You are on page 1of 15

MAKALAH GEOGRAFI MANUSIA

POLA DAN PROSES SOSIAL


Dosen Pengampu : Dra.Rosni,M.pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

Devi Rosalinda Manalu 3223131011

Ester Y.F Simamora 3223131053

Lolona Manik 3222431001

Ridho Amalan Saufi Sipahutar 3221131011

Vinny Natasya Hura 3223331005

KELAS A
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah kami yang berjudul tentang Pola dan proses sosial ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas Mata kuliah Geografi manusia. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Permasalahan penduduk dan solusinya ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu kami yaitu bu Dra.
Rosni M.Pd yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan.Semoga makalah Kebutuhan manusia ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Medan, 18 Oktober 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Proses Sosial Da Interaksi Sosial...................................................................2
B. Syarat-Syarat Interaksi Sosial........................................................................3
C. Bentuk Bentuk Interaksi Sosial......................................................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila individu
Dengan individu dan kelompok dengan kelompok sosial saling bertemu dan
Menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi
Apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
Yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik
antara,Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila individu
dengan individu dan kelompok dengan kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara
berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial
dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan seni,seni dengan budaya,
dst. Dalam proses sosial, seni mempengaruhi 2 (dua) faktor dasar yaitu faktor
intraestetik dan faktor ekstraestetik. Faktor intraestetik sebagai gagasan yang
berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsur-unsur, asas-asas estetik, dan
konsep, sedangkan faktor ekstraestetik sebagai proses sosialnya yang mencakup
aspek-aspek psikologis, sosial, budaya, lingkungan alam, fisik serta
perubahanperubahannya, dan kebutuhan hidup lainnya dalam pengertian yang luas,
baik langsung maupun tidak langsung menjadi bagian terpadu dalam perwujudan seni
(Rohidi (2012:75).
Proses sosial ini menciptakan desain bentuk dan warna kreasi sendiri. Dalam
hal ini proses tersebut harus melewati tahap yang disebut dengan istilah bargaining

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu proses sosial
2.Apa itu interaksi sosial

C.Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu proses socialDan bagaimana
cara melakukannya, juga untuk mengetahui rekayasa sosial yang Dilakukan dalam
kehidupan sehari hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Pengetahuan mengenai proses sosial berawal dari perubahan dan
perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para
warganya mengadakan hubungan satu sama lain baik dalam bentuk perorangan
maupun perkelompok. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yan telah ada. Dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik
antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan
seterusnya.
Bentuk umum proses sosial adalah interkasi sosial (yang juga dapat dinamakan
proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antar pihak tertentu, stimulasi dan
tanggapan antarmanusia. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan natara orang-perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang bertemu. Seperti saling menegur, berjabat
tangan, saling berbicara, dll.

Interaksi sosial hanya terjadi antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari
kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan
hubungan yang langsung dengan seseuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem sarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Berlangsungnya proses
interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti,
identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara
terpisah maupun dalam keadaan tergabung.

a. Faktor Imitasi
Salah satu segi positif faktor ini, bahwa imitasi dapat mendorong seseorang
untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi
mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negative seperti tindakan-
tindakan yang menyimpang.
b. Faktor Sugesti
Faktor sugesti berlagsung apabila seseorang member suatu pandangan atau
sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudin diterima oleh pihak lain.

c. Faktor Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau
keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena keprbadan seseorang
dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi berlangsung dengan
sendirinya (secara tidak sadar), maupun disengaja. Proses idebtifikasi berlangsung
dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal
pihak lain sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak
lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya.

d. Faktor Simpati
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa
tertarik pada orang lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat
penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami
pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.proses simpati akan dapat berkembang
di dalam suatu keadaan di mana faktor saling terjamin.

