You are on page 1of 17

MAKALAH PANCASILA

“Upaya Meningkatkan Bela Negara di Kalangan Pemuda Indonesia”

Dosen :
Mochammad Afifuddin

Disusun oleh :
Davina Salsabila / 22D507001055
Kesya Naomi Fanka / 22D507001062
Muthia Hana Nabila / 22D507001034
Noel Moraely / 22D507001049
Rayi Putri Maryam / 22D507001052
Thimoty Andreano Woriwun / 22D507001079

Logistik C 2022
ITL TRISAKTI
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan penulis kemudahan dan
kelancaran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Mochammad Afifuddin sebagai
dosen pengampu mata kuliah Pancasila, yang membimbing penulis dalam proses pengerjaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah selalu
sedia membantu saat terjadi kendala dalam proses penulisan makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu.
Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian
serta waktunya, penulis sampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, 13 Januari 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok ataupun individu di dalam
sebuah negara harus dan wajib mempertahankan eksistensi negara tersebut dengan cara bela
negara. Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu
“Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia”. Pernyataan
ini menjadi dasar dari tujuan pertahanan.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Yang
dimana tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
pembelaan negara dengan syarat-syarat tentang pembelaan yang sudah diatur dalam undang-
undang.
Secara fisik, dilakukan upaya bela negara seperti menghadapi serangan fisik atau agresi
dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, dilakukannya latihan seperti wajib
militer atau memperkuat sumber daya manusia yang memadai untuk masuk ke abdi negara
seperti TNI dan Polri. Selain itu dengan non-fisik, seperti meningkatkan rasa nasionalisme,
cinta tanah air dan memperbaiki pendidikan, moral dan kesejahteraan orang-orang yang
menyusun bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahasa dalam karya tulis
ini antara lain :
1. Bagaimana pendapat para ahli tentang bela negara untuk kalangan pemuda
bangsa indonesia?
2. Mengapa bela negara termasuk hal yang wajib untuk dilakukan oleh semua
warga negara indonesia?
3. Bagaimana sikap kalangan pemuda sekarang dalam melakukan bela negara?

1
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,
sehingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui pendapat para ahli tentang bela negara untuk kalangan
pemuda bangsa indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya bela negara di kalangan pemuda
bangsa indonesia.
3. Untuk mengetahui sikap kalangan pemuda sekarang dalam melakukan bela
negara.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang bela negara, seperti
Sunarso, Darji Darmodiharjo, Purnomo Yusgiantoro, Chaidir Basrie, dll. Jika disimpulkan dari
setiap pendapat, isinya hampir serupa. Maka dari itu, diambil beberapa pendapat dari ahli
lainnya untuk menjadi landasan teori. Antara lain :
1. Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra
Beliau memberikan kuliah umum dengan materi Kepemimpinan dan Semangat Bela
Negara Wujudkan Sumber Daya Manusia Tangguh, kepada mahasiswa baru Universitas
Gunadarma Angkatan 2021 secara daring dari Kemhan, Jakarta.
Wamenhan menekankan bahwa generasi muda harus memiliki sikap patriotik dalam
membela negara Indonesia, berlandaskan tiga dasar pemikiran yakni, Cyber War sebagai salah
satu ancaman yang bersifat Multidimensional, Ancaman Pandemi Covid-19 dan imbasnya
pada dunia pendidikan serta kesadaran dalam mentaati hukum yang merupakan salah satu
pondasi dari Konsepsi Bela Negara.
Dalam kuliah umum ini Wamenhan juga menegaskan bahwa bela negara merupakan
sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pengecualian, karena kedamaian dan
ketentramaan saat ini merupakan sebuah anugerah yang tidak didapatkan secara mudah,
melainkan melalui pertumpahan darah, tangisan, dan jeritan pejuang-pejuang Indonesia.
“Membela negara bukan hanya dalam wujud perang bersenjata, melainkan juga dalam
perang melawan COVID-19 dengan berbagai cara dan daya yang dimiliki tiap-tiap individu.
Dimana hal paling mudah yang dilakukan dengan selalu menaati anjuran, himbauan, serta
peraturan yang ditetapkan pemerintah, yaitu untuk tetap tinggal di rumah. Berdiam di rumah
adalah selamat dan menyelamatkan”, jelas Wamenhan.
Hal lainnya, Wamenhan melanjutkan penjelasannya, salah satu unsur dari bela negara
adalah mengembangkan sikap disiplin dan rajin belajar, agar di era pandemi ini tidak
meninggalkan kelompok “generasi yang hilang” atau the lost generation. Sebaliknya,
kedisiplinan diri dengan semangat belajar yang tinggi akan memunculkan sumber daya
manusia yang cerdas.
“Semangat bela negara juga melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri
maupun kelompok, membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu,
berbakti pada orang tua, bangsa, agama, melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu
dalam melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois,
serta tidak disiplin, membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama”,
ucap Wamenhan.

