Professional Documents
Culture Documents
Adoc - Pub - Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan Reproduksi Dengan
Adoc - Pub - Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan Reproduksi Dengan
Oleh :
PIA CHILPIA
NIM : 13DB277123
iv
9. Ny. N yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
10. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi, dan dorongan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
11. Teman-Teman satu asrama yang bersedia menukar pikiran dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Rekan-Rekan satu angkatan yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kerja samanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM
INTISARI ......................................................................................................... vi
C. Tujuan ....................................................................................... 6
D. Manfaat .................................................................................... 6
vi
4. Data Perkembangan ......................................................... 20
1. Subjektif ............................................................................. 23
2. Objektif ............................................................................... 23
4. Penatalaksanaan ............................................................... 24
A. Simpulan .................................................................................. 44
B. Saran ......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Skema langkah-langkah Proses Manajemen .............. 22
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pembesaran perut atau ada benjolan di daerah perut bagian bawah. Kista
ovarium dapat jinak maupun ganas, kista ovarium yang tidak ganas biasanya
bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di usia reproduksi karena masih
mengalami menstruasi (Cita, 2008).
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang
paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
terbentuknya karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus
haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah
benjolan yang membesar seperti balon yang berisi cairan yang tumbuh di
indung telur (Cita, 2008). Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi beberapa
dapat menyebabkan masalah seperti pecah, pendarahan, sakit atau sampai
mengalami pembedahan. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga
kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam
karena memang merasakan apa-apa kalau terjadi keluhan biasanya sudah
lanjut (Cita, 2008).
Menurut dari data World Health Orgization (WHO) dan serikat
pengendalian kanker Internasional (UICC) memprediksi, akan terjadi
peningkatan lonjakan penderita sebesar 300% di seluruh dunia pada tahun
2010. Jumlah tersebut 70% nya berada di negara berkembang seperti
Indonesia (WHO, 2011).
The American Cancer Society memperkirakan bahwa tahun 2014,
sekitar 21.980 kasus baru kanker ovarium akibat kelanjutan dari kista
ovarium akan di diagnosa dan 14.720 wanita akan meninggal karena
ovarium, di Amerika Serikat rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,5
per 100.000) relatif tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian di Asia
dan Afrika (WHO, 2010).
Berdasarkan data di Indonesia jumlah penderita kanker ovarium dari
tahun ke tahun sebanyak ± 23.400 dengan angka kematian sebesar ±14.000
orang, angka kematian tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada
awalnya bersifat asimpotik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastase sehingga 60 % -70 % pasien datang pada stadium lanjut
sehingga penyakit ini disebut “silent killer” atau secara diam-diam. Penyakit
tersebut disebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya
sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah
4
dapat teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah
menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan
mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya pendeteksian
dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap sehingga
dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan (Kemenkes
Republik Indonesia, 2013).
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Jawa Barat laporan program dari
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang berasal dari Rumah sakit dan
Puskesmas tahun 2013, kasus penyakit kista terdapat 5.259 penderita
diantaranya 2.200 wanita usia 50-60 tahun, usia 30-40 tahun sekitar 2.209
orang, sisanya 1.050 orang di usia 20 tahun (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, 2013).
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan bagian medical rekam medik
Rumah Sakit dr. Slamet Garut data jumlah yang mengalami tindakan operasi
salpingektomi akibat kista ovarium pada tahun 2013 sebanyak 181 orang
dengan yang meninggal 2 orang dan pada bulan maret sampai april 2015
sebanyak 80 orang dengan meninggal 14 orang (Medical Rekam Medik,
2016).
Penanganan terhadap kista ovarium sampai sekarang belum ada,
cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan
ovarium. Sekarang ini, yang digunakan adalah ultrasonografi, tetapi cara itu
agak sulit jika diterapkan secara masal karena biaya cukup mahal. Untuk
menurunkan risiko keganasan kista ovarium, dapat menggunakan suntik
Keluarga Berencana (KB) karena resiko terjadinya kanker ovarium lebih
kecil. Dengan menggunakan kontrasepsi hormonal, terutama suntik KB
proses pada ovarium dapat ditekan sehingga resiko terjadi keganasan pada
ovarium menurun.
Peran bidan mengenai kasus kista yaitu dengan melakukan
bimbingan dan penyuluhan kepada wanita usia reproduksi, melakukan
asuhan kesehatan reproduksi, masalah reproduksi memberikan pendidikan
dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan kista ovarium, memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif yang mencakup segala kebutuhan klien, baik biopsikososisal
5
dan spiritual serta mampu mengatasi masalah yang mungkin timbul pada
pasien yang mengalami tindakan operasi, sehingga pasien dapat kembali
melakukan aktivitasnya.
Dari segi spiritual faktor yang tidak kalah penting adalah keyakinan
terhadap Allah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, hal ini yang
diketahui oleh seorang muslim adalah tidaklah Allah menciptakan suatu
penyakit kecuali dia juga menciptakan penawarnya.
