Professional Documents
Culture Documents
Anggaran Rumah Tangga Komid
Anggaran Rumah Tangga Komid
Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pembangunan nasional Negara dan bangsa Indonesia melibatkan segenap lapisan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya dalam bentuk organisasi sosial
kemasyarakatan.
Berlandaskan dorongan oleh tanggung jawab akan masa depan bangsa dan Negara
kesatuan Republik Indonesia, berpartisipasi aktif dalam mengisi kemerdekaan dan
perwujudan cita-cita nasional dapat dilaksanakan dengan professional anggota, maka
dibentuklah KOMUNITAS MILENIAL INDONESIA (KOMID) yang senantiasa berpegang
teguh pada Anggaran Dasar Perkumpulan.
Atas dasar dan tanggung jawab dihadapan Allah tuhan yang maha kuasa, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya untuk melangkahkan kaki dalam menuju Indonesia
Emas 2045. Nilai-nilai mulia itu menjadi sebuah landasan moral dan semangat untuk
mewujudkan generasi yang tangguh, bermoral dan beretika dalam mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Atas petunjuk Allah tuhan yang maha
kuasa dan melalui upaya-upaya yang terncana, tertata dan berkelanjutan, maka
disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KOMUNITAS MILENIAL
INDONESIA sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR (AD)
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1) Organisasi ini bernama Komunitas Milenial Indonesia disingkat menjadi “ KOMID “
yang dibentuk, didirikan pada hari Senin tanggal 08 Agustus 2022 di Jakarta.
2) Pimpinan Nasional Komunitas Milenial Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara
Republik Indonesia.
BAB II LAMBANG
Pasal 2
1) Lambang Komunitas Milenial Indonesia adalah seperti burung garuda yang
berwana emas yang di atas bintang lima dan di bawah bertuliskan KOMID
2) Penjelasan mengenai lambang Komunitas Milenial Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB III
DASAR, ASAS, SIFAT DAN IDENTITAS
Pasal 3
Dasar dan Asas
Pasal 4
Sifat
Komunitas Milenial Indonesia bersifat terbuka dan mandiri.
Pasal 5
Identitas
BAB IV
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 6
Maksud
Komunitas Milenial Indonesia bermaksud :
a. Menjadi wadah Integratif dan Kekeluargaan dari seluruh anak-anak muda
Indonesia
b. Menjadi sarana partisipasi dan kepedulian untuk memberikan sumbangsih materi
dan pemikiran untuk kemajuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 7
Tujuan
Komunitas Milenial Indonesia bertujuan untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan
Indonesia Emas 2045 dan memastikan kedaulatan berada di tangan rakyat, dan
kemakmuran serta kesejahteraan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 8
Fungsi
Pasal 9
Keanggotaan dan Simpatisan
Pasal 10
Etika Organisasi
1) Etika organisasi adalah panduan nilai-nilai moral yang dilandasi oleh asas, sifat,
dan identitas yang menjadi acuan pola pikir, sikap dan tingkah laku anggota dan
simpatisan Komunitas Milenial Indonesia
2) Ketentuan tentang etika organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 11
Penghargaan dan Sanksi
BAB VI
PENGORGANISASIAN
Pasal 12
Struktur Wilayah Kerja
Pasal 13
Struktur Kepemimpinan Organisasi
BAB VI
PERMUSYAWARATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 14
Struktur Permusyawaratan
Pasal 15
Pengelolaan Keuangan
BAB VII
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 16
Pengesahan dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini untuk pertama
kalinya disahkan dalam rapat pendiri pada tanggal 08 Agustus 2022.
BAB VII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 17
Pembubaran Organisasi
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Status anggota
Keanggotaan KOMID terbuka bagi setiap Warga Negara Indonesia yang bergerak di
dunianya Generasi Milenial dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
Pasal 2
Persyaratan Anggota
a) Anggota KOMID adalah Generasi Indonesia Emas yang Mudah beradaptasi, Melek
teknologi, berorientasi pada pencapaian, Percaya diri, Berpikiran terbuka dan tidak anti
Politik, serta menjunjung tinggi moralitas, kemajemukan dan pluralism.
b) Anggota yang telah memenuhi persyaratan akan diterbitkan e-KTA (Kartu Tanda
Anggota) melalui aplikasi KOMID.
c) Dalam hal tertentu Koordinator Wilayah/ KORWIL dapat mengajukan Anggota
Kehormatan ditingkatan masing-masing dengan persetujuan Pengurus Pusat.
