharmonisasikan dan mengintergrasikan
proses-proses.
• Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan bersama dan oleh karena itu akan
mengurangi hambatan-hambatan antar fungsi dalam organisasi.
• Pemahaman kemampuan organisasi dan penerapan kendala-kendala dari
sumber-sumber daya sebelum bertindak.
• Kemampuan menentukan target dan mendefinisikan bagaimana aktivitas-
aktivitas spesifik dalam sistem harus beroperasi.
• Peningkatan terus-menerus dari sistem melalui pengukuran dan evaluasi.

Prinsip 6
Peningkatan Terus-Menerus
Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai suatu
proses yang berfokus pada upaya terus menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Peningkatan terus-menerus membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif,

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 24 dari 80 Halaman
menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin
suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.

Siklus P – D – C – A
Setiap proses harus mempunyai siklus aktivitas/kegiatan yang saling mendukung untuk
tercapainya hasil dari proses tersebut.

Menetapkan Pelaksanaan
sasaran dan Aktivitas Proses
proses yang
dibutuhkan
Plan Do

Mengambil Mengawasi dan


tindakan untuk mengukur
peningkatan Pelaksanaan
kinerja Action Check Proses

Gambar 2.3 : Siklus PDCA


Manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip peningkatan terus-menerus ini
adalah :
• Meningkatkan keunggulan kinerja melalui peningkatan kemampuan organisasi.
• Meningkatkan kesesuaian dari aktivitas-aktivitas pada semua tingkat terhadap
tujuan strategis organisasi.
• Dapat bereaksi secara fleksibel dan cepat terhadap kesempatan dan perubahan
yang ada.
Penerapan prinsip peningkatan terus-menerus akan membawa organisasi menuju :
• Penggunaan pendekatan lingkup-organisasi (organization-wide approach) yang
konsisten terhadap peningkatan terus menerus dari kinerja organisasi.
• Pemberian pelatihan kepada orang-orang tentang metode dan alat-alat
peningkatan terus menerus.
• Menjadikan peningkatan terus menerus dari produk, proses-proses dan sistem,
sebagai tujuan utama dari setiap individu dalam organisasi.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 25 dari 80 Halaman
• Penetapan sasaran, ukuran-ukuran, yang terkait dengan peningkatan terus
menerus.
• Pengakuan dan penghargaan terhadap peningkatan-peningkatan.

Prinsip 7
Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk
menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajamen organisasi, seyogianya
ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem
manajeman mutu.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan faktual
dalam pembuatan keputusan ini, adalah:
• Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan informasi yang akurat.
• Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari keputusan
terdahulu melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual.
• Meningkatkan kemampuan untuk meninjau-ulang serta mengubah opini menjadi
keputusan-keputusan yang bertanggungjawab.
Penerapan prinsip pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan akan membawa
organisasi menuju :
• Adanya jaminan bahwa data dan informasi akurat dan dapat diandalkan.
• Membuat data menjadi mudah diperoleh bagi mereka yang membutuhkannya.
• Menganalisis data dan informasi menggunakan metode-metode yang sah.
• Keseimbangan dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan
berdasarkan pada analisis faktual, pengalaman, dan intuisi.

Prinsip 8
Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan ISO 9001:2008 disusun
berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat
digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (framework) yang

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 26 dari 80 Halaman
membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini diturunkan dari
pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional yang berpartisipasi
dalam Komite Teknik ISO/TC 176, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan
dan mempertahankan standar-standar ISO 9000.
ISO 9001:2008 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-
prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja
(framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip
ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional
yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO/TC 176, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9000.

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan suatu hubungan yang
saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan
nilai tambah.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip hubungan pemasok
yang saling menguntungkan ini, adalah :
• Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua pihak.
• Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi perubahan
pasar atau kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
• Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber-sumber daya.
Penerapan prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan akan membawa
organisasi menuju :
• Penetapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil jangka pendek dengan
pertimbangan-pertimbangan jangka panjang.
• Penambahan keahlian dan sumber-sumber daya dengan mitra usaha.
• Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama yang dapat diandalkan.
• Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka.
• Membagi informasi dan rencana-rencana mendatang.
• Menentukan pengembangan bersama dan aktivitas-aktivitas peningkatan terus-
menerus.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 27 dari 80 Halaman
• Meningkatkan inspirasi, pengakuan dan penghargaan, terhadap peningkatan dan
pencapaian oleh pemasok.
Apabila kedelapan prinsip manajemen kualitas yang merupakan filosofi dasar
dan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2008 itu diterapkan secara taat asas dan
benar maka berbagai manfaat bersama akan diperoleh, antara lain :
1. Pelanggan dan pengguna produk akan menerima produk-prduk yang sesuai
dengan kebutuhan, tersedia apabila dibutuhkan dan dapat diandalkan dalam
pemanfaatannya.
2. Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh manfaat melalui peningkatan:
kondisi kerja, kepuasan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, semangat kerja,
serta jaminan stabilitas dalam bekerja.
3. Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui peningkatan: return on
invesment (ROI), perluasan pangsa pasar, dan keuntungan.
4. Pemasok dan mitra bisnis akan memperoleh manfaat melalui peningkatan:
stabilitas pertumbuhan, kemitraan dan pemahaman bersama.
5. Masyarakat akan memperoleh manfaat melalui: pemenuhan persyaratan-
persyaratan hukum dan peraturan, peningkatan kesehatan dan keselamatan,
penurunan dampak lingkungan, peningkatan keamanan.

B. Penambahan Prinsip Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan


Empat prinsip tambahan bidang pendidikan untuk sukses mempertahankan penerapan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 meliputi:

1. Menciptakan nilai pembelajar


Menciptakan nilai belajar ini untuk mendorong peserta didik merasa puas dengan nilai
yang mereka terima. Langkah-langkah kepuasan menentukan sejauh mana nilai-nilai
memenuhi kebutuhan peserta didik dan harapan. Hasil pengukuran membantu
organisasi pendidikan untuk meningkatkan nilai dengan memperbaiki proses mereka
dalam menciptakan nilai peserta didik.

2. Berfokus pada nilai sosial

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 28 dari 80 Halaman
Fokus pada nilai sosial berarti mendatangkan bagaimana peserta didik dan pihak lain
yang berkepentingan merasa adanya etika, keselamatan, dan pelestarian lingkungan.
Organisasi pendidikan dapat memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan
hanya bila masyarakat yang lebih luas menghargai nilai tambah output peserta didik.

3. Agility
Agility sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan
pendidikan drastis berubah dan ternyata sebuah selalu berubah pendidikan lingkungan
menjadi kesempatan untuk melanjutkan keberhasilan dalam pendidikan.

4. Otonomi
Otonomi didasarkan pada analisis keadaan dan analisis-diri. Organisasi pendidikan
harus membuat keputusan sendiri nilai dan mengambil tindakan sendiri, bebas dari
stereotip.

C. Langkah-Langkah Peningkatan Berkelanjutan


Dalam konteks ISO 9001:2008, pendekatan proses mengharuskan suatu organisasi
mengidentifikasi, menerapkan, mengelola, dan meningkatkan terus-menerus efektivitas
dari proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu,

serta mengelola interaksi diantara proses-proses tersebut agar mencapai tujuan-tujuan


organisasi.
Langkah-langkah peningkatan teru-menerus dari Sistem Manajemen mutu ISO
9001:2008, berdasarkan pendekatan proses dapat dikemukakan berikut ini:

Langkah 1
Identifikasi Proses yang Dibutuhkan untuk Sistem Manajemen Mutu dan Aplikasi
pada Organisasi

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 29 dari 80 Halaman
• Proses apa yang dibutuhkan untuk Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2008?
• Apakah proses-proses ini ada yang berasal dari luar organisasi?
• Apa input dan output untuk setiap proses?
• Siapa pelanggan dari Proses?
• Apa persyaratan atau kebutuhan dari pelanggan ini?
• Siapa yang bertanggung jawab (pemilik) dari proses?

Langkah 2
Menentukan Sekuens (Urutan) dan Inteaksi dari Proses

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :


• Apa aliran keseluruhan dari proses tersebut?
• Bagaimana proses itu dapat dijabarkan? (dapat dijawab melalui diagram-alir
proses atau peta-peta proses)
• Apa keterkaitan diantara proses-proses tersebut?
• Dokumen apa yang diperlukan untuk proses tersebut?

Langkah 3
Menentukan Kriteria dan Metode yang Dibutuhkan untuk Menjamin Efektivitas
Operasional dan Pengendalian dari Proses

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :


• Apa karakteristik hasil dari proses tersebut yang di inginkan dan tidak
diinginkan?
• Apa kriteria untuk pemantauan, pengukuran, dan analisis dari proses tersebut?
• Bagaimana kita dapat memasukkan atau menggabungkan hasil
pemantauan,pengukurun, dan analisis tersebut ke dalam proses-proses
perencanaan sistem manajemen kualitas dan realisasi produk?
• Apa isu-isu ekonomis (biaya, waktu, pemborosan, dll)?

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 30 dari 80 Halaman
• Apa Metode yang cocok untuk pengumpulan data?

Langkah 4
Menjamin Ketersediaan Sumber-sumber Daya dan Informasi yang Diperlukan
untuk Mendukung Operasional dan Pemantauan Proses.

