You are on page 1of 96

ICRA PROGRAM PPI

PELATIHAN PPI LANJUT


SECARA ONLINE, 05 – 09 OKTOBER 2020

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI


INFEKSI INDONESIA
TUJUAN UMUM & KHUSUS PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


• Setelah mengikuti • Setelah mengikuti pembelajaran,
pembelajaran,peserta peserta diharapkan mampu :
diharapkan mampu • Memahami pengertian ICRA
melakukan audit • Memahami ICRA PROGRAM PPI
kepatuhan pelaksanaan Melaksanaka dan membuat laporan
ICRA Program hasil ICRA

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Tujuan Umum dan Khusus

• Peserta dapat menjelaskan • Peserta dapat menjelaskan proses


definisi ICRA dengan baik pembuatan ICRA program
dan benar dengan baik dan benar
• Peserta dapat melaksanakan
• Peserta dapat melakukan ICRA program berdasarkan
identifikasi berdasarkan kelompok group Risk dengan baik
kelompok group Risk dengan dan benar standard akreditasi
baik dan benar

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Pengertian
3. Tujuan flowchart risk Management
4. Alur pengelolaan risiko
5. Kesimpulan

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
POKOK BAHASAN
1. Latar belakang
2. Pengertian bundles, Audit, audit bundle
3. Tujuan audit bundle
4. Tahapan Audit
5. Disain audit
6. Pelaksanaan audit bundles ISK,IDO,PLABSI dan PLEBITIS
7. Pelaporan hasil Audit

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Pendahuluan
• Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan
menyusun strategi untukmenurunkan risiko infeksi tersebut
• RS menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan fokus dari program
PPIdi RS adalahpencegahan, pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
• Rumahsakit menetapkan risiko infeksi pada proses kegiatan penunjang pelayanan
(medik dan nonmedik) yangberisiko terjadi infeksi serta strategipencegahannya
Apaitu RiskAssesment?

• RiskAssessment - adalah penilaian yangmeneliti


prosessecararincitermasukurutan kejadiandan risiko
aktual dan potensial, kegagalanatau titik kerentanan,
dan bahwa, melalui proseslogis, memprioritaskan
area untuk perbaikandidasarkan pada dampakaktual
atau potensial (kekritisan) perawatan, pengobatan,
atau pelayanan (TJC,2010).
Infection Control Risk
Assesmen

• Sistemyang digunakanuntuk menilai bahaya


dari infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat menyebabkan kerugian bagi
pasien ,keluarga,petugas ,pengunjung dan
lingkungan

• JCIA,2010
Tujuan
• Mengidentifikasi areaberesiko yang berhubungan
dengan infeksi di pelayanan persalinan, pelayanan
gigi, pelayanan immunisasi, prosedur medis
• Mengembangkan program pencegahan
pengendalian Infeksi diunit terkait berdasrkan hasil
indentifikasi risikotinggi
• Mengembangkan dan melaksanakan program
pendidikan di unit pelayanan
Tujuan
• Digunakanuntuk mengontrol staff dalam melaksanakan
praktek pencegahan dan pengendalianinfeksi
• Menghindari potensiKTDterkait PPIdi
Loundry,CSSD,Gizi, kamarJenazah
• Justifikasikebutuhan untuk mengimplementasi kegiatan
PPIbaru atau meneruskankegiatanyang sedang berjalan
• Mengembangkanhypotesa untuk meng antisipasi
potensialrisiko
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
ICRA PROGRAM PPI DI FKTP
BERDASARKAN KEGIATAN PELAYANAN

PELAYANAN PERSALINAN
PELANAN GIGI
PELAYANAN IMMNUNISASI
PELAYANAN PROSEDURE TINDAKAN
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Dilakukan kajian risiko infeksi pada upaya kesehatan perseorangan dan penunjang
pelayanan klinis untuk meminimalkan terjadinya risiko infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan.

Pokok Pikiran
• Puskesmas dalam melakukan asesmen dan pemberian asuhan memiliki risiko
infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Dalam hal ini, sangat penting
mengukur dan mengkaji proses tersebut untuk menurunkan infeksi. Asesmen
risiko terhadap kegiatan penunjang juga harus dilakukan sesuai prinsip PPI.
• ICRA merupakan pengkajian risiko infeksi yang dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas tersebut
Penerapan Pencegahan Infeksi (BUNDLES) pada
pemasangan kateter intravaskuler, kateter urine
menetap, ventilasi mekanik, tindakan pembedahan

TINDAKAN PELAYANAN GIGI


PERTOLONGAN PERSALINAN

PENYUNTIKAN YANG AMAN

NEBULAZER OKSIGEN
INFECTIONCONTROLRISKASSESSMENT
ASESMENRISIKO Output RISKREGISTER/tahun

IDENTIFIKASIRISIKO
a. Bentuk tim interdisiplin

• Riskgrading matrix
1. • RCA
b. ANALISARISIKO
• FMEA/HFMEA

• RISKRANKING
c EVALUASIRISIKO
• PRIORITASRISK

• PENGENDALIANRISIKO
2. PENGELOLAAN RISIKO
• PEMBIAYAAN
Komisi Akreditasi RumahSakit
PENGENDALIAN RISIKO

Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Risiko


Risiko
• Dilakukan oleh • Lakukan Grading • Lakukan skoring
Komite PPI dengan Risiko—Buat dkor risiko : Probabilitas x
melibatkan komite pada probabilitas, dampakx current
medis, pimpinan dampak dan current system
keperawatan dan system di RS • Dilakukan oleh
komite PMKP • Dilakukan oleh Komite PPI dengan
komite PPI dengan melibatkan pimpinan
melibatkan pimpinan medis, pimpinan
medis, pimpinan keperawatan dan
keperawatan dan pimpinan lainnya
pimpinan lainnya
1. Identifikasi insiden yg akan di investigasi

2. Tentukantiminvestigator
3. Kumpulkan data
(Observasi, Dokumentasi ,Interview) INVESTIGASI
4. Petakankronologis kejadian
(Narratif chronology, Timeline, Tabular Timeline,
TimePerson Grid)
5. Identifikasi masalah(CMP)
(Brainstorming,brainwriting, NominalGroup
Technique)
6. Analisis Informasi ANALISA
(5 why’s, Analisis Perubahan, Analisis
penghalang, fish borne,dl
7. Rekomendasidan Rencana kerjauntuk
IMPROVE
improvement
Komisi Akreditasi RumahSakit
Risk Register
• RS harus membuat /punya Program Risk Assessment
tahunan berupa Risk Register
• Risk Register :
1. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi Insiden keselamatan pasien, klaim
litigasi dan komplain, investigasi eksternal &
internal, external assessments dan Akreditasi
3. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual
(menggunakan RCA & FMEA)
Analisa Risiko (Grading
Matrix)
Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas (Change, likelihood) dari
suatu kejadian yang tidak diinginkan dan tingkat keparahan / besarnya
dampak dari kejadian serta sistem yang ada :
• Probability /Kemungkinan terjadi
• Impact, dan /Dampak
• Current Systems /Sistem yang sedang berlangsung
• Item tambahan boleh ditambahkan jika diperlukan
ANALISA
PENILAIAN RISIKO
PROBABILITAS/FREKUENSI
TK Deskripsi Kejadian
Risk
1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Hampir mungkin tidak terjadi ( terjadi dalam lebih dari 5 tahun )
2 Low Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)
6–30% – low but not impossible
Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi (terjadi dalam 2-5 tahun
)

3 Medium Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)


31–70% – fairly likely to occur
Mungkin terjadi/bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 thn)
4 Hight Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
71–95% – more likely to occur than not
Sangat mungkin (terjadi setiap bulan/beberapa kali dlm
setahun)

5 Very hight Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun )


91–100% – almost certainly will occur
Hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan)
ANALISA RISIKO
PENILAIAN DAMPAK RISIKO
Tinkat Deskripsi Dampak
Risiko
1 Minimal clinical Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Moderate • Cedera ringan , mis luka lecet


clinical • Dapat diatasi dng P3K
• kerugian keuangan sedang

3 Prolonged • Cedera sedang, mis : luka robek


length of stay • Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel ). Tdk berhubungan dg penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

4 Temporer loss • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


of function • Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
(irreversibel), tdk berhubungan dng penyakit yg mendasarinya
• Kerugian keuangan besar.

5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dg perjalananpenyakit


ANALISA RISIKO

Sistem yang ada


TK Deskripsi Kegiatan
RISK
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu


dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak
dilaksanakan
5 None Tidak ada peraturan
3. Penilaian dan Penentuan Skor
Menyusun skor jumlah

Probability, Impact, Current Systems

score for probability : 3


score dampak : 2
sistem berkelanjutan : 4

total score 3X2X4 =24

Program prioritas berdasarkan nilai terbesar


4. Pengelolaan risiko
TATA KELOLA Susun action plan untuk pencegahan
RISIKO risiko, berdasarkan ranking risiko

MONITORING,
AUDIT DAN Lakukan monitoring, audit dan review
REVIEW

Risiko hasil dari risk assessment agar di


KOMUNIKASI DAN
sampaikan/diinformasikan ke staf
KONSULTASI medis, staf keperawatan dan
manajemen
Analisa Risiko (Grading Matrix)
No KELOMPOK PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YG SKORE RANG
RISIKO ADA RESIK O KING
RISIK
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
O
 Peralatan Kritikal, semi kritikal,non
kritikal
 Petugas Menggunakan APD sesuai
indikasi
 Tempat pencucian alat kesehatan
 Kebersihan lingkungan : Meja, Lampu dll
 Air kumur yang digunakan
 Risiko Abses ….. IDO/IAD
PELAYANAN GIGI
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM SKOR Prioritas
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Peralatan Kritikal, semi
kritikal,non kritikal belum
lengkap
Petugas Menggunakan
APD sesuai indikasi

Tempat pencucian alat


kesehatan masih di
ruang pelayanan gigi
Kebersihan lingkungan :
Meja, Lampu belum
rutin
Air kumur yang
digunakan masih air
kran
 Apakah petugas menggunakan
APD sesuai Indikasi
 Apakah peralatan yg digunakan
kategori Kritikal, Semi kritikal, non
kritikal
 Lingkungan apakah akan menyadi
penyebab kontaminasi
 Risiko infeksi saluran persalinan IDO
?
PELAYANAN PERSALINAN
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM SKOR Prioritas
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Peralatan Kritikal, semi
kritikal,non kritikal belum
lengkap
Petugas Menggunakan
APD belum sesuai indikasi

peralatan kesehatan
masih dilakukan
dekontaminasi di
ruangan
Kebersihan lingkungan :
Meja, Lampu belum
dialkukan rutin
Dilakukan prosedur penyuntikan yang aman untuk mencegah
resiko penularan penyakit infeksi

