You are on page 1of 17

KONSEP KEBIJAKAN BISNIS

OLEH KELOMPOK :

Ni Wayan Setia Devi (1902612011007)


Putu Pande Yoga Krisna Darma (2902612010977)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah kami terkait Pengembangan Sistem dengan tepat waktu. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang konsep
kebijakan bisnis.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dosen pada mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait budaya organisasi. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Om Santih,Santih,Santih,Om

Badung, 20 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ...................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... .ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ........................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ..................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Pengertian Kebijakan Produksi ............................................................................. 2
2.2. Kebijakan Harga ....................................................................................................................... 6
2.3. Kebijakan Pemasaran dan Iklan ................................................................................................ 9
2.4. Kebijakan Tender atau Lelang Terbuka .................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan… ......................................................................................................................... 13
3.2. Saran … .................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA… ................................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman
baik yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha.
Untuk itu setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahaini apa yang terjadi
dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di
lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk
meininimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang diiniliki. Dengan
deinikian para wirausaha dituntut untuk meinilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan
untuk menghadapi persaingan.Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara
langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal
teknologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk.Pada saat kondisi seperti itulah sangat
diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil keputusan maupun langkahlangkah tertentu untuk
mempertahankan usahanya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Biaya Jangka Pendek?
2. Apa Itu Biaya Jangka Panjang?
3. Bagaimana Kurva Pembelajaran?
4. Apa Peran Manajer Dalam Minimisasi Biaya?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tentang Biaya Jangka Pendek
2. Untuk Mengetahui Tentang Biaya Jangka Panjang
3. Untuk Mengetahui Kurva Pembelajaran
4. Untuk Mengetahui Pentingnya Peran Manajer Dalam Minimisasi Biaya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Produksi


Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatan, akuisi, atau
kebutuhan.Produk lebih dari sekedar barang yang dapat diukur.Dalam arti luas produk
mencangkup barang fisik, jasa orang, orgaisasi, gagasan atau gabungaan dari semua itu.Jasa adalah
produk yang terdiri atas aktifitas, manfaat yang ditawarkan untuk dijual.
1. Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan
perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan
barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen
yang paling penting.sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi “kebutuhan
dan keinginan” dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat
erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Kebijakan produk memerinci jajaran
produk yang dalam pemasaran disebut bauran produk diperlukan untuk tugas implementasi
dan mencapai sasaran yang sudah diperinci oleh strategi itu.Kebijakan itu menyatakan produk
mana yang harus dijual bila perusahaan ingin mencapai laba, penerimaan, laba atas harta yang
dimanejemeni dan mencapai bagian pasar serta target-target lainnya yang telah
ditetapkan.Kebijakan juga memerinci berapa kali tinjauan atas bauran produk, harus diadakan
agar efektifitas bauaran itu dapat dipertahankan sedapat mungkin, kapan saja, supaya tetap
dalam kondisi puncak, dan selalu meningkat.
2. Kebijakan dapat diubah dengan merumuskan produk baru yang dengan perlahanlahan pada
bauran produk untuk mengantikan produk yang sudah usang. Strategi tak perlu berubah
melainkan diteruskan seperti yang ditetapkan semula karena sasarn laba, penerimaan, bagian
pasar dan lain-lainnya tak akan berubah. Perubahannya semata-mata menyangkut “wahana”
(yaitu produk), bukan mengenai tujuan atau cit-cita.
3. Membedakan Produksi Barang dan Jasa, Beberapa perbedaan penting dalam kegiatan
memproduksikan barang dan jasa. Hal-hal berikut harus diperhatikan: kaitan antara produksi
barang dan jasa, penentuan lokasi produksi, tata ruang kegiatan memproduksi, dan kegiatan
mempromosikan barang yang diproduksikan.
a. Kaitan antara produksi barang dan jasa

