You are on page 1of 26

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


2.1.1 Penjualan
Pengertian Penjualan Elidjen, Gandi Cahyadi, dan Mario Andika
(2011) mendefinisikan penjualan sebagai hubungan timbal balik antara
pembeli potensial dan penjual yang memenuhi tiga tugas, yaitu
mengidentifikasikan kebutuhan dari pembeli potensial, mencocokkan
kebutuhan dengan satu atau lebih barang atau layanan yang dimiliki
perusahaan dan menyakinkan pembeli membayar produk atau layanan
tersebut. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran karena
pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian
serah terima barang maupun cara pembayaran yang disepakati oleh kedua
belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan. Menurut Suhendra (2007)
penjualan terbagi menjadi dua berdasarkan bentuknya yaitu:
1. Penjualan Tunai
Penjualan tunai adalah penjualan atas barang dagangan atau jasa yang
dilakukan oleh penjual kepada konsumen atau pembeli yang
pembayaranya dilakukan secara tunai / cash.
2. Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan atau jasa yang
pembayaranya dilakukan dengan memakai jangka waktu atau batas waktu
yang disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli.

2.1.2 Pemasaran (Marketing)


Definisi pemasaran oleh UK’s Charted Institute of Marketing pada
Dave Chaffey (2011) yaitu, pemasaran adalah proses manajemen yang
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi pelanggan, dan
memuaskan kebutuhan pelanggan secara menguntungkan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) “Marketing is the process by
which companies create value for customers and build strong customer
relationship in order to capture value from customers in return”. Pemasaran

7
8

adalah sebuah proses bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi


pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap
nilai dari pelanggan sebagai imbalan.
Menurut Vollmer dan Precourt (2008), Pemasaran di era ini
membutuhkan strategi dan alat-alat baru untuk menghubungkan secara efektif
dengan konsumen. Bukannya puas dengan mengetahui berapa banyak orang
yang terkena pesan brand mereka, beberapa pemasar bekerja keras untuk
menentukan seberapa baik pesan mereka diterima, apakah mereka cukup kuat
untuk menghasilkan tanggapan pelanggan, dan apa tanggapan saja mereka.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi dari
pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan
tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

2.1.3 Internet.
Menurut Laudon dan Traver (2010, p51), Internet adalah suatu
jaringan global yang menggunakan standar umum untuk menghubungkan
jutaan jaringan yang berbeda. Dari definisi-definisi terebut dapat disimpulkan
bahwa Internet adalah sebuah jaringan komputer global yang dapat
menghubungkan berbagai jenis jaringan pengguna yang berbeda diseluruh
dunia.
Jurnal pendukung tentang Internet market 1
E-commerce merupakan salah satu sektor ekonomi yang menunjukkan
beberapa pertumbuhan yang signifikan bahkan di tahun-tahun resesi
mengenai baik volume dan omset penjualan komersial. Kebiasaan belanja di
Hongaria telah sangat berubah, sebagian karena pengembangan model
distribusi baru, namun penyebaran inovasi teknologi (misalnya: smartphone,
tablet, dll) dapat memainkan peran penting juga. Pengembangan teknologi
dan metode pembayaran dan perluasan ruang sosial menjamin peluang lebih
lanjut perbaikan. Di sisi lain, ini juga membawa risiko yang dapat sebanding
dengan informasi, kesadaran dan langkah-langkah keamanan yang sesuai.
Jurnal pendukung tentang Internet market 2 :
Munculnya Internet dan teknologi terkait mengubah cara melakukan
bisnis secara global. Beberapa teknologi web dan terkait berkembang yang
9

mendukung E-business dan diadaptasi oleh organisasi utama untuk


mendukung kegiatan rantai suplai mereka. Supply Chains dikelola secara
efisien dan responsif melalui teknologi web dan tren dalam E-business. Studi
ini menunjukkan bagaimana tren E-business sejalan dengan perspektif
manajemen rantai pasokan. Melalui penyelarasan eksplorasi ini teknologi web
untuk solusi perusahaan, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan dan
memperkuat kekambuhan lanjutan dari fenomena teknologi terkemuka untuk
solusi enterprise. Artikel ini diakhiri dengan menghubungkan solusi rantai
pasokan yang muncul dengan perkembangan berlanjut di generasi web baru-
baru ini

2.2 Teori Khusus


2.2.1 Pengertian E-commerce
Menurut Dave Chaffey (2011), E-commerce adalah semua media
elektronik yang digunakan sebagai media pertukaran informasi antara
organisasi dengan pelanggan. E-commerce sering juga dianggap untuk
merujuk pembelian dan penjualan menggunakan Internet, orang-orang akan
langsung berpikir pembelian tersebut seperti membeli dari perusahaan ritel
seperti Amazon. Tapi E-commerce lebih melibatkan transaksi keuangan
dengan menggunakan media elektronik antara organisasi dan pelanggan. E-
commerce juga perlu dipertimbangkan karena semua transaksi diproses
dengan media elektronik antara organisasi dan akan berhubungan dengan
pihak ketiga. Menurut definisi, transaksi non finansial seperti pemesanan
barang / jasa oleh pelanggan untuk mendapatkan informasi lebih tentang
barang / jasa juga dianggap sebagai bagian dari E-commerce.

