You are on page 1of 12
PGM 2002,25 (2): 38-48 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motonk anak Vita Karka; dk FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI| KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA 12 - 18 BULAN DI KELUARGA MISKIN DAN TIDAK MISKIN: Vila Kartka dan S. Latinuly ABSTRACT FACTORS INFLUENCED ON MOTORIC PERFORMANCE OF CHILDREN AGED 12-18 MONTHS OF POOR AND WELL OF FAMILIES Background: The development of rough morc is one process during early cid growth is inluenced by Some factors such as ‘uliional status, energy and protein iniake and activites. Objectives: To find out related and dominant facors as well as dominan! factors which nfuenced rough matacc perfomance of cre, Methods: Cross sectional study was conducted in Crmas sub district, Bogor district, West Java, Samples. are children aged 12-18 months and belongs to poor and well off families, Thee are 23 children of the poor and 20 children ofthe wel of fries ‘were choosen purposvely. Data were analised out using Chi square test and logistic regression test ofthe SPSS program. Results: There were significant diferences between rough moloric performance ofthe children ofthe two groups (p< 06). The ‘were 20 cnildren (46.5%) had slow rough motoric development; 15 (65.2 %) of them were derived poor families and 5 (25.0%) childten from wel of families, 6 out of 15 (40.0%) chidren trom poot fales nad weigh for height 2- score < -2 SD and 9 (60.0%) children had 2-so0re >-2 SO. ‘Amount of energy and protein intake were significant related to rough motor development ofthe childs. (p<0.06). There are 40 outof 15 (66.7%) children of poor failes who suffering fom slow ough moto development also suffering from lack of energy ‘and 12 (0.03) children lack of protein intake. Iwas also found that rough motorc performance of children signifcanty related to their activites (p<0.05), namely 7 (46.7%) chilren found hat decrease their actives. Determinant facors of rough motanc performance in eat cild development were svitien energy and protein intake showed by equation model: Y = 15194 + 1.2915" Energy + 13539" Polen CConslusions: Significant factors that related to rough molonc performance of the children were energy and protein intake and ‘heir activites. {Penel Gizi Makan 2002, 25(2) 38-48} Key Words: rough moforc performance, nutritional status, energy and protein intake, chidren activities PENDAHULUAN proses ‘umbuh kembang yang harus dial dalam keridupan anak. Salah satu proses kemampuan motork anak adalah kemampuan motorik kasar. Kemampuan metorik kasar adalah kemampuan ‘anak yang berkaitan dengan gerekan yang dipengaruhi oleh ketrampilzn otot-otot besar seperti berdi, berjalan, berlari dan melompat. Kemampuan tersebut berkembang sejaian dengan pertambahan usia dan kematangan saraf seta ote-otot anak. Pada ‘anak usia 12-18 bulan kemampuan motork kasar febin terinat sebad pada usia tersebut anak lebin banyak dereksplorasi dengan gerakan-gerakan kasar (1) Ken motor merupakan salah satu Di masa anak-anak khususnya pada masa tiga tahun pertama, kualtas kemampuan motork kasar anak dipengaruhi oleh beberapa _aspek Kehidupan antara_lainaspek Kesehatan, inleleKualtas, prestasi, dan produktivitas. Masa tersebut merupakan masa rawan’, karena gangguan yang teriadi pada masa ini dapat menyebabkan efek yang menetap setelah dewasa. Anak yang mengalami gangguan kemampuan motork asar pada masa ini selanjuinya dapat mengalam gangguan tumbuh kembang (2). Untuk dapat melakukan proses tumbuh embang, tubuh_memeriukan zat gizi ferstama energi dan protein yang