You are on page 1of 15

TUGAS 2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

FINGKY NURVIANA

(859536323)

UPBJJ MAJENE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2022
TUGAS TUTORIAL 2

Nama Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas


Pokok Bahasan : 1. Merancang Penelitian Tindakan Kelas
2. Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Tutor Pengembang soal : Herli, S.Pd.,M.Si.,M.Hum
Masa Tutorial : 2022.2
No. Soal : 1,2,3
Skor maks : 100
Jenis tugas : Unjuk Kerja

Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat latar belakang masalah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori yang digunakan untuk menjawab masalah
3. Mahasiswa mampu membuat metodologi penelitian

1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta
tujuan dan manfaat penelitian
2. Buatlah kajian pustaka
3. Buatlah metodogi penelitian yang digunakan

Judul PTK :
“Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Melalui Teknik
Permainan Menempel Huruf dan Kata Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
III SD Inpres Tommo III”.
1.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Iqra itulah perintah pertama yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya melalui
perantara Malaikat Jibril. Allah SWT memerintahkan untuk membaca alam semesta ini,
untuk belajar dan mengenal ciptaanNya. Anak adalah amanah yang Allah berikan kepada
kita. Ia adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Ditangannyalah perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara berada. Pembentukan karakter bangsa dan kehandalan
sumber daya manusia ditentukan oleh bagaimana memberikan perlakuan yang tepat kepada
anak sedini mungkin.
Kemampuan membaca merupakan sebuah kemampuan yang amat dibutuhkan oleh
siswa yang kelak akan dipergunakan untuk dapat memahami berbagai informasi yang dibaca.
Anggota masyarakat secara umum pun sebenarnya juga dituntut untuk mampu membaca
dengan baik mengingat bahwa berbagai informasi dapat meningkatkan wawasan
kehidupannya terutama yang diperoleh lewat media cetak.
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, sebab
melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pelajar. Guru dan siswa sebagai
komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masing-masing harus aktif. Guru
sebagai pendidik harus menambah kemampuan dan pengetahuannya melalui pengalamannya,
sedangkan siswa sebagai peserta didik harus berperan aktif dalam setiap kesempatan agar
berhasil dalam belajarnya. Siswa diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga
belajar dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua, ataupun media. Siswa
dapat memperoleh ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif mempunyai
peluang yang besar untuk keberhasilan belajarnya dibandingkan dengan siswa yang pasif dan
hanya menerima saja.
Mahir atau mampu membaca menjadi sebuah target mutlak yang selalu diharapkan
oleh seorang guru terutama di kelas rendah Sekolah Dasar. Begitupun dengan orang tua
murid yang menginginkan anaknya sudah bisa membaca pada saat akan memasuki sekolah
tingkat dasar. Tidak sedikit siswa yang sudah sekolah dasar di kelas rendah belum juga mahir
membaca. Ini dikarenakan tidak adanya minat untuk membaca. Dalam pengajaran, guru yang
selalu monoton dan tidak memvariasikan metode pembelajaran, serta tidak menggunakan
media.
Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain yang
diintegrasikan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan upaya menciptakan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, dengan tujuan akhir mencapai pembelajaran
yang sehat dan memperoleh mutu yang optimal. Banyak cara yang dapat dilakukan seorang
guru untuk dapat membantu siswanya agar dapat mahir membaca. Diantaranya adalah dengan
menempel huruf dan kata. Selain cara tersebut, masih ada tehnik lain dalam mengajarkan
siswa untuk membaca permulaan misalnya dengan metode abjad, metode bunyi, metode suku
kata, metode kata lembaga, metode global, dan metode struktural analisis sintesis (SAS).
Berdasarkan observasi awal di kelas 3 SD INPRES TOMMO III diketahui
kemampuan membaca permulaan siswa beberapa masih ada yang rendah sekitar 3-4 siswa.,
sebagian kecil siswa mendapat nilai di bawah KKM. Guru menggunakan metode yang
monoton dan tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal. Siswa kurang
termotivasi untuk membaca sehingga minat membaca siswa rendah. Hal tersebut
menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran lainpun menjadi rendah. Hal ini menjadi
tanggung jawab guru untuk membimbing siswanya agar dapat mencapai kopetensi yang
diharapkan. Perhatian secara khusus dari guru terhadap pembelajaran membaca harus
dilakukan sejak siswa belajar di SD kelas permulaan.
Ketepatan dan keberhasilan pada tahap permulaan akan mempunyai dampak yang
besar bagi peningkatan dan kemampuan membaca siswa selanjutnya. Untuk itu perlu adanya
revolusi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Menempelkan huruf dan kata
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model pembelajaran
aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, 3 dalam kartu tersebut berisi suatu
permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Berdasarkan uraian di atas maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan
masalah tersebut yakni meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa adalah dengan
menggunakan model pembelajaran menempelkan huruf dan kata, sehingga berefek pada
