You are on page 1of 17
BABI PENDAHULUAN 1.1 BESARAN Visika adalah imu yang mempelajari keadaan dan sifat-sifat benda sera ala dengan perubshannya, mempelajari gejala-gejala alam serta hubungan antara sal Beh gejala lainnya, Hubungan peristiwa-peristiwa fisika dinyatakan dengan rumus-rumus: Mi akan nya seseorang Merebus air dengan menggunakan kompor listrik, komper listrik ivenghasifkan panas dan panas tesebut akan diserap oleh air untuk mengubal subunys Panas dari kompor listrik dinyatakan de n persamaan Q = i Rt dan panas yang diserap sir Q =m € A, Terlihat pada kedua perumusan terscbut adanya notasi-notasi huruf dan notasi-notasi tersebut meny: akan besaran fisika, Besaran adalah keadaan dan sifatsifat benda yang dapat diukur. Besaran fisika dibedakan menjadi 2 yaitu besaran dasar dan besaran turunan, Besaran dasar adalah besaran yang tidak dapat dinyatakan dengan besaran tain yang lebih sederhana, sedang besaran turuna dari besaran dasar. adalah besaran yang dapat dinyatakan / diturunka Dalam fisika dikenal 7 macam besaran dasar yaitu panjang, massa, waktu, arus Tistrik, suhu, intensitas cahaya, gram motekul Untuk memudahkan pernyataan suatu besaran dengan besaran dasar, dinyatakan suatu simbol yang disebut dimensi, Untuk besaran dasar meka massa dan a (panja Waktu) berturut-turut mempunyai dimensi { L], [| M | dan [7]. Adapun besaran-besaran turunan, misalnya kecepatan, percepatan, gaya, momentum mempunyai dimenst : Kecepatan ={LT'] M/s. Hewton—o ager Percepatan CED ey Welsh Gaya =(MLT 2] Kym/st Momentum ={MLT“| — \gys/s. Dalam persamaan-persamaan fisika yang setiap bagian (suku) berisi besaran-besaran, maka setiap bagian tersebut dimensinya harus sama. Contoh Lt Pada gerak fluida diperoleh persamaan Bernoulli p+ 4p" +pah = konstan dengan: p = tekanan (gaya persatuan luas) =m ssa jenis (massa persatuan volume) V= kecepatan 8 = percepatan gravitasi h= tinggi posisi pipa aliran alte ety suka persian vedeblr sama dimensinya Penyelesaian Dimensi gaya = MLT g=LT? Luas = 1 h=L Volume = L> P=MLT 7/1? = yp! 7? 4 ya eo) = Mir M 1.2 SISTEM SATUAN Sifat-sifat fsik suatu benda dapat dipelajari sccara kualitatif dan kuantitatif. Untuk Mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatf diperlukan pengukuran. Hasil Pengukuran dinyatakan dengan bilangan dan satuan Setiap besaran mempunyai satuan Yang berbeda dengan besaran lainnya, Fenggunaan satuam satuan dalam kaitan antara besaran yang satu dengan besaran yang, lain Perlu diatur, suatu sistem yang mengatur Penggunaan satuar Satuan disebut sistem satuan, Ada 4 (empat) macam sistem satuan, itu a. Sistem Statis (bi ‘ar dan kecil) b. Sistem Dinamis (MKS dan CGS) €- Sistem Inggris (absolut dan teknik) d. Sistem Internasional (SI) Dalam sistem SI, satuan besaran dasar beserta simbol masing-masin; ig satuan dapat dilihat pada Tabel 1-1. cc —_—_——eeest—tse BABI PENDAHULUAN Tabel I-1 Satuan Besaran Dasar [ No. Besaran dasar Satuan Simbol Dimensi | [7 [Pasian Meter m ei | 2. | Massa Kilogram kg iM 3. | Waktu Sekon 5 a | 4, | Anus listrik Amper A I 5. | Suhu Kelvin K ae} | 6. | Intensitas cahaya | Kandela cd boss | 7, [Gram motekut | Mote mol ny J Definisi satuan besaran dalam sistem Intemasional.. ing dalam 1. Satuan panjang standar adalah | meter yaitu 1.650.763,72 panjang gelombat hampa yang dipancarkan oleh atom kripton-86 pada peralihan antara tingkat energi 2Pjo dan Sds. Satuan massa standar adalah 1 kilogram yaitu massa suatu silinder yang terbuat dari platinum-platinum yang disimpan di kota Sevres, Perancis. 