Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Background: Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus) is a disease characterized by blood glucose levels
(blood sugar) exceeding normal. Research Objectives: To determine the relationship between dietary
compliance with blood glucose levels of patients with Type 2 Diabetes Mellitus at the Karang Taliwang
Health Center. Method: The method used in this study is observational analytic with Cross Sectional study
approach. The sampling technique used is a total sampling technique with a total of 90 respondents. The
variables in this study were dietary adherence and blood glucose levels. Data was analyzed using SPSS
25.00. Results: (1) There is a relationship between dietary compliance with blood glucose levels of
patients with type 2 Diabetes Mellitus in the work area of the Karang Taliwang Health Center with (p
value = 0.00) (2) Respondents who adhere to the diet as much as 73.3% and non-compliance as many as
people 26.7% (3) Most respondents who are patients with type 2 Diabetes Mellitus in the work area of the
Karang Taliwang Health Center have blood glucose that is classified as normal. Conclusion: There is a
relationship between dietary compliance with blood glucose levels of patients with type 2 Diabetes
Mellitus in the work area of the Puskesmas
Abstrak
Latar Belakang: Diabetes Melitus (Diabetes Melitus) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan
kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang
Taliwang. Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik
dengan pendekatan studi Cross Sectional. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total
sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Variable dalam penelitian ini adalah kepatuhan
diet dan kadar glukosa darah. Data di analisis menggunakan SPSS 25.00. Hasil Penelitian: (1) Terdapat
hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang dengan (p value = 0,00) (2) Responden yang patuh diet
sebanyak 73,3% dan tidak patuh sebanyak orang 26,7% (3) Sebagian besar responden yang merupakan
penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang memiliki glukosa darah
yang tergolong normal. Simpulan: Terdapat hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar glukosa
darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Diabetes Melitus (Dinkes 2018, 2019, (poliphagi), banyak minum (polidipsi) dan
2020, 2021). banyak kencing (poliuri) (Meilana dan
Pada bulan Juni 2017, klub Wijaya, 2021). Tingginya prevalensi
PROLANIS (Program Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh
Penyakit Kronis) melakukan kunjungan karena faktor resiko yang tidak dapat
ke berbagai Puskesmas di Kota Mataram diubah misalnya jenis kelamin, umur, dan
guna mencatat jumlah pasien Diabetes faktor genetik kemudian yang kedua
Melitus yang melakukan kunjungan ke adalah faktor resiko yang dapat diubah
Puskesmas. Berdasarkan data misalnya 2 tingkat pendidikan, pekerjaan,
kunjungan klub PROLANIS se- aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
Puskesmas di Kota Mataram pada bulan konsumsi alkohol, lingkar pinggang,
Juni 2017, tercatat tiga puskesmas yang indeks massa tubuh dan umur (Dewi,
memiliki jumlah kunjungan terbanyak 2020).
yaitu Puskesmas Karang Taliwang Gaya hidup merupakan faktor utama
dengan jumlah peserta 115 orang, tidak terjadi keseimbangan antara kadar
Puskesmas Selaparang dengan jumlah gula dan insulin dalam darah sehingga
peserta 82 orang, dan Puskesmas terjadi penumpukan gula di luar sel yang
Tanjung Karang dengan jumlah peserta tidak dipakai sebagai energi yang
66 orang. Berdasarkan data Puskesmas umumnya terjadi pada pada penderita
Karang Taliwang, ditemukan jumlah Diabetes melitus tipe 2, misalnya pola
kunjungan pasien Diabetes Melitus pada makan yang berlebihan atau seringnya
tahun 2017 sebanyak 618 mengkonsumsi makanan yang memiliki
kunjungan. Pada bulan Oktober mengandung kadar gula sehingga faktor
2017 peserta PROLANIS di Puskesmas resiko yang erat kaitanya dengan gaya
Karang Taliwang bertambah menjadi 140 hidup yaitu obesitas atau kegemukan
peserta yang terdiri dari 115 peserta sebagai dasar dari gaya hidup yang
lama, dan 25 peserta baru (BPJS buruk misalnya dari pola makan yang
Kesehatan, 2017). Dan pada 3 tahun tidak sesuai dengan diet yang seimbang
terakhir, terjadi peningkatan penderita dan kurangnya olahraga sehingga
Diabetes Melitus pada Puskesmas penumpukan kalori yang berlebihan yang
Karang Taliwang. Tahun 2019 tercatat pada akhirnya dapat menyebabkan
322 pasien, tahun 2020 ada 385 pasien obesitas yang dapat dinilai dari lingkar
dan di tahun 2021 terdapat 200 pasien. perut, lengan atau berdasarkan berat
Penyakit Diabetes Melitus terbagi badan ideal IMT (Irwansyah dan Kasim,
menjadi dua kategori utama yaitu 2020).
Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Upaya pengendalian penyakit
Melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 ditandai Diabetes Melitus memiliki empat pilar
dengan kurangnya produksi insulin utama yaitu edukasi, terapi nutrisi
sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan medis/diet, jasmani dan terapi
penggunaan insulin yang kurang efektif farmakologis. Keempat pilar pengelolaan
oleh tubuh. Diabetes Melitus tipe 2 tersebut dapat diterapkan pada semua
merupakan tipe diabetes yang sering jenis tipe Diabetes Melitus. Untuk
didapatkan dan biasanya timbul pada mencapai fokus pengelolaan Diabetes
usia di atas 40 tahun. Permulaan gejala Melitus yang optimal maka perlu adanya
yang ditunjukkan yaitu banyak makan keteraturan terhadap empat pilar utama
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS
tersebut. Salah satu hal yang terpenting mengelola pola makan atau diet sehari-
bagi penderita Diabetes Melitus adalah hari. Hal ini agar mencegah timbulnya
pengendalian kadar gula darah, maka komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus
pasien perlu memahami mengenai hal- (Astuti & Ruhyana, 2020).
hal yang mempengaruhi pengendalian Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kadar gula darah. Pengendalian kadar Lisa Astuti & Ruhyana (2018) didapatkan
gula darah pada pasien Diabetes Melitus ada hubungan antara kepatuhan diet
berhubungan dengan faktor diet atau Diabetes Melitus dengan tingkat kadar
perencanaan makan, karena gizi gula darah (𝑟 = −0,421), uji statistik
mempunyai kaitan dengan penyakit menunjukkan nilai signifikan dari
Diabetes Melitus. Penyakit Diabetes pengukuran minggu pertama hingga
Melitus tidak dapat disembuhkan, namun keempat (p=0,021). Negatif artinya,
dengan pengendalian melalui semakin patuh pasien terhadap diet
pengelolaan diet Diabetes Melitus dapat Diabetes Melitus, maka dapat menjaga
mencegah terjadinya komplikasi. kadar gula darahnya atau terkontrol.
Kepatuhan diet merupakan salah satu Hubungan negatif itu dikatakan signifikan
kunci keberhasilan dalam karena mempunyai nilai sig< 0,05.
penatalaksanaan pengendalian penyakit Berbeda pada hasil penelitian yang
Diabetes Melitus terutama bagi penderita lakukan oleh Ekasari dan Dhanny (2022),
Diabetes Melitus tipe 2. Hal tersebut mengatakan bahwa tidak terdapat
dikarenakan perencanaan makan hubungan antara kepatuhan diet dengan
merupakan salah satu dari 4 pilar utama kadar glukosa darah dengan (p-
dalam pengelolaan Diabetes Melitus value=0,177).
(Nanang, 2021). Hasil penelitian yang dilakukan Sri
Pola diet pada penderita Diabetes Linggom & Suriani Ginting (2019) pada
Melitus tipe 2 dimaksudkan untuk 44 responden diperoleh bahwa ada
mengatur jumlah kalori dan karbohidrat hubungan yang bermakna antara
yang dikonsumsi setiap hari. Diet kepatuhan diet dengan kadar gula darah
merupakan salah satu cara pengendalian penderita diabetes melitus di Puskesmas
Diabetes Melitus karena berhubungan Rawat-Inap Tanjung Morawa-
dengan kadar gula darah. Pola diet Kec.Tanjung Morawa dilihat dari hasil uji
penderita Diabetes Melitus tipe 2 sebagai Spearman Rho didapatkan nilai p=
bentuk ketaatan dan keaktifan penderita 0,000. Nilai p ini secara statistik
terhadap aturan makan yang diberikan. menunjukkan bahwa ada hubungan
Pola diet yang tidak tepat dapat antara kepatuhan diet dengan kadar gula
mengakibatkan kadar gula darah pasien darah penderita diabetes melitus.
tidak terkontrol. Oleh karena itu salah Semakin patuh penderita Diabetes
satu upaya untuk mengontrol kadar gula Melitus dalam menjalankan dietnya maka
darah pada pasien Diabetes Melitus tipe kadar gula dalam darah juga akan dapat
2 adalah dengan perbaikan pola makan terkontrol.
