You are on page 1of 34

PENGENDALIAN

LINGKUNGAN DALAM PPI


TBC DI FASYANKES

WARDANELA YUNUS,BSc.CVRN.SKM.MM.FISQua
POKJA NAS PPI KEMENKES
PENDAHULUAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan


1 bahwa sepertiga dari total dunia populasi terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis secara laten dan 5%–10%
dari individu yang terinfeksi dan akan menimbulkan
dampak munculnya kasus TB baru

2 TB merupakan penyakit berbasis Risiko lingkungan,


faktor penyebab penyakit TBC antara lain luas ventilasi,
kepadatan hunian, intensitas pencahayaan, kelembaban
ruangan dan suhu kamar dan faktor risiko lingkungan
terhadap kejadian TB dapat dikendalikan untuk
mengurangi penyebaran dan penularan penyakit TB
(Hanung Nurany dkk, Undip 2022)
4 Menurunkan angka kesakitan TB perlu upaya kuratif,
promotif & preventif termasuk upaya Pencegahan &
Pengendalian infeksi TB
TRANSMISI TBC DAN RESIKO KONTAMINASI LINGKUNGAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TB
4 PILAR PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Langkah dari pengendalian lingkungan :
01 Kewaspadaan Transmisi Airborne, Kebersihan dan
disinfeksi, Upper Room Germicide Ultra Violet (UVGI).

Pemanfaatan Sistem Ventilasi: Ventilasi


Natural, Ventilasi Mekanis, Ventilasi Campuran

➢ Tujuan Pengendalian Lingkungan yaitu: Pemantauan sistem ventilasi :Ventilation


mengurangi konsestrasi droplet nuclei di
udara dan mengurangi keberadaan bendar Rate, Arah aliran udara (airflow direction), Distribusi
benda yang terkontaminasi sesuai udara atau pola aliran udara (airflow pattern)
kontaminasi infeksi

➢ Lokasi di
• Poli Rawat Jalan Pembersihan dan perawatan
• Rawat Inap Pasien TB, HIV-MDR
• Laboratorium

9
1 PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN PPI TB
Untuk mencegah penyebaran dan mengurangi
konsentrasi droplet nuklei menular di udara :
➢ Untuk mengurangi resiko penularanM. tuberculosis,
udara bisa dibuat lebih sedikitmenular melalui
penggunaan tiga prinsip: pengenceran (dilution) ,
filtrasi (filtration) dan desinfeksi (disinfection)
untuk mengurangi konsentrasi droplet nuklei infeksiusdi
udara.
LANGKAH DARI PENGENDALIAN LINGKUNGAN BERDASARKAN TRANSMISI
AIRBORNE (1)
Langkah-langkah penerapan kewaspadaan transmisi melalui udara antara
lain:
1. Pengaturan penempatan posisi pemeriksa, pasien dan ventilasi
mekanis di dalam suatu ruangan dengan memperhatikan arah suplai
udara bersih yang masuk dan keluar.
2. Penempatan pasien TB yang belum pernah mendapatkan terapi OAT,
harus dipisahkan dari pasien lain, sedangkan pasien TB yang telah
mendapat terapi OAT secara efektif berdasarkan analisis resiko tidak
berpotensi menularkan TB baru dapat dikumpulkan dengan pasien lain.
3. Peringatan tentang cara transmisi infeksi dan penggunaan APD pada
pasien, petugas dan pengunjung penting dicantumkan di pintu ruangan
rawat pasien sesuai kewaspadaan transmisinya.
4. Ruang rawat pasien TB/MDR TB sebaiknya menggunakan ruangan
bertekanan negatif. Untuk RS yang belum mampu menyediakan ruang
tersebut, harus memiliki ruang dengan ventilasi yang memadai, minimal
terjadi pertukaran udara 12x/jam (diukur dengan alat Vaneometer).
LANGKAH DARI PENGENDALIAN LINGKUNGAN BERDASARKAN KEBERSIHAN
DAN DISINFEKSI (2)
Pembersihan dan perawatan:
Pemeliharaan preventif rutin harus dijadwalkan dan harus
mencakup semua komponen sistem ventilasi (misalnya, kipas,
filter, saluran, penyebar suplai, dan kisi-kisi pembuangan) dan
perangkat pembersih udara yang digunakan
➢ Gunakan lap lembab dengan tindakan fisik menggosok dan mengusap
langsung dengan detergent atau surfaktan dan membilas dengan air
menghilangkan sejumlah besar mikroorganisme
➢ Perlu ditunjuk staf yang ditugaskan dan bertanggung jawab
➢ Periksa ventilasi alamiah secara teratur (minimal sekali dalam sebulan)
➢ Dokumentasi proses pembersihan dan perawatan
LANGKAH DARI PENGENDALIAN LINGKUNGAN BERDASARKAN UPPER ROOM
GERMICIDE ULTRA VIOLET (UVGI). (3)