Pasal 3
Kartu Tanda Anggota
Kartu Tanda Anggota Elektronik disingkat e-KTA diterbitkan dan ditandatangani oleh
Sekretaris Jendral Pengurus Nasional berdasarkan atas Rekomendasi Ketua Koordinator
Wilayah melalui aplikasi KOMID.
Pasal 4
Nomor Induk Anggota
Nomor Induk Anggota (NIA) diterbitkan oleh Pengurus Nasional .
Pasal 5
Pembebasan Keanggotaan
1. Meninggal dunia,
2. Mengundurkan diri,
3. Masa berlaku e-KTA tidak diperpanjang,
4. Dipecat / Diberhentikan.
Pasal 6
Pemberhentian
Anggota dapat diberhentikan oleh Pengurus Nasional atas rekomendasi Koordinator
Wilayah/KORWIL apabila melanggar AD dan ART, peraturan perundangundangan Negara
yang mempunyai ketetapan hukum dan peraturan organisasi.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 7
Hak Anggota
Hak Anggota:
Mengikuti kegiatan organisasi.
Anggota biasa, memiliki hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
Anggota luar biasa mempunyai hak dipilih dan hak usul.
Anggota kehormatan dan penyokong mempunyai hak usul.
Pasal 8
Kewajiban Anggota
1. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah maupun organisasi.
2. Menghadiri Undangan Rapat.
3. Menjunjung tinggi nama baik KOMID.
4. Meningkatkan ilmu pengetahuan, khususnya tentang organisasi dan keterampilan
dibidangnya dan mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh Organisasi.
5. Bertanggung jawab mewujudkan visi dan misi berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga organisasi.
6. Bertanggung jawab mewujudkan dan membina hubungan baik dalam kehidupan
organisasi.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 9
Susunan Pengurus Pusat
Dewan Pendiri Organisasi Pusat paling sedikit lima orang dan maksimal sepuluh anggota
Asosiasi yang terdiri dari para pakar yang ahli dibidangnya.
Susunan Pengurus Nasional adalah sebagai berikut:
Ketua Presidium,
Ketua Presidium 1,
Ketua Presidium 2,
Ketua Presidium 3,
Ketua Presidium 4,
Sekretaris Jenderal,
Wakil Sekretaris 1
Wakil Sekretaris 2
Wakil Sekretaris 3
Wakil Sekretaris 4
Bendahara Umum,
Wakil Bendahara
Deputi Pemberdayaan Organisasi dan Koordinasi Antar Lembaga
Deputi Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif milenial
Deputi Hukum dan Hak Asazi Manusia
Deputi Media dan IT
Deputi Kerukunan Antar Umat Beragama
Deputi Sosial dan Mitigasi Bencana
Susunan tersebut diatas dapat disesuaikan dengan keperluan.
Pasal 10
Susunan Koordinator Wilayah
Pendiri Organisasi Daerah paling sedikit lima orang dan maksimal sepuluh anggota yang
terdiri dari semua unsur Milenial.
Susunan Koordinator Wilayah adalah sebagai berikut:
Ketua Wilayah,
Wakil Ketua I Bidang Organisasi,
Wakil Ketua II Bidang Program Kerja,
Sekretaris Wilayah,
Wakil Sekretaris Wilayah,
Bendahara Wilayah,
Wakil Bendahara Wilayah,
Kepala Bidang Organisasi dan Hubungan antar Lembaga,
Kepala Bidang Usaha dan Dana,
Kepala Bidang Pemberdayaan Komunitas Pariwisata dan UMKM,
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan.
Kepala Bidang Penguatan Hukum dan HAM
Kepala Bidang Media Informasi dan Hubungan Masyarakat
Kepala Bidang Pelestarian Budaya dan Pariwisata Berkelanjutan
Susunan tersebut di atas dapat disesuaikan dengan kondisi dan anggota di wilayah
masing-masing.
Pasal 11
Susunan Pengurus Koordintor Daerah
Pendiri Organisasi KORDA paling sedikit lima orang dan maksimal sepuluh anggota yang
terdiri dari unsur pemuda dan Milenial.
Kriteria Pengurus
a) Anggota KOMID
b) Mampu berorganisasi dan siap bertanggung jawab atas jabatannya,
c) Bersedia menjadi Pengurus yang dinyatakan secara tertulis,
d) Bersedia memperpanjang keanggotaan selama periode kepengurusannya.
BAB V
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
Pasal 13
Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan PendiriOrganisasi
Dewan Pendiri Organisasi Pusat memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan roda
organisasi sesuai dengan AD/ART dan apabila tidak sesuai dengan AD/ART berhak
memanggil pengurus harian untuk meminta penjelasan dan mengarahkan sesuai dengan
AD/ART. Apabila tidak sesuai dengan AD/ART Dewan Pendiri mengusulkan diadakan
musyawarah sesuai dengan mekanisme Organisasi.
