SKENARIO MAFIA CINA INDONESIA JADIKAN JOKOWI BONEKA
Keterlibatan James Riady, Antony Salim dan para konglomerat cina Indonesia sebagai otak di balik
kemenangan Jokowi Widodo (Jokowi) dalam pilkada Dkl Jakarta tahun 2012 lalu dimulai saat Megawati
Soekarnoputri Ketua Umum PDIP menyetujui Jokowi diusung oleh PDIP sebagai calon gubernur DKI
Jakarta menggantikan Mayor Jenderal TNI (Purn) Adang Ruchiatna yang semula
nggulkan.
Jokowi awalnya disebut akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah bersaing dengan Bibit Waluyo
‘yang kembali diusung oleh Partai Demokrat. Persiapan untuk pencalonan Jokowi sebagai cagub Jateng
sudah lama dilakukan terutama melalui pencitraan - pencitraan Jokowi yang dipublikasikan luas dan
masif oleh media - media dan akun - akun di sosial media. Pada tahap awal ini, peran besar konglomerat
Edward Suryajaya (anak pendiri Astra, Konglomerat Indonesia William Suryajaya), Lukminto (pengusaha
pemilik PT. Sritex Solo), Imelda Tio ( pengusaha property dan pemilik Paragon / Sun Motor Grup).
‘Tetapi itu semua, rencana pencalonan jokowi sebagai gubernur jateng hanya akal - akalan saja, karena
jokowi sudah lama direncanakan untuk menjadi presiden indonesia boneka mafia dan pemerintah cina.
Hubungan keluarga antara Edward Suryajaya dengan James Riady, mengantarkan na:
tangan kelompok James Riady. Setelah terjadi perubahen terhadap rencana Jokowi tadi, lames Riady
mempersiapkan sebuah rencana besar di mana Jokowi akan diplot sebagai calon presiden setelah
memenangkan Pilkada DKI. Tim besar untuk pemenangan Jokowi di Pilkada DKI sekaligus di pemilihan
presiden Indonesia pada Juli 2014 dibentuk.
Jokowi ke
‘Tidak tanggung - tanggung James Riady mengkonsolidasikan kekuatan untuk memenangkan Jokowi di
Pilkada DK! 2012 dan Pilpres 2014. Stanley Benhard Greenberg, teman karibnya di Arkansas Connection
diminta terlibat penuh mendukung Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Pembentukan Jaringan Sosial Media Volunteer (lasmev) dipimpin oleh Kartika Djoemadi seorang paktisi
‘spin doctor! atau pemutar isu di dunia maya. Ribuan tenaga honorer direkrut khusus untuk bertugas
menjalankan puluhan ribu akun di sosial media (facebook, twitter, dan lain - lain).
Diluar Jasmev yang bekerja 24 jam dengan tiga shift itu, James Riady dan teman - temannya juga
mengkosolidasikan kekuatan jaringan media yang mereka miliki serta menyewa (kontrak) media - medialain untuk membantu pembentukan citra dan elektabilitas Jokowi mulai dari Pilkada DK! sampai pilpres
2014. Semua disusun secara rapi dan canggih sehingga berhasil membentuk opini dan persepsi palsu
seolah - olah Jokowi adalah calon pemimpin terbaik yang dimiliki Indonesia.
James Riady dan Antony Salim selaku ‘mastermind! dibalik pencapresan Jokowi ini belum diketahui
maksud dan tujuannya. Diduga, mereka ingin menciptakan presiden boneka yang berada di bawah
kendali mereka.
Untuk jaringan militer (TNI) dan purnawairawan TNI, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)
Jenderal TNI (Purn) Abdul Mahmud Hendro Priyono, Jenderal Luhut Panjaitan (mantan Menteri
Perindustrian dan Dankodiklat TNI AD), Jenderal TNI Purn. Agum Gumelar (mantan Menteri
Perhubungan dan Ketum PSS!) dan sejumlah purnawirawan jenderal lainnya direkrut untuk membantu
kemenangan Jokowi.