2.2. Syarat-syarat Interaksi Sosial


Ada beberapa syarat yang menyebabkan terjadinya ineteraksi sosial
diantaranya sebagai berikut :

1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama
dan tango yang berarti menyentuh. Jadi, secra harfiah kontak adalah bersama-sama
menyentuh. Secara fisik, kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniah.
Apabila dengan perkembangan teknologi saat ini, orang-orang dapat berhubungan
melalui telepon, telegraf, radio, surat dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa
hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak. Erjadinya
suatu kontak tidak semata-mata dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan
tersebut. Kontak sosial dapat bersifat positif yang mengarah pada suatu kerja sama,
atau bahkan bersifat negative yang mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan
sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, meliputi antara orang-
perorangan, antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya, serta anatara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak dapat pula bersifat prmer yang terjadi apabila yang mengadakan
hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, dan bersifat sekunder yang
memerlukan perantara.

2. Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap),
perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang lain tersebut.
Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya ketika orang Indonesia
berjabat tangan dengan orang Jerman padahal keduanya tidak mengerti bahasa yang
diucapkan satu sama lain. Dalam kasus tersebut, kotak sebagai syarat pertama telah
terjadi, tetapi komunikasi tidak terjadi sehingga interaksi sosial pun tidak terjadi.
Dengan demikian, apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa
komunikasi tidak mempunyai arti apa-apa.

Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat


diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang
sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial
dengan pihak-pihak lain. Kehdupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah
seseorang sama sekali dasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya. Dapat
pula disebabkan karena caat pada salah satu inderanya. Terasingnya seseorang
mungkin jga disebabkan karena pengaruh perbedaan rasa tau kebudayaan yang
kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Seperti pada masyarakat yang berkasta
dan pada beberapa suku bangsa di Indonesia yang tertutup atau terasing dan kurang
mengadakan hubungan dengan dunia luar agak sulit juga untuk mengadakan suau
interaksi sosial.

2.3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-benuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan


(competition) akomodasi (accomodation) dan bahkan dapat juga berbentuk
pertentangan atau pertikaian (conflict). Tiga pendapat tokoh:

Gillin dan Gillin Kimball Young Tomatsu Shibutani


Bentuk interaksi adalah;
Proses yang asosiati Oposisi (persaingan dan Akomodasi dalam situasi
(akomodasi, asimilasi,
dan akulturasi) pertentangan) rutin
Proses yang disosiatif Kerja sama yang menghasilkan Ekspresi pertemuan dan
(persaingan, akomodasi anjuran
pertentangan)
Diferensiasi (tiap individu Interaksi strategis dalam
mempunyai hak dan kewajiban pertentangan
atas dasar perbedaan usia, seks,
dan pekerjaan)
Pengembangan perilaku
massa.

1. Proses-proses yang Assosatif

 Kerja Sama (cooperation)


Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi
sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog yang lain menganngap kerja sama merupakan
proses utama. Golongan terakhir memahamkan kerja sama untuk menggambarkan
sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk
interkasi tersebut dapat dikembalikan pada kerja sama. Kerja sama timbul karena
orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (ingroupnya) dan kelompok
lainnya (outgroupnya). Kerja sama akan lenih kuat apabila ada bahaya luar yang
mengancam aau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan secara
tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seseorang
atau sekelompok orang. Kerja sama Timbul karena adanya kepentingan yang sama
pada saat yang sama. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pada masyarakat yang
bentuk kerja sama merupakan unsur dalam sistem sosialnya, sering dijumpai warga
masyarakatnya kurang mempunyai inisiatif (daya kreasi).

Bentuk-Bentuk Kerja Sama:


a. Bargaining, yakni pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang
dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
b. Cooptation, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari
kegoncangan
c. Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan-tujuan yang sama
d. Joinventure, yakni Kerjasama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
Dari teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama, di
antaranya kerjasama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang serta-
merta, kerja sama langsung (directed cooperation) yang merupakan hasil dari perintah
atasan aau penguasa, kerja sama kontrak (contractual cooperation) yang merupakan
kerja sama atas dasar tertentu, serta kerja sama tradisional (traditional cooperation)
yang merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsure dari sistem sosial.