Pokok Pikiran
• Tindakan penyuntikan perlu memperhatikan kesterilan alat
yang digunakan dan prosedur penyuntikannya. Pemakaian
spuit dan jarum suntik steril harus sekali pakai, dan berlaku
juga pada penggunaan vial multi dosis untuk mencegah
timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai pada pasien.
• Penyuntikan yang aman berdasarkan prinsip PPI meliputi
Tehnik aspetik, tidak menggunakan spuit yg sama utk penyuntikan
Peralatan injeksi single : satu pasien, satu obat, satu spuit
Gunakan single dose untuk obat injeksi dan cairan pelarut/flushing
Proses pencampuran obat dilaksanakan sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku
Pengelolaan limbah tajam bekas pakai perlu dikelola dengan benar
sesuai perundangan yang berlaku
PELAKSANAAN IMUNISASI
• Sarana kebersihan tangan
• Penyuntikan yang aman satu spuit, satu
obat, satu pasien
• Petugas menggunakan APD
• Sarana penyuntikan tersedia : Bak Spuit,
Safety box, limbah infekius
• Lingkungan terhindar dari kontaminasi
• Risiko Plebitis dan atau Infeksi aliran
darah
X
PELAYANAN IMUNISASI
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM SKOR Prioritas
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Sarana kebersihan
tangan belum tersedia di
lokasi pelaksanaan
immunisasi
Petugas Menggunakan
APD belum sesuai indikasi
(sarung tangan untuk semua
pasien)
Peralatan Kritikal, semi
kritikal,non kritikal belum
lengkap belum tersedia
Tehnik dekontaminasi pada
penyuntikan yang aman
belum dilakukan dengan
baik
• Kategori alat kesehatan :
semi kritikal namun single
use jika memungkinkan
• Tehnik aseptic
• Hindari kontaminasi
• Tempat penyimpanan alat
dan cairan sekali pakai
• Risiko Pneumonia
PELAYANAN PROSEDUR NEBULIZER
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM SKOR Prioritas
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Kepatuhan kebersihan
Tangan sesuai indikasi belum
85 % dilakukan petugas
Peralatan Nebulizer
masih belum dilakukan
disinfeksi sebelum
digunakan
peralatan nebulizer
setelah digunakan tidak
dibersihkan dan disimpan
kembali
Penyimpanan alat dan
cairan sekali pakai
masih diletakan di meja
No KELOMPOK PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YG ADA SKORE RANG
RISIKO RESIK O KING
RISIK O

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Pelayanan Persalinan

Pelayanan gigi

pelayanan Imunisasi

Pelayanan Prosedure Nebulizer


Plan Of Action
No Jenis Potensial Skor Prioritas Tujuan Strategi PIC Progress
kelompok Risk/Masal
risiko ah

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Kesimpulan
Pelaksanaan ICRA merupakan bagian dari
kegiatan PPI yang Proaktif untuk
menurunkan infeksi di Rumah Sakit

Pemilihan Prioritas masalah berdasarkan


hasil brainstorming Tim PPI dengan
profesi terkait akan mendapatkan stategi
yang tepat

Risk Assesment dilaksanakan di RS sebagai


bagian dari program keselamatan pasien di
RS
Terima Kasih
 Berlaku sejak tgl 12Mei
2017
 Tediri dari: 12 pasal
 Ruang lingkup
Permenkes:
• FKRTL (rumah sakit)
• FKTP: Puskesmas,
Klinik dan praktik
mandiri

40
 Dahulu namanya : Infeksi Nosokomial
 Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana tidak
infeksi atau dalam masa inkubasi saat masuk
rawat serta dapat muncul setelah pulang
rawat dan juga infeksi yang dapat terjadi
pada petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaanya
1. Prinsip kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan
standar dan berdasarkan transmisi
2. Surveilans Hais : IDENTIFIKASI RISIKO PELAYANAN YANG
ADA
3. Penggunaan antimikroba secara bijak : PROSEDUR PEMBERIAN
ANTI MIKROBA
4. Bundles Hais : PELAYANAN GIGI, PELAYANAN PERSALINAN,
PELAYANAN LABORATORIUM, PELAYANAN IMMUNISASI DAN
PERAWATAN PASIEN
5. Pendidikan dan pelatihan : PELATIHAN PPI DASAR,
WORKSHOP/SOSIALISASI/BINTEK DLL
Dilakukan kajian risiko infeksi pada upaya kesehatan perseorangan dan penunjang
pelayanan klinis untuk meminimalkan terjadinya risiko infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan.

Pokok Pikiran
• Puskesmas dalam melakukan asesmen dan pemberian asuhan memiliki risiko
infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Dalam hal ini, sangat penting
mengukur dan mengkaji proses tersebut untuk menurunkan infeksi. Asesmen
risiko terhadap kegiatan penunjang juga harus dilakukan sesuai prinsip PPI.
• ICRA merupakan pengkajian risiko infeksi yang dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas tersebut
Pemasangan infus dan imunisasi Risiko Pneumonia

Pertolongan persalinan /IDO Catheter-associated urinary tract infections


(CAUTI) /ISK
Penerapan Pencegahan Infeksi (BUNDLES) pada
pemasangan kateter intravaskuler, kateter urine
menetap, ventilasi mekanik, tindakan pembedahan

