You are on page 1of 13

NAMA : DYAN PARAMITA SARI

NIM : 857207488

SEMESTER : 5 (LIMA)

MATKUL : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

TUGAS 1

1. SOAL

Berikan contoh kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan

motivasi belajar siswa!

JAWAB :

Pilih metode belajar yang tepat

Guru harus bisa memilih metode yang digunakan untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa. Pemilihan metode ini bisa menjadi tolok ukur apakah

siswa merasa jenuh atau antusias dalam kegiatan belajar mengajar. Metode

belajar sendiri sangat beragam, mulai dari diskusi langsung, diskusi melalui

aplikasi, diskusi kelompok, dan lainnya. Misalnya, apakah anak menyukai

metode belajar contoh kasus, kuis, dengan singkatan agar mudah hafal, dan

lainnya.

Memaksimalkan fasilitas pembelajaran

Motivasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan

fasilitas pembelajaran. Misalnya dengan memanfaatkan perpustakaan dan


taman sekolah untuk proses belajar agar siswa tidak bosan belajar di dalam

kelas.

Memanfaatkan media belajar

Saat ini media belajar sudah semakin beragam. Selain buku, siswa bisa

mencari informasi dan ilmu pengetahuan melalui internet. Di internet pun

tersedia banyak media belajar, mulai dari bacaan, audio, hingga video belajar.

Bahkan, media belajar ini banyak yang gratis sehingga semakin memudahkan

siswa untuk memperoleh informasi.

Meningkatkan kualitas guru

Cara meningkatkan motivasi belajar siswa juga dapat dilakukan dengan

meningkatkan kualitas guru terlebih dahulu. Sebab, guru adalah sosok

penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kualitas guru ini tidak

hanya diukur dari penguasaan dan cara menyampaikan materi kepada siswa,

namun juga kemampuan guru mengerti psikologi anak. Cara untuk

meningkatkan kualitas guru dapat dilakukan dengan menempuh pendidikan

lanjutan maupun seminar. Pihak sekolah tentunya juga punya peran dalam

peningkatan kualitas guru ini.

Evaluasi pembelajaran

Jika siswa dirasa belum memiliki motivasi belajar yang tinggi, guru perlu

melakukan evaluasi pembelajaran. Hal ini untuk menilai apakah kegiatan

belajar mengajar selama ini sudah efektif atau belum. Evaluasi ini bisa dilihat

dari analisis nilai siswa. Selain itu, juga mengevaluasi metode dan media

belajar yang selama ini digunakan.


Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Motivasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan. Misalnya, guru memberi pujian kepada siswa

yang dapat menjawab pertanyaan. Sementara ketika siswa tidak bisa

menjawab bukan langsung dimarahi, namun dikoreksi secara baik.

Ciptakan persaingan dan kerja sama

Cara meningkatkan motivasi belajar siswa selanjutnya adalah dengan

menciptakan persaingan dan kerja sama antar siswa. Terkadang, persaingan

bisa membuat siswa yang satu ingin lebih maju dari siswa yang lainnya.

Namun perlu diperhatikan, persaingan harus berupa persaingan yang sehat,

bukan saling menjatuhkan secara curang. Begitu juga dengan kerja sama,

harus yang menuju kebaikan, bukan untuk hal-hal yang buruk.

2. SOAL

Jelaskan perbedaan pendekatan, strategi, metode dan Teknik

pembelajaran!

JAWAB :

Pendekatan, strategi, metode dan Teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak

dapat dipisahkan. Keempat istilah istilah tersebut merupakan satu kesatuan

dalam pembelajaran.

 Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang

pembelajaran.
 Strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala

sumber belajar yang dimiliki atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

 Metode pembelajaran adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum

yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

 Teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu model sesuai

dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran menggambarkan

Langkah-langkah penggunaan metode mengajar, yang sifatnya lebih

operasional.

3. SOAL

Jelaskan perbedaan pengertian belajar menurut pengertian lam dengan

pengertian belajar yang dikemukakan Ernest R. Hilgard!

JAWAB :

 Belajar menurut pengertian lama adalah menambah dan mengumpulkan

pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan

pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk

intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan.

 Menurut Ernerst R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang

kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari

perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relative


permanen, tidak akan Kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa

diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat

kelelahan, sakit mabuk, dan sebagainya.

4. SOAL

Rancang kegiatan belajar yang menggunakan tipe belajar konsep (Concept

Learning)!

JAWAB :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Satuan Pendidikan : SDN TOTAL PERSADA

Mata Pelajaran : PJOK

Tema 1 : Diriku

Materi Pokok : Gerak Dasar Lokomotor

Sub Materi : Berjalan, Berlari, dan Melompat

Kelas / Semester :I/I

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI DASAR
 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota

tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha dalam

berbagai bentuk permainan sederhan dan tradisional.

 Mempraktikkan pola dasar sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang

digunakan arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha dalam berbagai bentuk

permainan sederhan dan tradisional.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mampu memahami,

menjelaskan dan memperagakan gerak dasar lokomotor ke dalam permainan

sederhana dan tradisional.