Menurut Laudon dan Traver (2010) ada 4 jenis e-commerce, yaitu:

1. Business to Consumer (B2C)


Bisnis (perusahaan, pedagang. dll) yang menjual atau menyalurkan
produk atau jasanya kepada pengguna akhir (konsumen). Dalam B2C,
konsumen adalah pelanggan yang membeli produk / menyewa jasa
suatu perusahaan dengan maksud hanya sebagai pengguna akhir
bukan untuk dijadikan sebuah bisnis kembali. Jenis E-commerce ini
umum, dimana tidak ada transaksi yang bersifat kontrak. Dalam jenis
10

ini, konsumen tidak hanya perorangan tetapi juga perusahaan-


perusahaan yang membeli dengan cara tersebut.
2. Business to Business (B2B)
Bisnis perusahaan antar perusahaan. Dalam B2B, perusahaan
bertransaksi produk atau jasa mereka dengan perusahaan lain dengan
maksud untuk keperluan bisnis bukan sebagai pengguna akhir. Pada
jenis ini, biasanya pelanggannya adalah perusahaan dengan
perusahaan, pedagang dengan pedagang, dan lainnya.
3. Peer to Peer (P2P)
Pertukaran yang terjadi antara konsumen dengan konsumen.
Pertukaran ini dapat melibatkan pihak ketiga seperti pada kasus
pelelangan di website eBay.
4. Consumer to Business (C2B)
Pertukaran secara online dimana konsumen mencari pembeli,
kemudian bisnis (perusahaan, pedagang, dll) mempelajari penawaran
mereka, dan memulai pembelian, bahkan terkadang secara berkala.

2.2.2 Dimention of E-commerce


Menurut Chaffey (2009), dimensi E-commerce dapat dibagi menjadi :
1. Brick and Mortar
Sebuah organisasi tradisional dengan keterbatasan penggunaan
Internet. Pada tahap ini, proses penjualan masih berbentuk offline dan
perusahaan hanya mempunyai toko fisik.
2. Click and Mortar
Sebuah bisnis yang menggabungkan kehadiran offline (toko fisik) dan
online (Internet). Pada tahap ini, Perusahaan sudah mulai merambah
ke dunia Internet namun masih melayani pembelian atau penjualan
secara fisik.
3. Click only or Internet Pureplay
Sebuah organisasi dengan prinsip keberadaan online. Pada tahap
ini seluruh proses bisnis dalam perusahaan sudah dialih fungsikan ke
dalam media Internet, mulai dari pemesanan, pembayaran, sampai
pengecekan inventory.
11

2.2.3 Pengertian Buy-Side E-commerce


Menurut Dave Chaffey(2011), Buy-Side E-commerce adalah
sebuah proses bisnis transaksi E-commerce perusahaan / organisasi
yang mengacu pada pembelian kebutuhan antara organisasi /
perusahaan dengan pemasoknya. Buy-Side E-commerce juga mengacu
pada transaksi untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan oleh
sebuah organisasi dari pemasoknya.

2.2.4 Pengertian Sell-Side E-commerce


Menurut Dave Chaffey(2011), Sell-Side E-commerce adalah
sebuah proses bisnis transaksi E-commerce antara perusahaan dengan
pelanggan yang mengacu pada transaksi yang bersifat penjualan
produk ke pelanggan sehingga transaksi E-commerce organisasi dapat
dipertimbangkan dari dua perspektif, Sell-Side dari perspektif
penjualan organisasi dan Buy-Side dari perspektif pembelian
organisasi.

2.2.5 Pengertian E-business


Menurut Dave Chaffey(2011), E-business adalah sebuah
media elektronik yang digunakan untuk pertukaran informasi, baik
didalam organisasi dan diluar organisasi yang dapat menjadi
pendukung dari berbagai proses bisnis pada organisasi / perusahaan.
Kunci utama dari E-business adalah proses organisasi, proses bisnis
tersebut termasuk penelitian, pengembangan, pemasaran, manufaktur
dan proses keluar-masuk nya logistik. Transaksi buy-side E-commerce
dengan pemasok dan transaksi sell-side E-commerce dengan
pelanggan juga dapat dianggap sebagai proses bisnis utama pada
perusahaan / organisasi.