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :


• Apa sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap proses?
• Apa saluran komunikasi yang diperlukan untuk setiap proses?
• Bagaimana kita dapat memberikan informasi internal dan eksternal tentang
proses tersebut?
• Bagaimana kita dapat memperoleh umpan-balik?
• Apa data yang dibutuhkan atau diperlukan?
• Bagaimana cara mengumpulkan data itu?
• Apa catatan-catatan yang perlu disimpan?

Langkah 5
Mengukur, Memantau, dan Menganalisis Proses

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :


• Bagaimana kita dapat memantau kinerja proses ?
• Ukuran apa yang diperlukan?
• Apa alat ukur yang akan digunakan?
• Bagaimana kita dapat menganalisis data yang diperoleh (teknik-teknik
statistika)?
• Apa informasi dari analisis data yang diperlukan?

Langkah 6

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 31 dari 80 Halaman
Menerapkan Tindakan yang Diperlukan untuk Mencapai Hasil-hasil yang Direncanakan
dan Peningkatan Terus-Menerus dari Proses dan Sistem Manajemen Kualitas ISO
9001 : 2008

Untuk itu perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut :


• Bagaimana kita dapat meningkatkan proses?
• Apa tindakan korektif dan/atau preventif yang diperlukan?
• Apa tindakan korektif dan/atau preventif yang telah diterapkan?
• Apakah tindakan-tindakan yang diterapkan itu efektif?
• Apa tindak lanjut yang akan dilakukan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 32 dari 80 Halaman
BAB III
PERSYARATAN SNI ISO 9001 : 2008

Persyaratan sistem manajemen mutu dirincikan dalam ISO 9001. Persyaratan sistem
manajemen mutu generik dan berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor
ekonomi mana pun tidak tergantung pada kategori produk yang ditawarkan. ISO 9001
sendiri tidak menetapkan persyaratan produk.

A. MUTU
Pengertian Mutu :
1. Mutu di difinisikan “kemampuan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan .
Kebutuhan atau harapan yang ditetapkan secara langsung /eksplisit atau tidak
langsung/implisit, oleh organisasi atau perorangan yang menerima suatu produk
(pelanggan) berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk.
Karekteristik produk :
 Fungsional yaitu terkait dengan kegunaan.
 Temporal yaitu seperti tepat waktu, ketersediaan, akurat dll.
 Phisikal yaitu seperti mekanik, elektrik, kimia ,fiisika dll
 Sensory yaitu berkaitan dengan panca indra.
 Behavorial yaitu berkaitan dengan sifat seperti sopan santun, disiplin, kejujuran
 Ergonomic yaitu berkaitan dengan keselamatan, kenyamanan dan kesehatan.

2. Memenuhi persyaratan pelanggan


Setiap organisasi baik bersifat profit maupun non profit, memiliki kriteria produk
yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk dapat
memenuhi persyaratan tersebut organisasi harus mengembangkan metode untuk
mengukur kinerja dan mengkoreksi terhadap penyimpangan terhadap standar yang
telah ditetapkan.

3. Sesuai dengan kegunaan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 33 dari 80 Halaman
Pengertian ini dikembangkan oleh Dr, Joseph Juran yang berfokus pada orientasi
pasar dan pelanggan.

4. Memuaskan pelanggan dengan biaya yang kompetitif.


Kemampuan produsen untuk memuaskan pelanggannya pada atas dasar tingkat laba
tertentu, dan membidik atas dasar segmen pasar tertentu.

5. Keseluruhan gabungan karakteristik produk baik barang dan jasa


Dengan strategi pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharan (after sales
service) yang diterapkan guna memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Difinisi mutu tersebut di atas merupakan jabaran/identifikasi awal dari organisasi baik
profit maupun non profit untuk memberikan pelayaan terbaiknya kepada pelanggannya.
Oleh sebab itu organisasi harus mampu melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggannya sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh
pelanggannya.

BAGAIMANA PRODUK ORGANISASI BER “MUTU”


 Organisasi harus memiliki sistem yang mampu mengukur mutu.
 Apakah yang disebut sistem, sistem adalah suatu proses/aktivitas yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengukuran dan peninjauan serta tindak
lanjut untuk meningkatkan yang telah dicapainya.

B. SISTEM MANAJEMEN MUTU


Sistem Manajemen adalah adanya ARAH (Kebijakan) dan TUJUANNYA
(Sasaran) pada organisasi agar sistem berjalan dengan baik.
Sistem manajemen mutu adalah sistem yang digunakan untuk menetapkan Kebijakan
(policy) atau pernyataan resmi oleh manajemen puncak berkaitan dengan perhatian dan
arah organisasinya di bidang mutu) dan sasaran mutu segala sesuatu yang terkait dengan
mutu dan dijadikan sasaran /target) pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria
pencapainnya.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 34 dari 80 Halaman
C. Ruang Lingkup penerapan dan Acuan yang digunakan SNI ISO 9001:2008
1. Ruang Lingkup
 Standar ISO 9001:2008 digunakan pada Organisasi yang :
 Perlu menunjukkan kemampuannya memberikan produk yang
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang ada.
 Bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelangan melalui penerapan
sistem yang efektif, peningkatan berkelanjutan dan menjamin pemenuhan syarat
pelanggan dan peraturan.
Penggunaan
 Digunakan pada semua organisasi, apapun jenis, ukuran dan produknya
 Diijinkan untuk tidak memenuhi persyaratan dimana persyaratan
tersebut tidak dapat diterapkan karena sifat organisasi dan produknya.
Pengecualian hanya diperbolehkan pada sebagian persyaratan dalam klausul 7.

2. Acuan Normative
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan
yang bertanggal, hanya edisi yang telah disyahkan yang digunakan. Sedangkan untuk
acuan yang tidak bertanggal yang berlaku adalah edisi yang terakhir (termasuk adanya
perubahan-perubahan).
Acuan yang digunakan bagi penerapan ISO di sekolah antara lain:
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Undang- undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
c. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
e. Permendiknas No.66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 17
Tahun 2 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

3 Istilah dan definisi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 35 dari 80 Halaman
Untuk tujuan penerapan dokumen ini, berlaku istilah dan definisi yang diberikan dalam
ISO 9000. Istilah dan definisi dapat mengacu pada glosarium
Yang dimaksud dengan “produk” dalam International dapat juga berarti "layanan".

D. Sistem Manajemen Mutu


1. Persyaratan Klausul 4 ini terdiri atas :
 Persyaratan Umum
 Persyaratan Dokumentasi
 Umum
 Manual Mutu
o Pengendalian Dokumen
o Pengendalian Catatan Mutu
 Persyaratan Umum

Organisasi harus :
Menetapkan; Mendokumentasikan; Menerapkan; Memelihara; Meningkatkan Secara
Berkelanjutan Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan persyaratan Standard
Internasional ini.
Dengan cara :
 Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan;
 Menetapkan urutan & interaksi proses;
 Menetapkan kriteria, metode operasi & kendali;
 Menyediakan sumber daya dan informasi;
 Mengukur, mengawasi dan menganalisa proses;
 Menerapkan tindakan untuk mencapai hasil dan peningkatan yang
berkelanjutan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 36 dari 80 Halaman
Management Processes
I O

Measurement, Analysis, and Improvement


Process Design

I O

I
I Product Design Production O
I O I O
Project Planning

O
I O

I O

Resource Processes

Gambar 3.1 : Contoh urutan proses dan interaksinya

Persyaratan Dokumentasi
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu meliputi :
 Kebijakan Mutu & Sasaran Mutu;
 Pedoman Mutu;
 Prosedur terdokumentasi yang disyaratkan standar ini;
 Dokumen yang diperlukan organisasi untuk memastikan efektivitas
perencanaan, operasi dan pengendalian prosesnya;
 Catatan Mutu yang disyaratkan standar ini.
Tingkatan Dokumentasi tergantung pada :
 Besarnya organisasi dan jenis aktivitas
 Kompleksitas proses dan interaksinya
 Kompetensi pelaksana

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 37 dari 80 Halaman
Pedoman Mutu
Pedoman Mutu harus mencakup :
 Lingkup Sistem Manajemen Mutu; termasuk pengecualian yang
diterapkan
 Prosedur Terdokumentasi yang ditetapkan
 Uraian interaksi proses

2. Pengendalian Dokumen
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu harus dikendalikan yang mencakup
proses/kegiatan :
 Persetujuan penerbitan
 Peninjauan dan pembaharuan
 Identifikasi perubahan dan status revisi
 Penempatan pada tempat penggunaan
 Kemudahan identifikasi dan bentuk
 Identifikasi dan distribusi dokumen eksternal
 Pencegahan penggunaan dan identifikasi dokumen yang telah
kadaluwarsa

Suatu Prosedur Terdokumentasi harus disusun untuk menjelaskan pengendalian


dokumen yang dilakukan.
Prosedur yang Disyaratkan adalah :
1. Pengendalian Dokumen
2. Pengendalian Catatan Mutu
3. Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai
4. Internal Audit
5. Tindakan Koreksi
6. Tindakan Pencegahan

3. Pengendalian Rekaman/Catatan Mutu

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 38 dari 80 Halaman
Rekaman/Catatan Mutu yang digunakan dalam Sistem Manajemen Mutu harus
dikendalikan, yang mencakup proses :
 Identifikasi
 Penyimpanan
 Perlindungan
 Penarikan
 Lama Waktu Simpan
 Disposisi
Suatu Prosedur Terdokumentasi harus disusun untuk menjelaskan aturan pengendalian
catatan mutu

E. Tanggung Jawab Manajemen


1. Komitmen Manajemen
Pimpinan Manajemen harus menunjukkan bukti komitmennya dalam mengembangkan
dan meningkatkan Sistem Manajemen Mutu dengan cara :
 menjelaskan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan serta
peraturan & undang-undang;
 menetapkan kebijakan mutu;
 memastikan sasaran mutu terpenuhi;
 melakukan tinjauan manajemen;
 memastikan tersedianya sumber daya.