Untuk pembiayaan rencana mereka memenangkan Jokowi sebagai gubernur DK\ Jakarta dan presiden
Indonesia, semua sumber daya mayoritas konglomerat cina Indonesia, konglomerat - konglomerat
buronan kasus korupsi Bantuan Likudikasi Bank Indonesia (BLBI), bantuan dari China Connection dan
Arkansas Connection dipadukan untuk menyokong rencana besar itu. Termasuk bantuan dana dari
perusahaan besar (konglomerasi) yang sering dikumpulkan, diantaranya melalui pertemuan rahasia
sekitar SO pengusaha besar cina di Panini Cafe, Setiabudi Building, Jakarta Selatan pada pertengahan
September 2012 lalu.
Sebagai konglomerat Indonesia, pemilik Lippo Group dan First Media Group, upaya James Riady
menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI, bukan hal yang mustahil bahkan bukan hal yang sulit. Kiprahnya
dalam tim sukses Bill Clinton pada Pilpres AS tahun 1992 dan 1995 dan hubungan khususnya dengan
para elit AS menjadi modal besar sangat berguna bagi rencana besarnya menjadikan Jokowi sebagai
Presiden RI.
Rencana mayoritas konglomerat tionghoa Indonesia yang dikoordinir oleh James Riady untuk
mendudukan Jokowi sebagai presiden Indonesia bukan tanpa halangan. Perhimpunan Masyarakat
Tionghoa Indonesia (INTI) menolak bergabung dengan kelompok James Riady karena
mempertimbangkan potensi bahaya besar yang akan terjadi jika Jokowi dipaksakan menjadi presiden,
dikhawatirkan mayoritas rakyat Indonesia ketika menyadari konspirasi ini akan marah besar dan berbalik
memusuhi kelompok minoritas yang dituding sebagai dalang dari penciptaan Jokowi sebagai presiden
boneka. INTI menyadari betapa besar bahaya dari konspirasi politik yang dimainkan oleh mayoritaskonglomerat tionghoa jika rakyat Indonesia pada akhirnya tidak dapat menerima perbuatan kelompok
James Riady yang melanggar kedaulatan bangsa Indonesia. (bersambung).
Rencana besar (Grand Scenario) James Riady menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI mendapatkan
bantuan sepenuhnya dari mentornya, Antony Salim. Meski tidasecara langsung atau terbuka, Antony
Salim membantu James Riady melalui tangan Chairul Tanjung, proxy (kuasa bisnis) Antony di Bank Mega
dan Trans Corporation. Melalui bantuan Antony Salim, ratusan organisasi relawan Jokowi di seluruh
Indonesia dibentuk dan dibiayai Chairul Tanjung dan atau Trans Corp.
Antony Salim adalah putra almarhum Liem Sioe Liong atau Sudono Salim, Taipan terkaya di Indonesia
yang dikenal sangat dekat dengan Presiden Suharto pada masa orde baru dulu. Tidak dapat dipungkiri,
keberhasilan Grup Salim menjadi konglomerasi terbesar di Indonesia dikarenakan kedekatannya dengan
Presiden Suharto, yang memberikan begitu banyak kemudahan dan konsesi terhadap Sudono Salim /
Group.
Hubungan Presiden Suharto dan Sudono Salim merenggang ketika Sudono Salim sebagai pemimpin para
konglomerat Indonesia yang tergabung dalam Yayasan Prasetya Mulia menolak permintaan Suharto
untuk memberikan sumbangan sekitar 2.5% dari laba bersih perusahaan millik para konglomerat yang
rencananya dana sumbangan itu akan digunakan sebagai sumber pembiayaan dan pembinaan usaha
mikro, usaha kecil, koperasi dan usaha menengah kaum pribumi Indonesia yang masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan keum non pribumi yang mendominasi sektor ekonomi Indonesia selama puluhan
tahun.
Antony Salim adalah mentor atau pembimbing James Riady. Dalam tradisi Cina, Antony Salim adalah
dy, sebagaimana ayahnya Muchtar Riady, mantan Direktur Utama Bank BCA (milik
"Toako' bagi James
Salim Group) yang juga direkrut dan dibina oleh Sudono Salim (ayah Antony Salim).Antony Salim dan James Riady disinyalir sebagai inisiator mengumpulkan seluruh konglomerat cina
Indonesia untuk bersatu padu menjadikan Jokowi sebagai presiden Indonesia boneka mereka.
‘are ar ae te er reno