digunakan selain untuk PM 2002,26 (2): 38-48 mempertahankan jaringan tubuh juga untuk tumbuh (3). Zat gizi energi_dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan jaringan tubuh dan untuk melakukan aktiftas balk secara fisik maupun menta. Hasil peneltian (4), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan liu perkembangan motorik pada anak yang diveri suplementasi tinggi energi dan zat gii rmikto. Peneltian ini bertujvan untuk mengetahui faklorfaktor yang berhubungan dengan kemampuan motor kasar pada anak usia 12 ~ 18 bulan i keluarga miskin dan fidak msn, CARA Desain, lokasi dan sampel penelitian Desain peneltian adalah cross sectional (pengamatan hanya dilakukan sekali). Peneliian diiekuken di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Pemilinan sampel di Keluarga_ miskin dilakukan dengan cara memiih dasa yang ‘mempunyai jumiah keluarga miskin (gakin)terbarigak berdasarkan daftar penerima program JPSBK (Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan) dari Puskesmas. Berdasarkan dafartersebut, selanjutnya dipith secara purposive (sengaja) gakin yang mempunyai balta berusia antara 12-18 bulan dan 0.05) pada sebaran sampel ‘menurut umur dan jenis kelamin di kedua keluarga (Tabe! 1) Tabel 1 Sebaran Sampel Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Keluarga Miskin dan Tidak ‘Umar Keluarga Miskin Keluarga Tidak Miskin Total (bl) denis kelamin. Jenis kelamin Jenis kelamin Laki-taki_| Perempuan c Perempuan | Laki-laki_) Perempuan un [% TN | % nT % TN [% [NT % 12-14 4] “| 5) &% 3) 62] 9) 43] 12) 57 15-18 7| s0| 7| 50 4| x3] 13] sa] 3] at Total i 48] 2) 52 oy sf ey st ay ae p> 008 Tingkat pendidikan orangtua sampel adalah sebagai berkut: sebagian besar (87%) ayah sampel dari keluarga miskin, berpendidkan sekolah dasar {SD}, sedangkan ayah keluarga tidak miskin sebagian besar (75%) berpendikan sekolah menengah umum (SMU), Demikian juga dengan tingkat pencidikan ibu, terdapat 18 orang (77%) berpendidikan SD dan 5 orang (23%) ibu Sampel keluarga miskin yang tidak 40 sekolah, sedangkan pada keluarga tidak miskin sebagian besar ibu (80%) berpendiikan SMU dan lainnya berpendidikan perguruan —tinggakademi (Tabel 2), Berdasarkan has uji stiatistik termyata terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0.05) antara tingkat pendidikan orangtua (ayah dan ibu) sampel di kelvarga miskin dan tidak miskin. PGM 2002,25 (2): 38-48 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik anak Vita Kartika; dkk ‘abel 2 Sebaran Orangtua Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Miskin kat Keluarga mishin Kelvarga tidak miskin Pendidikan ‘Ayah iby Ayah Ibu | Te Tidak Sekolah 7 so : |. SLTP : SMU 75 16 80 Akademi/PT : - |. - 5 | 25 4 20 Jumlah 123 ion [Too 20100] 20 100 p< 005 denis pekerjaan ayah dar ibu sampel balk dari keluarga miskin maupun tidak miskin dapat dinat pada tabel 3. Pada tabel tersebut terihat sebagian besar (40%) ayah sampel dari keluarga miskin adalah buruh bangunan dan 30% sopir angkutan kota, sedangkan dari keluarga tidak miskin, 75% adalah karyawan swasta dan 20% pegawai neger. Berkaltan dengan pekerjaan ibu sampel, sebagian besar (83%) ibu sampel dari Keluarga miskin tidak bekerja di luar rumah (sebagai_ibu rumah tanga). Sebaliknya, sebagian besar (75%) ibu sampel dari Keluarga tidak miskin bekerja di luar rumah, yaitu 40% adalah karyawan swasta, 20% pegawai negeri dan 15% edagang. Hasil ui statistik menunjukkan perbedaan yang. bermakna (p<0.05) pada jenis pekerjaan orangtsa (ayah dan ibu) sampel antara keluarga miskin dan tidak miskin Tabel 3 Sebaran Orangtua Sampel Menurut Jenis