You are on page 1of 12

JURNAL ILMIAH KESEHATAN

MEDIKA DRG. SUHERMAN


https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH


PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KARANG
TALIWANG-MATARAM
An’Nisa1), I Putu Dedy Arjita2) , Aena Mardiah3)Kadek Dwi Pramana4)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram 2,3,4)Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
Alamat e-mail annisa12408@gmail.com

Received: …………………; Revised: ………………….; Accepted: ………………….

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus) is a disease characterized by blood glucose levels
(blood sugar) exceeding normal. Research Objectives: To determine the relationship between dietary
compliance with blood glucose levels of patients with Type 2 Diabetes Mellitus at the Karang Taliwang
Health Center. Method: The method used in this study is observational analytic with Cross Sectional study
approach. The sampling technique used is a total sampling technique with a total of 90 respondents. The
variables in this study were dietary adherence and blood glucose levels. Data was analyzed using SPSS
25.00. Results: (1) There is a relationship between dietary compliance with blood glucose levels of
patients with type 2 Diabetes Mellitus in the work area of the Karang Taliwang Health Center with (p
value = 0.00) (2) Respondents who adhere to the diet as much as 73.3% and non-compliance as many as
people 26.7% (3) Most respondents who are patients with type 2 Diabetes Mellitus in the work area of the
Karang Taliwang Health Center have blood glucose that is classified as normal. Conclusion: There is a
relationship between dietary compliance with blood glucose levels of patients with type 2 Diabetes
Mellitus in the work area of the Puskesmas

Keywords: Compliance Diet DM Type 2, Glucose Level, Diabetes Mellitus Type 2

Abstrak

Latar Belakang: Diabetes Melitus (Diabetes Melitus) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan
kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang
Taliwang. Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik
dengan pendekatan studi Cross Sectional. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total
sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Variable dalam penelitian ini adalah kepatuhan
diet dan kadar glukosa darah. Data di analisis menggunakan SPSS 25.00. Hasil Penelitian: (1) Terdapat
hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang dengan (p value = 0,00) (2) Responden yang patuh diet
sebanyak 73,3% dan tidak patuh sebanyak orang 26,7% (3) Sebagian besar responden yang merupakan
penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang memiliki glukosa darah
yang tergolong normal. Simpulan: Terdapat hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar glukosa
darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas

Kata kunci: Kepatuhan Diet, Kadar Glukosa, Diabetes Mellitus Tipe 2


JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

A. PENDAHULUAN tahun tertinggi di antara 7 regional di


Diabetes Melitus (Diabetes Melitus) dunia, yaitu sebesar 12,2 % dan 11,4 %.
merupakan suatu penyakit menahun Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia
yang ditandai dengan kadar glukosa berada, menempati peringkat ke-3
darah (gula darah) melebihi normal yaitu dengan prevalensi sebesar 11,3 %.
kadar gula darah sewaktu sama atau International Diabetes Federation (IDF)
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula juga memproyeksikan jumlah penderita
darah puasa di atas atau sama dengan diabetes pada penduduk umur 20-79
126 mg/dl. Kadar gula (glukosa) darah tahun pada beberapa negara di dunia
adalah kadar gula yang terdapat dalam yang telah mengidentifikasi 10 negara
darah yang terbentuk dari karbohidrat dengan jumlah penderita tertinggi. Cina,
dalam makanan dan disimpan sebagai India, dan Amerika Serikat menempati
glikogen di hati dan otot rangka. urutan tiga teratas dengan jumlah
Diabetes Melitus dikenal sebagai silent penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta.
killer karena sering tidak disadari oleh Indonesia berada di peringkat ke-7
penyandangnya dan saat diketahui diantara 10 negara dengan jumlah
sudah terjadi komplikasi. Diabetes penderita terbanyak, yaitu sebesar 10,7
Melitus dapat menyerang hampir seluruh juta. Indonesia menjadi satu-satunya
sistem tubuh manusia, mulai dari kulit negara di Asia Tenggara pada daftar
sampai jantung yang menimbulkan tersebut, sehingga dapat diperkirakan
komplikasi (Hestiana, 2017). besarnya kontribusi Indonesia terhadap
Organisasi International Diabetes prevalensi kasus diabetes di Asia
Federation (IDF) memperkirakan Tenggara. Diperkirakan penduduk
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada Indonesia yang menderita Diabetes
usia 20-79 tahun di dunia menderita Melitus sekitar 8,5% atau sekitar 14 juta
diabetes pada tahun 2019 atau setara jiwa dengan rata-rata usia diatas 15
dengan angka prevalensi sebesar 9,3 % tahun (Infodatin, 2020).
dari total penduduk pada usia yang Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
sama. Berdasarkan jenis kelamin, (NTB) terdapat empat Kabupaten/Kota
(International Diabetes Federation) IDF dengan prevalensi peningkatan penderita
memperkirakan prevalensi diabetes di penyakit Diabetes Melitus tertinggi yaitu
tahun 2019 yaitu 9 % pada perempuan Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
dan 9.65 % pada laki-laki. Prevalensi Lombok Timur, Kabupaten Lombok Barat
diabetes diperkirakan meningkat seiring dan Kota Mataram (Dinkes NTB, 2021).
penambahan umur penduduk menjadi Berdasarkan data 4 tahun terakhir,
19,9 % atau 111,2 juta orang pada umur jumlah pasien penderita Diabetes Melitus
65-79 tahun. Angka diprediksi terus di puskesmas Kota Mataram terjadi
meningkat hingga mencapai 578 juta di peningkatan yang tercatat pada tahun
tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045 2018 sebanyak 5.040 jiwa, tahun 2019
(Infodatin, 2020). ada 6.791 jiwa. Pada tahun 2020 terjadi
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara penurunan yaitu 3.588 jiwa dan
dan Pasifik Barat menempati peringkat mengalami peningkatan kembali di tahun
pertama dan ke-2 dengan prevalensi 2021 sebanyak 8.540 jiwa penderita
diabetes pada penduduk umur 20-79
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