TINDAKAN PELAYANAN GIGI


PERTOLONGAN PERSALINAN

PENYUNTIKAN YANG AMAN

NEBULAZER OKSIGEN
 Skrining pasien (riwayat medis komprehensif)
 Proteksi perorangan (vaksinasi HBV, kumur antiseptik, cuci
tangan, sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, jas
praktik, rubber dam, tempat pembuangan alat
tajam/runcing)
 Sterilisasi instrumen
 Desinfeksi permukaan lingkungan kerja
METODE TRANSMISI
 Peralatan Kritikal, semi kritikal,non
kritikal
 Petugas Menggunakan APD sesuai
indikasi
 Tempat pencucian alat kesehatan
 Kebersihan lingkungan : Meja, Lampu dll
 Air kumur yang digunakan
 Risiko Abses ….. IDO/IAD
IDENTIFIKASI PELAYANAN DI PELAYANAN
PERSALINAN
 Apakah petugas menggunakan
APD sesuai Indikasi
 Apakah peralatan yg digunakan
kategori Kritikal, Semi kritikal, non
kritikal
 Lingkungan apakah akan menyadi
penyebab kontaminasi
 Risiko infeksi saluran persalinan IDO
?
Dilakukan prosedur penyuntikan yang aman untuk mencegah
resiko penularan penyakit infeksi

Pokok Pikiran
• Tindakan penyuntikan perlu memperhatikan kesterilan alat
yang digunakan dan prosedur penyuntikannya. Pemakaian
spuit dan jarum suntik steril harus sekali pakai, dan berlaku
juga pada penggunaan vial multi dosis untuk mencegah
timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai pada pasien.
• Penyuntikan yang aman berdasarkan prinsip PPI meliputi
Tehnik aspetik, tidak menggunakan spuit yg sama utk penyuntikan
Peralatan injeksi single : satu pasien, satu obat, satu spuit
Gunakan single dose untuk obat injeksi dan cairan pelarut/flushing
Proses pencampuran obat dilaksanakan sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku
Pengelolaan limbah tajam bekas pakai perlu dikelola dengan benar
sesuai perundangan yang berlaku
IDENTIFIKASI PELAYANAN IMMUNISASI
PELAKSANAAN IMUNISASI
• Sarana kebersihan tangan
• Penyuntikan yang aman satu spuit, satu
obat, satu pasien
• Petugas menggunakan APD
• Sarana penyuntikan tersedia : Bak Spuit,
Safety box, limbah infekius
• Lingkungan terhindar dari kontaminasi
• Risiko Plebitis dan atau Infeksi aliran
darah
X
• Kategori alat kesehatan :
semi kritikal namun single
use jika memungkinkan
• Tehnik aseptic
• Hindari kontaminasi
• Tempat penyimpanan alat
dan cairan sekali pakai
• Risiko Pneumonia
Profilaksis KEWASPADAAN
Terapeutik ISOLASI
PENGGUNAAN
ANTI MIKROBA
YANG BIJAK * HH, APD
• ETIKA BATUK
• MANAJ.LIMBAH
• MANAJ. LINGK
• MANAJ. LINEN
• PERALATAN PASIEN
AUDIT Pemasangan CVL, • PEMISAHAN PASIEN
• PRAKTEK LP
Kateter urine,
BUNDLE Ventilator
PROGRAM • PENYUNTIKAN YG AMAN
• KESEHATAN KARY
Tindakan operasi PPIRS

PENCEGAHAN INFEKSI
MENGGUNAKAN
BUNDLE SURVEILANS
HAIs

Dokte
Dokter, Perawat PENDIDIKAN IDO, ISK, HAP-VAP,
Nakes lain
Peserta didik DAN IADP, POLA
Pasien & Keluarga PELATIHAN MIKROORGANISME
Pasien & Keluarga
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
PENGERTIAN

BUNDLE
Adalah merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang menghasilkan
perbaikan keluaran poses pelayanan kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan
konsisten.
Audit :
suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan data,
informasi secara objektive terhadap suatu masalah.
AUDIT BUNDLE
adalah evaluasi terhadap pelaksanaan bundle atau standar prosedur yang
dilaksanakan dalam pelayanan Kesehatan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan
tidak memihak yang disebut auditor
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
AUDIT BUNDLE
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
TUJUAN AUDIT
• Pelaksanaan Audit bundle harus penuh tanggung jawab dengan
tujuan untuk menurunkan resiko infeksi dan meningkatkan mutu
pelayanan bukan untuk menyalahkan atau menghakimi seseorang
• Pelaksanaan audit harus objektif, independent dan memperhatikan
aspek ke rahasian pasien
• Pelaksanaan audit bundle dilakukan oleh orang yang terlatih dan
memahami prosedur Tindakan yang dilakukan petugas
• Pembuatan hasil laporan audit harus tetap memperhatikan dampak
dan mutu hasil audit

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Disain Audit BUNDLES
1. Tujuan Audit harus jelas
2. Menetapkan standar / kriteria harus jelas merujuk pada leteratur
yang sudah ditetapkan dan menjadi acuan dalam melakukan
Analisa data
3. Menjamin bahwa hasil audit dapat mengukur kepatuhan terhadap
pelaksanaan bundle yang sudah ditetapkan pilihannya sehingga
keluarannya dapat dijadikan upaya peningkatan mutu dan
penurunan resiko infeksi
4. Susun perkiraan waktu audir, waktu mulai dilakukan audit sampai
audit tersebut dinyatakan selesai
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
PEMILIHAN
TOPIK AUDIT
IISK, VAP, IDO, IAD)