2. Fokus Pada Pelanggan


Pimpinan Manajemen harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan telah
ditentukan dan dipenuhi dengan tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan

3. Kebijakan Mutu
Pimpinan Manajemen harus menetapkan suatu Kebijakan Mutu yang :
 Sesuai dengan tujuan organisasi;
 Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan peningkatan
efektivitas sistem secara berkelanjutan;

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 39 dari 80 Halaman
 Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran
Mutu
 Dikomunikasikan dan dipahami di dalam organisasi
 Ditinjau untuk kesesuaiannya

4. Perencanaan Mutu
Sasaran Mutu
Pimpinan Manajemen harus memastikan bahwa Sasaran Mutu :
 Ditetapkan pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi
 Dapat diukur dan konsisten dengan Kebijakan Mutu

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu


Pimpinan Manajemen harus memastikan :
 Sistem Manajemen Mutu telah direncanakan dan ditetapkan untuk
memenuhi Sasaran Mutu dan persyaratan yang ada;
 Terjaganya integritas sistem manajemen mutu saat terjadi perubahan.

5. Tanggung Jawab & Wewenang


Pimpinan Manajemen harus memastikan telah ditetapkannya Tanggung Jawab dan
Kewenangan dan Interrelasi didalam Organisasi.

Wakil Manajemen
Pimpinan Manajemen harus menetapkan seorang Wakil Manajemen dengan cakupan :
 Anggota Manajemen
 Mempunyai tanggung jawab & wewenang:
 Memastikan proses yang diperlukan dalam sistem manajemen
ditetapkan, diterapkan dan diperlihara
 Melaporkan kepada Pimpinan Manajemen kinerja sistem manajemen
dan kebutuhan peningkatan
 Memastikan peningkatan kesadaran pada persyaratan pelanggan
diseluruh organisasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 40 dari 80 Halaman
 Tanggung jawab dapat mencakup hubungan dengan pihak luar
berkaitan dengan sistem Manajemen Mutu.

Komunikasi Internal
Pimpinan Manajemen memastikan proses komunikasi yang sesuai ditetapkan dalam
organisasi dan membicarakan efektivitas sistem manajemen mutu

6. Tinjauan Manajemen
Pimpinan Manajemen harus melakukan tinjauan atas pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu
 Dipimpin oleh Pimpinan Manajemen
 Dilakukan secara periodik
 Bertujuan memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem
manajemen
 Tinjauan termasuk penilaian kesempatan peningkatan, dan kebutuhan
perubahan sistem termasuk, kebijakan dan sasaran mutu
 Catatan Hasil Tinjauan harus dipelihara
Agenda Tinjauan:
 Hasil Audit;
 Umpan Balik Pelangan;
 Kinerja Proses & Pemenuhan Produk;
 Status Tindakan Koreksi & Pencegahan;
 Tindak Lanjut Tinjauan sebelumnya;
 Perubahan Sistem Manajemen Mutu;
 Rekomendasi untuk peningkatan

Hasil Tinjauan:
 Keputusan dan Tindakan untuk
 Meningkatkan efektifitas proses & sistem;
 Peningkatan produk;
 Kebutuhan sumber daya.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 41 dari 80 Halaman
F. Manajemen Sumber Daya
1. Penyediaan Sumber Daya
 Organisasi harus menyediakan sumber daya untuk :
 menerapkan dan memelihara dan melakukan peningkatan berkelanjutan
efektifitas sistem manajemen mutu;
 bertujuan pada kepuasan pelanggan
Mencakup :
Sumber Daya Manusia; Infrastruktur; Lingkungan Kerja

2. Sumber Daya Manusia


Pelaksana kerja harus mempunyai kompetensi berdasarkan Pendidikan, Pelatihan,
Keahlian Dan Pengalaman.

Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian


Organisasi harus :
- Menentukan keahlian/kompetensi yang dibutuhkan
- Menyediakan pelatihan
- Mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil
- Memastikan hubungan dan pentingnya aktivitas personel
- Memelihara catatan pelatihan, pendidikan, keahlian dan pengalaman

3. Infrastruktur
Organisasi harus mengidentifikasi, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
diperlukan termasuk antara lain :
- bangunan; ruang kerja;
- peralatan proses;
- peralatan pendukung (transportasi & komunikasi)

4. Lingkungan Kerja

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 42 dari 80 Halaman
Organisasi harus menentukan dan mengelola faktor-faktor lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mencapai pemenuhan produk

G. Realisasi Produk
1. Perencanaan Proses
Mencakup penetapan :
 Sasaran Mutu dan Persyaratan untuk Produk
 Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen, dan khususnya pada
produk
 Kebutuhan pemeriksaan, pengesahan, pengawasan, fasilitas inspeksi dan
tes serta kriteria penerimaan produk
 Catatan Mutu yang diperlukan.

2. Proses Yang Berhubungan Dengan pelanggan terdiri atas 3 hal yaitu :


 Menentukan persyaratan produk
 Meninjau persyaratan produk
 Komunikasi dengan Pelanggan

Menentukan Persyaratan Produk


Organisasi harus menetapkan :
 Persyaratan yang ditetapkan pelanggan termasuk syarat pengiriman dan
pasca pengiriman;
 Persyaratan yang tidak dinyatakan pelanggan tetapi diperlukan untuk
penggunaan;
 Peraturan dan undang-undang yang berhubungan dengan produk;
 Persyaratan tambahan lainnya.

Meninjau Persyaratan Produk

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 43 dari 80 Halaman
Peninjauan dilakukan sebelum organisasi sepakat untuk memasok produk ke pelanggan
dengan memastikan :
- Persyaratan produk telah ditentukan
- Perbedaan pesanan diselesaikan
- Kemampuan memenuhi persyaratan
- Catatan Hasil Tinjauan harus dipelihara
- Persyaratan yang tidak terdokumentasi harus dikonfirmasikan sebelum
diterima.
- Perubahan persyaratan produk harus tercatat dan dikomunikasikan.
Komunikasi Dengan Pelanggan
Komunikasi dengan pelanggan harus ditentukan dan diterapkan dalam hubungan
dengan :
- Informasi Produk
- Pemesanan, Penanganan pesanan
- Umpan Balik Pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.

3. Disain dan Pengembangan


Perencanaan Disain
Harus ditentukan kegiatan :
- Tahapan disain
- Tinjauan, pemeriksaan dan pengesahan
- Penanggung jawab

Masukan Disain
Meliputi :
- Persyaratan Fungsi dan Kinerja
- Persyaratan peraturan dan undang-undang
- Informasi disain yang sama, jika tersedia
- Persyaratan dasar lainnya
- Catatan Masukan Disain harus dipelihara
- Masukan harus ditinjau untuk kecukupannya.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 44 dari 80 Halaman
Keluaran Disain
Keluaran Disain harus :
- Memenuhi persyaratan masukan
- Memberikan informasi untuk pembelian, produksi dan penyediaan pelayanan
- Berisi Kriteria Penerimaan Produk
- Menjelaskan karakteristik penggunaan dan keamanan produk
- Keluaran Disain harus dapat diperiksa dan disetujui sebelum dilepas

Tinjauan Disain
Dilakukan pada tahapan yang sesuai
Meliputi :
- Evaluasi kemampuan memenuhi persyaratan
- Indentifikasi masalah dan rencana tindakan yang diperlukan
- Peserta tinjauan mencakup pihak yang berkaitan dengan disain yang dilakukan
- Catatan Hasil Tinjauan harus dipelihara.

Verifikasi Disain
- Dilakukan pada tahapan yang sesuai
- Memeriksa hasil keluaran disain dapat memenuhi persyaratan masukan disain.
- Catatan Hasil Pemeriksaan harus dipelihara.

Pengesahan Disain
- Dilakukan pada tahapan yang sesuai
- Memastikan produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya.
- Catatan Hasil Pengesahan harus dipelihara.

Perubahan Disain
- Diidentifikasi dan dicatat
- Ditinjau, Diperiksa dan disahkan sebelum digunakan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 45 dari 80 Halaman
- Peninjauan meliputi evaluasi dampak kepada produk yang telah dikirim.
- Catatan Perubahan Disain harus dipelihara.

4. Pembelian
- Produk yang dibeli harus dipastikan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
- Supplier/Pemasok harus diseleksi dan dievaluasi.
- Kriteria seleksi & evaluasi supplier harus ditetapkan
- Catatan Hasil evaluasi/seleksi harus dipelihara.
- Informasi atas produk yang akan dibeli harus jelas dan dipastikan cukup sebelum
diberikan ke supplier
- Produk yang dibeli harus diperiksa/diinspeksi untuk memastikan memenuhi
persyaratan.

Proses Pembelian
- Produk yang dibeli harus memenuhi persyaratan
- Jenis dan jangkauan kendali ditentukan
- Melakukan evaluasi dan seleksi supplier
- Menetapkan kriteria evaluasi
- Catatan Hasil Evaluasi harus dipelihara

Informasi Pembelian
Mencakup :
 Uraian Produk yang dibeli.
 Persyaratan atas Produk, Prosedur, Proses dan Peralatan, Personel dan
Sistem Manajemen Mutu
 Kecukupan informasi persyaratan harus ditinjau sebelum diserahkan ke
supplier.