2
Memproduksikan barang selalu memerlukan produk jasa.Hal tersebut sudah
dibutuhkan pada ketika barang sedang diproses maupun pada saat barang dipasarkan.Jasa
bank dan institusi keuangan diperlukan untuk kegiatan menhasilkan barang.Dalam
menjual barang diperlukan jasa pengangkutan dan jasa perusahaan dagang, seperti
hypermart, supermarket, pedagang besar dan pedagang eceran.
b. Penentuan lokasi usaha
Lokasi industri pengolahan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yang pertama
adalah industri pengolahan yang lokasinya mendekati sumber bahan mentah.Ini terutama
berlaku terhadap industri yang memproses barang primer, seperti pabrik pemprosesan
karet dan kelapa sawit dan penggilingan padi. Industri pengolahan yang lain yang dikenal
sebagai footloose industries, menetukan lokasinya berdasarkan unsur biaya produksi.
Atas pertimbangan lokasinya dapat berjauhan dengan pasar maupun sumber bahan
mentah. Produksi jasa selalu dilakukan mendekati pasarny.Jasa pada umumnya barang
akhir, yaitu langsung digunakan oleh konsumen.Oleh sebab itu kebanyakan jasa langsung
diproduksikan pada ketika konsumen memintanya dan dilakukan di tempat konsumen
berada.
c. Tata ruang kegiatan memproduksi
Tata ruang untuk memproduksi barang sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
mewujudkan efisiensi.Pertama sekali bergantung pada bentuk peralatan produksi yang
digunakan.Selanjutnya pertimbangan yang kedua adalah menentukan letak alat-alat
produksi sehingga penggunaannya mencapai tahap yang paling efisien.Pertimbangan
menurunkan biaya produksi juga penting dalma menentukan tata ruang kegiatan
memproduksi.
Pertimbangan efisiensi merupakan pertimbangan yang penting dalam
menghasilkan jasa.Tetapi pertimbangan yang lebih penting lagi adalah pertimbangan
selera dan persepsi konsumen.Selera dan kebutuhan konsumen sangat menetukan
bagaimana tempat untuk memproduksi jasa ditata.
d. Kegiatan mempromosikan barang
Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan mepromosikan dan
memperkenalkan barang adalah jauh lebih giat di dalam perusahaan yang menghasilkan
barang daripada yang menhasilkan jasa. Pasar barang adalah lebih luas yaitu bukan saja

3
meliputi kota, daerah atau negara tetapi juga meliputi seeluruh dunia. Maka, dalam usaha
menarik sebanyak mungkin pelanggan, dijalankan program pengiklanan dan promosi
yang intensif.Jasa dipromosikan pada umumnya untuk konsumen lokal.Perusahaan sudah
dikenalkan dan jasa juga relatif serupa. Maka kebutuhan untuk mempromosikan melalui
advertensi lebih terbatas
4. Klasifikasi produk
Dalam pengembangan strategi pemmasaran produk dan jasanya, pemasar haruslah membuat
rancangan klasifikasi produk dan jasanya. Pertama, pemasa harus membagi produk dan jasa
ayang akan ditawarkan, dalam dua kelas yakni: produk kkonsumen dan produk industrial.
A. Produk konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi
perorangan.Pemasar membagi lebih lanjut priduk ini atas dasar bagaimana konsumen
membelinya.
a. Produk konvinien
Produk dan jasa yang biasanya sering dibeli olehh konsumen, secara langsung dengan
pembanding atau upaya miniimum.Biasanya harganya rendah dan ketersediannya
tersebar luas, termasuk didalamnya sabun, permen, dll.
b. Produk belanjaan
Produk konsumen yang kkurang peminatnya, dimana pelangggan membandingkan
kenyamanan, mutu, harga dan gaya. Bila membeli produk belanja, konsumen
memerlukan banyak waktu untuk upaya mencari informasi dan sangat membanding-
bandingkan.Contohnya furniture, busana, dll.
c. Produk spesial
Produk konsumen dengan ciri unik atau identitas merek untuk mana sekelompok
pembeli tertentu bersedia melakukan upaya khusus, termasuk merek dan tipe mobil,
lat foto yang mahal.
d. Produk tak dicari
Produk yang tidak dikenal atau kalaupun dikenal biasanya orang tidak berfikir untuk
membelinya.Kebanyakan penemuan baru produk tidak dicari sampai konsumen
menjadi sadar oleh iklan dari produk itu.Contoh klasik tetntang produk tak dicari itu
adalah asuransi dan donor darah.