Penetapan
standar dan
kriteria
TAHAPAN AUDIT
AUDIT BUNDLE

Analisa hasil audit


Penetapan
dan Tindakan
korektif sample yang
akan diaudit
Bandingkan
standar dengan
pelaksanaan

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


PEMILIHAN TOPIK YANG AKAN DIAUDIT

1. ditetapkan berdasarkan hasil


data insiden rate dari
surveilan hais
2. Apabila hasil mengamatan di
lapangan di lihat ada
penyimpangan standar
3. Kegiatan rutin komite PPI
sebagai dasar monitoring
kegiatan pelaksanaan
standar

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


PENETAPAN SAMPLE AUDIT

SEBAIKNYA TOTAL SAMPLING SELURUH PETUGAS


PELAYANAN KESEHATAN YANG MELAKUKAN PROSEDUR
PELAYANAN DI UNIT KERJA

MENGGAMBARKAN SEUTUHNYA PELAYANAN

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


TUJUAN AUDIT BUNDLE
STANDAR YANG DITETAPKAN KENYATAAN PROSEDUR DI
MENGGUNAKAN FORM AUDIT LAPANGAN

GAP = %

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


SKORING FORMULA

Kriteria ditandai dengan ya dan tidak


Nilai kepatuhan jumlah total (ya) dibagi jumlah total
(ya) dan (tidak) dikali 100%

 Total number of “Ya”


--------------------------------------- X 100 %
 Total number of “ Ya & Tidak “

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Pelaksanaan Audit BUNDLES
 Pastikan bahwa petugas adalah petugas terlatih dan sudah dilatih
tentang ppi
 Lakukan peran sebagai IPCN auditor
 Pastikan berada langsung pada lokasi audit
 Audit tidak diketahui oleh orang yang di audit
 Waktu audit (saat jam sibuk )
 Hasil audit dinyatakan :
< 75 % : kepatuhan minimal
< 76-84 % : kepatuhan intermediate
> 85 % : kepatuhan baik

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


SURGICAL SITE INFECTION/INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Adanya infeksi yang terjadi pada bagian tubuh yang dilakukan


tindakan pembedahan

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


RISK FACTORS SURGICAL SITE INFECTION

Pre operative Peri- operative Management

 Lack of HH  Lack of traffic control


 Improper surgical Hand  Poor communication
 Patient body
antiseptic and use of surgical among team
colonization attire, hair removal
 Lack of pre op  Poor leadership
 Unsterile instrument  Increase
shower  Contaminated environment
hospitalization days
 In adequate surgical
prophylaxis

SSI
Patient factors Surgeon technique Work environment Care Delivery
Probleme
 MRSA or MSSA  Lack of
 Use of drains
 Poor staff levels discontinuation of
colonization  Lack of re- antibiotic at 24 hrs
 Workload and
 Infection at dosing of  Contaminated environment
shift pattern  Lack of HH
another site antibiotic
 Environmental  Contamination of incision
 Obese  Poor surgical post op
and physical
 Diabetes technique  Inadequate staffing for
plant ( Air post of care, Nutrition,
 Smokers  Duration of
Handling Education
 Immunosuppre surgery  Lack of foley catheter
System)
sive removedwithin 48 hrs
Bundles IDO
Bundles Pre Operasi
 Tidak melakukan pencukuran rambut jika tidak mengganggu
jalannya operasi, Jika harus melakukan pencukuran,lakukan
sesegera mungkin sebelum operasi dan gunakan elektrik
clipper bukan pisau cukur
 Sebaiknya pencukuran dilaksanakan di ruang persiapan di
instalasi/unit bedah sesegera mungkin sebelum operasi
 Pasien mandi sore hari dan pagi hari sebelum tindakan operasi
menggunakan sabun antiseptic

Bundles pre-operasi
 Pemberian antibiotika satu jam sebelum tindakan
 Sebelum operasi pastikan temperatur tubuhdalam batas
normal
 Pastikan gula darah dalam batas normal
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Bundles Intra Operative
 Mempertahankan kelembaban ruangan 40-60 %, suhu
ruangan 19-24 º C , pertukaran udara 12-15 X/jam dan
tekanan udara positif
 Tidak melakukan fogging atau sinar UV untuk pembersihan
ruangan
 Merpertahankan personil yang berada di kamar bedah
sesuai dengan kebutuhan

Bundles post- operasi


 Merawat luka operasi dengan tehnik steril menggunakan cairan NaCL
 Kolaborasi dengan dokter penutupan luka 24-48 jam jika kondisi luka sayat
bersih
 Berikan asupan gizi sesuaikebutuhan
 Motivasi dan berikan penkes kepada pasien mencegah terjadinya infeksi
 Memberikan asuhan pelayanan kesehatan, dukungan dan kenyamanan pada
klien, meliputi bio-psikososial-spiritual
 Mengkaji dan memantau kebutuhan kesehatan, serta respon klien terhadap
intervensi
 Memberikan advokasi, dan pendidikan pada sistem klien (individu, keluarga,
kelompok dan komunitas)
AUDIT BUNDLE IDO
Preoperative Perioperative Post operative
1. Lingkungan OK (Suhu dan
1. Penapisan untuk 1. Teknik aseptic dalam
kelembaban terstandar )
Staphylococcus aureus 2. Persiapan kulit (antiseptik + perawatan luka
alkohol) 2. Penutupan luka
2. Mandi Perioperatif 3. Hand hygiene
3. Normotermia
3. Hindari pencukuran rambut 4. Penambahan oksigen
4. Profilaksis antibiotika 5. Kontrol glukosa