2.2.6 Strategi E-commerce

Dalam pengembangannya E-commerce hanya merupakan jual-beli


yang di lakukan dengan menggunakkan media Internet. Tetapi dalam
12

pengembangannya Chaffey membuat pemahaman strategi yang baru bernama


generic strategy proses model.

(Sumber : Dave Chaffey,2011)


Gambar 2.1 Generic Strategy Process Model
Dalam bahasannya Chaffey mengembangkan strateginya menjadi 4
tahapan. Dimana terdapat panah di sebelah kiri dan kanan yang digunakan
untuk kembali ketahap sebelumnya atau lanjut ketahap sesudahnya. Jadi
dengan menggunakkan strategi ini perusahaan dapat lebih kritis dalam
mengambil keputusan.
13

2.2.6.1 Strategi Analiysis

(Sumber : Dave Chaffey,2011)


Gambar 2.2 Strategic Situation Analysis untuk E-business

Strategi analisis atau situasi analisis melibatkan antara lain:

1. Sumber daya internal dan proses-proses dari perusahaan untuk menilai


kemampuan perusahaan dalam penerapan E-business dan hasil sampai
saat ini dalam konteks peninjauan kegiatannya dipasar.

2. Lingkungan kompetitif langsung, termasuk permintaan dan perilaku


pelanggan, aktivitas pesaing, struktur pasar dan hubungan dengan
pemasok, mitra dan perantara.

3. Lingkungan luar dimana dapat mempengaruhi perusahaan beroperasi,


termasuk faktor sosial hukum, teknologi, ekonomi dan politik.

2.2.6.1.1 Tahap pengembangan model E-business

Stage Model berguna dalam meninjau bagaimana kelanjutan perusahaan


dalam penggunaan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi untuk
14

mendukung proses-prosesnya. Stage model secara tradisional telah populer


dalam analisis penerapan sistem informasi bisnis dalam sebuah
organisasi(Chaffey, 2011).

2.2.6.1.2 Sell-side E-commerce pada Chaffey.

1. Tingkat 0: Tidak ada website atau kehadiran di web.

2. Tingkat 1: Keberadaan web bersifat mendasar. Perusahaan hanya


mengambil domain untuk websitenya. Masih tidak memiliki tampilan
website di tahap ini.

3. Tingkat 2: website hanya menyediakan informasi sederhana. Berisi dasar


dari perusahaan dan informasi produk, kadang-kadang disebut sebagai
'brochureware'.

4. Tingkat 3: website interaktif sederhana. Pengguna dapat mencari situs dan


membuat query untuk mendapatkan informasi. Tahapan ini juga didukung
oleh pertanyaan menggunakan e-mail .

5. Tingkat 4: website Interaktif mendukung transaksi dengan pengguna.


Fungsi yang ditawarkan akan bervariasi sesuai dengan perusahaan tetapi
biasanya mereka akan terbatas pada pembelian secara online.

6. Tingkat 5: website yang sudah sepenuhnya interaktif yang mendukung


proses pembelian secara keseluruhan. Menyediakan hubungan pemasaran
dengan pelanggan individu dan memfasilitasi berbagai pertukaran
pemasaran.

2.2.6.1.3 Buy-side-E-commerce,

1. Tingkat I: Tidak ada penggunaan website untuk mendapatkan sumber


produk dan tidak ada integrasi elektronik dengan pemasok.

2. Tingkat II: Ulasan dan seleksi dari pemasok saingan menggunakan


situs perantara, pertukaran B2B dengan website pemasok. Pesanan
ditempatkan dengan cara konvensional.
15

3. Tingkat III: Pesanan ditempatkan secara elektronik melalui EDI,


melalui situs perantara, tukar menukar atau website pemasok. Tidak
ada integrasi antara sistem organisasi dan sistem pemasok. Diperlukan
perintah ke dalam pembelian stok atau sistem akuntansi sederhana.

4. Tingkat IV: Pesanan ditempatkan secara elektronik dengan integrasi


sistem pembelian stok perusahaan.

5. Tingkat V: Pesanan ditempatkan secara elektronik yang integrasi


penuh, perencanaan manufaktur pembelian stok perusahaan dan
sistem yang menkontrol stok.