Diabetes Melitus (Dinkes 2018, 2019, (poliphagi), banyak minum (polidipsi) dan
2020, 2021). banyak kencing (poliuri) (Meilana dan
Pada bulan Juni 2017, klub Wijaya, 2021). Tingginya prevalensi
PROLANIS (Program Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh
Penyakit Kronis) melakukan kunjungan karena faktor resiko yang tidak dapat
ke berbagai Puskesmas di Kota Mataram diubah misalnya jenis kelamin, umur, dan
guna mencatat jumlah pasien Diabetes faktor genetik kemudian yang kedua
Melitus yang melakukan kunjungan ke adalah faktor resiko yang dapat diubah
Puskesmas. Berdasarkan data misalnya 2 tingkat pendidikan, pekerjaan,
kunjungan klub PROLANIS se- aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
Puskesmas di Kota Mataram pada bulan konsumsi alkohol, lingkar pinggang,
Juni 2017, tercatat tiga puskesmas yang indeks massa tubuh dan umur (Dewi,
memiliki jumlah kunjungan terbanyak 2020).
yaitu Puskesmas Karang Taliwang Gaya hidup merupakan faktor utama
dengan jumlah peserta 115 orang, tidak terjadi keseimbangan antara kadar
Puskesmas Selaparang dengan jumlah gula dan insulin dalam darah sehingga
peserta 82 orang, dan Puskesmas terjadi penumpukan gula di luar sel yang
Tanjung Karang dengan jumlah peserta tidak dipakai sebagai energi yang
66 orang. Berdasarkan data Puskesmas umumnya terjadi pada pada penderita
Karang Taliwang, ditemukan jumlah Diabetes melitus tipe 2, misalnya pola
kunjungan pasien Diabetes Melitus pada makan yang berlebihan atau seringnya
tahun 2017 sebanyak 618 mengkonsumsi makanan yang memiliki
kunjungan. Pada bulan Oktober mengandung kadar gula sehingga faktor
2017 peserta PROLANIS di Puskesmas resiko yang erat kaitanya dengan gaya
Karang Taliwang bertambah menjadi 140 hidup yaitu obesitas atau kegemukan
peserta yang terdiri dari 115 peserta sebagai dasar dari gaya hidup yang
lama, dan 25 peserta baru (BPJS buruk misalnya dari pola makan yang
Kesehatan, 2017). Dan pada 3 tahun tidak sesuai dengan diet yang seimbang
terakhir, terjadi peningkatan penderita dan kurangnya olahraga sehingga
Diabetes Melitus pada Puskesmas penumpukan kalori yang berlebihan yang
Karang Taliwang. Tahun 2019 tercatat pada akhirnya dapat menyebabkan
322 pasien, tahun 2020 ada 385 pasien obesitas yang dapat dinilai dari lingkar
dan di tahun 2021 terdapat 200 pasien. perut, lengan atau berdasarkan berat
Penyakit Diabetes Melitus terbagi badan ideal IMT (Irwansyah dan Kasim,
menjadi dua kategori utama yaitu 2020).
Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Upaya pengendalian penyakit
Melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 ditandai Diabetes Melitus memiliki empat pilar
dengan kurangnya produksi insulin utama yaitu edukasi, terapi nutrisi
sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan medis/diet, jasmani dan terapi
penggunaan insulin yang kurang efektif farmakologis. Keempat pilar pengelolaan
oleh tubuh. Diabetes Melitus tipe 2 tersebut dapat diterapkan pada semua
merupakan tipe diabetes yang sering jenis tipe Diabetes Melitus. Untuk
didapatkan dan biasanya timbul pada mencapai fokus pengelolaan Diabetes
usia di atas 40 tahun. Permulaan gejala Melitus yang optimal maka perlu adanya
yang ditunjukkan yaitu banyak makan keteraturan terhadap empat pilar utama
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