Pekerjaan di Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Miskin Jeni Keluarga miskin Keluarga tidak miskin Peketean ‘Ayah ibu ‘Ayah Iba NT] NT %] Ww % [NT % Tidak bokera 5 - 19) 88 3 5 Buruh bangunan 1 a4). - : . : * Buruh pabrik 5) 2 3) 13] - : : : Sopir angkotojeg 7 OM - : : : - Pedagang 1 4) 4) 4 1 5 3 15 Pegawai negerigury : : : : 4 20 4 20 Karyawan Swasta 575 8 40 Jumiah [723] too] 23 [t00} 20 100 20 100 p< 005 Asupan zat gizi dan tingkat Kecukupan zat gizi sampe! Hesil_peneliian menunjukkan rata-rata asupen zat gizi sampel di keluarga miskin relaif lebih rendah diberdingkan dengan sampel di Keluarga tidak riskin, Hasil uj statistik menunjukkan bahwa rate-ata 4a asupan energi, protein, vitamin A, vitamin C dan phospor di ke dua kelompok Keluarga tersebut berbeda bermaknia (p<0,05). Selanjutrya tingkat ecukupan zat gizi sampel di kedua keluarga dapat dilhat pada Tabel 5. POM 2002.25 (2): 38-48 Faktorfaktor yang mempengaruhi kemampuan motorik anak Vite Kartika; dki Tabel 4 Rata-Rata Asupan Zat Gizi Sampel di Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Miskin Keluarga if Zat Gi Miskin (N=23 Tidak miskin_[N=20) P ‘Asupan zat gizi_[ SD ‘Asupan zat gizi_| SD. Energi (Kk) 616.4 275 728.4 248 | oor Protein (ar), 124 63 121 72 | 002" Vitamin 8 ((U) 8504 6308 12807 7023 | 0.08" Vitamin C (mg) 513 372 728 586 | 0,02 Besi (mg) 34 24 40 28 | 012 Kaisim (mg) 703.0 665 132.9 797) 01 Seng (mg 16 oF 18 os | 006 Phosphor 2906 738.9 322.0 ies | 0.04" *=p<0.05, Tabel 5 Rata-Rata Tingkat Kecukupan Zat Gizi Sampel di Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Miskin =p <005, Tingkat kecukupan zat gizi sampel dari kedva kelompok masin di bawah angka kecukupan ‘gizi yang dianjurkan (AKG) yaitu di bawah 60%, kecuall untuk Konsumsi vitamin C_ dan Phospor. Persen kecukupan zat gizi anak dari keluarga tidak rmiskin relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok keluarga miskin. Berdasarkan hasil uj statistic, ingkat kecukupan energl, protein, vitamin A, vitamin C dan phospor antara kedua Kelompok ssampel berbeda bermakna (p<0.05) Keluarga Za Giai Miskin (N=23) Tidak miskin (N=20) Kecukupan 4 Energi (kal) 49.4 Protein (ar) 524 Vitamin A ((U) 244 Vitamin C (mg) | 128.3 Besi (mg) 426 Kalsium (mg) 207 ‘Seng (mg) 165 Phosphor (mg) | 116.2 42 ska tingkat kecukupan hanya difokuskan ada energi dan protein sebagai sumber utama kejadian status gizi dengan batasan defist < 50% AKG, maka ditemukan defsit energi pada keluarga miskin sebanyak 48% (11 anak) dan pada keluarga tidak miskin hanya 5% (1 anak). Sedangkan untuk tingkat Kecukupan protein, temyata ada 41% (14 ‘anak) yang tergolong defisit dan 5% (1 anak) dari keluarga lidak miskin. Tingkat kecukupan energ) dan protein sampel pada kedua Keluarga dapat diihat pada Gambar 1 PM 202,25 (2): 38-48 Faktor-faKior yang mempengaruhi kemampuan motorik anak Vita Kartika; dkk kel. Mis Dkeltidak miskio Gambar 1 Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Sampel di Keluarga Miskin dan Tidak Miskin Status giei sampel Nitai rata-ata Z-skor untuk indeks BBVU, PB/U dan BBIPB pada sampel di keluarga miskin lebin kecildibandingkan dengan Z-skor sampel_ dari keluarga tidak miskin. Hast uj statistic menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0.05) nila rata-ata Z-skor sampel untuk indeks BBIU, PBIU dan BB/PB antara keluarga miskin dan tidak miskin. Jka yang Tabel 6 dijadikan ukuran_pertumbuhan adalah indeks BB/PB maka tampak bahwa anak dari keluarga miskin pertumbuhannya tertinggal (nilal z-skor mendekati pada batas gizi Kurang) dlbandingkan dengan anak dari keluarga tidak