Verifikasi Produk Yang Dibeli


 Produk yang dibeli harus diperiksa untuk memastikan pemenuhan
persyaratannya

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 46 dari 80 Halaman
 Pengaturan dan metode pelepasan produk harus ditetapkan jika
pemeriksaan dilakukan ditempat supplier.

7.5 Penyelenggaraan Pendidikan


 Kegiatan penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan pada kondisi
terkendali
 Pengesahan harus dilakukan terhadap proses penyelenggaraan
pendidikan dimana hasilnya tidak dapat diperiksa oleh suatu urutan pengawasan dan
pengukuran.

Pengendalian penyelenggaraan pendidikan


Perencanaan dan Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan pada
kondisi terkendali yang mencakup :
 Adanya informasi Karakteristik kompetensi akhir
 Adanya Instruksi Kerja, sesuai yang diperlukan
 Penggunaan peralatan yang sesuai
 Tersedia dan digunakannya alat ukur dan monitor
 Penerapan pengawasan dan pengukuran
 Penerapan aktivitas pelepasan, pengiriman dan pasca pengiriman.

Pengesahan Proses Produksi Dan Pelayanan


- Dilakukan terhadap proses dimana hasilnya tidak dapat diverifikasi dengan
pengawasan dan pengukuran yang ditetapkan.
- Menetapkan pengaturan yang meliputi :
 Kriteria untuk tinajauan dan persetujuan proses
 Persetujuan peralatan dan kualifikasi personel
 Penggunaan metode dan prosedur khusus
 Persyaratan Catatan yang diperlukan
 Pengesahan ulang

Identifikasi & Mampu Telusur

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 47 dari 80 Halaman
- Produk harus diidentifikasi selama proses realisasi produk.
- Status produk hasil pengawasan dan pengukuran harus diidentifikasi.
- Identifikasi Khusus harus dikendalikan dan dicatat jika mampu telusur produk
merupakan persyaratan.

Barang Milik Pelanggan


Barang milik pelanggan harus dijaga selama dalam kendali dan digunakan organisasi,
mencakup :
- Identifikasi
- Verifikasi
- Perlindungan
- Pemeliharaan
- Pencatatan jika terjadi kerusakan & kehilangan untuk dilaporkan ke
pelanggan dan dipelihara.

Pemeliharaan Produk
Kesesuaian Produk dengan persyaratan harus dipelihara selama proses internal dan
pengiriman ke tujuan akhir, mencakup :
- Identifikasi
- Penanganan
- Pengemasan
- Penyimpanan
- Perlindungan

Pengendalian Alat Pengukuran dan Pemantauan


- Organisasi harus memastikan aktifitas pengawasan dan pengukuran dilakukan
dengan tepat dan konsisten sesuai persyaratan.
- Peralatan pengukuran harus dikalibrasi pada jangka waktu tertentu; disesuaikan;
diidentifikasi status kalibrasinya dan dijaga dari penyesuaian yang tidak sah.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 48 dari 80 Halaman
- Pengesahan catatan hasil pengukuran terakhir harus diperiksa jika ditemukan alat
yang menyimpang dari persyaratan. Tindakan harus diambil terhadap alat dan
produk yang terkait.

H. Pengukuran, Analisa & Peningkatan


Proses Pemantauan, Pengukuran, Analisa dan Peningkatan Berkelanjutan harus
direncanakan dan diterapkan untuk:
- menunjukkan kesesuaian produk;
- memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu;
- meningkatkan secara berkelanjutan efektifitas sistem manajemen mutu
Organisasi harus menetapkan kebutuhan, jangkauan dan penggunaan metode yang
sesuai termasuk teknik statistik.
1. Pemantauan Dan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
- Informasi pendapat dari pelanggan mengenai pemenuhan persyaratan pelanggan
harus dimonitor sebagai satu ukuran kinerja sistem manajemen mutu.
- Metode perolehan dan penggunaan informasi harus ditentukan.
2. Audit Internal
- Direncanakan sesuai status, kepentingan proses dan area yang diaudit serta hasil
audit terdahulu
- Kriteria, lingkup, frekwensi & metode audit harus ditetapkan.
- Suatu Prosedur Terdokumentasi harus ditetapkan untuk perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan dan pemeliharaan catatan .
- Auditee harus melakukan tindakan koreksi tepat waktu
- Melakukan Tindak Lanjut Audit yang mencakup verifikasi tindakan dan
pelaporan hasil verifikasi.
3. Pemantauan dan Pengukuran Proses
- Menerapkan metode yang sesuai untuk pengawasan dan pengukuran proses untuk
menunjukkan kemampuan proses mencapai hasil yang direncanakan harus
dilakukan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 49 dari 80 Halaman
- Tindakan koreksi dan perbaikan harus diambil jika ditemukan ketidaksesuaian
proses untuk memastikan kesesuaian produk.
4. Pemantauan dan Pengukuran Produk
- Dilakukan untuk memeriksa karakteristik produk telah memenuhi persyaratan
produk.
- Tahapan pemeriksaan dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan
- Bukti kesesuaian dengan kriteria, dan identifikasi personal yang berwenang
melepas produk harus dicatat
- Produk atau layanan tidak dilepas/dikerjakan sampai semua aktifitas dilakukan
dengan memuaskan, kecuali ada persetujuan oleh pihak yang berwenang, dan jika
mungkin oleh pelanggan.
5. Pengendalian Ketidaksesuaian Produk
- Produk yang tidak sesuai diidentifikasi dan dikendalikan.
- Suatu Prosedur Terdokumentasi harus ditetapkan
- Melakukan tindakan salah satu dari :
- Menghilangkan ketidaksesuaian
- Melepas produk oleh pihak yang berwenang
- Mencegah penggunaan
- Catatan ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dipelihara
- Ketidaksesuaian yang telah diperbaiki harus di verifikasi ulang.
6. Analisa Data
- Menentukan, mengumpulkan dan menganalisa data yang sesuai untuk
o Menunjukkan kesesuaian dan efektifitas sistem
o Mengevaluasi peningkatan berkelanjutan
- Menyediakan informasi yang berhubungan dengan :
o Kepuasan pelanggan;
o Pemenuhan persyaratan produk;
o Karakteristik dan kecenderungan proses & produk;
o Pemasok/supplier

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 50 dari 80 Halaman
7. Peningkatan Berkelanjutan
Dilakukan melalui penggunaan Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Hasil Audit,
Analisa Data, Tindakan Koreksi & Pencegahan dan Tinjauan Manajemen

Kebijakan dan
Sasaran Mutu

TIndakan Koreksi &


Pencegahan, Implementasi
Tinjauan Manajemen Sistem Manajemen
Mutu

Audit &
Analisa Data

Gambar 3.2 : Penerapan peningkatan berkelanjutan


Tindakan Koreksi
Tindakan Koreksi harus dilakukan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
dengan tujuan untuk mencegah hal itu terulang kembali. Suatu Prosedur
Terdokumentasi harus ditetapkan untuk :
- Meninjau ketidaksesuaian ( keluhan pelanggan )
- Menentukan penyebab ketidaksesuaian
- Mengevaluasi tindakan yang diperlukan
- Menentukan dan menerapkan tindakan
- Mencatat hasil tindakan yang diambil
- Meninjau tindakan yang diambil.

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan harus ditentukan untuk menghilangkan penyebab potensi
ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian tersebut

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 51 dari 80 Halaman
Suatu Prosedur Terdokumentasi harus ditetapkan untuk :
- Menentukan potensi ketidaksesuaian & penyebabnya
- Mengevaluasi tindakan yang diperlukan
- Menentukan dan menerapkan tindakan
- Mencatat tindakan yang dilakukan
- Meninjau tindakan yang dilakukan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 52 dari 80 Halaman
BAB IV
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERDASAR
IWA 2:2007

A. PENDAHULUAN
IWA 2:2007 adalah panduan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 bagi
institusi pendidikan. IWA adalah singkatan dari International Workshop Agreement.
Panduan ini dipublikasikan oleh ISO (the International Organization for Standarization)
serta disusun melalui mekanisme workshop, dan bukan melalui proses komite.
International Workshop Agreements disetujui melalui konsensus diantara para
partisipan. Panduan ini ditinjau setiap 3 tahun untuk memastikan kesesuaiannya dengan
standar sistem manajemen mutu yang berlaku. Berdasarkan hasil dari tinjauan maka
diputuskan apakah panduan ini akan direvisi atau ditarik. International Workshop
Agreement edisi pertama (IWA 2:2003) diterbitkan pada tahun 2003 dan di setujui pada
workshop yang diadakan di Acapulco, Mexico, pada bulan Oktober 2002.. Edisi kedua
yaitu IWA 2:2007 disetujui pada workshop yang diadakan di Busan, Korea pada bulan
November 2006. Edisi yang kedua ini membatalkan dan menggantikan edisi pertama
(IWA 2:2003). Edisi kedua dari IWA 2 ini disusun oleh para peserta workshop yang
terdiri dari 47 ahli dibidang pendidikan dan penjaminan mutu diantaranya guru, dosen,
auditor, konsultan mutu, dan professor. Hal ini memastikan IWA 2 dapat menjadi
panduan yang cukup membumi bagi para praktisi pendidikan dalam menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah IWA
2 adalah sebagai panduan atau pelengkap persyaratan ISO 9001:2000. Jadi tidak boleh
sebagai pengganti ISO 9001:2000 dan tidak dapat dijadikan acuan kontrak dalam
peninjauan conformity maupun untuk keperluan sertifikasi.