2.2.6.1.4 External Environment

2.2.6.1.4.1 SLEPT Factor

Menurut Chaffey (2011), Untuk melihat faktor


lingkungan eksternal pada suatu perusahaan maka
digunakan kerangka kerja SLEPT. SLEPT terdiri dari
faktor Social, Legal, Economic, Political, dan
Technological. SLEPT berguna untuk menekankan
pentingnya faktor luar yang mempengaruhi praktek bisnis
melalui Interenet. Faktor-faktor SLEPT yaitu:
1. Social factors - Pengaruh persepsi konsumen dalam
menentukan penggunaan Internet untuk suatu kegiatan
tertentu.
2. Legal and ethical factors – Metode yang menentukan
faktor luar apa yang dapat mempengaruhi dan
mendukung bisnis secara online, baik itu aturan dari
pemerintah atau masyarakat dan usaha untuk
melindungi hak-hak individu untuk privasi.
3. Economic factors – Faktor luar dari bidang ekonomi di
berbagai negara dan wilayah yang dapat
mempengaruhi pola berbelanja dan mempengaruhi
model perdagangan internasional.
16

4. Political - Organisasi pemerintah nasional dan transisi


memiliki peran penting dalam menentukan masa depan
adopsi dan kontrol Internet dan aturan dengan yang
diatur.
5. Technological factors - Perubahan teknologi
menawarkan kesempatan baru dengan cara produk
dapat dipasarkan.

2.2.6.1.5 Internal Resources


2.2.6.1.5.1 Resource Analysis

Analisa sumber daya untuk perusahaan terutama


berkaitan dengan kemampuan internal perusahaan, yaitu
sejauh mana perusahaan memiliki tempat sumber daya
teknologi, infrastruktur aplikasi, keuangan dan sumber
daya manusia yang tepat untuk mendukungnya. Sumber
daya ini harus dimanfaatkan bersama-sama untuk
memberikan proses bisnis yang efisien, Dave
Chaffey(2011).

Analisis sumber daya juga akan


mempertimbangkan beberapa faktor:

1. Sumber daya manusia. Untuk identifikasi sumber daya


manusia yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan E-
business. Dalam analisis strategis sumber daya, perusahaan
harus memiliki ketersediaan sumber daya manusia untuk
memberikan solusi E-business.

2. Teknologi. Untuk identifikasi sumber daya teknologi


yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuannya untuk
mengetahui apakah perusahaan memiliki teknologi yang
mendukung dalam menjalakan E-business.

3. Sumber daya keuangan. Menilai sumber daya keuangan


untuk sistem informasi biasanya dilakukan sebagai bagian
17

dari penilaian investasi dan penganggaran untuk


peningkatan sistem baru.

2.2.6.1.5.2 SWOT Analysis

Analisis SWOT menurut Chaffey (2011) adalah alat


yang relatif sederhana namun kuat yang dapat membantu
organisasi menganalisis sumber daya internal mereka dalam
hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokkan mereka
terhadap lingkungan eksternal dalam hal peluang dan
ancaman. Analisis SWOT adalah nilai terbesar bila
digunakan tidak hanya untuk menganalisis situasi saat ini,
tetapi juga sebagai alat untuk merumuskan strategi. Hal ini
berguna apabila kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman telah terdaftar kemudian menggabungkan mereka.
Hal ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi E-
business untuk melawan ancaman dan mengambil
keuntungan dari peluang, kemudian dibangun ke dalam
sistem yang dibangun.

(Sumber : Dave Chaffey, 2011)

Gambar 2.3 Contoh Analisa SWOT


18

2.2.6.1.5.3 Demand Analysis

Faktor utama yang mendorong tujuan strategi E-


business adalah tingkatan pada perusahaan saat ini dan
prediksi masa depan perusahaan mengenai pelanggan,
mitra, akses internal dan penggunaan berbagai jenis jasa
E-commerce / Internet. Salah satu faktor eksternal utama
direferensikan oleh Perrott (2005), analisis permintaan
adalah kegiatan utama dalam memproduksi rencana E-
business yang akan menjadi penyangga dan pendukung
dalam strategi E-business.

2.2.6.1.5.4 Competitor Analysis


Menurut Chaffey (2011), Competitor analysis
adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh
pesaing yang sudah ada dan pesaing yang baru dan
diterapkan oleh pelanggan mereka.
Menurut Chaffey (2011), Competitor analysis atau
pemantauan para pesaing pengguna E-commerce untuk
memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah
sangat penting dalam E-commerce, karena sifat dinamis
dari media Internet. Hal ini memungkinkan layanan baru
akan diluncurkan dan promosi berubah jauh lebih cepat
daripada melalui komunikasi cetak.
Benchmarking dari layanan online dan strategi
para pesaing merupakan bagian penting dari perencanaan
kegiatan dan juga harus terjadi secara terus-menerus
dalam rangka untuk merespon pendekatan pemasaran
baru seperti harga atau promosi. Benchmarking para
pesaing memiliki perspektif yang berbeda yang melayani
tujuan yang berbeda:

1. Review pada kemampuan internal: seperti sumber daya,


struktur dan proses vs pelanggan eksternal yang dihadapi
fitur pada situs.
19

2. Dari proposisi inti melalui branding untuk online value


proposition (OVP). Proposisi inti akan didasarkan pada
kisaran harga produk yang ditawarkan, dan promosi. OVP
menggambarkan jenis layanan web yang ditawarkan yang
menambah nilai brand.
3. Berbagai aspek dari siklus hidup pelanggan: akuisisi
pelanggan, konversi ke retensi. Kemampuan pesaing
harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran digital
masing-masing pesaing. Ini harus dinilai dari sudut
pandang dari segmen pelanggan yang berbeda atau
personal, mungkin melalui sesi kegunaan.
4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh
pelanggan melalui survei dan kelompok fokus melalui
analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data di
akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung situ,
biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume penjualan dan
pendapatan dan pangsa pasar), konversi (tingkat konversi
rata-rata) dan retensi seperti konversi berulang dan jumlah
pelanggan aktif.
5. Di dalam sektor dan di luar sektor: benchmarking
terhadap situs serupa dalam sektor dan peninjau sektor
yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online,
jejaringan sosial dan situs brand.
6. Tindakan keuangan ke non-keuangan. Meninjau melalui
sumber-sumber intelijen kompetitif seperti laporan
perusahaan atau pengiriman informasi pajak tambahan
mungkin tersedia pada omset dan laba yang dihasilkan
oleh saluran digital.
7. Dari pengalaman pengguna untuk evaluasi ahli. Penelitian
benchmarking harus mengambil dua perspektif alternatif,
dari ulasan pelanggan yang sebenarnya untuk kegunaan
evaluasi ahli independen.
20

2.2.6.2 Strategy Objective

(Sumber : Dave Chaffey,2011)

Gambar 2.4 Contoh Strategi Objektif

2.2.6.2.1 Defining Vision and Mission

Menurut Chaffey (2011), Visi dan Misi adalah


sebuah ringkasan singkat mendefinisikan ruang lingkup dan
tujuan secara luas suatu organisasi di masa depan, hal
tersebut menjelaskan bagaimana mereka akan memberikan
kontribusi pada organisasi, pelanggan dan interaksi dengan
mitra.
Visi dan Misi perusahaan didefinisikan sebagai citra
mental dari perusahaan di masa depan dan hal-hal yang
diinginkan oleh suatu organisasi. Visi yang jelas
memberikan ringkasan untuk pengembangan tujuan dan
strategi organisasi. Mendefinisikan visi dan misi perusahaan
khususnya untuk E-business sangat membantu perusahaan
karena mengkontekstualisasikan E-business dan
berkaitannya dengan inisiatif perusahaan yang strategis dan
pasar nya. Hal ini juga membantu memberikan penekanan
21

jangka panjang pada transformasi E-business dalam sebuah


organisasi.

2.2.6.2.2 Objective Setting


Strategi yang efektif untuk menghubungkan tujuan,
strategi dan kinerja. Salah satu metode untuk mencapai ini
adalah melalui tabulasi seperti yang ditunjukkan sebuah
perusahaan. Seperti bentuk-bentuk lain dari tujuan strategis,
tujuan E-business harus SMART dan termasuk efisiensi dan
efektivitas setiap langkah-langkahnya:

2.2.6.2.3 SMART Objective


Setiap perusahaan mungkin telah mendengar
sebelumnya bahwa tujuan dan ukuran untuk menilai kinerja
yang sukses adalah SMART. SMART digunakan untuk
menilai kesesuaian tujuan yang ditetapkan untuk mendorong
strategi yang berbeda atau perbaikan berbagai proses bisnis.

1. Specific. Apakah tujuan cukup spesifik / rinci untuk


mengukur masalah yang ada dan menilai kesempatan?
2. Measurable. Dapatkah atribut kuantitatif atau kualitatif
diterapkan untuk membuat pengukuran tujuan?
3. Actionable. Dapatkah tujuan dapat dilaksanakan? apakah
meningkatkan kinerja?
4. Relevant. Apakah informasi dan strategi yang diterapkan
sesuai untuk masalah yang spesifik?
5. Time-Related. Apakah ukuran atau tujuan perusahaan
berhubungan dengan jangka waktu yang ditetapkan?
22

2.2.6.3 Strategy
Definition

(Sumber : Dave Chaffey,2011)

Gambar 2.5 Strategy Definition untuk E-business

Sebuah strategi dibuat untuk mendeskripsikan kemana arah dan


kebutuhan E-business yang diperlukan, sehingga hal tersebut perlu ditinjau
ulang dan direvisi. Ketika melihat kembali pilihan – pilihan yang ada pada
strategi E-business terdapat jajaran strategi yang mungkin dapat digunakan
dan alternatif – alternatif yang perlu dievaluasi (Chaffey, 2011).

1. Keputusan 1: E-business channel priorities, Strategi E-business harus


diarahkan sesuai dengan prioritas sasaran strategis. Prioritas strategi dapat
diringkas dalam penentuan apakah perusahaan tersebut berbentuk ‘Brick
and Click’ atau ‘Click Only’. Menurut Chaffey(2011) model Brick and
Click biasanya mengacu pada sell-side E-commerce. Pada dasarnya
mereka yang melakukan pendekatan 'Brick and Click' kebanyakan
membutuhkan beberapa unsur manusia untuk bidang layanan. Pada
pendekatan ‘Click Only’ biasanya perusahaan lebih melakukan aktifitas
bisnis dengan media Internet.
23

2. Keputusan 2: Busines, service and revenue models, adalah aspek lanjut


untuk perumusan strategi model bisnis, pelayanan dan pendapatan
perusahaan. Dengan meninjau inovasi, layanan yang baik dapat
meningkatkan kualitas perusahaan E-business. Model bisnis adalah
ringkasan bagaimana sebuah perusahaan akan menentukan model E-
business nya apakah keseluruhan ataupun penjualan saja.
Mengidentifikasi penawarannya produk dan layanan untuk menambah
nilai pendapatan dan target pelanggan. Model pendapatan adalah
menjelaskan apa saja yang menghasilkan pendapatan bagi suatu
organisasi.

3. Keputusan 3: Marketplace restructuring, tinjauan ulang diperlukan


karena adanya komunikasi menggunakan media elektronik. Komunikasi
elektronik menawarkan kesempatan bagi struktur pasar baru yang akan
diciptakan melalui disintermediasi(penghilangan distributor),
reintermediation(penjualan online tanpa perantara) dan countermediation
dalam pasar. Pilihan ini dapat ditinjau dari kedua buy- side dan perspektif
sell -side .

4. Keputusan 4: Market and product development, Menentukan strategi


pasar untuk menargetkan setiap tujuan perusahaan melalui saluran digital
untuk menghasilkan suatu nilai. Hal tersebut adalah pertimbangan kunci
strategis untuk E-commerce. Tujuan khusus harus ditetapkan untuk
penjualan yang akan dihasilkan melalui strategi ini, sehingga keputusan
ini berkaitan erat dengan pengaturan tujuan perusahaan. Sekarang mari
kita meninjau strategi ini secara lebih rinci .

a) Marketing Penetration, strategi ini melibatkan saluran digital untuk


pemasaran produk yang lebih banyak ke setiap pasar. Internet
memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan penjualan atau
mempertahankan penjualan dengan strategi penetrasi pasar.

b) Market Development, berikut media online yang akan digunakan


untuk menjual produk ke pasar baru, dengan mengambil keuntungan
dari rendahnya biaya pemasaran tanpa perlu untuk infrastruktur
pendukung di negara pelanggan.
24

c) Product Development, mengembangkan suatu produk baru atau


produk yang sudah ada. Sebuah Web dapat digunakan untuk
menambah pasar produk yang ada maupun produk baru bagi
perusahaan. Misalnya, perusahaan mobil berpotensi untuk
memberikan informasi kinerja mobil dan layanan informasi melalui
situs web. Produk atau jasa yang benar-benar baru dapat disampaikan
oleh Internet.

d) Diversification. Di sektor ini, produk baru dikembangkan yang dijual


ke pasar baru. Internet sendiri tidak dapat memfasilitasi strategi bisnis
yang berisiko tinggi ini, tetapi dapat memfasilitasi mereka dengan
biaya lebih rendah dari sebelumnya mungkin terjadi.

5. Keputusan 5: Positioning and differentiation strategies, Strategi harus


meninjau sejauh mana perusahaan dapat meningkatkan penjualan produk
dan kualitas layanan dapat disangkutkan oleh penurunan harga dan
efisiensi. Sekarang kita akan melihat beberapa pendapat lain dari strategi
positioning untuk E-business. Chaffey (2011) berpendapat bahwa ada
empat pilihan untuk fokus strategis untuk memposisikan perusahaan di
pasar online sebagai berikut :

a) Product performance excellence, Meningkatkan dengan


menyediakan kustomisasi produk online.

b) Price performance excellence, Menggunakan fasilitas Internet


untuk menawarkan harga yang menguntungkan bagi pelanggan
setia atau untuk menurunkan harga di mana permintaan rendah.

c) Transactional excellence, Sebuah situs menawarkan keunggulan


transaksional melalui menggabungkan informasi harga dengan
informasi ketersediaan barang yang dinamis pada setiap produk.
Hal tersebut termasuk daftar stok dan jumlah pesanan.

