Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan tabel 1 dan 2 didapatkan hasil yaitu nilai observed pola sidik jari Whor
kanan 10, kiri 13. Loop ulnar kanan 18, kiri 13; loop radial kanan 2, kiri 3. Ditemukan
satu pola sidik jari arch yang terdapat pada di ibu jari kiri. Nilai X2 hitung didapatkan
2,38 sedangkan X2 tabel 7,81. maka dari itu hipotesis awal 1:1 diterima dikarenakan
X2 hitung lebih kecil daripada x2 tabel. hal ini sesuai dengan pernyataan Eboh (2013)
yaitu hasil data menunjukkan tabulasi campuran uji chi square antara jenis kelamin dan
pola sidik jari. Dalam tiap pola sidik jari, jenis kelamin perempuan memiliki persentase
pola sidik jari loop dan whorl yang lebih tinggi. Adapun dalam uji X2, tidak terdapat
tautan yang signifikan antara jenis kelamin dan pola signifikan (P>0,05).
Pola sidik jari telah dikelompokkan oleh Galton, secara garis besar menjadi tiga
pola, yaitu tipe arch, tipe loop dan tipe whor Tipe arch berupa garis yang melengkung
ke arah distal dan pada pola ini tidak terdapat miradius. Pola loop memilda lengkung
seperti kait dengan satu triradius, dan pola whorl berbentuk pusaran dan memiliki dua
triradius (Wati, dkk 2015). Pada jumlah sulur didapatkan bahwa jumlah sulur antara
individu berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siburian dkk., (2010)
didapatkan bahwa jumlah sulur laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah sulur pada
perempuan. Hasil tersebut sesuai dengan teori Penrose. Hal ini dapat disebabkan
karena sangat umum ditemukan pola sidik jari whorl dan loop pada laki-laki sehingga
memberikan kontribusi yang besar pada jumlah sulur. Karena telah diketahui bahwa
pola arch lebih sering dijumpai pada perempuan dibanding laki-laki.
Perhitungan banyaknya rigi dilakukan mulai dari triradius sampai ke pusat dari
pola sidik jari. Klasifikasi dari bentuk sidik jari tersebut di muka didasarkan atas
banyaknya triradius, yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut
kira-kira 120 derajat. Bentuk sidik jari yang paling sederhana ialah lengkung (arch),
yang tidak mempunyai triradius, sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan rigi. Dua
buah triradius terdapat pada bentuk lingkaran Sedangkan bentuk sosok (loop) memiliki
sebuah triradius. Jika bagian yang terbuka dari bentuk sosok menuju ke arah ujung jari,
maka bentuk sosok dinamakan sosok radial. Tetapi jika bagian yang terbuka itu menuju
ke pangkal jari, maka bentuk sosok disebit sosok ulnar (Suryo, 2008).
Jumlah total sulur (Total Ridge Count) merupakan penjumlahan sulur dari
kesepuluh jari tangan. Penghitungan jumlah total sulur dilakukan dengan menentukan
garis yang ditarik dari titik triradius hingga ke pusat pola. Penghitungan jumlah sulur
tidak termasuk titik triradius dan pusat pola. Pada pola Whorl, karena terdapat dua titik
triradius, maka sulur dihitung untuk kedua sisi, akan tetapi jumlah sulur yang
diperhitungkan dalam menentukan jumlah sulur total adalah pada sisi yang terbanyak
Untuk pola Loop, karena hanya terdapat satu titik triradius, maka hanya ada satu sisi
yang akan di hitung jumlah sulurnya. Sedangkan untuk pola Arch, tidak memiliki core
dan hitungan garis antara delta dan core sehingga jumlah sulurnya adalah 0 (Purbasari
dan Sumadji, 2017).
Hasil ini sama dengan yang didapatkan Iriane di Indonesia, bahwa Sudut
ATD pada anak normal berkisar 45-49o. Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya diketahui bahwa sudut ATD memiliki hubungan dengan beberapa kelainan
dan penyakit tertentu. Pada penderita diabetes melitus memiliki ratarata sudut ATD
41,07 (Siburian dkk.,, 2010). Dari aspek intelegensi dapat diketahui bahwa sudut ATD
penderita sindrom Down berkisar antara 70-85. Sudut ATD merupakan sudut yang
terbentuk antara titik A, titik T, dan titik D. Titik triradius adalah titik yang dibentuk
oleh tiga sulur yang mengarah ketiga arah dengan sudut 120o. Cara perhitungan
besar sudut ATD yaitu dengan menentukan letak triradius pada telapak tangan mulai
dari pangkal jari ke II sampai dengan pangkal jari ke V. Titik triradius diberi nama mulai
dari jari ke II = a, jari ke III = b, jari ke IV = c, jari ke V = d. Titik pada pertengahan
pangkal telapak tangan adalah titik (T). Titik A dan D dihubungkan pada titik T,
membentuk sudut ATD pada telapak tangan (Iriane, 2003).
DAPUS ;
Amroni. 2016. Penerapan Rule Base Expert System Untuk Mengetahui Hasil
Perkawinan Antar Golongan Darah. Jurnal Ilmiah Media SISFO. 10 (2): 1978-
8126.
Bhat, M., Mukhdoomi, M.A., Shah, B.A., dan Ittoo, M.S. 2014. Dermatoglyphics: in
health and disease – A Review.Internatinal Journal of Research in Medical
Sciences 2(1):31-37.
Campbell, N. A.. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan-Jilid 3. Erlangga. Jakarta..