1. UVGI sebagai Langkah tambahan setelah pengendalian administrative dan ventilasi dilakukan
2. Effektifitas UVGI tergantung pada : Intensitas radiasi(watt, kondisi, usia), Lamanya waktu pemaparan,
Kedekatan partikel infeksius dengan lampu UVGI (penempatan dan jumlah lampu)
3. Perangkat UVGI memiliki panjang gelombang antara 200 -280 nanometer sehingga berbahaya jika
tidak dirancang atau dipasang dengan benar. Pedoman NIOSH Telah dilaporkan bahwa paparan di
atas batas ini dapat menyebabkan eritema/dermatitis foto dan keratitis foto dan/atau konjungtivitis.
HIGH -EFFICIENCY PARTICULATE AIR (HEPA) FILTER

WHO TB 2019

Sistem resirkulasi udara ruangan portabel.


dapat dipertimbangkan ketika
1. Ruangan tidak memiliki sistem ventilasi
umum,
2. Sistem tidak dapat menyediakan ACH yang
memadai, atau
3. Peningkatan efektivitas aliran udara
diperlukan
HIGH -EFFICIENCY PARTICULATE AIR (HEPA) FILTER

HEPA Filter dapat digunakan untuk menghilangkan droplet nuklei


infeksius dari udara yang disirkulasikan ulang dalam pengaturan atau
dibuang langsung ke luar disirkulasi ulang melalui filter HEPA di area :
1. Tidak ada sistem ventilasi udara,
2. sistem ventilasi udara tidak mampu menyediakan ACH yang
memadai(6-12 ACH) atau Jika menggunakan HEPA filter,
perbedaan tekanan negatif minimal 2,5 Pascal.
3. Pembersihan udara (penghilangan partikel) tanpa mempengaruhi
suplai udara segar atau sistem tekanan negatif yang diinginkan.
4. Penggunaan pembersih udara portabel dimaksudkan untuk
bersifat sementara dan bukan sebagai pengganti sistem ventilasi
lainnya
1. Pilih filter HEPA portabel yang dapat mensirkulasi ulang udara ruangan setara dengan > 12
ACH .
PERSYARATAN
2. Unit filter HEPA portabel dapat digunakan nanti di area perawatan pasien : semua
PENGGUNAAN HEPA
permukaan internal dan eksternal dibersihkan, dan filter diganti atau evaluasi dengan
FILTER
pengujian partikel yang sesuai.
3. Tempatkan unit HEPA portabel dengan saran dari teknisi fasilitas untuk memastikan semua
udara ruangan tersaring
4. Pastikan kebutuhan sirkulasi udara untuk area terpenuhi
VENTILASI NATURAL

adalah sistem ventilasi yang mengandalkan pada pintu dan jendela


PEMANFAATAN terbuka, serta skylight (bagian atas ruangan yang bias
2
SISTIM dibuka/terbuka) untuk mengalirkan udara dari luar kedalam gedung
VENTILASI dan sebaliknya..

VENTILASI MEKANIK
adalah sistem ventilasi yang menggunakan peralatan mekanik
untuk mengalirkan dan melakukan sirkulasi udara di dalam
Sistem Ventilasi adalah sistem ruangan untuk menyalurkan/menyedot udara ke arah tertentu
yang menjamin terjadinya sehingga terjadi tekanan udara positif atau negatif
pertukaran udara di dalam
gedung dan luar gedung yang VENTILASI CAMPURAN
memadai, sehingga konsentrasi
droplet nuklei menurun sistem ventilasi alamiah ditambah dengan penggunaan
peralatan mekanik untuk menambah efektifitas penyaluran
udara.