3. Satuan waktu standar adalah 1 sckon yaitu 9.192.631,77 xf,» denga frekuensi r, elektron atom cesium 133 antara dua tingkat mr= 0. Pancaran yang dikeluarkan pada peralihan “hyperfine”, yaitu tingkat f= 4, m;= 0 ke tingkat f= 4. Satuan arus listrik standar adalah 1 amper yaitu aru listrik yang bila dialirkan dalam dua kawat lurus sejajar yang sangat panjang jaraknya 1 meter dalam hampa, 1a sebesar 2 x 107 newton pada setiap meter kawat Ps menghasilkan gayé ‘ dengan T = subu titik tripel. 5 6. tensitas cahaya dalam arah pada suhu cair platina pada 1 knya zat yang mengandung Carbon-12 yang massanya Poa e BABI PENDAHULUAN Pada Tabel 1-2 berikut ini akan kita lihat satuan beberapa besaran Mekanika g L lam sistem satuan yang lain. ‘Tabel 1-2 satuan besaran mekanika. [Statistesar [mm $ Statis kecil em s A Bits bose | ase oag kg Newton i Dinknis kecit' | om | Ss er dyne | Minders norton | hess} Se") thai pa | \ | (foot) (pound mass) | (poundaly | [Ingeristeknik | Satcy lAciSalag Ibe | (oound force) | eee eee a eet EY Dalam sistem satuan Inggrs, selain foot, panjang, scringkali dinyatakan dalam satuan yang lain (inei dan mil, Untuk menyatakan sotuan besaran dari sistem satuan tertentu ke sistem satuah 'sinnya diperlukan angka konversi,berikut ini beberapa angka konversi : 1 inci = 254cm 1 tbm = 0,45359 kgm 1 foot = Win ler = 10%kg 1 foot = 0305 m I slug 32,174 Ibm ; . I mil = 52808 I lbe = 32,174 pd | yard = Ike. ms? }osfir = 101.292,8 N/m’, BABI PENDAHULUAN | eg Penyelesaian @) IN=Ikg.m/s? 0.asi30"™ fs? 0.3048 Dengan demikian 101.292,8x7,2331 10,76398? latm = 68066 pdl/t? Tatm = pal latm = 68066x——— Ibt/ft? Bz as Jatm = 2115,6 Ibffft? 1.3 VEKTOR Besaran-besaran fisika seperti kecepatan, percepatan, gaya, momentum ditentukan olch besar dan arah. Misalnya sebuah mobil bergerak dengan keecpatan 40 kmy/jam ke arah utara; besaran yang demikian dinamakan Besaran Vektor. Besaran yang hanya ditentukan oleh besarnys ssa, temperatur, energi, volume dan beranak panah; njang garis itik A ke rektor. Vektor da koordinat (titik 0) ke titik A MR B05: e000 B ay Gambar 1.1 Vektor 1.3.1 Penjumlahan Vektor Suatu partikel bergerak dengan lintasan lengkung dari titik A ke p, Kena : tan bergerak dengan lintasan lengkung dari B ke C; hasilnya partikel berpindah dar 4 te Perpindahan dari A ke C merupakan resultan perpindahan dari A ke B dan perin ay dari B ke C. Perpindahan semacam ini tidak dapat dijumlahkan secara aljabgy biasa melainkan dengan dijumlahkan secara vektor. Gambar 1.2 Vektor Perpindahan Jika dua Vektor akan dijumlahkan, misal Vektor a dan Vektor b, maka Penjumlahan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut - Vektor bbergeser sejajar dengan dirinya hingga pangkal vektor 5 berimpit dengan ung @. vektor a+b adalah vektor dari pangkal @ ke ujung vektor pindahan; atau ~ Vektor @ digeser sejajar dengan dirinya hingga pangkal © beri pit dengan ujung vektor }, i \Z 2 pindahan. Dari Gambar 1.3 terlihat bahw: a+b=b+a (komutatif) So Jika tiga vektor yang akan dijumlahkan, misal @, 6, dan € (lihat Gambar 1.4) maka penjumlahan dapat dilakukan dengan cara : = Menggeser vektor b ke ujung a menghasilkan vektor a+b yaitu vektor dari pangkal a ke