tersebut. Salah satu hal yang terpenting mengelola pola makan atau diet sehari-
bagi penderita Diabetes Melitus adalah hari. Hal ini agar mencegah timbulnya
pengendalian kadar gula darah, maka komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus
pasien perlu memahami mengenai hal- (Astuti & Ruhyana, 2020).
hal yang mempengaruhi pengendalian Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kadar gula darah. Pengendalian kadar Lisa Astuti & Ruhyana (2018) didapatkan
gula darah pada pasien Diabetes Melitus ada hubungan antara kepatuhan diet
berhubungan dengan faktor diet atau Diabetes Melitus dengan tingkat kadar
perencanaan makan, karena gizi gula darah (𝑟 = −0,421), uji statistik
mempunyai kaitan dengan penyakit menunjukkan nilai signifikan dari
Diabetes Melitus. Penyakit Diabetes pengukuran minggu pertama hingga
Melitus tidak dapat disembuhkan, namun keempat (p=0,021). Negatif artinya,
dengan pengendalian melalui semakin patuh pasien terhadap diet
pengelolaan diet Diabetes Melitus dapat Diabetes Melitus, maka dapat menjaga
mencegah terjadinya komplikasi. kadar gula darahnya atau terkontrol.
Kepatuhan diet merupakan salah satu Hubungan negatif itu dikatakan signifikan
kunci keberhasilan dalam karena mempunyai nilai sig< 0,05.
penatalaksanaan pengendalian penyakit Berbeda pada hasil penelitian yang
Diabetes Melitus terutama bagi penderita lakukan oleh Ekasari dan Dhanny (2022),
Diabetes Melitus tipe 2. Hal tersebut mengatakan bahwa tidak terdapat
dikarenakan perencanaan makan hubungan antara kepatuhan diet dengan
merupakan salah satu dari 4 pilar utama kadar glukosa darah dengan (p-
dalam pengelolaan Diabetes Melitus value=0,177).
(Nanang, 2021). Hasil penelitian yang dilakukan Sri
Pola diet pada penderita Diabetes Linggom & Suriani Ginting (2019) pada
Melitus tipe 2 dimaksudkan untuk 44 responden diperoleh bahwa ada
mengatur jumlah kalori dan karbohidrat hubungan yang bermakna antara
yang dikonsumsi setiap hari. Diet kepatuhan diet dengan kadar gula darah
merupakan salah satu cara pengendalian penderita diabetes melitus di Puskesmas
Diabetes Melitus karena berhubungan Rawat-Inap Tanjung Morawa-
dengan kadar gula darah. Pola diet Kec.Tanjung Morawa dilihat dari hasil uji
penderita Diabetes Melitus tipe 2 sebagai Spearman Rho didapatkan nilai p=
bentuk ketaatan dan keaktifan penderita 0,000. Nilai p ini secara statistik
terhadap aturan makan yang diberikan. menunjukkan bahwa ada hubungan
Pola diet yang tidak tepat dapat antara kepatuhan diet dengan kadar gula
mengakibatkan kadar gula darah pasien darah penderita diabetes melitus.
tidak terkontrol. Oleh karena itu salah Semakin patuh penderita Diabetes
satu upaya untuk mengontrol kadar gula Melitus dalam menjalankan dietnya maka
darah pada pasien Diabetes Melitus tipe kadar gula dalam darah juga akan dapat
2 adalah dengan perbaikan pola makan terkontrol.
melalui pemilihan makanan yang tepat Berdasarkan penelitian Meilana dan
(Rasmadi, Sarwono, 2018). Keberhasilan Wijaya (2021) didapatkan adanya
proses kontrol terhadap penyakit hubungan yang bermakna antara
Diabetes Melitus salah satunya kepatuhan diet dengan pengendalian
ditentukan oleh kepatuhan pasien dalam kadar gula darah dengan nilai p sebesar
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

(0,000) < α (0,05). Selain itu, juga )