4
B. Produk industrial
Produk industrial adalah produk yang dibeli untuk proses lebih lanjut atau digunakan untuk
menyelasaikan bisnis, jadi perbedaan produk konsumen dan produk industrilaadaalah atas
dasar tujuan untuk apa produk itu dibeli. Terdapat tiga kelompok produk industrial:
a. Bahan dan suku cadang adalah produk indistrial yang menjadi bagian dari produk
konsumen melalui processing atau sebagai komponen, termasuk bahan mentah dan
bahan hasil pabrik dan bagian.
b. Bahan modal adalah produk industrial yang membantu produksi dan operasi
pembelinya, termasuk instalasi dan peralatan tambahan, isntalasi terdiri dari gedung-
gedung (pabrik, kantor), serta peralatan tak bergerak.
c. Persediaan dan layanana adalah produk industrial ayang sama sekali tidak masuk
kedalam produk. Persediaan terdiri dari persediaan operasional dan barang eprbaikan
dan pemeliharaan. Persediaan adalah produk konvinien dari bidang industri, sebab
biasanya dibeli dengan usaha dan perbandingan kecil.
5. Keputusan produk
Memperlihatkan keputusan penting mengenai pengembangan dan pemasaran produk.kita
akan memusatkan pemabahsan kepada, atribut, meerek, bungkus, pelebelan, dan dukungan
produk.
a. Atribut produk
Pengembangan suatu produk melibatkan perumusan manfaat yang ditawarkan produk
itu.Manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan oleh atribut produk eseperti mutu,
feature, dan desain.Keputusan atas atribut sanat memengaruhi reaksi konsumen terhadap
produk.
1. Mutu produk
Mutu produk dimaksudkan sebagai kempauan suatu produk untuk meragakan
fungsinya.Ini menyangkut ketahanan umum produk, realibilitas, presisi, kemudahan
pengoperasian dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya.
2. Produk feature
Feature adalah suatu alat bersaing untuk mendiferensiasikan (membedakan) pproduk
perusahaan dari produk bersaing. Sebagai produsen pertama memperkenalkan suatu
feature baru yang dibutuhkan dan bernilai adalah salah satu cara bersaing yang paling

5
efisien. Beberapa perusahaan sangat inofatif dalam menambahkan feature baru.
3. Desain produk
Cara lain untuk meningakatkan nilai pelanggan adalah melalui desain produk yang
berbeda. Desain merupakan konsep yang lebih besar dari gaya (style). Gaya hanya
mengembangkan tampak produk.Gaya memang dapat memikat mata atau memberi
inspirassi.Gaya sensaional dapt menarik perhatian.Namun dalam ebberapa hal,
kualitasnya tidak menjamin.
b. Pemberian merek
Konsumem memandang merek sebagai bagian penting suatu produk, dan pemeberian
merek bisa menambah nilai produk. Misalnya kebanyakan konsumen akan menerima
sebotol perfum white linen bermutu tinggi, produk yang mahal. Perfum yang sama dalam
botol tanpa merek dapat dipandang bermutu lebih rendah walaupun baunyasama.

2.2 Kebijakan Harga


Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan.menyebutkan
kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Definisi ini
dibuatnya dengan menghubungkan pada beberapa definisi lain dari David Easton, Lasswell dan
Kaplan, dan Carl Friedrich. Easton menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan
mengalokasi nilainilai untuk masyarakat secara keseluruhan.”Ini mengandung konotasi tentang
kewenangan pemerintah yang meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat. Tidakada suatu
organisasi lain yang wewenangnyadapat mencakup seluruh masyarakat kecuali pemerintah.
Sementara Lasswell dan Kaplan yang melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,
menyebutkan kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan
praktek. Carl Friedrich dalam Zainal Abidin Said (2004) mengatakan bahwa yang paling pokok
bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan (goal), sasaran (objektive) atau kehendak (purpose).
Menurut Moekijat (2003:441) mengenai: “Kebijakan harga adalah suatu keputusan-keputusan
mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka tertentu”. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan, biasanya kebijakan harga
tersebut berlaku untuk sementara waktu saja selama masa menguntungkan perusahaan.Oleh karena
itu perusahaan harus mengikuti perkembangan harga dan situasi pasar.Unsur harga tersebut dalam
waktu tertentu dirubah atau tidak.Apabila selama batas waktu tertentu keadaan menguntungkan,

6
maka kebijakan harga tersebut ditinjau kembali apabila situasi dan kondisi perusahaan mengalami
perubahan, sehingga tidak mungkin lagi untuk dipertahankan agar produsen maupun konsumen
tidak saling dirugikan.
A. Prosedur Penetapan Harga
Menurut Kotler dalam bukunya berjudul Manajemen Pemasaran (2002:56). Dalam
Menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan
harga yaitu: Memilih Tujuan Penetapan Harga Perusahaan harus memutuskan dimana ia ingin
memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk
menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui
penetapan harga yakni kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pangsa pasaran
maksimum, skimming pasar maksimum, atau kepemimpinan mutu produk. Perusahaan dapat
mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas,
persaingan yang ketat atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Pada perusahaan yang
ingin memaksimalkan pangsa pasar, mereka yakin bahwa volume penjualan yang tinggi akan
menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi.
Dengan adanya tiga kurva permintaan pelanggan, fungsi biaya, dan harga pesaing,
perusahaan kini harus memilih suatu harga. Harga pesaing dan dan harga barang pengganti
menjadi titik orientasi yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menetapkan harga
B. Konsep Dan Peranan Harga
“Pada tingkat harga, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula, Demikian pula pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan
meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan”
Asumsi :
a. Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah : misalnya Iuran, tarif, Sewa, Bunga,
Komisi, Upah, Gaji, Honorarium dsb.
b. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung pada laba perusahaan : Laba =
Pendapatan Total – Biaya Total ( Harga per unit x Kuantitas yg terjual) – (Biaya Tetap)
c. Disudut pandang konsumen harga seringkali digunakan sebagai indikator Nilai, bilamana
harga tsb. dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
d. Nilai (value) di-definisikan sebagai rasio antara manfaat yg dirasakan terakhir. ü Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga :

7
1. Permintaan Produk
2. Reaksi Pesaing
3. Bauran Pemasaran
4. Target dan Bagian saham pasar
5. Biaya untuk memproduksi
C. Macam-Macam Kebijakan Harga
Berikut ini merupakan penjelasan dari macam-macam kebijakan harga harga tersebut di atas:
a. Potongan dan kelonggaran (discount and allowance)
Potongan dan kelonggaran adalah hasil pengurangan dari harga dasar atau harga tercatat atau
harga terdaftar (list prices)
b. Strategi penetapan-penetapan harga geografis Dalam menetapkan harga produk, seorang
penjual harus mempertimbangkan pula biaya angkutan dari pabrik sampai ke pembeli.Faktor
ini menjadi bertambah penting, karena biaya angkutan sekarang dimasukkan ke dalam biaya
variabel total. Kebijakan harga penetapan harga bisa mencakup tiga variasi: pembeli
menanggung seluruh biaya angkutan, atau penjual menanggung seluruh biaya angkutan atau
dapat juga ditanggung kedua belah pihak.
Strategi apa yang dapat dipilih bisa sangat mempengaruhi:
1. Batas tempat fasilitas produksi
2. Lokasi tempat produksi
3. Sumber bahan baku produksi
4. Daya saing dalam berbagai pasar
c. Strategi harga tunggal dan strategi harga variable
Sebelum menentukan strategi penetapan harga apa yang dianut oleh perusahaan, manajemen
perlu terlebih dahulu mengkaji dengan cermat dua pilihan, strategi tunggal atau strategi harga
variabel. Menganut strategi yang satu bukan berarti membuang jauh-jauh strategi yang lain,
meskipun biasanya penentuan strategi apa yang akan didayagunakan bersifat mengikat.
Dengan strategi harga tunggal, perusahaan menetapkan harga sama atau harga ke seluruh
pelanggan yang membeli produk dalam kualitas sama. Di bawah strategi harga variabel,
perusahaan akan dapat menjual produk dengan harga yang berlainan meskipun transaksi
dilakukan dalam kuantitas sama dengan pembeli yang sama. Kebijakan harga tunggal bisa
membina kepercayaan konsumen kepada penjual tingkat eceran, grosir atau pabrik. Pembeli

8
yang kurang pandai menawar tidak perlu kuatir akan tertipu. Kebijakan harga variabel juga
mempunyai kelebihan, misalnya penjual bisa membeli konsensi harga kepada pembeli agar
penjual bisa memberi harga khusus pada pembeli yang mempunyai potensi menjadi pelanggan
besar.

2.3 Kebijakan Pemasaran Dan Iklan


Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan untuk mendapatkan
laba. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan bisnis, tergantung kepada keahlian mereka di bidang
pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pada kemampuan
mereka dalam mengombinasikan fungsifungsi tersebut agar perusahaan berjalan lancar. Agar
dapat berhasil, pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka
panjang.
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:7) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang dengan individu-individu dan kelompokkelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertemukan produk-
produk dan nilai sama lain. Ada lima filosofi pemasaran yang mendasari cara organisasi
melakukan kegiatankegiatan pemasarannya (Kotler dan Armstrong, 2003:20) yaitu :
a. Konsep Produksi Konsep produksi berpendapat bahwa pelanggan akan menyukai produk
yang tersedia dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berusaha keras
untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Universitas Sumatera Utara
b. Konsep Produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang
mempunyai mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat paling inovatif. Jadi, organisasi harus
mencurahkan energy untuk terus-menerus melakukan perbaikan produk.
c. Konsep Penjualan Gagasan yang menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk
suatu organisasi dalam jumlah cukup kecuali jika organisasi tersebut melakukan usaha
penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak
dicari, barang yang oleh pembeli biasanya tidak terpikir untuk dibeli. Industri tersebut harus
mahir melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk tersebut kepada mereka.
d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan

9
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaingnya.
Menurut Sunarto (2006:4) menyatakan pemasaran adalah proses sosial yangdidalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Simamora (2001:7) mendefinisikan pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk
melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang.
Bagian penting dalam pemasaran adalah kebijaksanaan bauran pemasaran (marketing
mix).Kotler (2004:123) menyatakan : Marketing mixmendeskripsikan suatu kumpulan alat-alat
yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.
Kebijakan pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan
sistem distribusi. Kotler (2004:123) menyatakan umumnya empat pokok kebijaksanaan
pemasaran yang disebut dengan 4P, yaitu : Product (produk), Price (harga), Place (tempat),
Promotion (promosi) Dari keseluruhan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
terdiri dari variabel-variabel kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, dan kebijakan
distibusi.