3
2. Dr. Sungkono
Beliau membuka kuliah ini dengan menjelaskan mengenai konsepsi bela negara. Bela
negara adalah suatu tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara. Upaya tersebut harus dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI
yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.
Beliau melanjutkan, ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis suatu bangsa,
merupakan keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri langsung atau tidak langsung. Ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan tersebut selalu ada di setiap gatra dan saling
mempengaruhi. “Ketahanan nasional sebagai konsepsi geostrategis merupakan transformasi
kekuatan nasional untuk tujuan dan kepentingan nasional,” tambahnya.
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Bentuk keikutsertaan
warga negara berupa pendidikan kewarganegaraan, latihan dasar kemiliteran, pengabdian
sebagai prajurit TNI, dan pengabdian sesuai profesi. Pendidikan kewarganegaraan
dilaksanakan melalui pembinaan kesadaran bela negara dengan menanamkan nilai-nilai dasar
bela negara. “Nilai-nilai tersebut adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia
pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, mempunyai
kemampuan awal bela negara,” ungkapnya.
Sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia, generasi muda Indonesia harus
mengetahui tantangan dan peluang yang akan dihadapinya. Untuk itu, dia juga memaparkan
mengenai tantangan dan peluang abad 21 yang berupa revolusi 4.0, society 5.0, pandemi
COVID-19, kemiskinan, resesi ekonomi global, dan sebagainya. “Sekarang kita sudah masuk
ke (society) 5.0 artinya bahwa kita hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia maya,”
katanya.
Peran generasi muda dalam menghadapi tantangan dan peluang abad 21 adalah melalui
pendidikan kewarganegaraan dengan bertujuan untuk memegang kunci sebagai aksi bela
negara. Kunci ini berfungsi untuk membuka pikiran, hati, dan keinginan gerenasi muda.
Penguatan pola pikir akan terjadi bila generasi muda membuka pikirannya sehingga dapat
memahami konsep diri dalam bekerja dan memanfaatkan waktu sebagai peluang.

4
BAB III
PEMBAHASAN
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman. Bela negara juga sebuah rasa keinginan yang harus ada di dalam diri
masing-masing individu warga negara Indonesia, baik yang sudah berumur maupun anak
muda. Namun, banyak sekali pemuda Indonesia yang kekurangan ilmu atas hal ini sehingga
banyak perilaku yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip bela negara tersebut. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai sebab, paling banyak ditemukan karena terlalu mencintai budaya
dari luar, kurangnya pemahaman dan sosialisasi bela negara dan malasnya literasi tentang
sejarah. Maka bela negara dalam upaya mewujudkan pertahanan negara memiliki dasar hukum
yang tersistematis mulai dari Pembukaan UUD 1945 hingga beberapa Undang-Undang yang
mengaturnya. Hal ini menunjukan bahwa setiap warga negara diberikan hak dan kewajiban
untuk ikutserta bela negara dalam upaya menjaga dan melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia apabila terdapat ancaman yang dapat merenggut kedaulatan Indonesia
(Kurniawan & Utanto, 2018).
Saat ini bela negara dimaksudkan untuk memperkuat rasa nasionalisme dan semangat
patriotisme warga negara Indonesia ditengah ancaman bagi bangsa saat ini berupa kejahatan
terorisme internasional dan nasional, aksi kekerasan berbau SARA, pelanggaran wilayah
negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa, gerakan separatisme, kejahatan dan gangguan
lintas negara, dan perusakan lingkungan.
Terdapat beberapa perspektif alasan negara perlu dibela oleh warganegaranya, yaitu:
1. Berdasarkan teori dan tujuan negara. Alasan ini sangat erat kaitannya dengan tujuan
akhir negara yaitu untuk menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum,
common good, common weal). Dengan kata lain negara didirikan untuk
menyejahterakan warganya. Jadi sudah seharusnya demi untuk mewujudkan cita-cita
bersama dalam bernegara setiap warga negara bersedia membela negaranya karena
untuk kepentingan dirinya dan sesamanya.
2. Berdasarkan pada pemikiran rasional. Aspek pertahanan merupakan faktor penting
dalam menjamin kelangsungan hidup Negara. Tanpa kemampuan mempertahankan
diri, suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaan atau eksistensinya.
3. Kontrak sosial, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus
1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan kemerdekaan,
serta kedaulatan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