diperoleh nilai OR sebesar 44,686 Jenis
menunjukkan bahwa responden yang Kelamin
tidak patuh diet memiliki resiko 44,686 Perempuan 58 64
kali lebih besar gula darah tidak ,4
terkendali dibandingkan dengan Laki-Laki 32 35
responden yang patuh diet. ,6
Sumber: Data Primer 2023
B. METODE Tabel 1 merupakan tabel yang berisi
Pada penelitian ini, peneliti informasi mengenai karakteristik
menggunakan metode observasional responden berdasarkan jenis kelamin
analitik dengan pendekatan studi Cross dan umur. Berdasarkan Tabel 1 dapat
Sectional. Penelitian ini dilakukan diketahui bahwa responden terdiri dari 58
dengan mengidentifikasi melalui orang (64,5%) perempuan dan 32 orang
kuesioner untuk menilai kepatuhan diet (35,6%) laki-laki. Oleh karena itu dapat
serta pengukuran kadar gula darah pada diambil kesimpulan bahwa sebagian
penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di besar responden yang mengalami
Puskesmas Karang Taliwang. Penelitian Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas
ini dilaksanakan di Puskesmas Karang Karang Taliwang berjenis kelamin
Taliwang Kecamatan Cakranegara Kota perempuan.
Mataram pada bulan Maret 2023.
Instrumen yang digunakan adalah alat Tabel 2 Distribusi Karateristik Responden
Pengukuran kadar glukosa darah Berdasarkan Umur
sewaktu dan kuesioner kepatuhan diet. Variabel P
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan e
sampel menggunakan purposive r
s
sampling. Teknik analisis data pada e
penelitian ini menggunakan uji chi square n
untuk mengetahui korelasi hubungan Ju t
kepatuhan diet dengan kadar glukosa mlah (n) a
darah penderita diabetes melitus tipe 2 di s
e
Puskesmas Karang Taliwang.
(
C. HASIL DAN PEMBAHASAN %
Karakteristik Responden Penelitian )
Umur
Tabel 1 Distribusi Karateristik Responden
Masa Dewasa 8 8
Berdasarkan Jenis Kelamin
Akhir (36-45) ,9
Variabel Ju P Masa Lansia Awal 57 6
mlah (n) er (46-55) 3,3
se Masa Lansia Akhir 15 1
nt (56-65) 6,7
Masa Manula (>65) 10 1
as 1,1
e Sumber: Data Primer 2023
( Berdasarkan Tabel 2 diatas
% dapat diketahui distribusi karateristik
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

responden berdasarkan umur terbanyak


ada di masa lansia awal (46-55 tahun) (
n
yaitu 57 orang (63,3%), lalu diikuti oleh )
masa lansia akhir sebanyak 15 orang 1. Kepatuhan Diet
(16,7%), manula sebanyak 10 orang Patuh 6 73,3
(11,1%) . Selain itu, yang paling sedikit 6
ada di masa dewasa akhir yaitu 8 orang Tidak Patuh 2 26,7
(8,9%). Oleh karena itu, dapat diambil 4
kesimpulan bahwa sebagian besar 2. Kadar Glukosa
Darah
responden telah berumur lebih dari 40 Normal 6 71,1
tahun. 4
Kadar glukosa darah yang Tidak 2 28,9
dihitung adalah kadar glukosa darah Normal 6
puasa dengan kriteria normal jika berada Sumber: Data Primer 2023
diantara 70-90 mg/dl. Berdasarkan Tabel Tabel 3 merupakan tabel
4.2 terlihat bahwa 64 (71,1%) memiliki distribusi frekuensi kepatuhan diet dan
kadar yang normal. Namun, 26 orang kadar glukosa penderita Diabetes
(28,9%) memiliki kadar yang tidak nomal. Melitus. Berdasarkan tabel tersebut
Oleh karena itu, sebagian besar terlihat bahwa responden yang patuh diet
responden yang merupakan penderita sebanyak 66 orang (73,3%) dan tidak
Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja patuh sebanyak 24 orang (26,7%). Oleh
Puskesmas Karang Taliwang memiliki karena itu, dapat diambil kesimpulan
glukosa darah yang tergolong normal. sebagian besar responden telah
mematuhi aturan diet Diabetes Melitus.
Hasil Analisis Univariat Kadar glukosa darah yang
Tabel 3 Hasil Analisis Univariat Hubungan dihitung adalah kadar glukosa darah
Kepatuhan Diet dengan Kadar Glukosa puasa dengan kriteria normal jika berada
Darah Penderita DiabetesMelitus Tipe 2 di diantara 70-90 mg/dl. Berdasarkan Tabel
Puskesmas Karang Taliwang-Mataram 4.3 terlihat bahwa 64 (71,1%) memiliki
Vari J P kadar yang normal. Namun, 26 orang
abel u erse (28,9%) memiliki kadar yang tidak
m ntas normal. Oleh karena itu, sebagian besar
l e responden.
a (%)
h
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4 Hasil Analisis Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kadar Glukosa Darah Penderita DiabetesMelitus
Tipe 2 di Puskesmas Karang Taliwang-Mataram
Variabel Kadar Glukosa Darah
Jumlah p-Value RP 95% Cl
Kepatuhan Diet Normal Tidak Normal
n % n % n %
Patuh 63 98,4 3 11,5 66 73,3
0,00 22,9 470,8-880,3
Tidak Patuh 1 1,6 23 88,5 24 26,7
Total 64 100 26 100 90 100
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji Chi Square Test menunjukkan bahwa nilai p untuk variable kepatuhan
diet dengan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus adalah 0,00. Bila dibandingkan dengan
0,05 maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05). Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah di wilayah kerja Puskesmas
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

Karang Taliwang. Rasio Prevalensi (RP) yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 22,9 yang artinya
orang yang patuh diet akan 22,9 kali lebih besar kemungkinannya untuk memiliki kadar glukosa darah
normal.