 Akomodasi (accomodation)
Akomodasi digunakan dalam dua arti, pertama akomodasi untuk menunjuk
pada suatu keadaan berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi anatara orang-
perorang atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma
sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, akomodasi
sebagai suatu proses yaitu akomodasi yang menunjuk pada suatu usaha-usaha manusia
untuk meredakan suatu pertentangan, yakni usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses yang digunakan oleh
para sosiolog untuk menggambarkan suatu peruses dalam hubungan-hubungan sosial
yang sama artinya dengan pengertian adaptasi oleh para ahli biologi untuk menunjuk
suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sebenarnya, akomodasi merupakan Suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan akomodasi :
a. Untuk mengurangi pertentangan antara orang- perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
b. Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan (untuk sementara waktu)
c. Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelas-kelas sosial yang
akibat budaya hidup terpisah
d. Mengusahakan peleburan antara kelas-kelas sosial yang terpisah (mis: kawin
campur)

Bentuk-bentuk Akomodasi:
a. Coersion, prosesnya paksaan
b. Compromise, masing-masing mengurangi tuntutannya
c. Arbitration, cara untuk mencapai compromise, dengan bantuan pihak ke tiga
yang dipilih oleh kedua belah pihak
d. Mediation, sama dengan arbitration, pihak ke tiga hanya sebagai penasehat
belaka
e. Conciliation, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak
yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama (lebih lunak dari
coercion)
f. Toleration, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil, kadang timbul
secara tidak sadar dan tanpa direncanakan
g. Stalemate, pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang
seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya
h. Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

Hasil-hasil akomodasi antara lain akomodasi danintergrasi masyarakat,


menekan oposisi, koordinasi sebagai keribadian yang berbeda, perubahan lembaga-
lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang
berubah, perubahan-perubahan dalam kedudukan, serta akomodasi membuka jalan kea
rah asimilasi.

 Asimilasi (asimilation)
Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang- perorang atau kelompok-kelompok manusia. Juga,
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses
mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama.Proses asimilasi timbul apabila terdapat kelompok-kelompok manusia yang
berbeda kebudayaan, orang-perorang bergaul secara langsung dan intensif untuk
waktu yang lama, kebudayaan-kebudayaan kelompok manusia tersebut masing-
masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Beberapa bentuk interaksi sosial yang mengarah pada proses asimilasi;


a. Interaksi sosial yang bersifat pendekatan pada pihak lain
b. Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-
pembatasan (mis,lnya; larangan kawin campur)
c. Asimilasi dapat dipercepat bila interaksi sosial bersifat langsung dan primer
d. Asimilasi kuat bila frekuensi interaksi sosial tinggi, tetap dan ada
keseimbangan antara pola-pola asimilasi tersebut.

Faktor-faktor yang mempermudah asimilasi meliputi toleransi, kesempatan-


kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang, sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya, sikap terbuka golongan yang berkuasa dengan masyarakat,
persamaan unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, serta adanya musuh dari
luar. Faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi meliputi terisolirnya
kehidupan suatu golongan, kurangnya penget mengenai kebudayaan yang dihadapi,
perasaan takut terhadap kekuatan sebagai kebudayaan yang dihadapi, perasaan sebagai
kebudayaan yang lebih tinggi daripada kebudayaan lainnya, perbedaan warna kulit
dan ciri-ciri badaniah dapat menjadi salah satu penghalang (dalam batas-batas
tertentu), adanya ”in-group feeling” yang kuat (umumnya pada golongan minoritas),
bila golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa, serta
perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

 Akulturasi

Akulturasi meliputi perubahan-perubahan dalam hubungan sosial, perubahan


perubahan dalam pola-pola adat istiadat serta interaksi sosial.

2. Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif disebut juga oppositional processes (lawan dari
kerjasama atau oposisi). Suatu masyarakat merupakan bentuk oposisi atau kerjasama,
tergantung pada unsure-unsur kebudayaan seperti sistem nilai-nilai, struktur
masyarakat dan sistem sosialnya. Misalnya: Masyarakat Amerika bersifat
kompetitif, keberhasilan ditentukan oleh faktor materi dan individualisme disebabkan
latar belakang sejarah, Masyarakat Indonesia bersifat kooperatif, sistem nilai-nilai
dalam masyarakat lebih menghargai bentuk kerjasama daripada bentuk proses sosial
yang disosiatif.
Bentuk-benuk Proses Disosiatif :

 Persaingan (Competition)
Orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian publik, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Dua tipe
persaingan diantaranya bersifat pribadi di mana orang-perorang langsung bersaing
misalnya memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi (rivaly). Dan
Tidak bersifat pribadi di mana kelompok-kelompok manusia yang bersaing seperti
antara dua perusahaan besar.
Bentuk-bentuk persaingan :
a. Persaingan ekonomi, tidak seimbangnya antara persediaan dan permintaan
b. Persaingan kebudayaan dalam hal penyebaran kebudayaan agama dan
pendidikan
c. Persaingan dalam mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam
masyarakat
d. Persainga ras
Fungsi persaingan:
a. Menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dalam memperoleh sesuatu
yang berharga atau bernilai
b. Sebagai saluran untuk memenuhi kepentingan publik dalam memilih sesuatu
(misalnya Perlombaan)
c. Alat untuk mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi sosial, sesuai dengan
kemampuannya
d. Alat untuk menyaring warga dalam kelompok-kelompok fungsional, seperti
kelas pemuka agama, seniman, politikus

 Kontravensi (Contravention)
Kotravensi ditandai adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang,
suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-
raguan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi merupakan suatu sikap mental
yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan
suatu golongan tertentu tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
Kontravensi bersifat agak tertutup atau rahasia. Salah satu bentuk Contravention
adalah cold war tujuannya membuat lawan tidak tenang, curiga, dan penuh rahasia.
Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan howard Becker meliputi
perbuatan-perbuatan (dalam bentuk umum) seperti penolakan, keengganan,
perlawanan; menyangkal pernyataan orang lain (dalam bentuk sederhana) di depan
umum, memaki melalui surat, selebaran, dll; dalam bentuk intensif seperti
penghasutan, menyebar desas-desus, mengecewakan pihak lain; bersifat rahasia
seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat; serta bersifat taktis
seperti mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain (dalam
pemilu).

Tipe Contravention meliputi kontravensi generasi masyarakat, seperti antara


orang tua-anak, atau generasi tua dan muda; kontravensi sex, menyangkut hubungan
suami-isteri dalam keluarga dan peranannya dalam masyarakat; dan kontravensi
parlementer, berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas
dalam masyarakat.

 Pertentangan atau Pertikaian (conflict)


Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana orang-orang
atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Sebab-sebab Pertentangan di
antaranya terdapat perbedaan antara orang-perorang (pendirian perasaan), perbedaan
kebudayaan, bentrokan antara kepentingan-kepentingan, serta perubahan-perubahan
sosial dalam masyarakat.
Pertentangan bermanfaat untuk memperbaiki suatu masalah atau pendapat
(misalnya dalam debat ilmiah atau dalam seminar), untuk masyarakat yang terbuka,
pertentangan berguna untuk meningkatkan stabilitas dan integrasi, serta membantu
untuk menghidupkan kembali norma-norma sosial atau menimbulkan norma-norma
sosial yang baru. Bentuk-bentuk pertentangan di antaranya pertentangan pribadi,
pertentangan rasial, pertentangan antara kelas-kelas sosial, pertentangan politik, dan
pertentangan yang bersifat internasional. Pertentangan menyebabkan bertambahnya
solidaritas in-group, bila pertentangan antarkelompok; goyah dan retaknya kelompok,
bila pertentangan antar golongan dalam kelompok tersebut; perubahan pada
kepribadian orang-perorangan; hancurnya harta benda dan manusia; serta akomodasi,
dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik
antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi
antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum,
dst.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu.
Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar
merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi
sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.

B. SARAN
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat,
maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup
tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar
individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan
kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
Daftar Pustaka:

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa.

https://www.academia.edu/resource/work/9725064

You might also like