Flowchart Power Point 12


VENTILASI ALAMI (NATURAL
VENTILASI)

Adalah system yang mengandalkan pada pintu dan


jendela terbuka, serta skylight (bagian atasruangan
yang bisa dibuka/terbuka) untuk mengalirkan udara
dari luar kedalam Gedung dan sebaliknya

Optimalisasi ventilasi dapat dicapai dengan memasang


jendela yang dapat dibuka dengan ukuran maksimal
dan menempatkan jendela pada sisi tembok ruangan
yang berhadapan sehingga terjadi aliran udara silang
(croos ventilation)
Ruang Tunggu dengan Ventilasi Alami Ruang Poli Paru

Ruang tunggu klinik TB


1. Diperlukan ventilasi silang yang memadai di
fasilitas kesehatan.
2. Koridor harus memiliki ujung terbuka untuk
memastikan tingkat ventilasi yang sesuai
3. Pendekatan desain (koridor ujung terbuka dan
halaman) meningkatkan tingkat ventilasi (ACH-
perubahan udara per jam) sehingga mengurangi
risiko infeksi secara signifikan
4. Menyediakan jendela untuk ventilasi atas di dinding
pemisah di lorong dan ksisi ventilasi di palang pintu
untuk mengurangi sirkulasi udara panas
5. Mengintegrasikan desain halaman untuk membuat
saluran ventilasi yang kohesif, menggunakan ruang
halaman sebagai ruang pertukaran ekologis
RUANG PEMERIKSAAN PASIEN TB (POLI TB)
TATA UDARA DI RUANG PELAYANAN

Ruang perawatan dengan ekshaus


diatas + ducting

18
Ventilasi Mekanik
Sistem ventilasi yang menggunakan peralatan
mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasi
udara di dalam ruangan secara paksa untuk
menyalurkan/menyedot udara ke arah tertentu
sehingga terjadi tekanan udara positif dan
negatif Termasuk exhaust fan,kipas angin
berdiri(standing fan) atau duduk.
VENTILASI MEKANIS
RUANGAN TB TIDAK MENGGUNAKAN AC SENTRAL

Sistem ventilasi dengan tekanan negatif terjadi


dengan menyedot udara dari dalam ruangan
lebih banyak dari pada memasukan udara
kedalam suatu ruangan sehingga partikel
infeksius tetap berada diruangan dan tidak bisa
pindah ke ruangan lain
Dengan syarat :
• Kedap udara
• Komponen filter udara/heap filter
• Komponen udara luar
• UVGI
Ventilasi Udara
Ruang rawat inap dan rawat jalan TB
3 PILAR PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PEMANTAUAN VENTILASI
Building / Architectural Controls
○ Posisi / direction bangunan
○ Luas area terbuka
○ Flow of traffic
○ Desain
○ Ventilasi natural/mekanis/campuran
➢ Natural relatif efisien  direncanakan
sejak awal
VENTILASI UDARA
1. Laju Ventilasi (Ventilation Rate ): jumlah udara bersih dari luar yang masuk kedalam
ruangan pada waktu tertentu
2. Arah aliran udara (airflow direction) : dari area bersih, ke area terkontaminasi
3. Distribusi udara atau pola aliran udara (airflow pattern): udara luar tersalurkan ke setiap
bagian ruangan secara effisien dan terkontaminasi udara yang ada dalam ruangan
dialirkan keluar
4. Tergantung system pengaturan dan penempatan
5. Penambahan system pencegahan : UVGI dan atau Hepa filter

12 ACH

Flowchart Power Point3/18/2019 29


PERTUKARAN UDARA DI RUANG PELAYANAN KESEHATAN
ACH pada ventilasi natural
Kondisi ruangan ACH
Jendela dibuka penuh+pintu dibuka 29,3 – 93,2

Jendela dibuka penuh+pintu ditutup 15,1 -31,4

Jendela dibuka separuh+pintu ditutup 10,5 - 24

Jendela ditutup+pintu dibuka 8,8

Qian ,Seto WH,Li Y,University of Hongkong and Queen Mary Hospital,observed inan
experimentIn China,Hongkong during SAR
MENILAI DAN MENGHITUNG ALIRAN UDARA VENTILASI
CONTOH : PERHITUNGAN ACH
tinggi 0.5 m, lebar 0.5 m Luas Bukaan Jendela (LBJ)= 0.5
m x 0.5 m = 0.25 m²