Identifikasi Kepatuhan Diet Penderita Diabetes kelamin perempuan juga mengalami


Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang Taliwang premenstrual syndrome (sindroma siklus
bulanan) pasca menopause yang dapat membuat
Diabetes melitus (Diabetes Melitus) tipe distribusi lemak tubuh mudah terakumulasi akibat
2 merupakan penyakit gangguan metabolisme proses hormonal tersebut, sehingga perempuan
kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah lebih berisiko. Lemak yang terakumulasikan
(hiperglikemia). Pada diabetes mellitus tipe ini, berlebihan dapat menyebabkan obesitas yang
terjadi hiperinsulinemia pada penderita tetapi merupakan salah satu faktor resiko dari Diabetes
insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke Melitus (Syamsiyah, 2017). Dalam penelitian ini,
dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin terdapat 64,4% penderita Diabetes Melitus tipe 2
yang merupakan turunnya kemampuan insulin di Puskesmas Karang Taliwang Mataram yang
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh berjenis kelamin perempuan.
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi Penderita Diabetes Melitus 2, kontrol
glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya gula darah dapat ditangani tanpa insulin yaitu
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak dengan cara diet. Pola diet pada penderita
aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi Diabetes Melitus dimaksudkan untuk mengatur
dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan setiap hari. Diet merupakan salah satu cara
berkurangnya sekresi insulin pada adanya pengendalian Diabetes Melitus karena
glukosa bersama bahan sekresi insulin lain berhubungan dengan kadar gula darah. Pola diet
sehingga sel beta pankreas akan mengalami penderita Diabetes Melitus sebagai bentuk
desensitisasi terhadap adanya glukosa. Adanya ketaatan dan keaktifan penderita terhadap aturan
resistensi yang terjadi perlahan-lahan akan makan yang diberikan. Pola diet yang tidak tepat
mengakibatkan sensitivitas reseptor akan dapat mengakibatkan kadar gula darah pasien
glukosa berkurang. Diabetes Mellitus tipe ini tidak terkontrol. Oleh karena itu salah satu upaya
sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien
(Tarwoto dkk, 2012). Diabetes Melitus tipe 2 Diabetes Melitus adalah dengan perbaikan pola
merupakan tipe diabetes yang sering didapatkan makan melalui pemilihan makanan yang tepat
dan biasanya timbul pada usia di atas 40 tahun, (Rasmadi, 2018).
90-95% dari penderita diabetes adalah Diabetes Kepatuhan diet Diabetes Melitus adalah
Melitus tipe 2 (Nursihhah, 2022). Pada penelitian ketaatan terhadap makanan dan minuman yang
ini, sebagian besar responden yang menderita dikonsumsi pasien Diabetes Melitus setiap hari
diabetes berumur diatas 40 tahun. Umur untuk menjaga kesehatan dan mempercepat
merupakan faktor resiko Diabetes Melitus yang proses penyembuhan dengan prinsip 3J yaitu
tidak dapat diubah. tepat jadwal, tepat jenis dan tepat jumlah
Selain umur, jenis kelamin juga (Windusari,2013). Usahakan makan tepat pada
termasuk faktor resiko Diabetes Melitus yang waktu. Apabila terlambat makan maka akan bisa
tidak dapat diubah. Jenis kelamin perempuan terjadi hipoglikemia atau rendahnya kadar gula
lebih berisiko terkena Diabetes Melitus tipe 2 darah. Hipoglikemia meliputi gejala seperti
karena secara fisiologis perempuan berpeluang pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi
dalam peningkatan IMT yang lebih besar. Jenis segera minum air gula. Jumlah atau porsi makan
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