ujung vektor b; menggeser vektor ¢ ke ujung vektor +b menghasilkan vektor (a+b) + yailu vektor dari pangkal a+b ke ujung vektor oe Menggeser vektor © ke ujung b menghasilkan vektor b+ yaitu vektor dari pangkal b ke ujung ¢; menggeser vektor b+e ke ujung a menghasilkan vektor a +(b+e) yaitu vektor dari pangkal @ ke ujung vektor (b +e). a b Gambar 1.4 Penjumlahan tiga vektor. Dari Gambar 1.4 terlihat bahwa : (a+b) +e =a +(b+e) (asosiatif) (1.2) 1.3.2. Pengurangan Vektor Dua vektor @ dan B besamya sama dan arahnya berlawanan, maka vektor 5 dinamakan vektor negatif dari vektor @ atau sebaliknya é . a Gambar 1.5 Vektor negatif rinsipnya pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor dengan vektor é a Gambar 1.6 Dari Gambar 1.6 terlihat bahwa : & eee +t) (anti komutatif) f bee Perkalian Vektor oe -besaran skalar, besaran-besaran Sebagaimana besaran . besaran vektor mempunyaj sika dengan dimensi lain. Karena ggunakan aturan-aturan untuk mendapatkan besaran fi rah, maka perkalian vektor tidak dapat dilakukan dengan men; dalam aljabar biasa. Ada tiga macam perkalian yang akan dibicarakan : ‘a. Perkalian vektor dalam skalar b. Perkalian skalar dari dua vektor c. Perkalian vektor dari dua-vektor a. Perkalian vektor dengan skalar Suatu vektor dikalikan skalar adalah vektor. Misalnya vektor a dikalikan dengan m (m=skalar), adalah vektor yang besarnya sama dengan ma (a besarnya vektor a), sedang arahnya sama dengan arah a bila m positif, atau arahnya berlawanan dengan arah vektor a bila m negatif. Perkalian skalar dengan vektor ini bersifat komutatif’ : wan nama perkalian titik dari dua ditulis a-b, hasilnya adalah skalar. itar vektor a dan a PEDAL 1B dapat dtulis = (a)(beos 8), yaitu besamya vektor a dikalix an pro 7 3" Proyeksi y pada arah vektor a atau juga dapat ditulis a:b = (a os6)p, Yaitu proyeksi y a : kearah vektor b dikalikan besarnya vektor J. Perkalian skalar dar dua es . ersifat komutatif ab=ba Atau ab cos) = ba cost a Perkalian vektor dari dua vektor Perkalian vektor dari dua vektor dikenal de gan perkalian silang dari dua vektor didefinisikan, axb= adalah vektor yang besamya absind arahnya adalah arah maju skrup put kanan bila diputar dari arah vektor a searah vektor 5 melalui sudut terkecil (Gambar 1.7) Pada Gambar 1.7 vektor a dalam bidang (a), sedang vektor b berimpit dengan perpoto n bidang alfa (a) dan bidanig beta (f) saling tegak lurus, sedang vektor ax terdapat dalam bidang beta. Besar vektor [ax = absing dengan 0 = sudut antara arah vektor a dan arah vektor b Dengan memperhatikan definisi_axb (Perhatikan Gambar 1.7), maka bxa -axb) (anti komutatif) BABI PENDAHULUAN 1.34 Komponen Vektor dan Vektor Sarwan a aiuraiko menjadi stip veRtoe aaa Untuk memudahkan operasi besaran vektor, setia? komponen-komponen ke arah sumbu-sumPu koordinat par 1.8) Ji komponen ay dan 4 (ihat Gam dan dapat diuraikan menjad | | ih Ee x m bidang datar = ‘en vektor dalar Gambar 1.8 Kompon Besar vektor @ =|a]=« SON ‘Arah vektor @ mengapit sudut 0 dengan sumbu %, dengan * tan Dalam ruang vektor ] dapat diuraikan menjadi komponen-komponen Oxy Ay dan a, (Gambar 1.9) past pexoancua’ I {at +a3 +a, a’ besar’-vektor dikalikan -vektor Satin Setiap vektor dapat ditulis den misalnya a= besar vektor a a, lihat fc vektor yang panjangnya satu saluan, Gambar 1.10 Gambar 1.10 Vektor dinyatakan dalam satuan vektor