Professional Documents
Culture Documents
LP Gerontik Gout
LP Gerontik Gout
KEPERAWATAN GERONTIK
PADA PASIEN PENYAKIT GOUTH ARTRITIS
DI RUANG ZAAD RSI “SUNAN KUDUS”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Rukati 6. Sri Susilowati
2. Susilowati 7. Sri Wahyuni
3. Miftakhiyah 8. Sulistyo
4. Sunarsih 9. Suryani
5. Setiyono 10. Rati Setiyani
1. Konsep Lansia
1.1 Defenisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan
yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade ( Notoatmojo,2011). Menurut WHO,
1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak bisa dipisah-
pisahkan, konsep kebutuhan tersebut dihubungkan seecara biologis sosial dan ekonomi.
Lanjut usia atau usia tua adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu suatu
periodedi mana seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,
atau beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 1999).
1.2 Batasan-batasan Lanjut Usia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda umumnya berkisar antara
60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia menurut adalah sebagai
berikut:
a) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah empat tahapan yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
Di indonesia batasan usia lanjut adalah 60 tahun ke atas terdapat dalam UU no 13
tahun 1998 tentang kesejahteraanlanjut usia. Menurut UU tersebut diatas lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Padila,2013).
2.2 Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Faktor resiko
Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari gout adalah :
1. Suku bangsa /ras
Suku bangsa di Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan yang
paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan dan
konsumsi alcohol (Wibowo, 2005).
2. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi
asam urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk sampingan dari
metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal
sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum (Carter, 2005).
3. Konsumsi ikan laut
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi. Konsumsi ikan
laut yang tinggi mengakibatkan asam urat (carter, 2005).
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis riwayat
kesehatan dahulu, sekarang, riwayat penyakit keuarga, pola makan, aktivitas, pemeriksaan
fisik melalui tekhnik inspeksi, auskultasi dan palpasi (Stanley,Mickey.2007)
a. Anamnesis : Identitas ( Meliputi nama,tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama,
status perkawinan.
b. Riwayat penyakit sekarang : Pengumulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan
secara umum mencakup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting
ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgesic, allopurinol.
c. Riwayat penyakit dahulu : Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout (misalnya penyakit gagal ginjal kronis, leukemia,
hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernakah klien dirawat
dengan maslah yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol yang berlebihan, penggunaan
obat diuretic.
d. Riwayat penyakit keluarga : Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang
mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh faktor
genetic.
e. Aktivitas dulu dan sekarang : Seseorang yang tak pernah berolahraga atau diikutsertakan
dalam aktivitas mungkin memiliki kesukaran dalam memulai suatu program latihan di
usia lanjut, terutama jika aktivitas tersebut sulit atau menyakitkan.
f. Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, nafsu makan, pola makan, kesulitan menelan dan mual
muntah.
g. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi,defekasi, ada tidaknya masalah defekasi.
h. Personal Hygine
Berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan.
i. Neurosensori
Kebas / kesemutan tangan dan kaki, hilang sensasi jari tangan, pembengkakan pada sendi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penurunan fungsi tulang
b. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan pergerakan
c. Resiko injury b.d ketidakmampuan dalam bergerak
d. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
(Sarif, 2012)
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Sarif, 2012, intervensi dari beberapa diagnosa yaitu:
1. gangguan rasa nyaman nyeri
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
nyeri klien teratasi
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan 1 x 24 jam klien dapat
mengikuti cara mengatasi nyeri / menajemen nyri dengan benar,
Kriteria hasil :
a) Nyeri hilang atau terkontrol
b) Ekspresi wajah klien rilek
c) Skala nyeri 3
Rencana tindakan :
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi, intensitas dan kualitas nyeri ( 0-10 ).
2. Beri matras atau kasur keras, bantal kecil.tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan.
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur/ duduk di kursi.
Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai kebutuhan.
4. Dorong untuk sering ubah posisi
5. Bantu passien bergerak di tempat tidur.
6. Sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang
mennyentak.
7. Anjurkan pasien mandi air hangat atau air pancur saat bangun pagi.
8. Berikan masase yang lembut.
9. Kolaborasi obat sebellum aktivitas atau latihan yang di rencanakan.
3. Resiko injury
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah cidera klien
tidak terjadi.
- Tujuan jangka pendek :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat
meminimalkan resiko cidera.
Criteria hasil:
1. tidak ada laporan jatuh darikeluarga atau klien
2. tidak terdapat tanda-tanda jatuh pada klien
Rencana :
1. kaji pengetahuan klien dan keluarga terhadap perubahan fisik pada lanjut usia dan
akibatnya
2. monitor tanda-tanda jatuh pada klien
3. diskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai perubahan pada lanjut usia
proses menua, batasan lanjut usia, perubahan pada system tubuh, akibat
perubahan.
4. Gali pengetahuan klien dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar klien tidak
jatuh
5. Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang ada dan dan dapat digunakan
peralatan biaya tenaga
6. Kaji factor pendukung terjadinya jatuh: kondisi rumah, kondisi penderita
7. Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada klien modifikasi lingkungan
8. Beri motivasi klien dan keluarga untuk mempraktekkan cara pencegahan
9. Beri pujian atas usaha yang dilakukan.
Darmojo, Boedi. 2000. Buku Ajar Geatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Diantari, E, Candra, A. 2013. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap Kadar Asam
Urat Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mugkur Semarang. Jornal
Of Nutrition College. Volume 2.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Notoatmojo, S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi.4. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, H. 2012. Keperawatan Gerontik Dan Geatrik. Jakarta: EGC.
Ode, Sarif. 2012. Asuhan Kperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Carter, Michael A. 2005. Anatomi dan Fisiologi Tulang dan Sendi. Dalam:Hartanto, dkk
(Editor). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6 Jilid 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta, Indonesia.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Watson. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta: EGC.
Wibowo, S 2005. Memperlambat Penuaan, Mencegah "Padam" dan Peremajaan Pria.
Pidato Pengukuhan Guru Besar. Documentation: Diponegoro University Press,
Semarang.
Yuli, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV. Trans Info Media.