yang dikonsumsi harus diperhatikan. Jumlah Identifikasi kadar Glukosa Darah Penderita
makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang
diabetes adalah porsi kecil tapi sering. Penderita Taliwang
harus makan dalam jumlah sedikit tapi sering
yang terbagi dalam pola menu 6 kali makan. Glukosa dalam darah diperoleh dari
Jenis makanan menentukan kecepatan naik atau makanan yang mengandung karbohidrat dari zat-
turunnya kadar gula darah. Kecepatan suatu zat lain yang bukan karbohidrat. Kadar glukosa
makanan dalam menaikkan kadar gula darah darah pada penderita Diabetes Melitus tidak
disebut indeks glikemik. Semakin cepat normal karena terganggunya metabolisme
menaikkan kadar gula darah sehabis makan karbohidrat. Kadar glukosa darah sepanjang hari
tersebut dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks bervariasi dimana akan meningkat setelah makan
glikemik makanan tersebut. Hindari makanan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
yang berindeks glikemik tinggi, seperti sumber glukosa darah yang normal pada pagi hari
karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-
mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks 110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah biasanya
glikemik lebih rendah adalah makanan yang kaya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah
dengan serat, contohnya sayuran dan buah- makan atau minum cairan yang mengandung
buahan (Widodo,2017). glukosa maupun karbohidrat lainnya (Astuti,
Menurut Arsana (2011), kontrol glikemik 2017).
pasien sangat dipengaruhi oleh kepatuhan Hasil dari pemeriksaan kadar glukosa darah
pasien terhadap anjuran diet meliputi, jenis dan puasa menunjukkan bahwa 26 responden
jumlah makanan yang dikonsumsi dan (28,9%) yang memiliki glukosa darah puasa yang
ketidakpatuhan merupakan salah satu hambatan buruk yaitu di atas 180 mg/dL. Peningkatan kadar
untuk tercapainya. Tujuan pengobatan dan juga glukosa darah pada responden tersebut dapat
akan mengakibatkan pasien memerlukan disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pemeriksaan atau pengobatan yang sebenarnya peningkatan indeks massa tubuh (IMT),
tidak diperlukan. pertambahan umur, kebiasaan berolahraga,
Berdasarkan penelitian ini, sebagian adanya riwayat Diabetes Melitus dalam keluarga,
besar penderita mematuhi diet yang telah dan kepatuhan meminum obat dan diet (Amir dan
ditetapkan dan hanya 26,7% tidak patuh. Pangemanan, 2015). Dalam penelitian ini, faktor
Ketidakpatuhan ini dapat disebabkan karena yang diteliti adalah kepatuhan diet Diabetes
kurang nya pengetahuan mengenai akibat dari Melitus. Berdasarkan hasil tersebut terlihat
melanggar pola diet Diabetes Melitus yang bahwa sebagian besar responden yang memiliki
ditetapkan maupun kurang nya pendidikan kadar glukosa darah puasa yang buruk
mengenai program diet diabetes melitus dan diakibatkan karena tidak patuh untuk
kurang nya dukungan dari keluarga. Selain itu, menjalankan diet Diabetes Melitus.
penderita Diabetes Melitus banyak yang merasa Berdasarkan hasil penelitian juga terlihat
tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah bahwa semua responden yang memiliki kadar
makanan yang dianjurkan. Padalah tujuan diet glukosa darah puasa yang buruk termasuk pada
diabetes melitus adalah mempertahankan atau kelompok umur dewasa tengah (40 - 60 tahun).
mencapai berat badan ideal, mempertahankan Umur dapat menjadi faktor resiko yang dapat
kadar glukosa darah mendekati normal, mengakibatkan naik nya kadar glukosa darah
mencegah komplikasi akut dan kronik serta karena dengan semakin bertambahnya umur
meningkatkan kualitas hidup (Hasdianah, 2012). kemampuan jaringan mengambil glukosa darah
juga akan semakin menurun (Rondonuwu, dkk,
2016). Namun, 64 responden (71,1%) lainnya
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