B. Sistem Manajemen Mutu Organisasi Pendidikan


1. Dokumentasi
Umum (4.1) :
 Menetapkan ruang lingkup SMM dan area yang tercakup didalamnya
 Menetapkan dan mengelola proses dalam SMM.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 53 dari 80 Halaman
 Daftar proses – Lampiran B
 Struktur, tanggung jawab, sumber daya dan jasa mendukung peningkatan SMM
 Mengidentifikasi dan menjamin ketaatan pada Peraturan Perundang-undangan
dan persyaratan akreditasi serta norma lainnya
Dokumentasi (4.2)
Umum (4.2.1)
Pedoman Mutu mencakup istilah definisi yang
 dipersyaratkan:
 Organisasi
 Peraturan perundang-undangan berlaku
 Program akreditasi dan sertifikasi
 Dll
Pedoman Mutu (4.2.2) Mencakup:
 Ruang lingkup SMM dan interaksi proses
 Acuan untuk prosedur dan kriteria lain
Pengendalian dokumen (4.2.3)
Prosedur terdokumentasi:
 Edit, review dan persetujuan dokumen internal
 Pengendalian dokumen eksternal
 Pemastian dokumen tersedia untuk personel organisasi
 Pengelolaan dan pengendalian dokumen legal pelajar
 Pemastian ketertelusuran jasa pendidikan
 Verifikasi pemenuhan persyaratan dalam tahap pendidikan yang ditetapkan
Pengendalian dokumen (4.2.3)
Dokumen yang sebaiknya dikendalikan:
 Edisi textbook
 Text supplements
 Workbooks
 Instruksi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 54 dari 80 Halaman
 Prosedur untuk kegiatan registrasi kursus, perencanaan belajar, laporan
penelitian
 Dokumen eksternal
 Dokumen yang dibuat untuk kepentingan intern
Pengendalian rekaman (4.2.4)
 Masa retensi
 Pemusnahan rekaman
 Privacy protection

2. Tanggung Jawab Manajemen Organisasi Pendidikan


Komitmen manajemen (5.1)
Manajemen puncak sebaiknya:
 Mengidentifikasi jasa pendidikan
 Mengidentifikasi dan menunjukkan komitmennya untuk peningkatan
berkelanjutan
Strategi yang dapat dipertimbangkan:
 Komunikasi rencana SMM
 Perencanaan strategis
 Penggunaan best practice
 Penetapan kebijakan mutu
 Penetapan sasaran mutu
 Ketersediaan sumber daya manusia dan materi
 Pengukuran kinerja organisasi
Costumer Focus (5.2)
 Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan dan harapan pelajar
 persyaratan kurikulum
 Learning outcome
 Indikator kinerja

Kebijakan Mutu (5.3)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 55 dari 80 Halaman
 Terdokumentasi
 Dikomunikasikan, dipahami, diterapkan dan dipelihara
Konsisten dengan:
 Professional education standard
 Peraturan pemerintah
 Perundang-undangan
 Persyaratan akreditasi
 Kebijakan lain dari organisasi pendidikan
Perencanaan (5.4)
Sasaran Mutu (5.4.1)
 Dapat diukur
 Relevan dengan kegiatan dan proses SMM
 Harmonis dengan kebijakan mutu dan persyaratan akreditasi
 Terintegrasi dalam sasaran keseluruhan organisasi pendidikan, spesifikasi jasa
pendukung, indikator kinerja

Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi (5.5)


Tanggung Jawab dan Wewenang (5.5.1)
 Struktur organisasi harus jelas
 Fokus pada proses
 Mencakup pedelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk setiap area dan
personel
Perwakilan Manajemen (5.5.2)
 Ditunjuk oleh Manajemen Puncak
 Memantau, mengevaluasi dan memelihara operasi SMM
 WM sebaiknya mempunyai:
• Keahlian berkomunikasi dan hubungan antar personal
• Memahami:
• standar ISO 9000
• Prinsip peningkatan berkesinambungan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 56 dari 80 Halaman
• Persyaratan pelajar
Komunikasi internal (5.5.3)
Manajemen puncak:
 Menetapkan dan menerapkan proses yang efektif untuk komunikasi
 Secara aktif mendorong umpan balik dari personel yang terlibat
Masukan tinjauan (5.6.2)
 Sistem intruksi dan pendukung
 Kepuasan siswa
 Kriteria asesmen
 Hasil evaluasi
 Peningkatan terdokumentasi
 Tinjauan desain dan pengembangan bila dikembangkan kurikulum baru

3. Manajemen Sumber daya


Penyediaan sumberdaya (6.1)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Mengidentifikasi sumberdaya yang dibutuhkan
 Memastikan ketersediaan sumberdaya
 Menetapkan masukan informasi untuk mendeteksi kebutuhan sumberdaya
 Melakukan perencanaan sumberdaya jangka pendek, menengah dan panjang
 Melakukan verifikasi tindak lanjut dan tugas asesmen
 Menyediakan sumber daya untuk berkomunikasi secara efektif kepada staf
pengajar, staf administrasi, karyawan dan siswa

Sumberdaya manusia (6.2)


Umum (6.2.1)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Mengidentifikasi seluruh jenis sumberdaya yang dibutuhkan
 Memastikan ketersediaannya

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 57 dari 80 Halaman
Kompetensi, kesadaran dan pelatihan(6.2.2)
Manajemen puncak sebaiknya:
 Menyediakan informasi tentang bagaimana kompetensi, kesadaran dan pelatihan
karyawannya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dan kegiatan
administrasi akademiknya
 Organisasi sebaiknya: Melakukan tindakan sistematis untuk membandingkan
kebutuhan kompetensi terhadap persyaratan kurikulum

Infrastruktur (6.3)
Organisasi sebaiknya:
 Mengidentifikasi infrastruktur spesifik, fasilitas, lingkungan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar serta jasa pendidikan
 Menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan lelang,
pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengamanan, instalasi, pemanfaatan dan
pemeliharaan
 Menetapkan program untuk perencanaan, penyediaan dan pemeliharaan
infrastruktur yang dibutuhkan serta analisa resiko yang terkait keamanan orang,
keselamatan, higienitas.

Infrastruktur (6.3) Mencakup tapi tidak terbatas pada:


 Gedung
 Ruang Kelas
 Ruang Laboratorium
 Bengkel
 Perpustakaan
 Area hijau
 Komponen online
 Fasilitas kesehatan
 Pos keamanan
 Transportasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 58 dari 80 Halaman
 Toko buku
 Kafetaria
 dll
Lingkungan kerja (6.4)
 Menciptakan kondisi yang membangun dan terpelihara, kondusif untuk
lingkungan belajar
 Organisasi pendidikan harus:

Menyediakan bukti bahwa lingkungan kerja diases secara periodik

Output asesmen harus dibahas dalam kaji ulang manajemen

4. Realisasi Jasa Pendidikan


Perencanaan realisasi (7.1)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Merencanakan tahapan yang berbeda jasa pendidikan termasuk desain dan
pengembangan metode mengajar Desain, pengembangan, pengkajian dan
pemutakhiran rencana belajar dan kurikulum
 Asesmen belajar dan tindak lanjut
 Kegiatan jasa pendukung
 Alokasi sumberdaya
 Kriteria evaluasi
 Prosedur peningkatan untuk mencapai hasil yang diinginkan
 Merencanakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk seluruh proses
Perencanaan realisasi (7.1)
Proses realisasi merupakan transformasi kurikulum menjadi perilaku siswa
Proses belajar yang dikendalikan mencakup:
 Asesmen kebutuhan
 Desain instruksi
 Pengembangan dan penyampaian

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 59 dari 80 Halaman
 Pengukuran outcome
 Proses pendukung utama harus dikendalikan
 Metode pengendalian harus menjadi bagian kaji ulang manajemen
 Perubahan metode pengendalian dari proses utama harus didokumentasikan dan
instruksi harus dievaluasi
 Pemantauan sebaiknya dilakukan untuk memverifikasi bahwa metode
pengendalian efektif
 Rekaman harus dipelihara

Proses terkait siswa (7.2)


Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar pengetahuan yang ada dan
mempraktekkan penerapannya
 Bila proses belajar dilakukan di ruangan kelas, maka harapannya dapat
mencakup tetapi tidak terbatas pada:
Fasilitas aman, bersih dengan penanggung jawabnya
Prosedur komunikasi dua arah antara pihak terkait dan organisasi pendidikan
yang cepat tanggap
Personel organisasi memperlakukan semua orang dengan hormat
Penentuan persyaratan terkait jasa pendidikan (7.2.1)
Persyaratan terkait jasa dalam organisasi pendidikan sebaiknya:
 Mencakup persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi, seperti:
 Pembuktian studi sebelumnya
 Dokumen personal yang akan diberikan kepada siswa
 Aturan admistrasi organisasi
 Aturan pelaksanaan untuk siswa
 dll

Tinjauan persyaratan terkait belajar (7.2.2)


Organisasi pendidikan sebaiknya:

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 60 dari 80 Halaman
 Mengkaji persyaratan terkait belajar untuk memastikan:
• Persyaratan ditetapkan
• Persyaratan berbeda dari sebelumnya telah diselesaikan
 Memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan
 Memastikan dokumen terkait telah diamandemen dan personel terkait telah
mengetahui persyaratan yang berubah, apabila persyaratan belajar berubah.
 Rekaman harus disimpan

