You are on page 1of 2

Pada suatu hari salah satu Rumah Sakit yang ada di Kota Yterdapat seorang pasien yang

mengidap penyakit HIV datang untuk melakukan pengobatan.

Pasien: "Selamat pagi, sus”


Perawat 1: "Selamat pagi. Mari silahkan duduk."
Pasien: "Baik sus."
Perawat 1: "Boleh saya tahu namanya siapa? Dan apa keluhan ibu datang kemari?"
Pasien: Nama saya X sus, maksud kedatangan saya kemari untuk melakukan
pengobatan terhadap penyakit saya ini, sus."
Perawat 1: "Baiklah, kalau boleh saya tahu sejak kapan ibu X mengetahui jika ibu mengidap
penyakit HIV?"
Pasien: "Sejak saya melakukan VCT HIV”
Perawat 1: "Bagaimana awalnya ibu bisa terkena virus HIV?"
Pasien: “Mungkin karena dulu waktu masih muda saya adalah pecandu narkoba yang
menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan teman saya. Dan setelah beberapa tahun
saya mengalami gejala-gejala aneh seperti demam, lesu dan pegal-pegal. Dan saya mencari tau di
internet gejala apakah yang saya alami, ternyata gejala tersebut sama dengan gejala HIV dan
akhirnya saya mengikuti VCT, setelah beberapa hari hasil tes keluar ternyata saya terdeteksi
mengidap HIV”
Perawat 1: “Setelah ibu mengetahui hal tersebut, apakah ibu merasa shock karena kejadian ini?'
Pasien: "Ya tentu saya shock, dan saya sudah berfikir apakah saya akan mati karena penyakit ini,
tetapi saya sudah tidak shock lagi setelah saya diberi obat ARV (anti-retroviral). Apakah itu obat
ARV sus?
Perawat 1: “Obat ARV itu sendiri adalan anti retroviral yang berfungsi untuk mencegah
perkembangan bakteri dan virus yang jahat yang bermula dari virus HIV yang dapat berlanjut ke
AlDS”
Pasien: “Lalu apa fungsi dari ARV tersebut sus, apakah saya bisa sembuh dengan penggunaan
obat ARV tersebut?
Perawat 1: "Fungsi ARV adalah menekan penyebaran virus berbahaya tersebut, sehingga
pengidapnya tidak akan terkena AIDS, untuk penyembuhannya masih belum bisa bu dikarenakan
obat ARV ini hanya menekan risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi
oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral
load) dalam darah sampai tidak terdeteksi. Ibu harus meminum obat ini agar penyakit HIV tidak
semakin parah”
Pasien: “Dosis yang harus diminum tiap hari nya bagaimana sus?”
Perawat 2: “Baik bu saya akan menjelaskan prosedur pemberian pengobatan ARV. Obat
antiretrovira sesuai dosis diminum sesuai jenis obatnya. Untuk jenis NRTI (Nucleoside reserve
transcriptase inhibitors) seperti Lamivudin 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari,
Tenofovir (TDF) 300 mg sekali sehari, Zidovudin (AZT) 500-600mg/hari terbagi dalam 2 atau 3
dosis, abacavir (ABC) 300 mg 2 kali sehari atau 600 mg sekali sehari, Emtricitabine (FTC) 200
mg sekali sehari. Jenis lain Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) seperti
Efavirenz (EFV) 600 mg sekali sehari. Jenis Protease inhibitor seperti Lopinavir/ritonavir
(LPV/r) 400/100 mg 2 kali sehari atau 800/200 mg sekali sehari, Darunavir/ritonavir (DRV/r)
800/100 mg sekali sehari. Dan jenis yang terakhif adalah Fusion inhibitor seperti Dolutegravir
(DTG) 50 mg sekali sehari dan harus diminum secara rutin. Apakah ada yang ditanyakan lagi
bu?”
Pasien: “Baik sus sudah cukup”
Perawat: “Disamping pengobatan ARV ini ibu juga harus mulai menerapkan perilaku hidup
sehat ya bu, seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, mengurangi risiko penularan
kepada orang lain, berhenti merokok, mengelola stress dengan baik”
Pasien: “Baik sus terimakasih penjelasannya”
Perawat 2: “Baiklah bu, prosedur obat nya sudah selesai, jika obat sudah mau habis ibu bisa
datang ke sini dan konsul kembali ya bu”
Pasien: “Baik sus, terimakasih banyak”
Perawat: “Sama-sama”

You might also like