2.4 Kebijakan Tender Atau Lelang Terbuka


Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah, pengadaan barang/jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
Menurut Ervianto (2005:49) pelelangan merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang
setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan
diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik.
Menurut Daryatno (2003) tender pelaksanaan suatu bangunan dalam bidang pemborongan
jasa kontruksi, atau sering disebut pelelangan, adalah suatu sistem pengadaaan bahan dan jasa.
Dalam bidang jasa konstruksi, tender pelaksanaan dilakukan oleh pemberi tugas/ pemilik proyek,
dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor untuk mendapatkan satu pemenang yang

10
mampumelaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan yang ditentukan dengan harga wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi mutu maupun waktu pelaksanaannya.
a. Jenis Tender/Pelelangan
Berdasarkan kepemilikan dapat dibedakan atas: a. Proyek Pemerintah Pengadaan
barang/jasa di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan pedoman Keputusuan Presiden RI No.
54 Tahun 2010 berserta perubahannya dalam pelaksanaannya melalui metode pelelangan
umum untuk pemilihan/seleksi penyedia jasa yang terbagi menjadi 5 (lima) metode, yaitu:
1. Pelelangan umum, metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan kosntruksi/jasa lainnya
untuk semua pekerjaan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan terbatas, adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk
pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyediayang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaanyang kompleks.
3. Pemilihan langsung, adalah metode pemlihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
4. Penunjukan langsung, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara
menunjuk langsung1 (satu) penyediabarang/jasa.
5. Pengadaan Langsung, adalah pengadaan barang/jasa langsungkepada penyedia
barang/jasa, tanpa melaluipelelangan/seleksi/penunjukan langsung
b. Proyek Swasta
Ketentuan mengenai tender proyek milik swasta biasanya diatur sendiri oleh masing-
masing pemilik. Meskipun demikian, ketentuan tersebut mengacu pada standar kontrak
tertentu, misalnya standar internasional seperti (Laoren, 2009 pp:27- 29) FIDIC ( Federation
Internationale Des Ingenieurs Conseil ). Pada umumnya dilakukan dengan Perkembangan saat
ini adalah dalam memilih kontraktor yang diundang, pemilih (owner terlebih dahulu
mengundang beberapa calon kontraktor untuk melakukan presentasi tentang kemampuan
mereka dalam melaksanakan proyek yang akan dilelangkan. Berdasarkan carapembukaan
dokumen penawaran, tender dapat dibedakan menjadi:
1. Tender terbuka, yaitu pembukaan dan pembacaan dokumenpenawaran dari peserta
dilakukan didepan seluruh peserta, sehingga masing-masing mengetahui harga
penawaran pesaingnya.

11
2. Tender tertutup, dimana dokumen penawaran yang masuk tidak dibacakan didepan
seluruh peserta tender, bahkan kadang-kadang

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahwa kebijakan bisnis dalam ekonomi berhubungan dengan produksi, harga dan pemasaran sehingga
akan terjadi siklus perekonomian yang baik. Kebijakan bisnis yang teratur tergantung pada faktor-faktor
lingkungan, strategi dan analisis penelitian yang dilakukan dengan acuan produksi terdiri atas kebutuhan
konsumen, menghasilkan barang dan jasa, praktek konsumsi dan harga terdiri atas penentuan harga, produk,
pesaing dan pemasaran terdiri atas cara berkomunikasi, strategi pemasaran, lingkungan dan keinginan
konsumen

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://catatanmutiarailmu.blogspot.com/2015/05/kebijakan-produksi-produk-barang-dan.html
https://musliadipnl.files.wordpress.com/2012/01/andi-promosi-8.pdf
http://www.bintangmitra.com/kebijakan-manajemen-resiko
https://antitrustforum.wordpress.com/2019/12/10/makalah-kebijakan-bisnis/
https://text-id.123dok.com/document/eqok2d9ky-pengertian-keberhasilan-usaha-indikator-
keberhasilan-usaha.html

14

You might also like