masuk dalam kelompok umur dewasa tengah oleh masing-masing individu, bukan jumlah
memiliki kadar glukosa darah puasa yang normal banyaknya makan, hal ini bertujuan untuk
yaitu antara 70 sampai dengan di bawah 90 mendapatkan kontrol metabolik, lipid dan tekanan
mg/dL. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal darah (Astuti dan Ruhyana, 2018).
seperti diet nutrisi yang tepat, olahraga, dan Patuh terhadap terapi diet jangka
pengobatan yang teratur. panjang merupakan salah satu aspek paling
menantang dalam menjalani penatalaksanaan
Hubungan Antara Kepatuhan Diet Diabetes Diabetes Melitus, karena itu menjadi salah satu
Melitus dengan Kadar Gula Darah Penderita penyebab tidak patuhnya pasien mengikuti
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang instruksi tenaga kesehatan. Patuh dalam
Taliwang melakukan diet sangat penting karena dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien dan
Berdasarkan tabel hasil uji chi square menurunkan angka morbiditas penyakit Diabetes
untuk variabel kepatuhan diet diabetes melitus Melitus, sedangkan tidak patuhnya pasien
dengan kadar glukosa darah terlihat bahwa ada menyebabkan terjadinya komplikasi akut dan
hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet kronik akhirnya memperberat kondisi penyakit
dengan kadar glukosa darah pada penderita bahkan bisa menimbulkan kematian (Astuti dan
Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Ruhyana, 2018).
Karang Taliwang di. Hasil ini sesuai dengan Kepatuhan penderita dalam mentaati diet
penelitian yang dilakukan oleh Febriana, dkk diabetes mellitus sangat berperan penting untuk
(2014) serta Nursihhah (2021) bahwa terdapat menstabilkan kadar glukosa pada penderita
hubungan antara kepatuhan diet terhadap diabetes mellitus, sedangkan kepatuhan itu
pengendalian gula darah. Selain itu juga nilai PR sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk
sebesar 22,9 menunjukkan bahwa responden dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan)
yang patuh diet memiliki peluang 22,9 kali lebih yang dapat membantu penderita dalam mengikuti
besar mengalami gula darah yang normal jadwal diet yang kadang-kadang sulit dilakukan.
dibandingkan dengan responden yang patuh diet Setiap penderita diabetes mellitus harus
Diabetes Melitus. Hal ini dapat mengindikasikan mempunyai sikap yang positif (mendukung)
bahwa pasien yang mematuhi diet Diabetes terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi baik
Melitus yang telah sesuai dengan 3J akan akut maupun kronis (Phitri & Widyaningsih,
mempunyai kontrol gula darah yang lebih baik, 2013).
dengan kontrol gula darah yang baik dan terus Dalam keadaan Diabetes Melitus, tubuh
menerus akan dapat mencegah komplikasi akut relatif kekurangan insulin sehingga pengaturan
dan mengurangi resiko komplikasi jangka glukosa darah menjadi kacaum Walaupun kadar
panjang. glukosa darah sudah tinggi, pemecahan lemak
Terapi diet merupakan terapi utama dan protein menjadi glukosa melalui
dalam penatalaksanaan Diabetes Melitus, diet glukoneogenesis dihati tidak dapat dihambat
yang sehat dapat mengurangi perkembangan karena insulin yang kurang sehingga kadar
penyakit Diabetes Melitus. Diet ditujukan glukosa darah terus meningkat. Akibatnya terjadi
terutama untuk mengendalikan berat badan gejala-gejaia khas Diabetes Melitus seperti
pasien, khususnya penderita Diabetes Melitus poliuri, polidipsi, polipagi, lemas, berat badan
tipe 2 dengan obesitas, karena penurunan berat menurun. Jika diet Diabetes Melitus yang telah
badan merupakan kunci dalam penanganan diatur oleh tenaga kesehatan tidak dipatuhi serta
Diabetes Melitus tipe 2. Penting diperhatikan keadaan ini dibiarkan berlarut-larut maka
dalam diet adalah jumlah kalori yang dibutuhkan berakibat terjadi kegawatan Diabetes Mellitus
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

yaitu ketoasidois yang sering menimbulkan 3. Terdapat hubungan antara kepatuhan


kematian (Waspadji, 2011). diet dengan kadar glukosa darah
Sebagian besar karbohidrat dalam penderita Diabetes Melitus tipe 2 di
makanan yang kita makan dikonversi hanya wilayah kerja Puskesmas Karang
dalam beberapa jam saja menjadi glukosa Taliwang dengan (p value = 0,00)
monosakarida, yang akan digunakan oleh tubuh
sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke Saran
dalam darah oleh sel β, yang ditemukan di 1. Bagi Masyarakat diharapkan penelitian ini
pulaupulau Langerhans pankreas, sebagai dapat menambah informasi, pengetahuan
respon terhadap meningkatnya kadar glukos a bagi masyarakat sekitar khususnya
darah setelah makan. Insulin digunakan oleh penderita Diabetes Melitus Tipe 2
sekitar duapertiga sel tubuh untuk mengabsorbsi disarankan untuk menjaga pola makan mulai
glukosa dari darah untuk dipergunakan sebagai dari jadwal, porsi dan menghindari jenis
bahan bakar, dikonversi ke molekul-molekul yang makanan dengan indeks glikemik tinggi
membutuhkan, atau untuk disimpan. Insulin juga seperti mie dan sebagainya.
merupakan hormon yang mengatur konversi 2. Disarankan bagi instansi kesehatan untuk
glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam memberi penyuluhan mengenai informasi
hati ataupun otot. Kadar glukosa darah yang kepatuhan diet dalam mengontrol glukosa
rendah akan berdampak pada berkurangnya darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe
insulin yang dilepaskan sel β pankreas dan 2 dan dapat menjadi pencegahan bagi
konversi glikogen menjadi glukosa kembali. masyarakat umum lainnya dalam menjaga
Proses ini diatur oleh hormon glukagon yang pola makan.
berperan sebagai lawan insulin. Efek yang terjadi Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini
selanjutnya adalah tingginya kadar glukosa diharapkan sebagai bahan referensi dan
darah, sintesis protein yang buruk, dan kelainan disarankan menambah faktor lain seperti
metabolisme lainnya, seperti asidosis (Ernawati, aktivitas fisik, stres, usia serta jenis kelamin
2013). dan perlu ditambahkan referensi dari jurnal
internasional.
D. PENUTUP
Simpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
hubungan kepatuhan diet dengan kadar glukosa Astuti, L. (2018). Hubungan kepatuhan diet
darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di dengan kadar gula darah pasien dm
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram kelompok persadia rs pku
dapat disimpulkan bahwa hasil analisis muhammadiyah gamping yogyakarta.
menunjukkan : Amir, S. M., Wungouw, H., & Pangemanan, D.
1. Responden yang patuh diet sebanyak (2015). Kadar glukosa darah sewaktu
73,3% dan tidak patuh sebanyak orang pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
26,7%. Puskesmas Bahu kota Manado.
2. Sebagian besar responden yang eBiomedik, 3(1).
merupakan penderita Diabetes Melitus Astuti, A. (2017). Pangan indeks glikemik tinggi
tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas dan glukosa darah pasien diabetes
Karang Taliwang memiliki glukosa darah mellitus tipe ii. Jurnal Endurance, 2(2),
yang tergolong normal. 225-231.
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