meningkatnya nilai-nilai siswa di setiap mata pelajaran dan meningkatnya minat membaca
siswa. Maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Melalui Teknik Permainan
Menempel Huruf dan Kata Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Inpres
Tommo III”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca peserta didik melalui teknik
permainan menempel huruf dan kata?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa melalui teknik permainan
menempel huruf dan kata.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, memberikan masukan untuk memperhatikan siswa yang memiliki
kemampuan membaca rendah.
2. Bagi peneliti, menambah dan memperluas ilmu pengetahuan tentang
hubungan pola asuh orang tua di Rumah dengan kemampuan membaca.
3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan
yang ditempuh untuk peningkatan kemampuan membaca siswa.
4. Bagi orang tua, memberikan manfaat berupa informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pola asuh orang tua dan dampaknya bagi kemampuan
baca anak.
2. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian membaca
Menurut H.G. Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang
merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna
kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Membaca merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami dan
memikirkan. Disamping itu, membaca adalah laku penguraian tulisan, suatu analisis bacaan.
Dengan demikian membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca
yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar keloxinpo~C kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan
tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Membaca
dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antara
makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut
menentukan ketepatan membaca.
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman
yang berbeda-beda yang dia 1 Kundharu Saddhono, Slamet. Meningkatkan keterampilan
berbahasa Indonesia (Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1, 2012) hal 64 2 ibid 6
pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dalam buku Isah
Cahyani, Hodijah yang berjudul kemampuan berbahasa Indonesia di SD.3 Sedangkan Klein,
dkk mengemukakan bahwa devinisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu
proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca
merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Adapun pengertian
lain membaca adalah suatu proses transaksi yang di dalamnya pembaca cerita mengartikan
maksud yang dibuat penulis. Selama membaca, arti tidak hanya muncul dari halaman
perhalaman bagi pembaca, namun ini merupakan suatu negosiasi rumit antara teks dan
pembaca yang dibentuk oleh konteks situasional singkat dan konteks sosiolinguistik yang
lebih luas. Berikut ini terdapat beberapa pengertian membaca yang dikemukakan oleh para
ahli:
a. Depdikbud Depdikbud menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan
bacaan secara kritis, kreatif, yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan
dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca
kritis dan membaca kreatif.
b. Thorndike Thorndike berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau
bernalar.
c. Louise Rosenblatt Bacaan adalah pengalaman pribadi selama para pembaca
berhubungan dengan cerita yang sedang mereka baca untuk kehidupan mereka sendiri dan
pengalamanpengalaman literatur sebelumnya.5 3 Isah Cahyani, Hodijah. Kemampuan
berbahasa Indonesia di SD (Bandung: UPI Pres, cet ke-1, 2007) hal 98 4 Farida Rahim.
Pengajaran membaca di SD (Jakarta: PT. Bumi aksara, cet ke-2, 2008) hal 3 5 Dindin
Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 165 7
2. Hakikat membaca
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai
proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik
dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas
yang dilakukan pada saat membaca.
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut :
(1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis,
(2) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan simbol
(3) aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengatahuan yang telah ada,.
4) aspek berfikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari, dan
(5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang
berpengalaman terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara kelima aspek tersebut
secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni
terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.
Menurut Anderson dkk terjadinya peristiwa membaca adalah: “reading is very
complex. It is requires a high level of muscular coordination sustsined afford and
concentration”. Pandangan Anderson di atas ditopang oleh pandangan Sudarsono. Menurut
Sudarsono proses terjadinya membaca sebagai berikut. “unsur utama membaca adalah otak.
Mata hanya alat yang mengantarkan gambar ke otak. Cahaya dari bacaan masuk ke mata
melalui selaput bening (kornea mata). Cahaya itu disalurkan oleh selaput pelangi dan
terjadilah gambaran pada retina. Retina itu terdiri dari berjuta-juta reseptor cahaya yang
mengubah energi cahaya menjadi syarat dan sampaikan ke otak. Di korteks pada otak,
syarat-syarat itu yang berjumlah 10 juta dicetak dan direkam menjadi gambar oleh sel neuron.
Di sinilah terjadi membaca”.7 3.
3. Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan
dengan maksud. Tujuan atau intensif kita dalam membaca. Berikut tujuan dari membaca,