Dephan. 2003. Buku Putih Pertahanan Negara: “Mempertahankan Tanah air
Memasuki Abad 21. Indonesia”. Jakarta.
Eboh, DEO, 2013. Fingerprint patterns in relation to gender and blood group among
students of Delta State University, Abraka, Nigeria. Journal of Experimental and
Clinical Anatomy Vol 12(2): 82-86.
Elrod, S. L. dan W. D. Stansfield. (2002). Schaum’s Outlines Of Teory And Problems Of
Genetics. Fourth Edition. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Elvita, A. Genetika Dasar. 2008. Pekanbaru: University of Riau.
Fuller C. A Diagnostic Aid. Journal of Medical Genetic Dermatoglyphic, Vol 30 (11)
1973. p 10-14.
Goodenough, V. Genetika. 1988.Terjemahn Soemartono Adisoemarto. Jakarta:
Erlangga.
Hariyanti, M., Tri Samiha, Y., Maretha, D. E., & Hapida, Y. (2019). Hasil Pembelajaran
Kognitif dengan Model Pembelajaran POE pada Pelajaran IPA di SMP/SMA.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2019, 89-94.
Holder, Jr. 2002. U.S. Department of Justice Office of Justice Programs. Hal. 20.
Iriane, V.M dkk. 2003. Perbedaan Bentuk Lukisan Sidik Jari, Ridge Count, Palmar
Pattern dan Sudut ATD antara Orang Tua Anak Sumbing dengan Orang
Tua Anak Normal di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Majalah
Kedokteran Universitas Brawijaya Vol.XIX, No.2.
Klug, W. S., Cummings, M.R., Spencer, C. A., & Palladino, M. A. (2011).Concepts of
Genetict. California, USA: Pearson Press.
Najafi, Mostaf. 2009. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence
Quotient Level in Adolescents. Vol. 19, No. 3.
Nusantari, Elya. 2014. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif
Yogyakarta: Deepublish.
Odokuma. E. I., Eghworo., O., Avwioro, G., and Agbedia, U. 2008. Tongue Rolling and
Tongue Folding Traits In An African Population. International Journal Morphol. 26
(3)-533-535.
Pangestu, I., Habisukan, U. H., Hapida, Y., Handayani, T., & Oktiansyah, R.
2019.Pengembangan Media Pembelajaran Mind Mapping pada Materi
Eubacteria Kelas X. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2019, 82–
88.
Purbasari, K. dan AR. Sumadji, 2017. Variasi Pola Sidik Jan Mahasiswa Berbagai Suku
Bangsa di Kota Madiun Jurnal Florea Vol. 4(2): 47-54.
Raditya, A., & Antropologi, D. (2016). Distribusi Golongan Darah AB0 pada Masyarakat
Tengger.
Rafi‟ah Rt. St, Satmoko, Suryadi R., Ramelan W., Yusuf, Yuniar, Lutfiah SN, Tajuddin
MK, dan Syahrum MH. 1980. Pola TRC dan TTC jari-jari kelompok khusus
sarjana dan kelompok umum. Majalah Kedokteran Indonesia. No.8. h 198-201.
Ramandhani, M. R. 2013. Penerapan Pattern Matching dalam Penentuan
Pewarisan Sifat Genetis Tetua pada Anaknya. Makalah IF2211 Strategi
Algoritma. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Regar, J. 2009. Aspek genetik talasemia. Jurnal Biomedik: JBM, 1(3).
Sanjaya, O. C., Habisukan, U. H., Aini, K., & Hapida, Y. 2019. Pengembangan Media
Puzzle sebagai Media Pembelajaran Biologi pada Materi Eubacteria di SMA/MA.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2019, 95-99.
Siburian, J., E. Anggreini dan SF. Hayatı, 2010. Analisis Pola Sidik Jari Tangan dan
Jumlah Sulur serta Besar Sudut ATD Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit
Umum Daerah Jambi Jurnal Biospecies. Vol 2(2), 12-17
Suryadi R, Pola Sidik Jari dan Jumlah Jalur Total Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1999. Maj Kedokt Indon, 43(12), h 751-754,
Suryawati, E., & Suhendri, E. (2014). FREKUENSI DAN PENYEBARAN ALEL
GOLONGAN DARAH ABO SISWA SMUN I SUKU BANGSA MELAYU DI
KECAMATAN RUPAT KABUPATEN B ENGKALIS RIAU. Biogenesis, 1(2), 66-
69.
Suryo, 2008 Genetika Manusia Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Suryo. 2011. Genetika Manusia.Yogyakarta: UGM Press: Hal. 403.
Suryo. 2012. Genetika Untuk Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Syamsurizal, S. (2017). Sudut ATD sebagai Penanda Diabetes Mellitus Tipe-2 (DMT2).
Bioscience, 1(1), 1-7.
Vashist M, Yadav R, Rathee NR, 2011. Dankmeijer’s Index (D.I.) In Mental.
Wati, M, RRP Megahati dan WN. Sari, 2015. Pola Khas yang Ditemukan pada Sidik Jari
dan Telapak Tangan pada Anak-Anak Tuna Netra di Kota Padang. Jurnal
BioCONCETTA Vol 1(2): 59-66.
Zakiya, Z. T., Yeriska, F., Khotimah, A., Damailing, M. R., & Achyar, A. (2022). Analisis
Variasi Fenotip Lesung Pipi, Dagu Membelah dan Hands Clasping pada
Mahasiswa Jurusan Biologi Angkatan 2022 Universitas Negeri Padang. In
Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 2, No. 2, pp. 1093-1099).