No Ruangan : Tanggal: Nama Auditor : Staf Unit:


Pasien I Pasien II Pasien III Pasien IV Pasien V Pasien VI
Bundles Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Preoperative
1 Penapisan untuk Staphylococcus aureus
2 Petugas mematuhi kebersihan tangan sesuai indikasi dan standar yang ditetapkan
3 Mandi Perioperatif
4 Pencukuran rambut tidak dilakukan kecuali mengggangu area operasi
5 Profilaksis anti mikroba tidak diberikan kecuali sesuai indikasi
Perioperative
6 Lingkungan OK (Suhu dan kelembaban terstandar )
7 Disinfeksi permukaan kulit area operasi dilakukan sesuai standar
8 Perlakukan tindakan normothermia pasien dilakukan
9 Pasien diberikan penambahan oksigen dan pemantauan oksigen
10 Dilakukan control glukosa selama prosedur operasi dilakukan
Post operative
11 Perawatan luka dilakukan dengan tehnik aseptic
12 Penutupan luka dilakukan hanya 2 x 24 jam kecuali terindikasi khusus pada area luka
TOTAL
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem kemih, yaitu ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi setelah terpasang
urine kateter ≥ dua hari kalender

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Adalah Infeksi Saluran Kemih pada
Pengertian ISK
pasien yang terpasang kateter urine
menetap

Pathogenesis ISK

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Bundle Insersi ISK
1. Kaji kebutuhan
• Pemasangan kateter hanya jika betul- betul diperlukan seperti
pada retensi urine, obstruksi kemih, kandung kemih neurogenik,
pasca bedah urologi, untuk memonitor output yang ketat
• Indikasi pemasangan kateter urine menetap, bukan untuk
kenyamanan petugas, jika memungkinkan pakai kondom kateter
untuk pasien laki- laki
2.Pemasangan kateter urine oleh petugas yang sudah terlatih
• Ukuran kateter sekecil mungkin dengan aliran adekuat untuk
mengurangi trauma urethra.
• Kembangkan Balon jumlah air yang direkomendasikan pabrik.
• Lakukan fiksasi untuk mencegah pergerakan dan traksi urethra
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
Bundles Insersi ISK
3. Kebersihan Tangan
 Sebelum mempersiapkan peralatan
 Sebelum memakai sarung tangan saat insersi
 Setelah melepas sarung tangan setelah insersi
 Setelah membereskan seluruh peralatan
4. Insersi katerter urine dengan teknik steril
o Gunakan teknik aseptik saat pemasangan kateter, (sarung tangan steril)
o Gunakan jeli pelicin anestetik steril “single use”
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
BUNDLES MAINTENANCE ISK
1. Kebersihan tangan
 Lakukan kebersihantangan sebelum dan sesudah memanipulasi kateter urine atau perangkatnya
2. Perawatan Kateter
 “Catheter-meatal junction” harus dibersihkan tiap hari dengan sabun dan air bersih, tidak perlu
dibalut
 Tidak menggunakan antibiotik/antiseptik topikal koloni patogen resisten (pseudomonas spp)
 Pertahankan sistem aliran urine lancar, steril dan tertutup
 Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh terbuka kecuali atas indikasi.
 Tidak dianjurkan melakukan irigasi buli-buli, kecuali bila ada sumbatan bekuan darah , misalnya
pasca “TUR” prostat tetap pertahankan tehnik aseptik dan antiseptik, gunakan spuit steril
ukuran besar dan larutan saline steril.Bila penyebab sumbatan berasal dari kateter , segera ganti
kateter

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
BUNDLES MAINTENANCE ISK
3. Pemeliharaan kateter

o Jangan ada bagian yang terlipat/”kinking”.


o Kantong urin harus dikosongkan secara teratur dengan penampung berbeda
untuk setiap pasien
o Pakailah sarung tangan bersih, jika memanipulasi kateter atau
pengosongan urine bag
o “Urine bag” harus selalu lebih rendah dari kandung kemih dan tidak
boleh menyentuh lantai atau roda tempat tidur
o Bersihkan daerah genital dan kateter dengan menggunakan sabun dan
dibilas dengan air mengalir/shower
o Jangan gunakan antibiotik/antiseptik topikal untuk mencegah resistensi
antibiotika dan tidak boleh dibalut untuk mencegah kolonisasi
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
AUDIT BUNDLE ISK
INSERSI MAINTENANS
• Kaji kebutuhan • Kebersihan Tangan
• Pemasangan kateter urine oleh petugas • Perawatan Kateter
yang sudah terlatih
• Kebersihan Tangan
• Pemeliharaan kateter
• Pemakaian APD • Pelepasan kateter
• Insersi katerter urine dengan teknik steril

No Ruangan : Tanggal: Nama Staff:


Pasien I Pasien II Pasien III Pasien IV Pasien V Pasien VI
Bundles Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

INSERSI
1 Pemasangan urine kateter dilakukan sesuai indikasi dan kebutuhan pasien
Pemasangan kateter urine oleh petugas yang sudah terlatih
1 Keberihan Tangan sebelum tindakan aseptik dan setelah menyentuh darah dan cairan tubuh (seb.insersi
dan setelah Insersi)
2 Menggunakan APD ; sarung tangan bersih, topi, gaun, makser sesuai indikasi dan jenis paparan
3 Insersi katerter urine dilakukan dengan teknik steril (peralatan, linen dan kateter urine)
MAINTENANS
4 Melakukan kebersihan tangan sebelum, sesudah melakukan prosedur atau manipulasi kateter
urine
5 Perawatan kateter dilakukan setiap hari (vulva/penis hygiene dilakukan secara rutin)