Desain dan pengembangan organisasi pendidikan (7.3)


Perencanaan desain dan pengembangan (7.3.1)
 Manajemen puncak sebaiknya:
- Mempertimbangkan desain dan pengembangan pendidikan yang
menguntungkan siswa
- Kegiatan pengendalian desain sebaiknya sesuai dengan maksud dan durasi
jasa pendidikan
 Prosedur sebaiknya memastikan materi instruksi terkait sesuai dengan
persyaratan instruksi mis. peralatan yang dikalibrasi dapat diperlukan untuk
beberapa maksud instruksional
 Asesmen kebutuhan sebaiknya mencakup:
- Pencapaian siswa
- Keefektifan sistem
Masukan desain dan pengembangan (7.3.2)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Mengidentifikasi masukan untuk desain kurikulum
 Menyimpan rekaman masukan tersebut
Keluaran desain dan pengembangan (7.3.3)
Keluaran desain dan pengembangan sedikitnya mencakup:
 Keahlian dan pengetahuan yang dicapai
 Strategi instruksi
 Asesmen kinerja

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 61 dari 80 Halaman
Tinjauan desain dan pengembangan (7.3.4)
Proses tinjauan desain (asesmen dan evaluasi) sebaiknya:
 Digunakan untuk seluruh desain instruksi
 Dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab pada desain, pihak terkait dan
orang yang tidak bertanggung jawab pada desain untuk menyatakan kecukupan
desain terhadap persyaratan
 Dievaluasi outcome instruksi yang diinginkan
 Berdasarkan pengalaman proyek yang berhasil dan informasi dari tahapan
pengembangan dan penerapan
Tinjauan desain dan pengembangan (7.3.4)
 Proses tinjauan instruksi sebaiknya digunakan untuk seluruh instruksi
 Seluruh fungsi yang bertanggung jawab sebaiknya diidentifikasi
 Tinjauan desain merupakan kegiatan advisory
 Kriteria keberterimaan untuk penggunaan instruksi sebaiknya ditetapkan dan
dapat mencakup:
a) Persetujuan akurasi isi
b) Persetujuan prosa, ilustrasi dan tampilan
c) Persetujuan aspek teknologi
d) Sedikitnya 1 trial dengan kondisi yang mirip saat instruksi tersebut dilakukan.
 Dalam tahap penerapan, organisasi sebaiknya menggambarkan bagaimana
proses pengembangan ditinjau dan direvisi
Verifikasi desain dan pengembangan (7.3.5)
Verifikasi desain sebaiknya:
 Satu atau beberapa tahap sesuai dengan rencana desain dan pengembangan
 Dilakukan Internal, sesuai Spesialis yang tidak menangani tinjauandesain dan
pengembangan
 Eksternal dilakukan verifikasi independen
 Tahap keluaran desain dan pengembangan sebaiknya sesuai dengan spesifikasi
masukan desain dan pengembangan
 Rekaman verifikasi dan tindakan harus dipelihara

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 62 dari 80 Halaman
Validasi desain dan pengembangan (7.3.6)
 Untuk memastikan karakteristik jasa pendidikan yang direncanakan dipenuhi
oleh kurikulum atau desain silabus yang dihasilkan
 Validasi: Dilakukan pada tahap akhir desain
 Metodenya dapat berupa pilot proyek atau sertifikasi
 Rekaman hasil validasi harus disimpan
Pengendalian perubahan desain dan pengembangan (7.3.7)
 Seluruh perubahan sebaiknya diidentifikasi, didokumentasikan, diotorisasi dan
dikomunikasikan
 Revisi sebaiknya mencakup evaluasi efeknya terhadap keseluruhan kurikulim
 Rekaman perubahan desain dan pengembangan harus disimpan

Pembelian (7.4)
Manajemen puncak sebaiknya:
Memastikan bahwa proses pembelian yang efektif telah ditetapkan, yang mencakup:
 evaluasi dan pengendalian jasa pendidikan yang dibeli
 memenuhi persyaratan hukum dan peraturan perundang-undangan
Proses pembelian (7.4.1)
 Proses pembelian sebaiknya mencakup identifikasi kebutuhan dan pembelian
jasa pendidikan yang tepat, efektif dan akurat terhadap spesifikasi
 Evaluasi biaya jasa pendidikan yang dibeli sebaiknya mempertimbangkan:
Kinerja jasa pendidikan
Harga
Pengiriman
 Seleksi dan evaluasi pemasok jasa pendidikan sebaiknya berdasarkan kriteria
yang memastikan pemenuhan persyaratan organisasi pendidikan dan hukum
yang berlaku

Informasi pembelian (7.4.2)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 63 dari 80 Halaman
Informasi pembelian sebaiknya menggambarkan dengan sesuai jasa pendidikan yang
akan dibeli, untuk:
 Memenuhi kebutuhan organisasi pendidikan
 Menetapkan komunikasi yang efektif dengan pemasok
Verifikasi pembelian (7.4.3)
 Penilaian terhadap produk atau jasapendidikan yang dibeli sebaiknya dibuat
untuk memastikan bahwa produk atau jasa tersebut memenuhi persyaratan
pembelian
 Rekaman asesmen pemasok dan tindakan yang diambil harus disimpan

Penyediaan jasa pendidikan (7.5)


Pengendalian penyediaan (7.5.1)
 Manajemen puncak bersama dengan penyedia pendidikan sebaiknya
mengidentifikasi keseluruhan topik dan tema subjek yang akan diajarkan serta
metode instruksi yang diterima
 Organisasi pendidikan sebaiknya memastikan pengendalian proses
 Kemampuan, pengetahuan, keahlian siswa baru sebaiknya dinilai untuk
memastikan bahwa instruksi telah diberikan pada level dan tempat yang sesuai
 Iklan, brosur kursus dan item lainnya yang diproduksi oleh organisasi
pendidikan sebaiknya menyatakan secara jelas bagaimana pendidikan, pelatihan,
dan pengalaman terkait dengan kebutuhan belajar siswa.
Validasi proses (7.5.2)
 Proses yang perlu divalidasi sebagaimana Lampiran B1
 Organisasi sebaiknya menetapkan pengaturan yang mencakup:
- Kriteria yang telah ditetapkan untuk tinjauan dan persetujuan proses
- Persetujuan peralatan dan kualifikasi personel
- Penggunaan metode dan prosedur spesifik
- Persyaratan rekaman
- Validasi ulang
Identifikasi dan ketertelusuran (7.5.3)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 64 dari 80 Halaman
 Organisasi pendidikan sebaiknya mengendalikan dan merekam identifikasi unik
jasa pendidikan apabila ketertelusuran merupakan persyaratan
 Identifikasi dan ketertelusuran informasi yang relevan sebaiknya mencakup, jika
diperlukan:
a) Kurikulum, kursus dan kode unit daftar isi
b) Rekaman identifikasi siswa
c) Daftar kelompok siswa
d) Textbook/catatan
e) Peralatan laboratorium
f) Kontrak penelitian
Identifikasi dan ketertelusuran (7.5.3)
 Dokumen eksternal seperti status akademik siswa sebaiknya konsisten dengan
informasi yang dipersyaratkan oleh organisasi pendidikan
 Pemantauan dan status kinerja siswa/grup berjalan sebaiknya diidentifikasi dan
direkam
Milik pelanggan (7.5.4)
 Definisi: properti yang diberikan siswa pada saat pendaftaran masuk atau
pendaftaran ulang dan selama penyediaan jasa pendidikan
 Cakupan: textbook, lembar kerja, studi kasus, penyediaan pendidikan khusus,
komputer, perangkat lunak, pasokan alat seni, atau fasilitas yang dipasok oleh
perusahaan yang membeli
 Standar dan spesifikasi perlu ditetapkan untuk materi yang dipasok dalam
rangka menjamin kesesuaian penggunaan dalam instruksi
 Apabila ada properti siswa yang hilang, maka sebaiknya dilaporkan ke siswa dan
rekaman diperlihara
Preservasi (7.5.5)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Mempertimbangkan penyimpanan dokumen akademik seperti silabus,
kurikulum dan materi cetak atau elektronik (buku, catatan kursus, kaset video,
program komputer)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 65 dari 80 Halaman
Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran (7.6)
 Organisasi pendidikan sebaiknya:
- Menetapkan pengujian yang valid atau alat asesmen pengajaran
- Menetapkan alat untuk memastikan ujian aman dan hasilnya valid
- Apabila ujian, alat asesmen atau perangkat lunak sudah tidak valid, maka
rekaman dan tindakan yang diambil untuk memperbaiki ketidakvalidan
tersebut harus direkam
 Pemantauan dan pengukuran sebaiknya dilakukan selama instruksi untuk
menjamin kesesuaian dengan rencana studi, kurikulum, dan program pendidikan
 Pemantauan dan pengukuran mencakup:
- Profil kinerja siswa
- Asesmen rekaman personel
- Asesmen kursus tertulis
- Pengamatan terhadap instruktur

5. Pengukuran, analisis dan peningkatan organisasi pendidikan (8)


Panduan umum (8.1)
 Outcome pemantauan dan pengukuran dapat digunakan untuk mengidentifikasi
area peningkatan sistem manajemen mutu dan proses pendidikan
Pemantauan dan pengukuran (8.2)
Kepuasan pelanggan (siswa) (8.2.1)
 Organisasi pendidikan sebaiknya: menentukan tingkat persepsi siswa apakah
jasa pendidikan telah memenuhi ekspektasinya
 Mendiskusikan dengan siswa tentang persepsi kepuasannya
Audit internal (8.2.2)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Melaksanakan audit internal sesuai dengan program audit untuk menilai kinerja
sistem manajemen mutu dan proses pendidikan.
 Mendokumentasikan laporan akhir audit internal

