Professional Documents
Culture Documents
Raihan.pasha.i@ugm.ac.id
Lecturer and Researcher, Department of Civil Engineering
Vocational School, Universitas Gadjah Mada
Poin penting:
1. Efisiensi dan efektifitas
2. Transportasi Berkelanjutan
3. Perilaku dan karakteristik perjalanan
4. Integrasi layanan
5. Jadwal yang pasti
Tata Guna Lahan
Aktivitas Orang
RTRWD
Provinsi Tatrawil
(Bappeda Provinsi)
RTRWK
Kabupaten Tatralok
(Bappeda Kabupaten)
• PTV VISUM merupakan salah satu software
pemodelan Transportasi yang mampu
mengintegrasikan dengan GIS dengan model
perencanaan transportasi
• Mampu untuk memenuhi kebutuhan
terhadap evaluasi kinerja suatu jaringan
Transportasi (Angkutan Umum, Kendaraan
Pribadi, dll) dengan menyediakan hasil
secara matematis dan visual
MAT
Penumpang
Bus Trans
Jogja 2019
Keterangan:
A. Overview window
B. Quick view window
C. Network window
B D. Toolbar
E. Menu Bar
Pengaturan Network:
1. Arahkan kursor menuju ke Menu Bar dan
pilih menu Network
2. Pilih perintah Network Settings
3. Pilih unit yang akan digunakan dan arah
lalu lintas
• Hal ini berkaitan dengan waktu operasi Angkutan Umum
• Berpengaruh terhadap proses pembebanan dan PuT operating indicators
• Pengaturan calendar juga berpengaruh terhadap menu Valid days
• Valid days digunakan untuk pengaturan pada vehicle journey sections
• Terdapat 3 pilihan:
a. No Calendar = Hanya menggambarkan periode analisis satu hari
b. Weekly Calendar = Demand & Supply bisa diubah sesuai hari dalam 1 minggu
(Senin-Minggu)
c. Annual Calendar = Pengoperasian dapat ditentukan pada hari apapun dalam 1
Tahun
1. Pengaturan Calendar melalui menu Network Settings
2. Pengaturan Valid day melalui menu PuT Operations
Pengaturan Moda Transportasi:
1. Arahkan kursor menuju ke Menu Bar dan
pilih menu Demand
2. Pilih perintah Transport
systems/Modes/Demand Segment
3. Tambahkan moda Bus dan Walk pada
menu transport system dengan jenis
Publit Transport (PuT)
4. Tambahkan Mode Public Transport (PuT)
dengan transport system Bus dan Walk
5. Tambahkan Demand Segment untuk PuT
• Pengaturan operator merupakan input yang dibutuhkan saat melakukan pemodelan
dengan jaringan yang lebih kompleks
• Seperti contoh Angkutan Umum TransJakarta di Jabodetabek terdiri lebih dari 1
Operator
• Hal ini dapat memudahkan dalam melaksanakan evaluasi pada jaringan yang besar
• Jenis Angkutan Umum yang dimodelkan dapat terdiri dari berbagai macam jenlis
dengan mengatur vehicle unit dan vehicle combination.
• Setiap vehicle unit diterapkan pada 1 atau lebih transport system
• Jumlah kapasitas duduk dan total kapasitas ditentukan sebagai input
• Vehicle Combination terdiri dari 1 atau lebih vehicle unit.
• Sebagai contoh rangkaian MRT memiliki bagian lokomotif dan beberapa
kereta/gerbong.
• Apabila Bus hanya cukup sebagai 1 vehicle unit
• Apabila Kereta dan trams terdiri dari 2 kendaraan maka membutuhkan pengaturan
vehicle combination
• Vehicle combination dibutuhkan untuk megevaluasi indikator seperti service
kilometer
A. Pengaturan Vehicle unit
B. Pengaturan Vehicle Combination
Ilustrasi Jaringan Jalan dan Layanan Angkutan umum di PTV Visum
Rute 1
Link
Rute 2
Node
Stop Point
Stop Point
Pengamba Pengamba
S Stop ran
ran
= Stop Areas
= Stop Points
• Detail lokasi
stop areas
Pengaturan Stop Areas
• Pada menu stop areas
akan muncul informasi
stop points yang
terhubung pada stop
areas tersebut
• Informasi yang
diberikan yaitu stop
area terhubung
dengan lokasi stop
• Terdapat juga
koordinat posisi untuk
stop area
• Pengaturan koordinat
tidak diberikan pada
stop point
Pengaturan
Stop Points
• Informasi
yang
tersedia
adalah jenis
moda yang
berhenti
pada stop
points serta
time profile
setiap moda
• Main Line digunakan untuk evaluasi
dari line yang ditempatkan pada
main line
• Line digunakan untuk membentuk
beberapa line routes. Line tidak
memiliki informasi run times antar
stop points
• Line routes merupakan bagian dari
line dan menjelaskan rute dari salah
satu arah
• Time profiles menjelaskan mengenai
temporal sequence dari suatu line
route
• Vehicle journey menggambarkan
suatu layanan PuT yang lebih detail.
1 2
Pengaturan Rute:
1. Menu Line Route menjadi dasar untuk memulai pembentukan rute dari suatu halte awal
menuju halte akhir
2. Pembentukan rute tidak dapat dimulai dari suatu node atau sebaliknya rute juga tidak
dapat diakhiri didalam suatu node
3. Rute hanya dapat dibentuk dengan menghubungkan antara 2 halte
• Line routes
menggambarkan
arah rute yang
berbeda
• Time profile dari suatu line
route dapat dibedakan.