6 Pemeliharaan kateter dilakukan secara rutin (penggosangan urine bag, tidak meletakan urine
bag di lantai, slang urine kateter tidak kingking (terlipat), urine kateter dan urine bag bersih
7 Pelepasan kateter dilakukan segera jika tidak ada indikasi lagi
TOTAL Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
PATOGENESIS

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
1. Pemilihan lokasi optimal

Untuk CVC, hindari femoral (utamanya pada pasien obese), gunakan panduan ultrasonic untuk
insersi internal jugular (mengurangi resiko komplikasi mekanis),terbaik Vena Cava Superior

2. Kebersihan tangan
Lakukan kebersihan tangan dengan sabun cair dan air atau hand rub berbasis alcohol; lakukan
kebersihan tangan sebelum dan sesudah palpasi area insersi, penggantian, mengakses, atau
memperbaiki dressing pada kateter
BUNDLES
INSERSI 3.Preparasi kulit : Alkohol-based chg
Siapkan dan bersihkan kulit dengan larutan CHG alcohol dengan konsentrasi CHG 0,5 – 2%
CLABSI sebelum insersi dan selama penggantian dressing; bila ada kontraindikasi, gunakan iodine,
iodophor, atau alcohol 70%

4. Maximum Barrier Precaution


• Gunakan sterile gown, masker, penutup kepala, sarung tangan steril, dan full
body drape, ketika pemasangan CVC
• Gunakan apron lengan panjang steril untuk kateter arteri pulmonal selama insersi;
• Penggunaan Drape Insisi sebagai penghalang cairan dari luar atau penahan migrasi
flora kulit pada area insersi
Bundles Maintance CLABSI
1. Riview setiap hari
 Lepaskan kateter IV yang tidak lagi digunakan;
 Ketika teknik aseptik tidak bisa dipastikan (kondisi darurat), segera ganti kateter dalam 48
jam;
 Jangan mengganti secara rutin CVC, PICC, HD untuk mencegah CRBSI;
 Segera lepas kateter IV jika tidak ada indikasi lagi
2. Kebersihan tangan
Lakukan kebersihan tangan dengan sabun cair dan air atau hand rub berbasis alcohol,
lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah palpasi area insersi, insersi, penggantian,
mengakses, atau memperbaiki dressing pada kateter
3. Disinfeksi hub
 Gunakan CVC dengan jumlah port atau lumen minimal;
 Gunakan konektor tanpa jarum (needleless connector) untuk mengakses tubing IV;
 Penggantian needleless connector hendaknya tidak terlalu sering
Pergantian dressing
 Dressing transparan lebih dipilih daripada kasa karena kemudahan
pemantauan visual dari area kateter, walaupun pada kondisi
pendarahan, diaforesis, kasa digunakan dulu dan segera diganti
dengan dressing transparan;
 Lakukan preparasi kulit setiap kali melakukan penggantian dressing
 Bila menggunakan kasa, dressing harus digantiapabila basah, kotor,
atau secara visual rusak;
Bundles  Dressing CVC jangka pendek harus diganti tiap 2 hari sekali apabila
menggunakan kasa dan paling tidak setiap 7 hari sekali jika dressing
Maintance transparan digunakan
CLABSI  Dressing transparan untuk tunneled atau implanted CVC harus diganti
tidak lebih dari sekali seminggu;
 Gunakan dressing terimpregnasi CHG untuk CVC jangka pendek
padapasien lebih dari dua bulan, bila laju CLABSI tidak berkurang
apabila prosedur dasar telah dilakukan;
 Pemantauan area kateter secara regular harus dilakukan
ketika mengganti dressing atau dengan palpasi
AUDIT BUNDLE CLABSI (IAD)

INSERSI MAINTENANS
• Observasi setiap hari
• Pemilihan lokasi insersi
• Kebersihan tangan
• Kebersihan tangan • Disinfeksi sambungan IV (hub)
• Preparasi kulit • Pergantian dressing
• Maksimum APD • Pergantian administrasi set

No Ruangan : Tanggal: Nama Staff:


Pasien I Pasien II Pasien III Pasien IV Pasien V Pasien VI
Bundles Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

INSERSI
1 Pemilihan lokasi insersi
Keberihan Tangan sebelum tindakan aseptik dan setelah menyentuh darah dan cairan tubuh
(seb.insersi dan setelah Insersi)
1 Preparasi kulit
2 Menggunakan APD lengkap ; sarung tangan steril, topi, gaun, masker sesuai indikasi dan jenis
paparan
MAINTENANS
4 Melakukan kebersihan tangan sebelum, sesudah melakukan prosedur atau manipulasi kateter
sentral
5 Perawatan kateter vena sentral dilakukan setiap hari
6 Area persabungan (connecting hub) IV kateter dilakukan disinfeksi setiap manupulasi, atau
jika diperlukan
7 Perawatan penutupan area insersi (dressing care) dilakukan segera jika kotor, terlepas atau
rusak
8 Pergantian administrasi set dilakukan sesuai standar yang di tetapkan
TOTAL Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
BUNDLES PLABSI