miskin (ila z-skor berada pada batas gizi normal). Sebaran Rata-Rata Z-Skor Indeks 8B/U, PB/U dan 88/PB Sampel dari Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Miskin L Keluarga J Indeks Miskin (N=23) | Tidak miskin (N=20) P Rata2_| SO Rata2, SD BBN 242 157 1,39 130 Or PBIU 218 2.10 1.60 151 0.93 BBIPB 186 153 433 o72 0,04 43 PGNM 2002,25 (2): 38-48 Kemampuan motonk kesar Data kemampuan motor kasar diperoleh dati jenis Kegiatan motork kasar yang telah dicapai leh anak sesuai_ dengan umur anak berdasarkan standar Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Fktorfaktor yang mempengaruhi kemampuen motorik anak Vita Katka; dkk Anak (FK.UI, 1994). Kemampuan motorik sampel dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu normal dan lambat. Keadaan motonk kasar sampel dari keluarga mmiskin dan keluarga tidak miskin dapat diihat pada Gambar 2. 80 7— 60 [- ——f_F 7 7 § ) |Qmiskin Z 40 . ' é Otidak miskin 20 |: - C| — ~ 0 lambat normal Gambar 2 Keadaan Motorik Kasar Sampel di Keluarga Miskin dan Keluarga Tidak Mi Sebesar 75% sampel dari keluarga miskin mempunyai Kemampuan motork yang lambat, sedangkan deri Keluatga tidak miskin hanya sebesar 25%, Sebalixnya terdapat 65 % sampel di kelvarga tidak miskin yang rempunyai perkembangan motonk kasar noimal, sedangkan di keluaga miskin hanya 35%, Hasil uj statistik mempertnatken kemampuan motork kasar sampe! berbeda antara kelompok miskin dan tak miskin, Berdasarkan hast perhitungan “Odd ratio” (OR) =5,6 kali (95%, Cl: 1,13- 2,08) menunjukkan perbandingan kemampuan ‘motork kasar sampel antara keluarga miskin dan lidak miskin sebesar 6 kal, Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa kemampuan motork kasar_samipe! di keluarga miskin berpeluang 6 kali lebih lambat cibandingkan dengan sampel di keluarga tidak miskin. Hasil yi chi square juga menunjukkan. perbedaan yang bermakna (p<0.05) antara 44 jin kemamouan motor kasar_sampel di kedua keluarga tersebut Kemampusn motorik kasar — menurut ecukupan konsumsi energi dan protein tingket Pada uraian tentang tingkat kecukupan onsumsi zat gizi di atas, teat persen kecukupan onsumsi energi dan protein sampel di Kedua keluarga masin di bawah AKG, Namun, persen ecukupan energi dan protein pada anak di keluarga miskin relat lebih rendah dibandingkan dengan keluerga tidak miskin. Tingkat kecukupan konsumsi tenergi dan protein sampel.dikelompokkan ke dalam dua Keiompok yaity Kelompok defisit (jka_persen ecukupan <50%) dan tidak defist (ika_persen trecukupan > 50%). Sebaran anak berdasarkan kemampuan motorik kasar dan tingkat Kecukupan ‘energi dapat diihat pada tabel di bawah ini PGM 2002,25 (2): 38-48 Energi Pada Keluarga Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motonik anak Vita Kartika; dk Tabel 7a Sebaran Kemampuan Motorik Kasar Sampel Menurut Tingkat Kecukupan Konsumsi liskin dan tidak Miskin Kemampuan Motori Kone Keluanga Miskin Keluarga tidak miskn Total Ener Cambat Normal Lambat__| Normal Tambal Normal nN [% [TN [% [NT %* UN Te TN Te UN] % Defi w leer [1 m5] 1) )-]- |) ] 14) 43 Tidak defisit 5 (333 | 7 e75 | 4 | 80 15 | too] 9 | 45 | 22 | 957 Total 15 [100 [8 100 [5 | 100 | 15 [100 | 20 | 100 [23 | 100 (9005) ike keterambatan motor kasar diihat rmenurut Kecukupan konsumsi energi, temyata terdapat 10 anak (66.7%) dari keluarga_miskin mengalamidefisit energi dan 5 anak (33.3%) yang tidak defsit enerai. Pada sampel di keluarga tidak miskin, hanya ada 1 anak (20%) yang defsit energi dan -mengalami Keterlambatan motork kasar. Ditemukan 7 dari 8 sampel keluarga miskin yang tidak defisit energi dan perkembangan motork kasamya ‘normal. Sebalknya, semua sampel di Keliaga tidak mmiskin yang Kemampuan motorknya normal ternyata tidak mengalami defsit energi. Hasil uli statistik dengan "khi Kuadrat’ pada taraf § % menunjukkan hubungan yang bermakna antara kemiampuan motor ‘anak dengan tingkat Kecukupan Konsumsi energi di keluarga miskin dan tidak miskin. Tabel 7b Sebaran Kemampuan Motorik Kasar Sampel Menurut Tingkat Kecukupan Konsumsi Protein Tingkat Kemampuan Molorik Teal Kecukupan Keluarga Miskin Keluarga tidak miskin Konsumsi Tambat Noah Lambat Normal | ~Lambat [Normal Protein A Defsit m2 | 8 |2| 2s {1]o ]-|- || 6 36 Tidak dest 3 | 2 |e} 7 | 4 | a | 15 | 100] 7 | 35 | 24 | B14 Total 15 | io fe [100s | 100 | 15 [100] 20 [100 [23 J 100 (005) Tabel 7b_menunjukkan dar total 20 anak yang mengalami keterlambatan Kemampuen motork temyata 65% mengalami defisit protein dan 7 anak (35%) yang tidak mengalami defisit protein. Jka -2 SD sid < +2 SD). Sedangkan dari 23 anak yang normal Kemampuan motorknya temyata semuanya (100%) mempunyai status giz balk sik dihat berdasarkan Keadaan ekonomi keluarga, temyata 40% sampel di keluarga miskin yang teflambat kemampuan motor kasamya mempunyat status gizi kurang dan 9 anak (60%) yang status gizinya balk. Pada sampel di keluarga tidak 65 100 100 | 23 [100 miskin yang tefambat kemampuan motoriknya, hanya 1 anak (20 %) yang mempunyai status gizi kurang. Hasi uj statistik menunjukan tidak terdapat erbedaan yang bermakna (p>0.05) antara kemampuan motork kasar dengan status gizi anak dl kedua keluarga torsebut 2-280 Sid <+ 2 SD = gla bak Hasilanalisis: muttvariat Varlabel yang dipitin untuk _analisis ‘muttivariae yakni variabel dengan mila p< 0.025 pada analisis bivariat. Variabel tersebut adalah: tingkat kecukupan energi (p= 0.02) dan kecukupan protein (p = 0.04). Hasil analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 9 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kecukupan Energi Kecukupan protein Konstanta P model Model yang diperolett dari hasil analisis ‘multvariat untuk mendapatkan faktor yang paling Derhubungan dengan kemampuan motork kasar anak adalah = 1.5134 + 1,2015" kecukupan energi + 1,3539° kecukupan protein Berdasarkan model tersebut, _temyata vatiabe! yang paling dominan berhubungan dengan PGM 2002.25 (2): 38-48 kemampuan motork anak adalah konsumsi energi dan kecukupan protein kecukupan BAHASAN Pada sampel keluarga miskin terdapat 15 anak (65%) dari 23 anak yang teriambat kemampuen motorknya, sedangkan dari kelverga tidak miskin ada 5 anak (25%). Hal ini mengindikaskan bahwa perkembangan motork kasat anak pada keluarga tidak miskin lebin bak dan keluarga miskin. Dengan Uji statistik teritat perbedaan tersebut dermakna Dengan kata lain, perkembangan kemampuan motork kkasat anak befhubungan dengan keadaan sosial ekonomi keluarga yang tercermin pada pemenuinan asupan energi dan zat gizi anak. Pada keluarga miskin, 15 anak yang terlambat motorknya temyata sebagian besar dari mereka juga mengalami defst fenergi dan protein (< 50% AKG). Hal ini sesuai dengan pendapst Soekiman, 1981 (7) yang ‘menyatakan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga rmerupakan faktor yang. berkatan erat dengan keadaan gizi anak yang akhimya dapat berpengarun teradap proses tumbun kembang anak TTerdapat hubungan yang bermakna antara perkembangankemiampuan motork kasar_ dengan Tingkal kecukupen Yonsums! energi dan protein. Hasi anaisis multvariat memperoleh model yang rmemperiatkan tingkat Keoukupan energ) dan protein merupakan variabel yang paling dominan berhuoungan dengan kemampuan motorik kasar ‘anak. Keadaan