yaitu:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah
terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh
sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik. Masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang
dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk
mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide utama
(reading main for ideas).
c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya,- setiap
tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian
kejadian- buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui suatu susunan,
organisasi cerita (reading for sequence or organization).
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada
para pembaca. Mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para
tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar
mengenai seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classifiy).
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang
tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud
meliputi:
1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan.
3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.
4. Menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topik.
5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa.
6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan
maupun
tertulis.
7. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh
siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.
8. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti
sesuatu yang dapat dipaparkan dalam sebuah bacaan.
9. Mempelajari struktur bacaan; serta
10. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja
diberikan oleh penulis bacaan.
Tujuan membaca mencakup:
1. Kesenangan;
2. Menyempurnakan membaca nyaring;
3. Menggunakan strategi tertentu;
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh
dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang tekstur teks;
4. Fungsi Membaca
Kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang menyatakan sebagai
jantungnya pendidikan, memiliki banyak fungsi, antara lain:
a) Fungsi intelektual; dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar
intelektualitas, membina daya nalar. Contohnya membaca laporan penelitian, jurnal, atau
karya ilmiah lain.
b) Fungsi memacu kreativitas; hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan
diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasan wawasan dan pemilikan kosakata.
c) Fungsi praktis; kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan
praktis dalam kehidupan. Misalnya teknik memotret, cara membuat alat rumah tangga.
d) Fungsi rekreatif; membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan
tamasya, yang mengasyikkan. Contohnya bacaan-bacaan ringan, cerita humor, fable, karya
sastra, dan lain-lain.
e) Fungsi informatif; dengan banyak membaca informative seperti surat kabar,
majalah, dan lain-lain dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat kita perlukan dalam
kehidupan.
f) Fungsi religius; membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan
keimanan, memperluas budi, dan meningkatkan diri kepada Tuhan.
g) Fungsi sosial; kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut
langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat, dan
berpikir. Contohnya pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dan lain-lain.
h) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar
merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contohnya membaca majalah, surat kabar,
dan lain-lain.
3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas 3 SD INPRES TOMMO III Kec. Tommo, Kab.
Mamuju.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas
(PTK), dalalm istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action
Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas.
Akhir-akhir ini para ahli penelitian menaruh perhatian besar terhadap penelitian tindakan
kelas, karena penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi profesi guru dalam
proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan
hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli peneliti McNiff mengatakan bahwa
“penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan
pembelajaran”.
Model Kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang
pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Konsep pokok
penelitian tindakan model Kurt Levin terdiri dari empat komponen, yaitu: a) perencanaan
(planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting).
1. Perencanaan (planning) Kegiatan ini meliputi:
a) Membuat perencanaan pengajaran
b) Mempersiapkan alat peraga
c) Membuat lembar observasi
d) Mendesain alat evaluasi
2. Pelaksanaa Tindakan (acting) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3. Observasi (observing) Pada tahap ini dilaksanakan observasi langsung terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi (reflecting) Dalam tahap ini, data-data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa
perubahan, dan bagaimana perubahan terjadi.
C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III SD
INPRES TOMMO III dengan jumlah laki-laki 8 orang dan perempuan 9 orang dengan
jumlah 13 orang. Namun yang diteliti penulis berjumlah 3 orang di karenakan kemampuan
membacanya masih minim, dan menjadi permasalahan di kelas saya saat ini. Pemilihan
subjek kelas III didasarkan atas pertimbangan penulis, dikarenakan penulis mengajar di kelas
III.

D. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode bentuk Penelitian Tindakan Kelas khusus untuk
mengetahui dan menangani masalah belajar membaca permulaan.Penelitian ini mempunyai
arti suatu penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang
pendidikan dan dilaksanakan dalam kelas / sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Strategi yang digunakan adalah latihan,dengan latihan berulang-ulang membaca akan
cepat lancar. Rancangan penelitian ini adalah :
● Perencanaan
● Tindakan
● Observasi
● Refleksi

1. Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan sehingga diperoleh data kualitatif .Adapun
data tersebut diperoleh dari :
· Nara Sumber: Siswa SD Inpres Tommo III
· Arsip nilai
· Hasil observasi
· Hasil belajar Bahasa Indonesia.
2. Rencana Penelitian
a. Persiapan
· Menyiapkan semua data yang diperlukan seperti : lembar observasi siswa,le mbar
penilaian,menentukan Standar Kompetesi,menyiapkan lembar penilaian
· Menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu
b. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti rencanakan berlangsung dua siklus dan setiap siklus
terdiri dari satu kali pertemuan.:
Siklus I
Rencana Tindakan
Dalam rencana ini peneliti menyiapkan :
· Membuat rencana pembelajaran dengan media tempel
· Daftar nilai
· Menyiapkan LKS untuk materi Bahasa Indonesia.
· Menyiapkan lembar penelitian.
· Menyiapkan media tempel
Pelaksanaan Tindakan
10 menit orientasi
· Guru menjelaskan kegunaan dan keuntungan membaca kemudian anak mencari nama huruf
dan menempelkannya
· Guru menunjukkan k kata kepada anak,anak membaca dan menulisnya 25 menit
· Anak mencari nama nama hewan yang terdiri dari 1
suku kata 10 menit
· Guru memberi tugas kepada anak untuk menuliskan nama-nama benda sebanyak 50 kata..
Observasi Tindakan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengadakan pengamatan :
· Kegiatan anak dalam proses belajar
· Perkembangan keterampilan anak dalam membaca kalimat
· Cara guru menyampaikan materi Bahasa Indonesia ( membaca permulaan )
· Cara guru memberikan penilaian Bahasa Indonesia Kelas III
· Cara guru mengatasi siswa yang kesulitan membaca permulaan
Refleksi
Refleksi ini kita dapatkan dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pada siklus I sehingga dapat kita gunakan sebagai pijakan untuk mengadakan pembealajaran
pada siklus berikutnya. Apabila pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan yang
seknifikan dari hasil tes pra siklus maka kita tidak perlu mengadakan tindakan pada siklus II.
Tetapi apabila pada siklus I belum menunjukkan peningkatan yang seknifikan maka kita perlu
mengadakan tindakan siklus II meliputi rencana tindakan,pelaksana tindakan ,observasi
tindakan,dan refleksi apabila sampai pada siklus II juga belum menunjukkan peningkatan
pembelajaran yang seknifikan maka perlu dilanjutkan siklus III dan seterusnya sampai
terlihat peningkatan keterampilan membaca yang seknifikan.
Siklus II
Perencanaan ulang
Berdasar siklus I perencanaan ulang dilakukan pada hal-hal yang meliputi :
· Membuat rencana pembelajaran dengan media kata.
· Daftar nilai
· Menyiapkan LKS untuk materi Bahasa Indonesia.
· Menyiapkan lembar penelitian.
· Menyiapkan media kata yang lebih menarik
Pelaksana Tindakan
10 menit ( observasi )
Guru menjelaskan kegunaan dan keuntungan membaca anak mencari nama buah yang
dimulai dengan huruf a,m,s.
25 menit
Anak mencari nama nama benda yang terdiri dari 1 suku kata.dilanjutkan mencari kata-kata
yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
10 menit
· Guru memberi tugas kepada anak untuk menuliskan nama-nama benda sebanyak 30 kata.
Kemudian anak merangkai menjadi sepuluh buah kalimat yang didapat dari kata- kata yang
telah mereka kumpulkan
Observasi
· Kegiatan anak dalam proses belajar
· Perkembangan keterampilan anak dalam membaca kalimat
· Cara guru menyampaikan materi Bahasa Indonesia ( membaca permulaan )
· Cara guru memberikan penilaian Bahasa Indonesia Kelas III
· Cara guru mengatasi siswa yang kesulitan membaca permulaan

Refleksi
Dari data-data yang kita peroleh melalui pengamatan kita kumpulkan kemudian kita
analisa dan kita bandingkan dengan hasil pada tindakan prasiklus dan dengan tindakan pada
siklus I. Dapat kita lihat hasil evaluasi pada siklus II telah menunjukkan peningkatn
keterampilan membaca pada anak didik maka dengan demikian kita tidak perlu mengadakan
tindakan pada siklus III.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menumpulkan data ilmiah melalui observasi dan
wawancara.Tiap teknik tersebut ada kekurangan namun dapat ditunjang teknik yang
lain,sehingga dapat saling melengkapi.
Observasi
Menurut Kasihan Hasbulloh E.S ( 1990 : 9 ) adalah kegiatan untuk
mengenali,merekam dan mendokumentasi tiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai
baik yang timbul oleh tindakan terencana atau akibat sampingnya.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan informasi lewat komunikasi langsung dengan
responden ( guru,siswa,orang lain yang dimintai keterangan ).
Analisa Data
Data dianalisa dengan baik ( teknik diskriptif ) kemudian dari hasil analisis
dilakukan tindakan untuk :
· Menggunakan media pembelajaran yang tepat agar dapat mengatasi kesulitan belajar
membaca permulaan.
· Mendiskripsikan cara menggunakan media kartu kata.
· Menyelesaikan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam penggunaan media kartu kata.
· Mengutamakan proses evaluasi proses dalam pembelajaran.

You might also like