Pasal 14
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
Pasal 15
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat
Pasal 16
Tanggung Jawab Pengurus
Pengurus Nasional , bertanggung jawab kepada Kongres
Koordinator Wilayah, bertanggung jawab kepada Musda.
Koordintor Daerah, bertanggung jawab kepada Muskot.
BAB VI
MUSYAWARAH
Pasal 17
Kongres
Kongres merupakan forum kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi KOMID.
Wewenang Kongres, yaitu:
a) Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Nasional.
b) Menetapkan AD dan ART maupun PO,
c) Menetapkan Program Kerja Nasional,
d) Memilih dan menetapkan Sekretaris Jendral dan Sekretaris Jenderal Pengurus
Nasional ,
e) Memilih dan menetapkan Anggota Dewan PendiriOrganisasi Pusat
f) Memilih dan menetapkan anggota Tim Pendukung Organisasi Pusat.
Penyelenggaraan:
a) Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Nasional ,
b) Kongres diselenggarakan lima tahun sekali, kecuali ada hal-hal khusus,
c) Dihadiri oleh setengah ditambah satu (1/2n+1) jumlah Koordinator Wilayah,
d) Keputusan Kongres diupayakan secara musyawarah untuk mufakat. Bila hal
tersebut tidak tercapai, maka keputusan didasarkan pada musyawarah suara
terbanyak, yaitu disetujui oleh setengah ditambah satu (1/2n+1) jumlah peserta
yang memiliki suara,
e) Kongres dalam keadaan khusus disebut Kongres Luar Biasa, hanya dapat
diselenggarakan atas permintaan minimal dua pertiga (2/3) dari jumlah
kepengurusan daerah.
Peserta Kongres:
a) Utusan Koordinator Wilayah sebanyak dua orang
b) Peninjau Daerah sebanyak dua orang
c) Pengurus Nasional
d) Dewan Pendiri Organisasi Pusat
e) Tim Pendukung Organisasi
f) Undangan.
Pasal 18
Konferensi Wilayah
Penyelenggaraan:
a) Konferensi Wilayah diselenggarakan oleh Koordinator Wilayah.
b) Konferensi Wilayah diselenggarakan lima tahun sekali, kecuali ada hal-hal khusus.
c) Dihadiri oleh setengah ditambah satu (1/2n+1) jumlah Dewan Pengurus KORWIL
untuk yang memiliki KORWIL di daerahnya.
d) Keputusan Konferensi Wilayah diupayakan secara musyawarah untuk mufakat. Bila
hal tersebut tidak tercapai, maka keputusan didasarkan pada musyawarah suara
terbanyak, yaitu disetujui 2/3 (dua per tiga) jumlah peserta yang memiliki hak
suara.
e) Konferensi Wilayah dalam keadaan khusus disebut Konferensi Wilayah Luar Biasa,
hanya dapat diselenggarakan atas permintaan minimal dua pertiga (2/3) dari
jumlah Kepengurusan KORWIL
Penyelenggaraan:
a) Konferensi Daerah diselenggarakan oleh Dewan Pengurus KORDA
b) Konferensi Daerah diselenggarakan lima tahun sekali, kecuali ada hal-hal
khusus.
c) Dihadiri oleh setengah ditambah satu (1/2n+1) jumlah anggota.
d) Keputusan Konferensi Daerah diupayakan secara musyawarah untuk mufakat. Bila
hal tersebut tidak tercapai, maka keputusan didasarkan pada musyawarah suara
terbanyak, yaitu disetujui 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang memiliki hak
suara.
e) Konferensi Daerah dalam keadaan khusus disebut Konferensi Daerah Luar Biasa
KONFERDALUB, hanya dapat diselenggarakan atas permintaan minimal dua pertiga
(2/3) dari jumlah Anggota aktif.
Pasal 20
Musyawarah Luar Baisa
Pasal 21
Rapat Kerja
Rapat Kerja bertugas untuk mengadakan penilaian atas pelaksanaan program kerja hasil
musyawarah, dan merumuskan kebijakan pelaksanaan program sampai musyawarah
berikutnya.
Rapat Kerja diselenggarakan minimal satu kali dalam satu periode kepengurusan.
Pasal 22
Rapat Kerja Nasional
Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Nasional .
Rapat Kerja nasional dihadiri oleh:
Pengurus Nasional
Dewan PendiriOrganisasi.