tersebut_mengindikasikan bahwa tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein berhubungan signifkan dengan kemampuan motorik ‘anak. Heal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bshwa pada usia bala terutama baduta (anak usia di bawah dua tahun) merupakan usia yang paling rentan terhadap perubahan keadaan giai dan Kesehatan, Jka pada masa tersebut anak tidak mendapatkan energi ‘dan 22h giz yang balk, maka akan mudah mengalami ‘gangguan pertumbuhan dan perkembangan (8, 2). Demikian juga menurut Ojumadias, 1981 (9), makenan —diperlukan oleh —manusia untuk mendapatkan energi dan zat-zat giai guna mempertahankan janngan tubuh juga aktifitas fsik ‘maupun mental. Kebutuhan gizi untuk anakanak hhampir seriua dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan, Hal senada juga dinyatakan oleh Satoto, 1990,(10) dan Kartika (11) bahwa jumiah masukan energi dan zat gizi menentukan keadaan gjzi dan Fektor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan mofork anak a7 Vita Kartika; kk peertumbuhan (tumbuh kembang) anak. Pertumbuhan dalam arti proses bertambahnya struktur dan ukuran tubuh, adalah asi langsung pemenuhan kebutuhan ii, Khususnya energi dan protein. Hubungan peran timbal bak antara energi dan protein. terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ominan, sika_dikaitkan kemampuan motork anak dengan keadaan gizinya (Z-skor dengan indeks BBIPB), temyata ada 6 anak (40%) dari keluarga rmiskin yang mempunyai status gizi Kurang (2-skor <2 SD) yang terlambat kemampuan _motorknya, ‘sedangkan dari Keluarga tidak miskin hanya 1 anak (20%). Keadaan ini menunjukkan bahwa status gii ‘sangat_berbengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anek. Adanya perbedaan tersebut |ga dipengaruhi oleh sosial ekonomi keluarga. Hal ii sesuai dengan pendapat Soekirman (7), yatu faktor- faktor yang mempenganuhi status gizi anak adalah keadaan individu anak, karakterstk Keluarga (tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga) ‘Semua faktor tersebut berpengarch pada komsums energi dan zat gizi yang akhimya berpengaruh terhadap status gizi anak. Walaupun dari hail statistik temyata tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kemampuan motork kasar anak KESIMPULAN Dari hasit dan bahasan yang dixemukakan di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut 1, Tingkat kecukupan konsumsi energi, dan protein an vitamin A anak dari Keluarga tidak miskin lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga miskin. Perbedaan tingkat Kecukupan zat gizi pada anak keluarga miskin dan tidak miskin bermakna pada tarat 5%, 2. Ratatata Z-skor untuk indeks-BB/U, PB/U dan BBIPB anak Keluarga miskin lebih rendah dibandingkan dengan anak keluarga tidak mmiskin 3. Proporsi_anak yang mengalami_hambatan kemampuan motonk kasar anak pada keluarga miskin lebih besar daripada proporsi kelvarga tidak miskin, Perbedaan ini bermakna pada tarat 5% PGM 2002,25 (2): 28-48 4, Terdapat_hubungan yang bermakna antara emampuan motor kasar anak dengan kecukupan konsumsi energi, protein dan aktifias anak 5. Tingkat Kecukupan konsumsi energi dan protein merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan motonk anak, dengan model persamaan Y = 1,5134 + 1,2915" kecukupan energi ++°1,3538" kecukupan protein UCAPAN TERIMA KASIH Terima Kasih kami sampaikan kepada Bapak Abas Basuni Jahari yang telah member arahan mulai dari penyusunan proposal sampai pada analsis dan penulisan laporan akhir. Selanjutnya, terima kasin kami sampaikan pada Kepala Dinas Kesehatan Kabubaten Bogor dan jojarannya atas

You might also like