5
4. Pertimbangan moral, kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
5. Ketentuan hukum atau yuridis, meliputi 1) UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3): “Bahwa tiap
warga Negara behak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara”, 2) UUD 1945
Pasal 30 Ayat (1) dan (2) “”Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha Pertahanan dan Keamanan Negara, dan Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara
dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan
Kepolisian sebagai Komponen Utama, Rakyat sebagai Komponen Pendukung.
Oleh karena itulah setiap warga negara Indonesia dengan hak dan kewajiban yang sama,
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Tentara dan masyarakat sipil merupakan
sumber daya manusia yang menjadi komponen terpenting dalam sistem pertahanan nasional,
yaitu pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Sistem pertahanan ini menempatkan TNI dan Polri sebagai komponen utama dan rakyat
sebagai komponen pendukung.Mengakhiri polemik yang terjadi sudah seyogyanya pemerintah
segera menyusun Rancangan UU tentang Komponen Pendukung Pertahanan Negara yang akan
menjadi payung hukum mobilisasi warga sipil untuk kepentingan bela negara.
Selain itu wacana bela negara ini harus tetap berpegang teguh pada prinsip-peinsip
demokrasi, HAM, dan kesejahteraan umum.Prinsip demokrasi mengharuskan setiap tindakan
pemerintah dalam pelaksanaan pertahanan harus sejalan dengan aspirasi rakyat dan melalui
persetujuan rakyat melalui DPR.
Kesadaran bela negara bukanlah sesuatu yang dapat tumbuh dengan sendirinya dalam
diri setiap warga negara. Diperlukan adanya upaya-upaya sadar dan terencana secara matang
untuk menanamkan dalam diri warga negara. Terdapat banyak hal lainnya untuk bisa memupuk
rasa kesadaran bela negara ini, seperti pendidikan, seminar, membaca buku, sosialisasi, dll.
1. Pendidikan
Pendidikan bela negara menjadi salah satu sarana pembinaan kesadaran dalam bela
negara. Kesadaran terhadap keinginan melakukan bela negara bukanlah sesuatu yang
tumbuh dengan sendirinya dalam diri setiap warga negara. Diperlukan upaya-upaya sadar
dan terencana secara matang untuk menanamkan dalam diri warga negara landasan dan
nilai-nilai bela negara tersebut. Pendidikan dipandang sebagai jalan atau sarana yang paling
tepat untuk menyadarkan para warga negara akan pentingnya nilai-nilai bela negara.
Masyarakat Indonesia wajib mendapatkan pendidikan bela negara sejak dini, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada tingkat pendidikan
dasar dan pendidikan menengah, pendidikan bela negara ditanamkan kepada siswa TK, SD,
SMP, dan SMA. Sedangkan pendidikan bela negara di tingkat pendidikan tinggi perlu
ditanamkan pada jenjang mahasiswa.

6
Pembinaan kesadaran bela negara salah satunya menjadi kewajiban bagi dunia
pendidikan atau lembaga negara yang lain tidak hanya Kementerian Pertahanan. Seperti
yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto pada
acara pembacaan puisi memperingati hari bela negara bulan Desember tahun 2020 yang
disiarkan secara virtual langsung melalui akun resmi kanal YouTube milik Perpustakaan
Nasional RI, sebagai berikut:
“ Bahwa tugas bela negara bukan hanya tugas TNI dan Polri, bukan hanya tugas petinggi
negara, namun bela negara merupakan tugas dan kewajiban kita semua sebagai warga
negara Indonesia, semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara sesuai
dengan ladang pengabdian masing-masing. Panggilan untuk bela negara bisa dilakukan
oleh seorang petani, guru, prajurit TNI, seorang dokter, bidan, tenaga kesehatan, buruh,
profesional, pegawai negeri sipil, pedagang ataupun profesi lainnya, Saya mengajak kita
semua menjalankan tugas dan tanggung jawab kebangsaan kita untuk ikut serta dalam bela
negara di mana pun kita berada, apa pun pendidikan kita, apa pun profesi kita, apa pun
pekerjaan kita. Semua punya hak dan kewajiban yang sama.” (Narda, 2020, p.1).