Kecepatan udara Ruangan:


rata-rata (KUR) lebar 3 m,
melalu jendela = panjang 5 m,
1m/detik tinggi 3 m
Isi ruangan (I) =
3m x5m x3m =
Laju aliran rata-rata (LAR)= 45 m³
LBJx KUR = 0.25 m2 x 1m x 3600/jam
=900 m³/jam
Pertukaran Udara setiap Jam= LAR/I
=900PanchoK,Dal
m3/jam/4535 m³ = 20 ACH
imaAW/Kemkes/WIT/2012
FASILITAS YANG MENGGUNAKAN VENTILASI ALAMIAH, perlu dipastikan angka
ventilation rate per jam yang minimal tercapai,
1. 160/l/detik/pasien untuk ruangan yang memerlukan kewaspadaan airborne
(dengan ventilation rate terendah adalah 80l/detik/pasien).
2. 60/l/detik/pasien untuk ruangan perawatan umum dan poliklinik rawat jalan.
3. 2.5l/detik untuk jalan atau selasar atau koridor yang hanya dilalui sementara oleh
pasien. Bila pada suatau keadaan tertentu ada pasien yang dirawat di selasar RS
maka berlaku ketentuan yang sama untuk ruang kewasapadaan airborne atau
ruang perawatan umum

CATATAN
1. 160 liter/detik/orang (576 m3/jam/orang),
2. tingkat minimum 80 liter/detik/ orang (288 m 3/ jam / orang)

576M3/JAM/ORANG = 576/45 M3 = 12,8 ACH


LOKASI DAN DISAIN RUANG LABOROATORIUM

LOKASI DAN DISAIN


➢ Ruang pemeriksaan kultur dan spsesimen sputum
ditempatkan diujung bangunan (secara spesifik
terisolasi secara fisik dari laboroatorium
umum/lingkungan fasyankes
➢ Lingkungan terbatas pada personel laboratorium
yang terlatih dengan menggunakan APD yang tepat
➢ Ruangan selalu tertutup dan jika ada areoslisasi atau
tumpahan lakukan dekontaminasi dengan spiil kit
➢ Tersedia Bio safety cabinet (BSC) dengan
pembuangan 100 % (yaitu saluran keluar) dan
digunakan
➢ Tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir
dan sabun
4
PEMBERSIHAN DAN PERAWATAN

Pembersihan area sekitar pasien:


1. Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan secara
rutin setiap hari, termasuk setiap kali pasien pulang/keluar dari
fasyankes (terminal dekontaminasi).
2. Pembersihan dengan detergen atau cairan disinfektan juga perlu
dilaksanakan terhadap barang yang sering tersentuh tangan,
misalnya: tempat tidur/bed rails,tiang infus, gagang pintu,
permukaan meja kerja dll.
3. Penggunaan cairan disinfektan Natrium hipoklorit 0,1 %
(100ppm = 1 L air + 5 cc klorin) atau 70 -90 % etanol, tumpahan
darah atau cairan tubh natrium hipoklorit 0,5 % (5000 ppm 1 L
air +10 cc klorin) dengan waktu kontak 1 menit
4. General cleaning pada ruang rawat dilakukan setiap 1 (satu)
bulan atau sesuai dengan kondisi hunian ruangan dan bebaskan
barang yang tidak diperlukan
5. WC harus terjaga kebersihannya
Mengelola lingkungan TB di Masyarakat

Karena TBC adalah infeksi yang ditularkan melalui udara,


bakteri TBC dilepaskan ke udara ketika seseorang dengan
TBC menular batuk atau bersin. Risiko infeksi dapat
dikurangi dengan menggunakan beberapa tindakan
pencegahan sederhana:
➢ Ventilasi yang baik: karena TB dapat bertahan di udara
selama beberapa jam tanpa ventilasi
➢ Cahaya alami: sinar UV dari matahari membunuh
bakteri TB
➢ Kebersihan yang baik: menutup mulut dan hidung saat
batuk atau bersin mengurangi penyebaran bakteri TBC.
➢ Etika batuk, Penggunaan APD dan kebersihan tangan
perlu diajarkan ke masyarakat
KESIMPULAN 4 pilar pengendalian lingkungan meliputi :
Langkah pengendalian lingkungan,
01 pemanfaatan system ventilasi, pemantauan
system ventilasi, pembersihan dan
perawatan

Untuk mengurangi resiko penularanM. tuberculosis,


udara bisa dibuat lebih sedikitmenular melalui
02 penggunaan tiga prinsip: pengenceran
(dilution) , filtrasi (filttation) dan desinfeksi
(disinfection) untuk mengurangi konsentrasi
PPI droplet nuklei infeksiusdi udara.

Pembersihan menggunakan cairan disinfektan atau


03 detergen menjadi penting untuk perawatan
lingkungan pasien TB
wardanelayunus@gmail.com/082111985043

You might also like