d) Relationship excellence, Fitur personalisasi untuk memungkinkan


pelanggan memeriksa riwayat order penjualan dan melakukan
repeat order.
25

6. Keputusan 6: Organizational resourcing and capabilities, Setelah


keputusan strategi E-business yang telah diuraikan dan telah ditinjau
serta dipilih, keputusan tersebut kemudian diperlukan pada bagaimana
organisasi perlu berubah untuk mencapai prioritas ditetapkan untuk E-
business. Gulati dan Garino (2000) mengidentifikasi sebuah kontinum
pendekatan dari integrasi untuk pemisahan. Pilihannya adalah:

a) divisi In-house (integrasi). Sebagai contoh, RS Components


Internet Trading Saluran (www.rswww.com).

b) Joint venture (mixed). Perusahaan ini menciptakan model online


dalam hubungan dengan perusahaan lain.

c) Kemitraan Strategis (mixed). Hal ini juga dapat dicapai melalui


pembelian perusahaan dotcom yang ada.

d) spin-off (pemisahan). Misalnya, hasil spin-off bank dari Prudential


perusahaan jasa keuangan.

2.2.6.4 Strategy Implementation

(Sumber : Dave Chaffey,2011)

Gambar 2.6 Strategy Implementation untuk E-business


26

Strategy implementation mencakup semua taktik yang


digunakan untuk menggapai tujuan perusahaan. Termasuk di
dalamnya Planning and change management dan E-business analysis
and design.

2.2.6.4.1 Use Case Diagram


Menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D.
(2010), Use case diagram digunakan untuk menunjukkan interaksi
pengguna actors) dengan suatu sistem. Actor merupakan pengguna
dari suatu sistem yang secara langsung berinteraksi dengan sistem
itu sendiri. Berikut ini adalah komponen-komponen dari suatu Use
Case Diagram:
1. System Boundary
Menggambarkan batasan antara sistem dengan actor.
2. Use case
Menggambarkan apa yang dilakukan oleh actor di dalam
sistem.
3. Actors
Menggambarkan user atau pengguna dari suatu sistem.
4. Flow
Menggambarkan hubungan antara use case dengan actor.
27

Gambar 2.7 Contoh Use Case Diagram


Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010)

2.2.6.4.2 Flow Chart Diagram

Secara konseptual sistem flowchart merupakan kombinasi dari


System dan fungsi, karena flowchart memberikan detil dari setiap
proses yang dilakukan oleh System(Usecase Diagaram). Namun,
sistem flowchart, menyediakan lebih detil tentang apa yang
sebenarnya terjadi di dalam system. Aliran data hanya
menunjukkan bahwa setiap data masuk resmi untuk dicatat, sebagai
tingkat 0 logis DFD tidak, sistem flowchart menunjukkan apa yang
benar-benar terlibat dalam pencatatan permintaan yang akan
masuk. Sistem flowchart juga analog peta proses, dibahas
sebelumnya dalam bab ini. Ini akan memberikan lebih detil dari
apa yang sebenarnya terjadi dalam setiap proses (atau persegi
panjang) yang muncul dalam peta proses. Namun, berbeda peta
proses, di mana entitas tercatat turun margin sebelah kiri, sistem
flowchart daftar entitas di bagian atas dokumen.

Tabel 2.1 Entity Relation Diagram

No Simbol Keterangan

1 Terminal
Digunakan untuk memulai,
mengakhiri, atau titik henti dalam
sebuah proses atau program, juga
digunakan untuk menujukan pihak
eksternal.
2 Dokumen
Sebuah dokumen atau laporan,
dokumen dapat dibuat dengan
tangan atau dicetak dengan
komputer
28

3 Proses, Kegiatan manual


Sebuah kegiatan pemrosesan yang
dilakukan secara manual
4 Arus Dokumen atau pemrosesan
Arah arus dokumen atau
pemrosesan, arus normal adalah
kekanan dan kebawah.
5 Keputusan
Sebuah tahap pembuatan keputusan,
digunakan dalam bagan alir program
komputer untuk menunjukan cabang
bagi alternatif cara.
6 Penghubung dalam sebuah halaman
Menghubungkan bagan alir pada
halaman yang sama. Simbol ini
digunakan untuk menghindari terlalu
banyak anak panah yang saling
melintang dan membingungkan.
7 Penghubung pada halaman berbeda
Menghubungkan bagan alir yang
berbeda di halaman yang berbeda.
8 Arsip
N Arsip dokumen disimpan dan
diambil secara manual. Huruf di
dalamnya menujukan cara
pengurutan arsip: N=Urut Nomor,
A=Urut Abjad, T=Urut Tanggal.

9 Input/Output: Jurnal/Buku Besar


Menggambarkan jurnal dan buku
besar dalam bagan alir dokumen.