melalui pemilihan makanan yang tepat Berdasarkan penelitian Meilana dan
(Rasmadi, Sarwono, 2018). Keberhasilan Wijaya (2021) didapatkan adanya
proses kontrol terhadap penyakit hubungan yang bermakna antara
Diabetes Melitus salah satunya kepatuhan diet dengan pengendalian
ditentukan oleh kepatuhan pasien dalam kadar gula darah dengan nilai p sebesar
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS
Karang Taliwang. Rasio Prevalensi (RP) yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 22,9 yang artinya
orang yang patuh diet akan 22,9 kali lebih besar kemungkinannya untuk memiliki kadar glukosa darah
normal.
yang dikonsumsi harus diperhatikan. Jumlah Identifikasi kadar Glukosa Darah Penderita
makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang
diabetes adalah porsi kecil tapi sering. Penderita Taliwang
harus makan dalam jumlah sedikit tapi sering
yang terbagi dalam pola menu 6 kali makan. Glukosa dalam darah diperoleh dari
Jenis makanan menentukan kecepatan naik atau makanan yang mengandung karbohidrat dari zat-
turunnya kadar gula darah. Kecepatan suatu zat lain yang bukan karbohidrat. Kadar glukosa
makanan dalam menaikkan kadar gula darah darah pada penderita Diabetes Melitus tidak
disebut indeks glikemik. Semakin cepat normal karena terganggunya metabolisme
menaikkan kadar gula darah sehabis makan karbohidrat. Kadar glukosa darah sepanjang hari
tersebut dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks bervariasi dimana akan meningkat setelah makan
glikemik makanan tersebut. Hindari makanan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
yang berindeks glikemik tinggi, seperti sumber glukosa darah yang normal pada pagi hari
karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-
mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks 110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah biasanya
glikemik lebih rendah adalah makanan yang kaya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah
dengan serat, contohnya sayuran dan buah- makan atau minum cairan yang mengandung
buahan (Widodo,2017). glukosa maupun karbohidrat lainnya (Astuti,
Menurut Arsana (2011), kontrol glikemik 2017).
pasien sangat dipengaruhi oleh kepatuhan Hasil dari pemeriksaan kadar glukosa darah
pasien terhadap anjuran diet meliputi, jenis dan puasa menunjukkan bahwa 26 responden
jumlah makanan yang dikonsumsi dan (28,9%) yang memiliki glukosa darah puasa yang
ketidakpatuhan merupakan salah satu hambatan buruk yaitu di atas 180 mg/dL. Peningkatan kadar
untuk tercapainya. Tujuan pengobatan dan juga glukosa darah pada responden tersebut dapat
akan mengakibatkan pasien memerlukan disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pemeriksaan atau pengobatan yang sebenarnya peningkatan indeks massa tubuh (IMT),
tidak diperlukan. pertambahan umur, kebiasaan berolahraga,
Berdasarkan penelitian ini, sebagian adanya riwayat Diabetes Melitus dalam keluarga,
besar penderita mematuhi diet yang telah dan kepatuhan meminum obat dan diet (Amir dan
ditetapkan dan hanya 26,7% tidak patuh. Pangemanan, 2015). Dalam penelitian ini, faktor
Ketidakpatuhan ini dapat disebabkan karena yang diteliti adalah kepatuhan diet Diabetes
kurang nya pengetahuan mengenai akibat dari Melitus. Berdasarkan hasil tersebut terlihat
melanggar pola diet Diabetes Melitus yang bahwa sebagian besar responden yang memiliki
ditetapkan maupun kurang nya pendidikan kadar glukosa darah puasa yang buruk
mengenai program diet diabetes melitus dan diakibatkan karena tidak patuh untuk
kurang nya dukungan dari keluarga. Selain itu, menjalankan diet Diabetes Melitus.
penderita Diabetes Melitus banyak yang merasa Berdasarkan hasil penelitian juga terlihat
tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah bahwa semua responden yang memiliki kadar
makanan yang dianjurkan. Padalah tujuan diet glukosa darah puasa yang buruk termasuk pada
diabetes melitus adalah mempertahankan atau kelompok umur dewasa tengah (40 - 60 tahun).