• Hal ini dilakukan apabila ada
suatu perjalanan PuT dari
suatu rute jalur akan berhenti
di suatu halte namun
perjalanan lain tidak berhenti
Pengaturan Run Time:
1. Setiap rute dari titik halte A ke
B memiliki waktu perjalanan
yang berbeda dan dikenal
sebagai run time PTV VISUM
2. Pada menu line route editor,
run time diatur sesuai waktu
perjalanan dari Stop Point
awal ke Stop Point berikutnya
pada suatu rute
3. PTV VISUM secara otomatis
akan selalu memperbarui nilai
Run Time berdasarkan jarak
dan kecepatan dari moda
transportasi yang dimodelkan
Pengaturan Timetable:
1. Jadwal keberangkatan dan kedatangan
diatur dalam menu Timetable pada
setiap rute yang berisikan informasi
terkait Headway, jumlah layanan
perjalanan kendaraan (Vehicle Journey),
dan waktu keberangkatan kedatangan
pada setiap Stop Point
2. Timetable dapat tersaji dalam dua jenis
tampilan yaitu tabular dan graphical
3. Setiap waktu kedatangan dan
keberangkatan dari setiap vehicle
journey akan ditampilkan pada jendela
vehicle journey section.
4. Jumlah frekuensi yang dimodelkan
disesuaikan dengan headway yang
dihasilkan pada setiap rute di jam
puncak
Pengaturan
Line
• Klik pada
perintah line
• Kemudian
buat line
sesuai nama
di gambar
(MRT Route
1)
Pengaturan Line
Route
• Klik pada line
route lalu arahkan
pointer menuju ke
transit/halte
pertama menuju
transit/halte Akhir
• Secara otomatis,
jendel line route
editor akan
muncul
• Jendela ini
mengatur run
time antar halte
Pengaturan timetable diatur melalui insert mode pada ujung kiri atas
Pengaturan jam beroperasi diatur mulai dari pukul 05.00-22.00
Langkah:
1. Create matrice -> demand matrices-> atur penamaan sesuai dengan perencanaan contoh MAT PuT
2. Isikan jumlah perjalanan antar zona sesuai dengan zona yang telah di atur
3. Sesuaikan MAT PuT dengan Demand Segment yang telah diatur (Public Transport) pada kolom matrix
• Isikan jumlah perjalanan penumpang antar zona = 1000
• Klik pada matrix untuk public transport lalu pilih “Select matrix directly”
• Pilih matrix yang telah dibentuk sebelumnya
Pengaturan Procedure Sequence:
1. Proses pembebanan perjalanan penumpang Bus Trans Jogja menggunakan PTV VISUM tersedia
dalam 3 jenis yaitu Transport System-Based, Headway-Based, dan Timetable-Based
2. Seluruh proses analisis menggunakan PTV VISUM berlangsung secara urut
3. Proses pembebanan dimulai dengan membebankan MATke dalam jaringan
Terdapat 3 jenis model pembebanan angkutan umum Headway based Timetable based
Fungsi Impedance:
• Transport system based
Imp = PJT * factor + number Fungsi Impedance
Model ini tidak membedakan antara setiap line. Namun fare points * factor
Imp = PJT * factor + number
hanya mempertimbangkan run times pada setiap rute. fare points * factor
PJT = in-vehicle time *
• Headway based PJT [min] =
fac + access and egress time * In-vehicle time • FacIVT •
Model ini menggambarkan setiap rute, run times dan fac + walk time * fac (in)direct attribute of vehicle jo
headway. Waktu tunggu transfer dianggap secara global + origin wait time * fac + urney items
transfer wait time * fac + PuT-Aux ride time• FacAXT
yang berarti bahwa keberangkatan jalur yang berbeda tidak + number of transfers * 5 min •(in)direct TSys attribute
bergantung dengan yang lain. + Access time • FacACT
+ Egress time • FacEGT
Tiga langkah operasional dalam prosedur berbasis headway + Transfer walk time • FacWT
adalah: perhitungan headway, pencarian rute dan pilihan + Origin wait time • FacOWT
+ Transfer wait time • FacTWT
rute, dan pemuatan rute + Number of transfers • FacNT
+ Number of operator changes
• Timetable based • FacOC
Model ini mempertimbangkan jadwal yang lebih detail dari + Extended impedance • Fac
waktu keberangkatan hingga waktu kedatangan yang tepat.
Rute terbaik pada pemodelan angkutan umum ditentukan berdasarkan nilai impedance paling rendah
terdiri dari waktu, jarak, biaya dll
3 5
Titik
Vehicle • Dapat menggambarkan timetable, rencana, koneksi, volume atau
Journey transfer flow
Transfer
2 • Tahapan
1. Klik pada perintah schematic line diagram
2. Klik pada layout parameter
3. Atur waktu dari line diagram
4. Atur graphic parameter
5. Tentukan stop, rute dan vehicle journey yang akan dimasukkan
ke diagram
6. Tentukan arah diagram yang akan dibentuk
7. Atur Graphic Parameter
8. Save
Referensi
Friedrich, M., Haupt, T., & Noekel, K. (1999). Planning and analyzing transit networks: an integrated
approach regarding requirements of passengers and operators. Journal of Public
Transportation, 2(4), 19-39.
Friedrich, M., Mott, P., & Noekel, K. (2000). Keeping passenger surveys up to date: A fuzzy
approach. Transportation research record, 1735(1), 35-42.
Heyken Soares, P., Ahmed, L., Mao, Y., & Mumford, C. L. (2021). Public transport network
optimisation in PTV Visum using selection hyper-heuristics. Public Transport, 13, 163-196.
Isheka, R. P. (2019). Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Bus Trans Jogja
dengan Metode Least Square dan TFlowFuzzy. Yogyakarta: Magister Sistem dan Teknik
Transportasi (MSTT), Universitas Gadjah Mada.