Tim Pendukung Organisasi
Utusan Daerah yang mendapat mandat dari Dewan Koordinator Wilayah
Undangan dan/atau Narasumber
Pasal 23
Rapat Kerja Daerah
Pasal 24
Rapat Paripurna
Rapat Paripurna diselenggarakan untuk membahas permasalahan organisasi dan
pelaksanaan program kerja.
Diselenggarakan menjadi selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sekali.
Pasal 25
Rapat Pengurus
Rapat Pengurus diselenggarakan untuk membahas permasalahan organisasi, rencana kerja
dan laporan pelaksanaan kegiatan
Rapat Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali sesuai dengan
tingkatannya dihadiri oleh Pengurus Nasional / KORWIL / KORDA
Rapat Pengurus dapat diadakan setiap waktu atas usul Ketua Presidium atau Sekretaris
Jendral / KORWIL/KORDA dan/atau atas usul lebih dari dua Departemen/Bidang dan/atau
dalam keadaan yang mendesak.
Pasal 26
Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi dapat diselenggarakan untuk meningkatkan efektifitas pembinaan
organisasi dan atau sinkronisasi pelaksanaan kegiatan.
Rapat Koordinasi merupakan rapat antara tingkat badan organisasi yang berbeda baik
secara vertikal maupun horizontal.
Pasal 27
Tata Tertib Rapat
Tata tertib Rapat diatur dengan Peraturan Organisasi.
Musyawarah dan Rapat Kerja diatur dengan Peraturan Organisasi dan selanjutnya
disahkan sebagai pedoman yang mengikat pada Musyawarah dan Rapat Kerja yang
bersangkutan
BAB VIIII
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 28
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diupayakan untuk
mencapai mufakat.
Pada Rapat Pengurus dan Rapat Paripurna, setiap pengambilan keputusan dilakukan
dengan musyawarah untuk mufakat.
Setiap keputusan musyawarah dan rapat yang bersifat mengikat bagi Pengurus dan
Anggota dituangkan dalam surat keputusan.
Pasal 29
Keputusan Suara Terbanyak
Penghitungan dukungan setengah ditambah satu (1/2n+1) dari jumlah peserta
Tata cara pengambilan keputusan dengan suara terbanyak diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah.
BAB IX
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 30
a) Untuk meningkatkan kinerja organisasi, dapat dilakukan Pergantian Pengurus Antar
Waktu.
b) Rencana Pergantian Pengurus Antar Waktu dibahas dalam Rapat Pengurus, baik
berupa pengisian jabatan lowong, mutasi intern, maupun pengangkatan dalam
jabatan.
c) Hasil Rapat Pengurus tersebut dilaporkan kepada Pengurus setingkat di atasnya,
untuk mendapatkan persetujuan dan penerbitan Surat Keputusan.
d) Tata cara Pergantian Pengurus Antar Waktu diatur lebih lanjut dengan
pertimbangan dari Pengurus Nasional KOMID
BAB X
ROTASI DAN PEMBUBARAN
Pasal 31
Rotasi
Pengurus dapat dibekukan bila secara nyata terbukti melanggar peraturan
perundangundangan Negara, dan peraturan perundang-undangan lainnya atau AD/ART
dan Peraturan Organisasi.
Tindakan rotasi kepengurusan dilakukan oleh Pengurus setingkat di atasnya.
Rencana rotasi pengurus dibahas dalam Rapat Pengurus setingkat di atasnya, dengan
tetap memberi kesempatan kepada Pengurus yang bersangkutan untuk memberi
penjelasan dan/atau pembelaan.
Tata cara Rotasi Pengurus diatur lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.
Pasal 32
Pembubaran
KOMID hanya dapat dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres yang khusus diadakan
untuk maksud itu.
Kongres Luar Biasa untuk Pembubaran Organisasi KOMID hanya sah apabila sekurang-
kurangnya dihadiri oleh tiga per empat (3/4) dari Dewan Koordinator Wilayah seluruh
Indonesia.
Keputusan pembubaran organisasi KOMID harus disetujui oleh sekurang-kurangnya dua
per tiga (2/3) dari para peserta Kongres Luar Biasa yang hadir.
Harta kekayaan dan aset-aset organisasi setelah keputusan pembubaran, dihibahkan
kepada lembaga sosial.
Tata cara Pembubaran Organisasi KOMID diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 33
Keuangan
Seluruh dana yang diperoleh organisasi dari berbagai sumber wajib dimanfaatkan hanya
untuk membiayai seluruh kegiatan organisasi dan kegiatan sosial lainnya yang ditetapkan
oleh Pengurus Nasional / KORWIL/ KORDA .