2. Seminar
Berikut nya, salah satu upaya pengembangan bela negara di kalangan pemuda
Indonesia yakni dengan mengadakan seminar yang bertemakan bela negara dan
diperuntukkan kepada para pemuda Indonesia agar bisa lebih mengenal dan memahami
serta mewujudkan jiwa bela negara, untuk menguatkan karakter kebangsaan, khususnya
kepada generasi muda agar dapat berkiprah di masyarakat dengan membawa nilai-nilai
luhur dan kebangsaan bangsa Indonesia.
Contoh-contoh seminar yang sudah dilaksanakan dari berbagai kota di Indonesia :
- Mahasiswa Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Universitas Pertahanan (Unhan)
dalam rangka KKDN Melaksanakan Seminar Bela Negara bersama Universitas
Udayana dengan Tema “Semangat Mensukseskan Pesta Demokrasi 2019 Guna
Meningkatkan Jiwa Pertahanan dan Bela Negara” pada 26 Februari 2019.
- Universitas Pattimura gelar Seminar Nasional dengan tema “Peran Nilai-Nilai Seni
dan Budaya Dalam Rangka Bela Negara” pada 15-16 Desember 2022.
- Seminar Nasional Festival Bela Negara (Belagest) 2022 Fakultas Hukum Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta pada 12 November 2022.
- Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) UNESA gelar Seminar berjudul “Peran Mahasiswa
dalam Bela Negara dan Pencegahan Radikalisasi di Lingkungan Perguruan Tinggi”
pada 9 November 2022.
- Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan kegiatan webinar Bela Negara dengan
judul “Penguatan Konsep Bela Negara dalam Menyongsong Pemilu 2024” dan “Bela
Negara dalam perspektif Islam” pada 9 Desember 2022.

7
3. Membaca Buku
Buku adalah jendela dunia dan juga jendela ilmu, melalui buku bisa mendapatkan
banyak ilmu dan pengetahuan. Hanya dengan membaca buku bisa mengetahui segala
sesuatu tentang indahnya dunia, pengetahuan baru, ilmu baru dan tentunya sebagai
pembaca akan mendapatkan pelajaran penting dalam buku yang kita baca. Berbagai judul
dan informasi terdapat dalam buku-buku. Seperti bela negara, terdapat juga untuk
dipelajari dalam buku-buku yang ditulis oleh para ahli. Warga Negara dapat
mempelajarinya dengan bebas, dimanapun dan kapanpun yang dimau. Contoh- contoh
buku yang dapat dipelajari dan dibaca antara lain :
- “Pengantar Bela Negara untuk Perguruan Tinggi.” oleh Letkol Dr. Kusuma.
- “Manajemen Bela Negara – Pendekatan Modern Menjadi Bangsa yang Besar.” oleh
AB Susanto.
- “Bela Negara – Peluang dan Tantangan di Era Globalisasi.” Oleh Dr. Agus Subagyo,
S.I.P., M.Si.
- “Bela Negara – dan Kontradiksi Wacana Wajib Militer.” oleh TB Hasanuddin.
- “Bela Negara – Norma Internalisasi Nilai Bela Negara dan Penegasan Hukum.” oleh
Team Fakultas Hukum UPN Jakarta.