Dalam koordinat kartesian, vektor satuan keara sumbu x, y. dan z berturut-turut i,j dan k (Gambar 1.11) Gambar 1.11 Vektor satuan dalam koordinat kartesian Dengan menggunakan vektor i,j,k veklor yang dilukiskan pada Gambar 19 dapat ditulis : lebih mudah dilaksanakan tanp: Jika a aj+a b= bi+b,j+bk maka penjumlahar urangan, perkalian titik dan perkalian silang dari dua vektor dap dilakukan sebagai berikut Penjumlahan dua vektor : abcosO Jadi 9.6 = agby + ayby + a,b, Dengan memperhatikan definisi besar xb = absin@ , maka ini = jxy=kxk =0 ixj= k jxt=- Wikies kxj=-i ix} =k ixj=k 3 nita,j+a,k)x(b,i+b,j+b,k) = aby (1x5) + ab, (ixk) + ayby (jxi) +a, be (jxk) + ar by (kxi) +a, by (xj) axb= (a,b, ~a,b, i +(a,b, -a,b,)j+ (a ee (1.8) er terminan : (1.6) dapat juga ditulis dalam entuk de! Persamaan Ig eed k a, a. b, b, Contoh 1.3 a 1,6,5). Diketahui 3 ttik A (2,34) B (45,6) dan C ( a. Hitung besar dan arah vektor : AB, BC, dan AC b. Hitung besar dan arah vektor AB + BC c. Hitung besar dan arah vektor : AB - BC a=2i+3j+4k b=4i+5j+6k c=1i+6j+5k a, AB=b =(4i+5}+6k)-Qi+3]+4k) =2i4+2]+2k AB) = V2? +2? +2 Arah vektor AB mengapit sudut a, By, 7; dengan sumbu berturut-turut x, y dan z 12 23 2 B,=cos? — 23 cost 2 3 BC=c-b afl Thc vil vil b. AB+BC= AC (lihat pada Penyelesaian perta c. AB-BC = Bi+10j+i28)- =Sittjeah Besar vektor = V5? 7: ‘rah Vektor mengapig Sudut ay, 6 14 Pauditt cy dengan sumbu mengapit sudut as, f fe berturut-tun anyaan a, bagian terakhir) Gis3j+ak)-(iseinse Ys dengan Sumbu berturut-turut xy UX, y dan 2 dan z. pant enn anucuan fl 2, = cos > B, ecos! Contoh 1.4 feorang menarik bend bu z menyebabkan benda pindah dari titik A (2,3,1) ke titik B (4,6,3) d eek 6,3) dengan koordinat wan gaya besamya 3 gaya besamya 30 N arahnya mengapit sudut 45° dengan Sesi sum dalam meter. adalah perkalian titik dari vektor ps seran der ‘ang menyebabkan ean gaya Jika usaha ntukan usaha oleh gaya orang tersebut pergeseran tersebut, Penyelesaian AB=b-a . a(ei+oj+3k)-Gi+3i+18) ai+3j+2k ae ot = Vektor gaya F= (Bllcos 45°)i + G0e0s 60!) j+ (30008 Ok = 1 ‘sia = 21,211 +15,00)+15,00K FAB = (21,21) 2) + (15) 3) + (15) Usaha W = 42,42 +45 +30 = 112,42 joule Contoh 1.5 Sebuah benda dengan m Bergerak dengan kecepatan 3,4) dinyatakan dalam meter assa 2 kg terletak pada titik (2, 1 60°, 60°, 45° berturut- ye5 m/s dengan arah mengapit sudu turut dengan sumbu x, y dan 2. a. Jika momentum sebuah benda adalah perkalian massa benda dengan kecepatannya, hitungkan momentum benda. a vektor posisi anguler didefinisikan sebagai perkalian silang antar b, Jika momentum tentukan momentum ang! wuler tersebut. dengan vektor momentum, 15 Penyelesaian a. Momentum p= mv = (2\(5cos 60°i + Scos 60°j+ Scos 45°K ) =51+5j}+5V2k b. Momentum anguler L =rxmv =Qi +3) 44k) x S145 j+5V2 &) Radin | 234 Is 5 Sv3| 4| 2 4 +f | Is sv2|_ [5 sv2] 5 = (5 V3 ~20)i-gov2 - 20) }+ (0-15) k 21 -5,85}-5k u Contoh 1.6 ‘Sebuah vektor gaya mengapit sudut 60°, 45°, gaya adalah perkalian silang d F pada titik (2,3,4) dinyatakan dalam meter, besar gaya 30/N arahnya 60° dengan sumbu berturut-turut x, y dan 2. Jika vektor momen lari vektor titik tangkap dengan vektor gaya = | = vektor momen gaya Ta2is3jrak (B0c0s 60°) + (0c0s 43°) j+ (300s 60") Dees Vase Sade acth ioe! 4h 4 et Sa 1s ps dfs thief se = (4S = 84,84)i - (30-60)] + (63,63 45) Kk = 30,841 +30] +84,63%

You might also like