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 66 dari 80 Halaman
 Audit sebaiknya memverifikasi penggunaan metode yang ditetapkan untuk
proses pendidikan
 Umpan balik hasil audit sebaiknya digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan
tindakan korektif dan pencegahan
Pemantauan dan pengukuran proses (8.2.3)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 mengukur dan memantau kinerja dan keefektifan proses yang digunakan untuk
mengelola dan mengirimkan jasa pendidikan
 Mendokumentasikan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja dan
keefektifan proses
 Pengukuran proses pendidikan kunci dan pendukung sebaiknya dilakukan pada
tahap yang sesuai selama realisasi proses
Pemantauan dan pengukuran jasa pendidikan (8.2.4)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
Menetapkan dan menggunakan metode untuk pemantauan jasa pendidikan pada interval
yang direncanakan selama realisasinya serta outcome akhirnya untuk verifikasi telah
memenuhi:
 Persyaratan desain yang ditetapkan
 Persyaratan hukum dan peraturan
Pemantauan dan pengukuran jasa pendidikan (8.2.4)
 Untuk seluruh jenis pendidikan, alat evaluasi spesifik (asesmen, tes, pengujian,
atau demonstrasi) sebaiknya digunakan untuk mengukur progres terhadap
pemenuhan persyaratan kurikulum
 Penilaian kinerja penyedia pengajaran sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari
jasa pendidikan
 Hasil evaluasi proses sebaiknya direkam dan digunakan untuk memperagakan
tingkat proses belajar yang dicapai terhadap sasaran yang direncanakan

Pengendalian produk tidak sesuai (8.3)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 67 dari 80 Halaman
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Menetapkan prosedur terdokumentasi
 Menetapkan tanggung jawab dan wewenang personel yang ditunjuk untuk:
- Menangani jasa pendidikan yang tidak sesuai
- Mengeluarkan jasa pendidikan yang telah diperbaiki dan ketidaksesuaiannya
telah dihilangkan
- Menetapkan cara alternatif untuk memperbaiki ketidaksesuaian yang terkait
pencapaian individu siswa untuk menghindari kegagalan program pendidikan
 Rekaman harus disimpan

Analisis data (8.4)


Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Menganalisa data dan informasi yang dikumpulkan
 Menganalisa data dari berbagai sumber untuk membandingkan kinerja sistem
manajemen mutu dan proses pendidikan untuk mengidentifikasi area
peningkatan
 Data sebaiknya digunakan untuk mendukung peningkatan berkesinambungan
 Teknik statistik yang sesuai sebaiknya diterapkan untuk menganalisa setiap
aspek sistem manajemen mutu
 Pengukuran dan evaluasi sebaiknya dilakukan berkesinambungan dan langsung
selama instruksi

Peningkatan (8.5)
Peningkatan berkesinambungan (8.5.1)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Meningkatkan sistem manajemen mutu dan proses pendidikan secara
berkesinambungan dengan mendorong personel untuk mengidentifikasi dan
menerapkan projek peningkatan dalam ruang lingkupnya
 Metode yang sesuai digunakan untuk mengidentifikasi peningkatan yang
potensial berdasarkan analisis mutu dan metode statistik

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 68 dari 80 Halaman
 Proses peningkatan sebaiknya mencakup tindakan yang diambil untuk
menangani:
- Keluhan
- Saran
- komentar
Tindakan korektif (8.5.2)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Menetapkan prosedur terdokumentasi untuk penerapan tindakan korektif
 Tindakan korektif sebaiknya diambil untuk menghilangkan ketidaksesuaian
yang terjadi selama kinerja sistem manajemen mutu dan proses pendidikan
Tindakan pencegahan (8.5.3)
Organisasi pendidikan sebaiknya:
 Menetapkan prosedur terdokumentasi untuk penerapan tindakan pencegahan
 Tindakan pencegahan sebaiknya direkam dan dikomunikasikan pada area
organisasi yang sesuai
 Pengajaran yang dihasilkan dari proses tindakan pencegahan sebaiknya ditinjau
dan dikomunikasikan diseluruh organisasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 69 dari 80 Halaman
BAB V
LANGKAH PENERAPAN STANDAR INTERNASIONAL

Jika suatu manajemen organisasi sekolah telah memutuskan untuk menerapkan standar
sistem manajemen, apakah itu standar sistem manajemen mutu (ISO-9001), standar
sistem manajemen lingkungan (ISO-14001), standar sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja (OHSAS-18001) dan atau standar manajemen lainnya, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan
sumberdaya organisasi sekolah masing-masing. Secara umum tahapnya adalah sebagai
berikut :
Tahap 1 : Pengkajian Sistem Awal.
Menilai kesesuaian dokumentasi yang telah ada dikaitkan dengan persyaratan standar
ISO 9001. Pengkajian awal ini juga lebih difokuskan kepada penentuan ruang lingkup
sistem yang akan menjadi subyek penerapan standar tersebut. Misal pada organisasi
sekolah menengah, penerapan sistem hanya fokus pada 2 program keahlian saja,
sedangkan sub sistem laboratorium tidak dimasukan ke dalam ruang lingkup.
Semakin luas ruang lingkup, maka sistem yang akan didokumentasikan akan semakin
kompleks dan rumit, juga membutuhkan sumberdaya yang lebih besar mencakup :
waktu, biaya, tenaga kerja yang terlibat, serta material yang dibutuhkan dalam proses
dokumentasi, seperti : komputer, kertas, ATK lainnya.
keluaran pekerjaan :
laporan analisis kesenjangan (gap analysis report) serta rencana tindak lanjut (action
plan) untuk tahap pelaksanaan Konsultasi berikutnya.

Tahap 2 : Analisis Proses Bisnis


Setelah ruang lingkup sistem ditetapkan, langkah yang sangat penting adalah melakukan
kajian terhadap proses bisnis dan interkasinya. Pada tahap ini dapat digunakan tool atau
software untuk membuat diagram alir (flow chart) guna melakukan analisis proses
bisnis tersebut. Analisis dilakukan, mulai dari PROSES INTI, selanjutnya PROSES
PENDUKUNG. Dari proses BESAR dijenjangkan ke proses yang lebih terinci. Proses
bisnis menjadi langkah yang sangat penting, terutama dalam penerapan sistem

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 70 dari 80 Halaman
manajemen mutu (ISO-9001) dan menjadi landasan bagi penerapan standar manajemen
lainnya, seperti ISO-14001, OHSAS-18001 dan lainnya.

Tahap 3 : Penetapan Tim ISO


Pada tahap ini harus dilakukan penyusunan organisasi proyek ISO berikut uraian tugas
dan wewenangnya selama kegiatan berlangsung. Ketua tim biasanya dipimpin oleh guru
senior dalam sekolah serta memiliki akses ke seluruh unit kerja serta juga dapat
melakukan komunikasi efektif dengan top manajemen/kepala sekolah selama kegiatan
berlangsung. Anggota tim dipilih dari perwakilan setiap unit kerja. Tugas utama
anggota tim inilah yang akan melakukan proses pendokumentasian dan sosialisasi
sistem yang telah dibangun kepada anggota organisasi lainnya. Sebaiknya penetapan
anggota Tim ini dibuatkan SK (Surat Keputusan) dari kepala sekolah atau Surat
Penugasan dan diberikan kewenangan untuk mendapatkan akses informasi yang
memadai pada saat sistem dibangun, terutama pada saat penyusunan manual/pedoman,
prosedur atau dokumen pendukung.
keluaran pekerjaan:
terbentuknya tim kerja ISO perusahaan

Tahap 4 : Pelatihan Pengenalan, Pemahaman Persyaratan Standar ISO 9001 dan


Teknik Dokumentasi.
Pada tahap ini harus dilakukan pelatihan-pelatihan mencakup pemahaman isi standar,
teknik pendokumentasian agar terdapat persamaan persepsi dan menumbuhkan
komitmen timorganisasi proyek ISO.
Keluaran pekerjaan:
terciptanya persamaan persepsi tim terhadap setiap persyaratan standar dan cara
penerapannya.