INSERSI BUNDLES Maintanance Bundles


• Kaji kebutuhan • Kebersihan tangan
• Kebersihan tangan • Perawatan area insersi
• Teknik steril • Kaji kebutuhan setiap hari, jika tidak
perlu segera dilepas
• Petugas trampil
• Disinfeksi area insersi • Penggantian administrasi set
• Edukasi
Bundles maintance
Pergantian administrasi Set
 Set infus yang digunakan kontinu harus diganti dalam rentang
waktu kurang dari 96 jam dan maksimal 7 hari untuk keamanan
pasien dan faktor biaya;
 Jika set infus digunakan untuk pemberian darah, produk darah,
dan emulsi lemak, penggantian dilakukan tiap 24 jam;
 Needleless connector membutuhkan penggantian tidak lebih
sering dari 72 jam atau seiring dengan penggantian set infus

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
AUDIT BUNDLE PLABSI
MAINTENANS
• Kebersihan tangan, gunakan APD sesuai
INSERSI indikasi
• Perawatan area insersi dengan
• Kebersihan tangan tindakan asepsis
• Gunakan APD sesuai indikasi dan tehnik aseptik • Kaji kebutuhan IV kateter
• Antisepsis area insersi dengan Konektor tampa • Gunakan balutan steril (dressing steril) dengan
jarum pemsangan nyaman
• Lokasi insersi dengan resiko rendah • Konektor dengsn sistim tertutup
• Dressing steril, IV kateter dapat terlipat elastis • Administasi set IV tertutup beri
• Administrasi set tertutup dan diberi label tanggal label tanggal
• Penggantian administrasi set
No Ruangan : Tanggal: Nama Staff:
Pasien I Pasien II Pasien III Pasien IV Pasien V Pasien VI
Bundles Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

INSERSI
1 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah tindakan
2 Gunakan APD sesuai indikasi dan tehnik aseptik
3 Antisepsis area insersi dengan Konektor tampa jarum
4 Lokasi insersi dengan resiko rendah
5 Dressing steril, IV kateter dapat terlipat elastis
6 Administrasi set tertutup dan diberi label tanggal
MAINTENANS
4 Kebersihan tangan, gunakan APD sesuai indikasi
Perawatan area insersi dengan tindakan asepsis
5 Kaji kebutuhan IV kateter setiap hari
6 Gunakan balutan steril (dressing steril) dengan pemsangan nyaman
7 Konektor dengsn sistim tertutup
8 Administasi set IV tertutup beri label tanggal
Penggantian administrasi set
TOTAL Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
PERHITUNGAN DAN ANALISA HASIL AUDIT

No Ruangan : Perawatan Anal Tanggal: 1- 5 September 2020 Nama IPCN : Nella


Pasien I Pasien II Pasien III Pasien IV Pasien V Pasien VI
Bundles CLABSI Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

INSERSI
1 Pemilihan lokasi insersi √ √ √

2 Keberihan Tangan sebelum tindakan aseptik dan setelah menyentuh darah dan cairan tubuh (seb.insersi √ √ √
dan setelah Insersi)
3 Preparasi kulit √ √ √
4 Menggunakan APD lengkap ; sarung tangan steril, topi, gaun, masker sesuai indikasi dan jenis √ √ √
paparan
MAINTENANS
5 Melakukan kebersihan tangan sebelum, sesudah melakukan prosedur atau manipulasi kateter √ √ √
sentral
6 Perawatan kateter vena sentral dilakukan setiap hari √ √ √
7 Area persabungan (connecting hub) IV kateter dilakukan disinfeksi setiap manupulasi, atau jika √ √ √
diperlukan
8 Perawatan penutupan area insersi (dressing care) dilakukan segera jika kotor, terlepas atau rusak √ √ √
9 Pergantian administrasi set dilakukan sesuai standar yang di tetapkan √ √ √
TOTAL 5 4 6 3 7 2

Hasil
Kepatuhan bundle CLABSI : 5+6+7 (YA) 18
= = 66.6 %
4 + 3+2 (Tidak) + total Ya 27
Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020
AUDIT LINGKUNGAN TEMPAT PEMASANGAN

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


PELAPORAN HASIL AUDIT
1. Hasil audit bandle setelah dilakukan perhitungan
tingkat kepatuhan dan dibuat dalam bentuk
table, grafiks
2. Dilakukan Analisa kesimpulan sementara
penyebab nya kemudian diskusikan di dalam
Komite PPI kemudian diberikan kesimpulan dan
upaya perbaikan
3. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan
metode pemecahan masalah : ICRA 5 W dll
4. Di desimasikan ke unit terkait untuk dilakukan
upaya perbaikan

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring dilakukan oleh tim komite ppi dengan unit terkait
2. Pembasahan hasil audit dilakukan berdasarkan hasil audit per
masalah, pertahun dengan pembahasan hasil rekomendasi dan
perubahan di lapangan
3. Penilaian hasil audit di bandingkan dengan data angka kejadian
infeksi dari hasil surveilans hais

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


KESIMPULAN
1. Bundles adalah merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih
yang menghasilkan perbaikan keluaran poses pelayanan kesehatan
bila dilakukan secara kolektif dan konsisten
2. Audit bundle adalah evaluasi terhadap pelaksanaan bundle atau
standar prosedur yang dilaksanakan dalam pelayanan Kesehatan oleh
pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak yang disebut
auditor
3. Pelaksanaan Audit bundle dilakukan sebagai upaya untuk
mencegahan terjadi infeksi dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan

Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020


Pelatihan PPI Lanjut.hippii.doc.2020

You might also like