10 Anotasi
29

Tambahan penjelasan deskriptif atau


keterangan, atau catatan sebagai
klarifikasi.
11 Arus Barang
Menggambarkan alirnya arus data
barang
12 Database penyimpanan

13 Pemrosesan Komputer
Sebuah fungsi pemrosesan yang
dilaksanakan oleh komputer
biasanya menghasilkan perubahan
terhadap data atau informasi
14 Pemasukan Data Online
Entri data oleh alat on-line seperti
terminal CRT atau komputer pribadi
15 Tampilan data pada layar computer
atau monitor.

2.2.6.4.3 Data Modeling: Entity Relation Diagram(ERD)

Sistem data pemodelan E-business dan e–commerce biasanya


menggunakan teknik seperti normalisasi yang digunakan untuk
analisis relasional database dan analisis desain. Karena itu, bagian
ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses pemodelan lain
yang memperkenalkan beberapa teknik baru. Definisi dasar
normalisasi dan desain database relasional adalah pembagian dalam
beberapa bagian sebagai kunci. Perlu diketahui bahwa munculnya
data mining dan pendekatan berorientasi objek berarti meningkatnya
penggunaan desain database non-relasional. Pendekatan yang
digunakan untuk menjelajahi pemodelan data untuk e -commerce
30

adalah dengan menggunakan contoh-contoh yang mengidentifikasi


unsur-unsur khas pemodelan data untuk sistem e -commerce sell -
side. Bab ini akan menggunakan pemodelan ER (Entity Relation)
untuk meninjau struktur khas database yang akan digunakan. Dalam
pemodelan ERD ada tiga tahap utama .

2.2.6.4.3.1 Identity Entities


Entitas menentukan pengelompokan informasi
yang luas seperti informasi tentang objek-objek yang
bersangkutan, manusia, transaksi atau produk. Contohnya
termasuk pelanggan, karyawan, order penjualan, order
pembelian. Ketika desain diimplementasikan masing-
masing desain akan membentuk table di database.

2.2.6.4.3.2 Identity Attributes For Entities


Entitas memiliki sifat yang berbeda yang dikenal
sebagai 'atribut' yang menggambarkan karakteristik dari
setiap objek dari suatu entitas. Sebagai contoh, entitas
pelanggan memiliki atribut seperti nama, nomor telepon
dan alamat e-mail. Ketika desain diimplementasikan
setiap atribut akan membentuk rows database, dan kolom
database.

2.2.6.4.3.3 Identify Relationships between enities

Hubungan antara entitas memerlukan identifikasi


yang bidang yang digunakan untuk menghubungkan tabel .
Sebagai contoh, untuk setiap pesanan pelanggan, kita perlu
tahu bagaimana pesanan pelanggan, seperti apa
pesanannya dan produknya yang mereka telah pilih.
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.10, atribut id
pelanggan dan atribut id produk yang digunakan untuk
menghubungkan informasi pesanan antara tiga tabel.
Bidang yang digunakan untuk menghubungkan tabel yang
disebut sebagai 'field keys'. Primary key akan digunakan
untuk membedakan atribut id secara unik agar
31

mengidentifikasi setiap instance dari suatu entitas dan


‘Foreign key’ yang digunakan untuk link ke primary key
pada tabel lain . Pada Gambar 2.10 primary key dari tabel
pelanggan adalah id pelanggan, tetapi atribut id pelanggan
dalam tabel order ini sebagai ‘Foreign Key’ yang
menghubungkan kembali ke table pelanggan. Hubungan
ini adalah contoh dari hubungan ‘One-To-Many’ karena
setiap pelanggan dapat menempatkan banyak pesanan.

Normalisasi merupakan tahap tambahan, digunakan


untuk mengoptimalkan database untuk meminimalkan
redundansi atau duplikasi informasi. Ini tidak akan rumit
jika Anda memiliki pengalaman sebelumnya dalam
analisis dan desain untuk database.

Gambar 2.10 Contoh Entity Relation Diagram


Dave Chaffey (2011)

2.2.6.4.3.4 Entity Relation Diagram Notation


1. Enitity, Sebuah pengelompokan data yang terkait, seperti entitas
pelanggan, diimplementasikan sebagai sebuah tabel.
2. Database Table, Setiap database terdiri dari beberapa tabel.
3. Attribute, Properti atau karakteristik dari suatu entitas,
diimplementasikan sebagai sebuah bidang.
32

4. Field, Atribut produk, seperti tanggal lahir.


5. Record, Kumpulan kolom untuk satu contoh dari suatu entitas
6. Relationship, Menjelaskan bagaimana tabel yang berbeda
terkait.
7. Primary Key, Tanda yang unik mengidentifikasi setiap record
dalam sebuah tabel.
8. Secondary Key / Foreign Key, Tanda yang digunakan untuk
menghubungkan tabel, dengan menghubungkan ke primary key
pada tabel lain.

You might also like