Tahap 5 : Desain dan Penerapan Sistem Manajemen


Pada tahap ini, setiap anggota tim mulai menyusun dokumentasi sistem manajemen,
mencakup : manual/pedoman, prosedur-prosedur, instruksi kerja, formulir,
mengumpulkan dokumen yang dijadikan referensi. Dokumentasi difokuskan pada

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 71 dari 80 Halaman
subsistem yang menjadi tanggungjawabnya. Misal tim humas, mungkin diberi
tangungjawab menyusun prosedur pemasaran tamatan, tim kurikulum menyusun
prosedur pengembangan kurikulum dan seterusnya.
keluaran pekerjaan:
Dokumentasi sesuai persyaratan standar yang disahkan personil berwenang

Tahap 6 : Sosialisasi Penerapan Sistem Manajemen


Pada tahap ini dilakukan pengesahan dokumen oleh personil berwenang, selanjutnya
tim harus melakukan bimbingan dan arahan cara penerapan dokumentasi kepada
anggota organisasi lainnya. Sosialisasi mencakup pengenalan standar, pemahaman
maksud isi manual/pedoman, prosedur, instruksi kerja, konsistensi pengisian formulir
yang telah ditetapkan.
keluaran pekerjaan:
dokumentasi yang dapat diterapkan (dokuemnatsi sistem manajemen mutu,
dokumentasi sistem manajemen lingkungan, dikumentasi sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja atau mungkin berupa dokumentasi sistem integrasi lebih dari satu
standar)

Tahap 7 : Pelatihan Audit Internal


Berdasarkan persyaratan standar, sistem manajemen yang telah dibangun harus
dipelihara dan terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan organisasi sekolah,
maka perlu dilakukan audit. Proses audit harus dilakukan oleh auditor yang kompeten
atau berkualifikasi, bukan sekedar manual/pedoman, prosedur, formulir diisi hanya
sekedar memenuhi persyaratan standar atau menunjukan proses audit telah dilakukan.
Jika sekolah menerapkan lebih dari satu standar dan baru menerapkannya, sebaiknya
antara auditor ISO-9001 dan ISO-14001 dan lainnya dipisahkan atau dibedakan
auditornya agar tidak menimbulkan kebingungan harus melakukan audit lebih dari satu
standar.

keluaran pekerjaan:
auditor kompeten

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 72 dari 80 Halaman
Tahap 8 : Penerapan Audit Internal
Audit internal dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang-peluang bagi perbaikan
sistem manajemen yang telah dibangun, bukan hanya sekedar 'KEGIATAN RITUAL'
memenuhi persyaratan standar atau 'KEKAWATIRAN KEGAGALAN PROSES
SERTIFIKASI'. Pada beberapa kasus masih ditemui bahwa audit hanya sekedar
pemenuhan persyaratan, sehingga akhirnya penerapan standar ini tidak memiliki makna
dan manfaat yang dalam.
keluaran pekerjaan:
dokumentasi sesuai dengan standar dan dipenuhinya klausul audit internal

Tahap 9 : Tindakan Perbaikan


Tidak ada sistem yang terbaik, hanya ada cara menuju yang lebih baik, mengingat
sistem ini bisa berjalan karena faktor manusia juga. Beberapa ketidaksesuaian dalam
sistem, sudah pasti terjadi dimana umumnya bersifat karena faktor manusia (human
error), seperti tidak taat mengikuti prosedur, tidak konsisten mengisi formulir dsb. Hal
ini adalah wajar, tinggal harus segera dilakukan tindakan perbaikan, baik berupa
dokumentasi dengan jalan merevisi dokumen atau bersifat implementasi dengan jalan
memberikan pelatihan ulang, memberikan motivasi agar setiap anggota organisasi
kembali komitmen pada sistem yang telah dibangun.

Tahap 10 : Tinjauan Manajemen


Pada tahap ini, top manajemen (kepala sekolah) bersama perwakilan anggota organisasi
(kepala unit kerja) melakukan evaluasi terhadap efektifitas penerapan sistem
manajemen mutu yang diterapkan dan mengidentifikasi rencana tindak lanjut
perbaikannya.

keluaran pekerjaan:
dokumen rencana tindak lanjut pengembangan sistem dan dipenuhinya klausul tinjauan
manajemen

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 73 dari 80 Halaman
Tahap 11 :Pra-Sertifikasi
Pada tahap ini dilakukan audit pendahuluan oleh Badan Sertifikasi dan melakukan
tindakan perbaikan ulang, seperti merevisi prosedur atau implementasi.
keluaran pekerjaan :
dokumentasi revisi

Tahap 12 : Sertifikasi
Pada tahap ini dilakukan audit Badan Sertifikasi. terhadap sistem manajemen yang telah
diterapkan dan diimplementasikan suatu organisasi perusahaan dengan tujuan
mendapatkan rekomendasi sertifikasi yang sesuai ruang lingkup kegiatan sekolah
keluaran pekerjaan:
Laporan Hasil Audit Badan Sertifikasi

Tahap 13 : Tindakan Perbaikan Final Audit Badan Sertifikasi


Dari hasil pelaksanaan Audit Sertifikasi, dapat saja auditor menerbitkan beberapa
temuan hasil audit yang disampaikan dalam bentuk laporan audit. Sebagai responnya,
maka organisasi perusahaan harus segera melakukan koreksi dan menyampaikan
hasilnya kembali ke Badan Sertifikasi agar status hasil audit dapat ditutup.
keluaran pekerjaan:
dokumen revisi sebagai respon atas temuan audit Badan Sertifikasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 74 dari 80 Halaman
Badan Sertifikasi
Lembaga yang mendapatkan akreditasi untuk mengeluarkan Sertifikat ISO 9001:2008.
Melakukan Audit untuk memeriksa kesesuaian Sistem Manajemen yang dijalankan
dengan Standar ISO 9001:2008
 Audit Pemenuhan (Compliance Audit)
Pada saat pertama kali untuk mendapatkan Sertifikat ISO.
 Audit Pengamatan (Surveillance Audit)
Setiap 6 bulan/1 tahun setelah menerima sertifkat ISO.

Badan Sertifikasi di Indonesia Khusus bidang Pendidikan:


LSSM VEDCA-IQS

Sertifikat ISO 9001:2008


 Menunjukkan pengakuan telah diterapkannya Sistem Manajemen pada
perusahaan sesuai Standar ISO 9001:2008
 Berlaku 3 tahun dan dapat diperpanjang kembali.
 Dapat dicabut jika Sistem Manajemen Mutu gagal dijalankan secara
konsisten dan tidak memenuhi persyaratan ISO 9001:2008.

Pemeliharaan Sistem
 Menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.
 Melakukan Internal Audit dan Tinjauan Manajemen secara periodik.
 Melakukan Peningkatan Mutu secara terus menerus.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 75 dari 80 Halaman
Siklus Elemen ISO 9001

Peningkatan
Kebijakan &
Berkelanjut Sasaran Mutu
Prosedur
Sistem
an Manajemen

Tindakan Koreksi Implementasi


& Pencegahan Sistem Manajemen

Tinjauan
Audit Sistem Catatan
Manajemen Manajamen Mutu Mutu /
Arsip

Gambar 5.1 : Siklus pemeliharaan sistem manajemen mutu


Pihak Yang Terlibat dalam Program penerapan ISO 9001:2008

Kepala Sekolah

Wakil
Steering Manajemen
Committee

Waka Waka Waka Waka Waka


Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala

Task Task Task Task Task


Force Force Force Force Force

Guru dan Karyawan Sekolah

Gambar 5.2 : Pelaksanaan Sistem manajemen mutu


Peran Pimpinan Manajemen/Kepala Sekolah
 Menetapkan Komitmen

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 76 dari 80 Halaman
 Menunjuk Wakil Manajemen dan Steering Committee
 Mengikuti proses Program sesuai dengan aktivitas yang ada
 Menetapkan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
 Melakukan Tinjauan Manajemen
 Melakukan pengawasan pelaksanaan Program Penerapan ISO 9000

Peran Wakil Manajemen (WMM)


 Memimpin Tim Komite Pengarah ISO (Steering Committee)
 Memiliki Tanggung Jawab & Wewenang :
 Memastikan ditetapkan, diterapkan dan dipeliharanya Sistem
Manajemen Mutu yang diperlukan.
 Melaporkan kinerja Sistem Manajemen Mutu dan kebutuhan
peningkatan kepada Pimpinan Manajemen.
 Memasyarakatkan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan
keseluruh bagian organisasi.
 Bertugas selama Sistem Manajemen Mutu dijalankan.
 Berhubungan dengan pihak luar dalam hal Sistem Manajemen Mutu.

Peran Komite Pengarah (Steering Committee)


 Berwenang & bertanggung jawab menyusun dan menetapkan sistem dan
prosedur.
 Bertanggung jawab atas penerapan sistem & prosedur yang ditetapkan,
khususnya pada bagiannya masing-masing.
 Bertugas selama Program Penerapan ISO 9000 berlangsung (sampai
memperoleh Sertifikat ISO)
 Membantu proses penerapan dan sosialisasi Sistem Manajemen Mutu
kepada seluruh karyawan di dalam organisasi.

Peran Tim Pendukung (Task Force)


 Membantu Komite Pengarah dalam menyiapkan dokumentasi untuk
masing-masing bagian/departemen.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 77 dari 80 Halaman
 Dapat berfungsi untuk membantu Wakil Manajemen mengendalikan
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu (sebagai Document Controller) pada
bagiannya masing-masing
 Membantu proses penerapan dan sosialisasi Sistem Manajemen Mutu
kepada seluruh karyawan di dalam organisasi.
 Bertugas selama Program Penerapan ISO 9001.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 78 dari 80 Halaman
Referensi :
1. Anonim. SNI ISO 9001:2008. Badan Standarisasi Nasional. 2009
2. Anonim . SNI ISO 9000:2005. Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional. Modul Pelatihan. 2006
3. http://iso9001-management-system.blogspot.com/2010/01/pengertian-iso_10.html
4. Overview ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007, Materi Pelatihan Badan Standarisasi
Nasional
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
6. www.iso.org/tc176/sc2
7. Document: ISO/TC 176/SC 2/N 544R3.ISO 9000 Introduction and Support
Package: Guidance on the Concept and Use of the Process Approach for
management systems.
8. Document: ISO/TC 176/SC 2/N 836. Implementation Guidance for ISO
9001:2008

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 01/ ISO /PM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 79 dari 80 Halaman

You might also like