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENDAHULUAN

Penguatan  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka.

Pendidikan  Salah satu siswa diminta memimpin do’a.

Karakter  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran gerak dasar

lokomotor

 Guru memberikkan gambaran tentang gerak dasar

lokomotor dalam kehidupan sehari-hari.

KEGIATAN PENYAJIAN

LITERASI  Guru memberikkan gambaran gerak dasar lokomotor


menggunakan media audio visual.

 Siswa menyimak tayangan audio visual dengan

seksama.

 Guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pembelajaran gerak dasar lokomotor.

CRICITAL  Siswa mendefiniskan dan mengorganisasikan gerak

THINGKING dasar lokomotor: Gerak dasar berjalan, gerak dasar

(BERPIKIR berlari, dan gerak dasar melompat.

KRITIS)

COLABORATION  Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai

(BEKERJA SAMA) sumber (tayangan audio visual, buku bacaan yang

terkait dengan materi, teman atau peserta didik dan

internet).

 Siswa mempraktikkan gerak dasar lokomotor

menggunakan informasi yang diperoleh dari berbagai

sumber: Gerak dasar berjalan, gerak dasar berlari,

dan gerak dasar melompat.

COMMUNICATIO  Salah satu siswa diberikan kesempatan umtuk

N (KOMUNIKASI) mempraktikkan gerak dasar lokomotor.

CREATIVITY  Guru dan siswa menarik sebuah kesimpulan tentang

(KREATIVITAS) poin-poin penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran gerak lokomotor.

 Siswa bertanya tentang hal yang belum dipahami

dan guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang

pemicu siswa dengan materi gerak dasar lokomotor.

PENUTUP
SISWA  Membuat rangkuman pembelajaran tentang gerak

dasar lokomotor.

 Kelas ditutup dengan do’a Bersama.

GURU  Memeriksa rangkuman siswa selesai dan diberikan

apresiasi dalam kegiatan proses pembelajaran.

 Mengingatkan siswa tentang materi yang dibahas

dipertemuan berikutnya.

D. PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian Pengetahuan : Quiz

Penilaian Keterampilan : Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dalam

permainan sederhana (berjalan berkelompok, lari

berlawan arah, melompati kardus).

Tangerang, 8 Mei 2023

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru PJOK

Hj, AAM AZIMAH, S.Pd. DYAN PARAMITA SARI

NIP. 196307082000031001 NIM. 857207488

5. SOAL
Jelaskan manfaat mengajar dengan model bermain peran dan Inkuiri

Yurisprudensi!

JAWAB :

Manfaat mengajar dalam Bermain peran:

Meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak

Bermain peran dapat membantu anak dalam meningkatkan keterampilan

kognitif dan kreativitas anak, sebab kegiatan ini menuntut anak untuk

menggunakan imajinasinya.

Untuk mendukung imajinasi anak dan memberikan pengalaman bermain

peran yang lebih nyata, Ibu bisa lho menyediakan kostum-kostum lucu dan

mainan profesi seperti mini kitchen-set yang dibuat dari kardus atau dengan

membeli kids doctor kit.

Imajinasi yang terus diasah kelak akan membantu anak dalam menikmati

proses membaca buku, merencanakan kegiatan dalam hidup, hingga

menempatkan diri di posisi orang lain alias berempati.

Meningkatkan keterampilan bahasa

Saat memerankan tokoh lain secara otomatis anak akan mencari tahu

bagaimana cara tokoh tersebut berbicara dan kosakata apa saja yang sering

digunakan oleh si tokoh. Misalnya saat Ibu mengajak si Kecil untuk berpura-

pura menjadi Dora the Explorer dan Swiper yang suka mencuri. Di sini, si

Kecil akan banyak menggunakan kata-kata seperti “Swiper jangan mencuri”

sambil mengacungkan tangannya ke depan.


Dengan melakukan hal tersebut secara berulang-ulang, maka anak

mendapatkan pemahaman baru bahwa mencuri itu tidak baik.

Tidak hanya itu, Bu. Anak juga akan mengetahui bagaimana cara

mengutarakan apa yang ia pikirkan kepada orang lain dengan intonasi dan

dengan susunan kata yang tepat.

Mengasah kemampuan berkomunikasi

Untuk dapat memainkan perannya dengan baik, si Kecil perlu berinteraksi

secara langsung dengan lawan mainnya, entah itu Ibu, Kakak, Ayah, maupun

teman sebayanya. Jika anak masih terlihat pasif, Ibu bisa kok memancingnya

dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana atau pertanyaan menarik. “Wah

apelnya berwarna merah, cantik sekali Pak. Manis tidak ya rasanya?” atau

“Wah, Ibu koki sibuk sekali. Sedang masak apa?” Ibu bisa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan semacam itu, sehingga terjadilah komunikasi seperti

saling bertukar informasi, ide, negosiasi, hingga menyatakan simpati.