Pasal 34
Sumber Dana
a) Uang Pendaftaran anggota, dibebankan kepada calon anggota, dipungut oleh
Pengurus melalui aplikasi KOMID.
b) Iuran anggota akan dipungut secara per tahun sekaligus untuk memperpanjang
masa Kartu Tanda Anggota Elektronik (e-KTA).
c) Alokasi penggunaan uang pendaftaran dan Anggota ditetapkan sebagai berikut:
d) Anggota di KORWIL mengalokasikan dana 60% ke pusat dan 40% di KORWIL .
e) Anggota di Daerah mengalokasikan dana 60% ke pusat dan 40% di daerah.
f) Anggota di Pusat mengalokasikan dana 100% di pusat.
Apabila Daerah belum mempunyai Dewan Pengurus KORWIL, maka komposisinya menjadi
sebagai berikut:
a) Alokasi Daerah: 40 %
b) Alokasi Pusat: 60 %
Anggota maupun calon anggota wajib melakukan pembayaran melalui aplikasi KOMID.
Pembayaran yang telah masuk akan didistribusikan sesuai dengan komposisi alokasi pada
poin nomor 3 dan 4.
Selain Uang Pendaftaran dan Iuran Anggota, sumber dana organisasi diperoleh dari
sumbangan sukarela, kontribusi Badan Usaha, dan usaha-usaha lain yang sah, jelas, dan
tidak mengikat dalam rangka membiayai operasional dan kebutuhan organisasi.
Pasal 35
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Harta kekayaan organisasi terdiri dari aset bergerak, aset tidak bergerak, dan dana
keuangan.
Seluruh kekayaan organisasi wajib dikelola dengan administrasi secara tertib dan
benar.
Posisi keuangan dan aset organisasi wajib dilaporkan secara berkala dalam Rapat
Paripurna.
Pengurus Pusat bertangung jawab penuh atas tertibnya penyelenggaraan administrasi
Uang Pendaftaran dan Iuran Anggota di seluruh KORWIL dan KORDA KOMID.
Tata cara pengelolaan sumbangan sukarela, kontribusi Badan Usaha, dan usahausaha lain
yang sah, jelas, dan tidak mengikat, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB XII
ATRIBUT
Pasal 36
Logo
1) Lambang Komunitas Milenial Indonesia adalah seperti burung garuda yang
berwana emas yang di atas bintang lima dan di bawah bertuliskan KOMID
2) Penjelasan mengenai lambang Komunitas Milenial Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 37
Bendera
Bendera merupakan identitas organisasi.
Warna Dasar Bendera KOMID adalah putih, dengan tulisan Emas, dan sayap yang
berwarna Kuning
Ukuran bendera dalam ruangan 100x150cm dan di luar ruangan yang berukuran
120x180cm.
Pasal 38
Pakaian Seragam
Pakaian Seragam Organisasi adalah sarana untuk menumbuhkan kebanggaan korps dan
rasa percaya diri, dan pada akhirnya mampu meningkatkan citra organisasi.
Penggunaan Pakaian Seragam mampu meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan serta
rasa kebersamaan sesama anggota.
Pakaian Seragam terdiri atas: pakaian seragam batik, dipergunakan pada setiap
kegiatan resmi.
Warna dasar, model, dan letak pemasangan atribut Pakaian Seragam diatur dengan
Peraturan Organisasi.
BAB XIII
SANKSI
Pasal 39
Sanksi
Sanksi Organisasi dikenakan karena pelanggaran Kode Etik, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun organisasi.
Sanksi organisasi berupa; Peringatan, Pemberhentian dari jabatan, Skorsing dan
Pemberhentian keanggotaan serta pencabutan hak dan kewajiban sebagai anggota
KOMID.
Sanksi Organisasi dapat dikenakan kepada anggota maupun pengurus,
BAB XIV
KODE ETIK
Pasal 40
Kode Etik
Anggota KOMID harus Patuh dan Tunduk Menjalankan Peraturan
Perundangundangan yang berlaku, serta tata-aturan Organisasi.
Anggota KOMID harus berperilaku jujur, bersikap santun dalam bertindak dan berbicara
sopan.
Anggota KOMID harus berpikir positif, cepat tanggap, peka dan peduli terhadap situasi
lingkungan sosial dalam memajukan pariwisata Indonesia.
Anggota KOMID harus berintegritas, bertanggungjawab terhadap organisasi dalam
menjalankan roda Organisasi, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 41
Pengesahan
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Kongres pada bulan
Agustus di Jakarta.
Pasal 42
Penutup
Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur oleh
Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, dan Keputusan Koordinator Wilayah.