Di Negara Indonesia, generasi milenial sedang senang-senangnya dengan budaya


Korea, Western dan bahkan Jepang. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penonton dari
berbagai konten di sosial media yang berhubungan dengan budaya seperti music luar, dimana
jumlah penonton tersebut kebanyakan akun dari Negara kita Indonesia. Mirisnya, mereka lebih
aktif dan lebih unggul dalam menjawab pertanyaan mengenai budaya luar ketimbang ditanya
pelajaran mengenai Negara sendiri. Tanpa disadari, masyarakat dalam negeri pun lebih banyak
memakai atau menggunakan produk buatan luar negeri daripada produk dalam negeri. Hal
tersebut dapat dilihat dari peningkatan produk atau brand inpor yang masuk ke Indonesia,
dimulai dari merk tas, sepatu, make up, perawatan kecantikan, makanan, dan banyak lagi.
Generasi muda sekarang tidak merasakan secara langsung bagaimana pengorbanan
para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, meskipun
generasi muda tidak mengalami langsung perjuangan merebut dan mempertahankan
kemerdekaan, tapi bukan berarti generasi muda tersebut tidak mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap bela negara. Maka dari itu pemahaman yang diperoleh dari pendidikan tadilah yang
menjadi jembatan agar generasi muda bertangung jawab dalam hal bela negara. Dengan
demikian perlu dicarikan cara yang sesuai, bagaimana agar generasi muda dapat menanamkan
nilai-nilai bela Negara. Selain melalui pendidikan dari sekolah, diperlukan juga pengalaman
dalam mengikuti semacam acara-acara kemasyarakatan, seminar, dan lain sebagainya. Untuk
membantu perkembangan serta menjaga kestabilan Negara, anak muda atau mahasiswa harus
ikut ambil peran dan bagian.Maka dari itu, perlu dilakukan upaya meningkatkan kesadaran
mahasiswa dalam perguruan tinggi, ataupun sekolah.

8
Salah satu hal mendasar yang dapat di ajarkan dalam pendidikan ialah mengajarkan
anak dalam kesadaran bela Negara. Kesadaran bela Negara inilah yang menjadi patokan untuk
memajukan suatu bangsa atau Negara. Kesadaran bela Negara adalah hal yang sangat mendasar
yang harus dipupuk dalam diri setiap warga Negara dan akan lebih baik dipupuk sejak dini.
Biasanya sikap bela Negara ini diperoleh dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk
menghindari rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kaidah-kaidah Pancasila.
Membangun sikap bela negara ini juga dapat menghindari berbagai ancaman baik dari
luar negeri maupun dalam negeri. Kesadaran bela negara sangat penting untuk menjaga
keseimbangan dan keamanan Negara itu sendiri. Sikap patriotisme dan cinta tanah air juga
merupakan sebuah bentuk dari kesadaran bela Negara. Bela negara merupakan salah satu upaya
dalam mencapai tujuan nasional suatu negara. Sebagai bangsa yang besar dan kuat, Indonesia
harus mampu mempertahankan kualitasnuya di bidang politik, pendidikan, ekonomi, sosial
budaya maupun kedaulatannya. Dalam hal mempertahankan kedaulatannya diperlukan adanya
kerja sama yang baik di seluruh komponen bangsa.
Sebagai mahasiswa, warga Negara memiliki hak untuk mewujudkan rasa persatuan dan
kesatuan bangsa, sehingga NKRI merupakan wujud Negara merdeka yang harus dijaga sebaik
mungkin. Pendidikan kewarganegaraa ini membekali mahasiswa untuk menumbuhkan
semangat untuk mencintai bangsa dan negaranya serta semangat untuk bela negara. Masa
reformasi yang dikumandangkan pada tahun 1998 dalam pelaksanaan negara yang menganut
demokrasi, menginginkan seluruh rakyatnya memiliki etos kerja yang baik, bertanggungjawab
serta peduli terhadap negara, nusa dan bangsa sehingga negara Republik Indonesia tetap
bersatu sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, kita Generasi muda adalah aset dalam membangun bangsa (modal
pembangunan). Upaya membangun sikap bela negara pada mahasiswa melalui Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi adalah penting mengingat adanya globalisasi. Membangun
sikap bela negara adalah pekerjaan yang tidak selesai hanya dari satu elemen, namun
memerlukan kesinambungan dan pelaksanaan yang sistematis agar tercapai sikap bela negara
bagi Bangsa Indonesia. Bela negara diperlukan kepentingan untuk menjaga stabilitas dan
keamanan negara tersebut. Definisi kecintaan seseorang terhadap tanah air dapat diaktualisasi
dalam kegiatan bela negara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam hal
pembelaan Negara ini, hal ini merupakan bentu kecintaan seorang warga Negara terhadap tanah
airnya.
Peran pemuda dalam melakukan bela negara cukup tinggi pada saat ini ditandai dalam
lingkungan masyarakat, banyak pemuda yang ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan karang
taruna, remaja masjid dan lainnya. Dalam lingkungan sekolah para pemuda juga mengikuti
kegiatan ektrakulikuler yang akan menumbuhkan kesadaran bela Negara seperti pramuka,
paskibra, polisi siswa, kegiatan seni. Dalam lingkungan kampus pun banyak pemuda yang
mengikuti kegiatan dan organisasi-organisasi yang akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
bangsa. Tak hanya itu para pemuda milenial pada saat ini banyak menghasilkan prestasi yang
sangat luar biasa di bidang akademik, olahraga, maupun bidang yang lainnya, mereka berlomba
dan berusaha demi membela Bangsa Indonesia. Dalam lingkup umum pun para pemuda banyak
9
yang menjadi anggota pemberi bantuan kemanusiaan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
tersebut para pemuda berperilaku santun, ramah tamah, berdisiplin, peduli, semangat, serta
bertanggung jawab. Sikap dan perilaku tersebut akan menjadi cikal bakal para pemuda untuk
memiliki nilai-nilai Bela Negara.
Nilai-Nilai Bela Negara Generasi Muda berjiwa Nasionalisme :
- Kecintaan kepada Tanah Air Indonesia
Kesadaran bela negara terbangun melalui cara pandang yang
berhubungan dengan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,serta falsafah/ideologi
Pancasila akan terbentuk wawasan nasional atau wawasan nusantara. Dengan telah
terpolakan melalui cara pandang, sejarah dan kebudayaan bangsa, falsafah Pancasila
akan terwujud pertahanan keamanan negara Indonesia oleh kesadaran bela negara
setiap warga negara atau seluruh komponen bangsa. Bangsa dan Negara Indonesia
hingga saat telah mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam,
sumber daya manusia sehingga produksi dalam negeri meningkat bahkan telah
mampu mengeksport keluar negeri.
Pertahanan dan keamanan (HANKAM), dalam perwujudan kecintaan
kepada tanah air yang dapat dilakukan oleh generasi muda kekinian melalui berkarya
bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia, berkarya meningkatkan diri menjadi
orang profesional sesuai dengan bidang tugasnya, meningkat diri untuk mengangkat
derajat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.

- Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia


Negara Indonesia berdiri diatas keanekaragaman berbagai etnis, budaya dan
agama. Walaupun berbeda-beda dari berbagai latar belakang tetapi kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia tetap kokoh dan utuh berdirinya NKRI. Negara
dan bangsa Indonesia selalu menjunjung tinggi dan memberikan penghormatan
terhadap kebhinekaan atas nilai persatuan bangsa. Nilai Persatuan bangsa berada dalam
sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Persatuan bangsa Indonesia dalam
kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita nasional dan tujuan nasional.
Menghilangkan perasan fanatisme kesukuan/kedaerahan dan mencintai setiap
kebudayaan yang berkembang didaerah, dan semestinya setiap kebudayaan daerah
dapat diangkat menjadi kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah merupkan aset
bangsa Indonesia, oleh karena itu harus dibina secara terus menerus secara
berkelanjutan dan berkesinambungan agar tidak menjadi punah/hilang sehingga dapat
diteruskan oleh generasi muda penerus bangsa Indonesia.

10
Patut untuk diwaspadai adanya penetrasi nilai sosial budaya dari negara lain
kedalam negara Indonesia akibat derasnya arus globalisasi, sehingga diperkuat
bangkitnya nilai-nilai identitas budaya lokal (local culture). Berawal dari pemahaman
Pasal 32 Ayat (1) UUD NRI 1945, pada intinya negara atau pemerintah memajukan
kebudayaan nasional dengan menjamin kebudayaan lokal untuk mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
Secara konstitusional UUD NRI 1945, kita memberikan perlakuan
penghormatan terhadap Bendera Merah Putih ( Pasal 35), Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia (Pasal 36), Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36 A), Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36
B). Generasi Muda diingatkan bahwa, bangsa Indonesia memiliki negara kesatuan
sehingga dipersonifikasilan dalam perasaan memperkokoh kesatuan dan persatuan
bangsa yang telah dimulai kesadaran berbangsa dan bernegara sejak adanya Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda merupakan ikrar dan janji suci baik diri
sendiri, bangsa dan negara Indonesia serta terhadap Sang Pencipta Tuhan Yang Maha
Esa, berjanji bertanah air dan bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu
bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.

- Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi atau dasar negara


Pancasila telah termuat dengan jelas dalam Pembukaan UUD NRI 1945 menjadi
dasar negara NKRI, maka seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara harus tunduk
dan taat kepada Pancasila, dengan tidak kecualinya. Pancasila menjadi pedoman
dan petunjuk setiap kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta segala
bentuk peraturan perundang-undangan negara. Dengan demikian Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sri Edi Swasono menyebutkan
Pancasila sebagai nilai-nilai luhur digali dari bumi Indonesia, yang kemudian perlu
disosialisasikan, atau dengan kata lain dibudayakan, yang berarti mengakui adanya
proses enculturation dan enculturated. Pancasila merupakan khasanah kekayaan
budaya bangsa Indonesia yang adi luhur, adi luhung,yang wajib diakui oleh seluruh
bangsa serta digali dari multi etnis, multi agama dan multi budaya.
Meutia Hatta Swasono berpandangan bahwa “bangsa Indonesia adalah
pluralistic(majemuk) dan sekaligus multikulturalisti. Karakter bangsa Indonesia
yang bersifat kemajemukan dan beragam budaya maka Pancasila menadi perekat dan
pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila telah mampu untuk menjadi pelindung,
pengayom segala interaksi suku bangsa di Indonesia, sehingga Indonesia satu-satunya
negara di dunia yang mampu menjaga sikap tolenransi beragama, unggul dalam budaya
serta menjaga persatuan nasional.
Pancasila memiliki nilai-nilai religionitas, humanitas, nasionalitas, kedaulatan
dansosialitas. Nilai religionitas terdapat pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nilai humanitas pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, nasionalitas
dalam sila ketiga Persatuan Indonesia, nilai kedaulatan sila keempat, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan serta
nila sosialitas dalam sila kelima; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

11
- Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia
Sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara, merelakan atau mengorbankan
waktu, tenaga dan pikiran bahkan harta benda dan jiwa raga untuk kepentingan bangsa.
Generasi muda harus dapat meneladani para pendiri bangsa, berjuang tanpa
memerlukan imbalan,tanpa mementingkan diri sendiri selalu mengutaman persatuan
dan kesatuan bangsa, selalu cinta kepada tanah air dan rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, golongan maupun kelompok.

- Kemampuan awal Bela Negara


Kemampuan awal kesadaran bela negara secara psikis yaitu memiliki sifat
disiplin, kejujuran, berintegritas, etos kerja keras, bertangungjawab, percaya pada diri
sendiri, mengendalikan emosional, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta
meningkatkan spiritual untuk mencapai dan mewujudkan tujuan negara.Dalam
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari, fisik merupakan alat penggerak manusia
dalam melangkah setiap kegiatan, sehingga diperlukan fisik yang sehat untuk
mengimbangi phikis serta menjadi kekuatan yang luar biasa, bila keduanya menjadi
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembentukannya,maka Negara menjadi kuat.
Fisik atau jasmaniah selalu dibiasakan dibina untuk menjaga kesehatan tubuh kita
dengan gemar berolah raga, sesuai dengan motto “Mensana in copore sana” yang
artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.

12
BAB IV
PENUTUP
Sebagai penutup, mengalir dari pembahasan terdahulu dapat disampaikan bahwa Bela
Negara merupakan hak dan kewajiban bagi warga negara yang diselenggarakan melalui usaha
pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah NKRI
dan keselamatan bangsa.Kemampuan bela negara merupakan modal bangsa yang harus terus
dibina, ke depan akan menjadi kekuatan yang besar sebagai pondasi yang kokoh bagi tegaknya
persatuan dan kesatuan bangsa. Seiring dengan perkembangan di berbagai aspek kehidupan
secara global yang juga menghadirkan hakikat ancaman yang beragam dan kompleks, semakin
disadari bahwa pertahanan negara tidak cukup dilakukan melalui pendekatan aspek militer
semata, namun diperlukan wawasan kebangsaan yang kuat dari seluruh komponen bangsa, baik
komponen utama, komponen pendukung maupun komponen lainnya. Upaya peningkatan
kesadaran bela negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme para pemuda indonesia
dalam upaya pemenuhan hak dan kewajiban terhadap bela negara yang diwujudkan dengan
pembinaan kesadaran bela negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

References
Razi, F. (2021, Desember 28). Peranan Mahasiswa Sebagai Generasi “Z” Dalam Upaya
Bela Negara. Retrieved from tvdesanews.id: https://tvdesanews.id/peranan-
mahasiswa-sebagai-generasi-z-dalam-upaya-bela-negara/
Suriata, I. N. (2019, Januari 4). Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Muda
Dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional. Retrieved from
www.ejournal.warmadewa.ac.id:
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/public-
inspiration/article/view/1273/909

(Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), n.d.)


(Negara et al., 2017)

14

You might also like