Astuti, L., & Ruhyana, M. A. N. (2018). Hubungan dissertation, Universitas Muhammadiyah


Kepatuhan Diet dengan Kadar Gula Surakarta).
Darah Pasien DM Kelompok Persadia Febry, K. A. (2022). Hubungan Pengetahuan
RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan Kepatuhan Diet, Aktivitas Fisik Dan
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Minum Obat Pada Penderita Diabetes
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta). Mellitus Di Wilayah Kerja ….
Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/id/
Diabetes Melitus Provinsi NTB 2021_0. eprint/165%0Ahttp://
(n.d.). repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/
165/1/2011005_Skripsi_Aprilia Febry
Candra Sasmita, P., Yonata, A., & Larasati, T.
Kusumawati.pdf
(2020). Hubungan Kepatuhan Diet
Dengan Kadar Gula Darah Penderita Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus Di Puskesmas Rawat- Pada Orang Dewasa dan Anak Anak
Inap Tanjung Morawa-Kec. 18(Dm), 357. Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta :
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/js Nuha Medika
pui/handle/123456789/2178 Infodatin 2020 Diabetes Melitus.pdf . (n.d.).
Candra Sasmita, P., Yonata, A., & Larasati, T. Irwansyah, I., & Kasim, I. S. (2021). Identifikasi
(2020). Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Keterkaitan Lifestyle Dengan Risiko
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Diabetes Melitus. Jurnal Ilmiah
Melitus Di Puskesmas Rawat-Inap Tanjung Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 62–69.
Morawa-Kec. 18(Dm), 357. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.511
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/
handle/123456789/2178 Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko
mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus
Dinkes Provinsi NTB. (2020). Pelayanan tipe dua. Jurnal Kebidanan Dan
Kesehatan Penderita Diabetes Melitus Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–68.
Provinsi NTB Tahun 2019. In https://doi.org/10.31101/jkk.550
Data.Ntbprov.Go.Id.
Julianti K, D. N. (2020). Faktor - Faktor Risiko
Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Keperawatan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Diabetes Melitus Terpadu. Bogor: PT. Puskesmas Sudiang Raya. April.
Mitra Wacana Media http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/348
Fahrul, M., Rusliati, E., Hosseini, S. H., Jannati 4%0A
Mashkani, A., Abdellahi, S. A., & Ilvira, Juwita, L., & Febrina, W. (2018). Model of
Rifka Fitri, D. (2016). Document (3).Pdf. Controlling Blood Sugar Levels for Diabetes
In Agri Ekonomi (Vol. 25, Issue Analisis Mellitus Patients. Jurnal Endurance, 3(1),
Usaha dan Strategi Pengembangan 102.
Agribisnis Buah Naga CV. Kusumo
Wanadri Kulon Progo, p. 20). Kadar, T., & Darah, G. (2019). Naskah publikasi.
Febriana, R., Widyatmoko, S., PD, S., & Lestari, Kinanti, R. G. A. A. (2019). Biokimia Karbohidrat
N. (2014). Hubungan Kepatuhan Diit Dalam Perspektif Ilmu Keolahragaan.
Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Lestari, Zulkarnain, & Sijid, S. A. (2021). Diabetes
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Rawat Inap RSUD Sukoharjo (Doctoral Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS

Pengobatan dan Cara Pencegahan. UIN


Alauddin Makassar, November, 237–241.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/ps
b
Muhammad, A., Hanifan, Z., Gigi, D. K., Gigi, F.
K., & Hasanuddin, U. (2020). Hubungan
Diabetes Mellitus Terhadap Hasil. 1–23.
Murtiningsih, M. K., Pandelaki, K., & Sedli, B. P.
(2021). Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko
Diabetes Melitus Tipe 2. E-CliniC, 9(2), 328.
https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.32852
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian
Kesehatan (Cetakan Ke). Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nursihhah, M. (2021). Hubungan Kepatuhan Diet
Terhadap Pengendalian Kadar Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Medika Hutama, 2(03
April), 1002-1010.

You might also like