Mengembangkan sikap empati

Tentu Ibu pernah dengar pepatah yang bilang, “Walk a mile in someone

else’s shoes” bukan? Nah, role play akan membantu anak mengembangkan

kecerdasan sosial dan emosionalnya, yang kemudian pelan-pelan

membentuk sikap empati dalam diri anak. Bagaimana caranya?

Selama sedang berpura-pura, anak secara instingtif akan mencari cara untuk

coba berinteraksi dan berkomunikasi dengan lawan mainnya dalam skenario-

skenario yang berbeda. Situasi ini memberikan kesempatan pada anak untuk

memahami lawan mainnya, mulai dari mimik muka, gerak-gerik, nada bicara,

dan pemilihan kata yang dipakai.


Kemudian ia akan mencoba menanggapi reaksi lawan mainnya dengan

mencontoh bagaimana peran tokoh tersebut bertindak dan berbicara. Pada

momen ini, role play dapat membantu anak membentuk pemahaman yang

lebih dalam tentang situasi tertentu untuk dapat melihat dari sudut pandang

orang lain. Dengan harapan, ia juga akan belajar untuk memahami norma

yang berlaku dan memiliki kontrol perilaku yang baik dalam kehidupan

nyatanya.

Mengasah kemampuan penyelesaian masalah

Role playing adalah salah satu kesempatan bagi untuk belajar menyelesaikan

masalah atau konflik di situasi tertentu. Contohnya saat Ibu membuat cerita

tentang tiga orang anak yang sedang tersesat saat berpetualang di hutan.

Ternyata, perbekalan mereka habis dan tinggal tersisa satu potong roti

cokelat.

Saat anak-anak bermain, coba perhatikan bagaimana mereka bereaksi

terhadap masalah yang sedang mereka hadapi ini. Mungkin, akan ada satu

anak yang berusaha untuk mengambil semua rotinya dan ada anak yang

diam saja. Nah di sini, tugas Ibu sebagai “narator” adalah untuk memancing

mereka untuk bernegosiasi dan berkompromi membagi roti tersebut agar

tidak ada yang kelaparan. Misalnya dengan berkata, “Waduh, rotinya cuma

satu! Supaya tiga kawanan petualang hebat ini tidak ada yang kelaparan dan

bisa pulang dengan selamat, rotinya harus diapakan, ya?”

Kalau mereka tidak menemukan titik terangnya, Ibu bisa memandu mereka

mencapai kesepakatan. Dan yang paling penting, jangan sampai anak-anak

bertengkar sungguhan tanpa mendapatkan proses penyelesaian masalah

yang tepat, ya!


Membantu anak mengekspresikan emosi

Ketika Ibu melihat anak kesulitan dalam mengkomunikasikan perasaannya,

Ibu bisa lho mengajak anak bermain peran agar ia merasa lebih mudah dalam

mengeluarkan emosinya. Ibu bisa secara spontan mengajak si Kecil

memainkan peran yang sesuai dengan kondisinya. Misalkan, sepulang dari

preschool anak terlihat murung. Namun ketika ditanyai anak memilih diam

seribu bahasa. Di sini ibu bisa mengajak bermain peran sebagai guru dan

murid untuk mengulik apa saja yang tadi terjadi di preschool. Selama

permainan berlangsung, si Kecil akan secara tidak langsung menceritakan

apa yang terjadi sambil mengeluarkan emosinya dengan lebih nyaman

karena tidak takut akan dimarahi atau diberi label. Ketika emosinya sudah

berhasil dikeluarkan, si kecil akan merasa lebih tenang dan tingkat stressnya

menurun.

Meningkatkan kebugaran fisik anak

Tidak hanya perkembangan kognitif dan emosional, role-playing juga ternyata

memberikan pengaruh positif pada perkembangan fisik anak.

Contohnya ketika si Kecil berpura-pura menjadi polisi dan ia berlari mengitari

taman belakang untuk menangkap temannya yang berperan menjadi pencuri.

Secara otomatis ia juga melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan

kekuatan massa otot, keterampilan motorik halus dan kasarnya, juga

kemampuan koordinasi antara mata dan anggota gerak tubuhnya.

Manfaat belajar dalam pendekatan Inkuiri:


Proses belajar. Pada dasarnya karakteristik dalam penggunaan pendekatan

inkuiri adalah menekankan pada kualitas pembelajaran. Karena dengan

penggunaan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran dapat

mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat

objektif, jujur, dan terbuka, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapannya. Dengan

pelaksanaan pendekatan inkuiri diharapkan bagi siswa termotivasi dalam

proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

Sebagai sarana komunikasi. Dalam suatu pendekatan inkuiri dalam

pembelajaran kegiatan berkomunikasi siswa dengan guru, atau guru dengan

siswa akan sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan

siswa untuk belajar juga merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

Kegiatan tersebut memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan dengan

membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

TERIMA KASIH 😊

You might also like