mencapai berat badan ideal, mempertahankan Umur dapat menjadi faktor resiko yang dapat
kadar glukosa darah mendekati normal, mengakibatkan naik nya kadar glukosa darah
mencegah komplikasi akut dan kronik serta karena dengan semakin bertambahnya umur
meningkatkan kualitas hidup (Hasdianah, 2012). kemampuan jaringan mengambil glukosa darah
juga akan semakin menurun (Rondonuwu, dkk,
2016). Namun, 64 responden (71,1%) lainnya
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS
masuk dalam kelompok umur dewasa tengah oleh masing-masing individu, bukan jumlah
memiliki kadar glukosa darah puasa yang normal banyaknya makan, hal ini bertujuan untuk
yaitu antara 70 sampai dengan di bawah 90 mendapatkan kontrol metabolik, lipid dan tekanan
mg/dL. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal darah (Astuti dan Ruhyana, 2018).
seperti diet nutrisi yang tepat, olahraga, dan Patuh terhadap terapi diet jangka
pengobatan yang teratur. panjang merupakan salah satu aspek paling
menantang dalam menjalani penatalaksanaan
Hubungan Antara Kepatuhan Diet Diabetes Diabetes Melitus, karena itu menjadi salah satu
Melitus dengan Kadar Gula Darah Penderita penyebab tidak patuhnya pasien mengikuti
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Karang instruksi tenaga kesehatan. Patuh dalam
Taliwang melakukan diet sangat penting karena dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien dan
Berdasarkan tabel hasil uji chi square menurunkan angka morbiditas penyakit Diabetes
untuk variabel kepatuhan diet diabetes melitus Melitus, sedangkan tidak patuhnya pasien
dengan kadar glukosa darah terlihat bahwa ada menyebabkan terjadinya komplikasi akut dan
hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet kronik akhirnya memperberat kondisi penyakit
dengan kadar glukosa darah pada penderita bahkan bisa menimbulkan kematian (Astuti dan
Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Ruhyana, 2018).
Karang Taliwang di. Hasil ini sesuai dengan Kepatuhan penderita dalam mentaati diet
penelitian yang dilakukan oleh Febriana, dkk diabetes mellitus sangat berperan penting untuk
(2014) serta Nursihhah (2021) bahwa terdapat menstabilkan kadar glukosa pada penderita
hubungan antara kepatuhan diet terhadap diabetes mellitus, sedangkan kepatuhan itu
pengendalian gula darah. Selain itu juga nilai PR sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk
sebesar 22,9 menunjukkan bahwa responden dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan)
yang patuh diet memiliki peluang 22,9 kali lebih yang dapat membantu penderita dalam mengikuti
besar mengalami gula darah yang normal jadwal diet yang kadang-kadang sulit dilakukan.
dibandingkan dengan responden yang patuh diet Setiap penderita diabetes mellitus harus
Diabetes Melitus. Hal ini dapat mengindikasikan mempunyai sikap yang positif (mendukung)
bahwa pasien yang mematuhi diet Diabetes terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi baik
Melitus yang telah sesuai dengan 3J akan akut maupun kronis (Phitri & Widyaningsih,
mempunyai kontrol gula darah yang lebih baik, 2013).
dengan kontrol gula darah yang baik dan terus Dalam keadaan Diabetes Melitus, tubuh
menerus akan dapat mencegah komplikasi akut relatif kekurangan insulin sehingga pengaturan
dan mengurangi resiko komplikasi jangka glukosa darah menjadi kacaum Walaupun kadar
panjang. glukosa darah sudah tinggi, pemecahan lemak
Terapi diet merupakan terapi utama dan protein menjadi glukosa melalui
dalam penatalaksanaan Diabetes Melitus, diet glukoneogenesis dihati tidak dapat dihambat
yang sehat dapat mengurangi perkembangan karena insulin yang kurang sehingga kadar
penyakit Diabetes Melitus. Diet ditujukan glukosa darah terus meningkat. Akibatnya terjadi
terutama untuk mengendalikan berat badan gejala-gejaia khas Diabetes Melitus seperti
pasien, khususnya penderita Diabetes Melitus poliuri, polidipsi, polipagi, lemas, berat badan
tipe 2 dengan obesitas, karena penurunan berat menurun. Jika diet Diabetes Melitus yang telah
badan merupakan kunci dalam penanganan diatur oleh tenaga kesehatan tidak dipatuhi serta
Diabetes Melitus tipe 2. Penting diperhatikan keadaan ini dibiarkan berlarut-larut maka
dalam diet adalah jumlah kalori yang dibutuhkan berakibat terjadi kegawatan Diabetes Mellitus
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
MEDIKA DRG. SUHERMAN
https://
jurnal.medikasuherman.ac.id/ VOL. 04 NO. 01, JUNI
imds/index.php/JIKMDS