Allah berfirman dalam Surat Yunus (10) : 57 :
Artinya : " Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi
pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ".
Artinya hidup manusia tak akan lepas dari berbagai ujian dan cobaan
dari Allah SWT, maka jagalah kesehatan ini,karena sehat itu mahal nilainya
(AL-Qur’an Surat Yunus 57).
Ayat tersebut menjelaskan tentang setiap penyakit pasti ada
penawarnya. Kita harus mensyukuri kesehatan dan menjaga apa yang Allah
berikan dan selagi masih hidup ubahlah kebiasaan kamu jangan makan
sembarangan, makan buah-buahan, minum air putih yang banyak dan
berolahraga secara teratur. Mencegah lebih baik daripada mengobati, oleh
karena itu mulai sekarang jangan lupa agar senantiasa membiasakan diri
untuk selalu hidup sehat dan teratur, karena kita tahu betul bahwa sehat itu
sangatlah mahal.
Oleh karena itu masalah kista ovarium merupakan masalah penting
yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita, berdasarkan data di
atas, maka penulis merasa tertarik untuk menjadikan kasus komprehensif
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Kesehatan Reproduksi dengan Kista
Ovarium di Ruang Jade dr. Slamet Garut”.
6
B. Rumusan Masalah
“Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan Kesehatan Reproduksi secara Komprehensif pada Kasus
Terhadap Gangguan Reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut ? ”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuhan
gangguan reproduksi kista ovarium.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian data pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
b. Menginterprestasi data pada pasien gangguan kesehatan reproduksi
Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi pada pasien gangguan kesehatan reproduksi Kista
Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
f. Melaksanakan asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan
perencanaan yang dibuat pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada pasien gangguan kesehatan reproduksi Kista Ovarium RSUD
dr. Slamet Garut tahun 2016.
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan
dijadikan sumber pengetahuan bagi tenaga pelayanan khususnya bidan
7
A. Konsep Dasar
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO
mengemukakan bahwa, kesehatan reproduksi adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(Nugroho, 2012: 23).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang utuh. Jadi sehat bukan tidak ada penyakit
ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang
mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi, baik
perempuan maupun laki-laki yang harus menjaga kesehatan
setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia
yang diakui dunia internasional (World Health Organization, 2011).
b. Ruang lingkup
Menurut Nugroho (2010: 30), masalah reproduksi mencakup
area yang sangat luas, yaitu:
1) Masalah reproduksi.
2) Masalah gender dan seksualitas.
3) Masalah yang kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan.
4) Masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5) Masalah pelacuran.
6) Masalah sekitar teknologi.
c. Masalah Reproduksi
1) Infertilitas.
2) Kanker serviks.
3) Kanker payudara.
4) Mioma uteri.
5) Kista ovarium.
8
9
B. Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Sofyan, 2007:88).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2012).
Menurut Varney (dalam Wiknjosastro 2009: 65), manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada
klien.
2. Prinsip Manajemen Kebidanan
Menurut Varney dalam Wiknjosastro (2009:65) menjelaskan
bahwa prinsip manajemen adalah pemecahan masalah. Dalam text
book masalah kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981 proses
manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah. Setelah
menggunakannya, melihat ada beberapa hal yang penting
disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen yang
dilakukannya perlu lebih kritis untuk mengantisipasi masalah atau
diagnosa potensial. Dengan kemampuan yang lebih dalam melakukan
analisa kebidanan akan menemukan diagnosa atau masalah potensial.
Kadang kala bidan juga harus segera bertindak untuk menyelesaikan
masalah tertentu dan mungkin juga harus melakukan kolaborasi,
konsultasi bahkan mungkin juga harus merujuk kliennya.
18
a. (Subjektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data),
terutama data yang diperoleh dari anamnesis.
b. (Objektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data, terutama
data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium) pemeriksaan diagnostik lain.
c. (Assessment)
Merupakaan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
d. (Planning)
Berisi tentang rencana asuhan yang disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin
dan mempertahankan kesejahteraannya.
22
Mengidentifikasi dan
Analisa data
menetapkan kebutuhan
yang memerlukan Penatalaksanan:
penanganan segera Konsul
Tes diagnostik/Lab
Merencanakan asuhan Rujukan
yang komprehensif atau Perencanaan Pendidikan/
menyeluruh Konseling
Followup
Melaksanakan
perencanaan dan Pelaksanaan
pelaksanaan
Evaluasi Evaluasi
D. Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan
kompetensi bidan di Indonesia memiliki kemandirian untuk melakukan
asuhan dalam PEMENKES Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.Tentang izin
dan penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan
sesuai dengan pasal 9 dan pasal 12 yang isinya :
1. Pasal 9 :
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan reproduksi dan keluarga berencana
2. Pasal 12 :
Bidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9
berwenang untuk:
a. Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom