You are on page 1of 9
A. PERKEMBANGAN JURNALISME Jurnalisme dimasukkan ke dalam rumpun ilmu sosial. Ja bukan ilmu pasti. Sebagaimana konsekuensi logis dari ilmu sosial, sejatinya jurnalisme mengikuti tren perubahan sosial atau peradaban umat manusia. ~~ Jurnalisme mengikuti hukum dinamisme ilmu sosial. Sebagai praktik dan ilmu umat manusia, jurnalisme bukan barang baru dalam kehidupan kita. Ada sejarah yang sangat panjang telah dilaluinya. Tercatat, jurnalisme berawal ketika kekaisaran Romawi Kuno membuat dan mengirimkan informasi yang berkaitan dengan kebijakan negara dan berita lokal ke sejumlah acta diurna atau papan pengumuman kekaisaran. Sang kaisar kala itu, Julius Caesar (100-44 SM), ingin pesan-pesan kekai- saran berupa keputusan, aturan hukum, dan lainnya terso- sialisasi dengan baik sehingga publik mengetahui informasi terkini dari istana (Saifulloh, 2012). Pada masa yang sama, muncullah para diurnarii (pekerja yang menulis untuk akta diurna). Mereka inilah yang kemu- * PENGANTAR JURNALISME MULTIPLATFO RM _ “aaegriey sebagai jus malls pertama di dunia an dari para diurnarii semakin beraga - Belay mata-mata keputusan kekaisatan, namun jig) untill tulisan tentang kegiatan senat dan segala yen "taj taboo menarik di sekitar kekaisaran, Adapun istilah pos yy, be diadopsi dari bahasa Inggris yaitu journatist meni, Sejak saat itu jurnalisme semakin eckendate masa kekasairan Cina, tepatnya abad ke-8 atyy i My Masehi, muncul surat kabar pertama yang dibert gyn Pau (Kabar dari Istana). Kaisar Quan Soo tampeinee > gl ru jejak kekaisaran Romawi kuno dengan mengedayae™™ kabar itu secara reguler seminggu sekali (Romli, 20s nya Puncak kehadiran surat kabar dan media Sunt es terjadi saat Johannes Guttenberg menemukan mesin a © tahun 1450. Lima tahun sejak mesin cetak alent man, sebagai salah satu negara maju sampai saat ini, ee : tak koran pertama dalam format koran modern seperti yang sy kita lihat selama ini. Ini dikemudian berkembang di Italia ke. tika Gazetta merilis surat kabar harian tahun 1536, disusulty. A hun 1665 di Inggris muncul koran Oxford Gazette. Memasuli n abad ke-17 dan ke-18, surat kabar dan majalah semakin me d nyebar ke seluruh dataran Eropa, Amerika, dan benua-benua y lainnya. r Puncak kebebasan pers di era itu ditandai ketika Ameri- ka Serikat dan Swedia mengesahkan regulasi kebebasan pers. Di Inggris, pada abad ke-17 telah dibentuk organisasi profesi penulis dan jurnalis. Dari sinilah kemudian jurnalis Derseri- kat untuk menegakkan independensi dan melahirkan produk jurnalistik yang kredibel. Organisasi profesi jurnalis pertam® di dunia tercatat berdiri di Inggris pada tahun 1883. a Organisasi kemudian pberkembang dengan menditl a kantor berita sekitar pertengahan tahun sg00-an! He berita berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan a ee In BAB 2 © KEMUNGULAN MutT RM ME untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar, ee an ‘at kabar, maja- lah, dan tabloid kala itu. Manajemen kemediaan semakin di benahi untuk menghasilkan teks-tel ks yang baik serta : i ang, baik serta prose: cetak dan sirkulasinya, ae Keberadaan kantor bi " : 4 sangat membantu perkem- bangan media-media yang ada. Para pemilik media di sejumn- lah negara bisa berhemat dengan mengurangi jumlah jurnalis yang bekerja di perusahaannya. Mereka cukup berlanggan- & dengan kantor berita yang menyuplai berbagai informasi mengenai peristiwa dari berbagai penjuru ‘dunia setiap hari- nya. Kantor berita yang berdiri waktu itu dan masih ada sam- pai hari ini adalah Reuters (Inggris), Agence France Presse (Prancis) dan Asosiated Press (Amerika Serikat). Di samping itu, pendidikan jurnalistik secara sistematis juga mulai diselenggarakan. Hingga diajarkan di perguruan- perguruan tinggi di beberapa negara dan sangat diminati ma- syarakat. Gaung perkembangan media pun sampai ke Indonesia. Adalah Tirtohadisoerjo—yang akrab disapa Raden Djokomo- no—mendirikan mingguan Medan Priyayi tahun 1910 (Noto- didjojo, 1998). Tokoh pers nasional generasi pertama inilah yang mendirikan perusahaan penerbitan yang dimiliki dan dikelola sepenuhnya oleh orang Indonesia. Setelah Medan Priyayi mulai dikenal publik, lahirlah So- eara Asia di Surabaya, Tiahaja di Bandung, dan Sinar Baroe di Semarang (Pikiran Rakyat, 23/ 8/2004). Perkembangan media cetak diikuti oleh perkembangan radio dengan berdi- rinya Solosche Radio Vereniging (SRV) pada 1 April ae Solo, Pendiri radio ini adalah Mangunkusomo dan Mangku- negoro VII (Hakim, 2013). Kemudian berdirilah me one ta seperti Radio Mavro (Yogyakarta), VORI Gancuns CIRCO (Surabaya). Menjelang dan sesa: 7 a ei at setelah proklamasi kemerdekaan, © PENGANTAR JURNALISME MULTIPLATFORM dia massa, baik cetak dan radio, semakin media massa, bi bertambay nyak di Indones! jetidaknya saat itu lahir media p, - ATU Sep, ti Soeara Merdeka, Berita Indonesia, dan The Voieg a Indonesia. Bahkan pada 24 Desember 1948, Radio. Ring, Raya di Aceh Tengah mengudara menyampaikan jnfgq ; telah dideklarasikannya kemerdekaan Indonesia, Radi ba Raya inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Radio y publik Indonesia (RRD. B. MEDIA MODERN Setelah Presiden Soekarno mendeklarasikan kere, dekaan pada 17 Agustus 1945, media massa mulai bergeray maju dari segi kualitas yang didukung dengan Perkembang. an teknologi informasi dan percetakan yang semakin Pesat, Hal yang sangat membantu adalah adanya mesin cetak Cepat yang membuat proses pencetakan semakin mudah dan teng. gat (deadline) penulisan berita bisa diperpanjang. Karenanya, wartawan memiliki cukup waktu untuk men- cari informasi yang lebih detail. Sebelum mesin cetak cepat di- temukan deadline berita paling telat pada siang hari. Barulah setelahnya diperpanjang hingga tengah malam atau dini hari. Di Amerika tahun 1893, untuk pertama kalinya ada su- rat kabar yang mencetak dengan menggunakan tinta wana Pada era ini pula persaingan media mulai ketat. Kehadiran teknologi rekam dengan pita mendorong tum buhnya televisi dan radio dalam waktu bersamaan. Karet itu pula Presiden Soekarno pada 23 Agustus 1962 meluncu™ kan Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai stasiun tel visi pertama di nusantara. Hingga akhirnya muncul stasil® televisi swasta seperti RCTI, Indosiar, dan SCTV. Perkembangan teknologi komputer juga mendorong !* hirnya “media baru” (new media), yakni portal berita berba* “dotcom”. Sepanjang era 1990-an, berkembanglah teknolog 18 5 BAB 2 © KEMUNCULAN MULTIPLATFORM MEDIA komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet, personal computer, dan laptop. Bahkan belakangan muncul modem dan wireless yang membuat semakin pesatnya kemunculan media online di Tanah Air. Kemunculan portal berita tersebut dipicu oleh ditemu- kannya internet pada 1972. Dan pada 1991 internet dibuka untuk komersial, serta word wide web (www) dan homepage (HTML) dikembangkan pada 1995 (Staubhar, LaRose, dan Devenport, 2012). Dengan kehadiran internet, ilmu jurnalis- me berkembang dengan sebutan “jurnalisme online”. C. KEHADIRAN MEDIA ONLINE Perkembangan teknologi informasi khususnya internet mendorong kelahiran jurnalisme online. Situs media online pertama di Indonesia adalah Republika.co.id milik Harian Republika, pada tahun 1995. Di tahun yang sama Majalah Tempo merilis tempointeraktif.com (kini Tempo.co), Harian Kompas—di bawah bendera PT Kompas Cyber Media—men- dirikan Kompas.com pada 1998 (Nugroho, Putri, dan Laks- mi, 2012). Saat itu berita-berita yang disajikan milik ketiga media tersebut hanya bersifat memindahkan isi edisi printing ke ver- si online. Dengan demikian, pembaca yang tidak bisa menda- patkan koran Republika, Kompas dan Tempo—karena berba- gai faktor, seperti harga dan jarak—bisa mengakses informasi yang dirilis lewat website masing-masing media tersebut. Lalu pada tahun 1998, Budiono Darsono bersama rekan bisnisnya mendirikan portal media online pertama di Indo- nesia, yaitu Detik.com. Detik.com menjadi pencatat sejarah sebagai media berbasis online tanpa memiliki edisi cetak. Dalam kurun 1995-2000, portal hiburan, olahraga, dan berita umum semakin berkembang di Aceh. Sayangnya, se- iring perkembangan waktu, media tersebut tidak mampu 19 © PENGANTAR JURNALISME MULTIPLATFORM ¥ bertahan karena beberapa hal. Pertama, tidak memilikj kom petensi dalam mengelola redaksional yang Menggunak, prinsip berita real time Kedua, tidak memiliki modal yang memadai. Ketiga, 4, dak memiliki kemampuan mendapatkan sumber Pendapatay dari iklan dan sumber pendapatan legal lainnya. Tak berlang. sung lama, era dotcom di Aceh pun mati muda. Belakangan perusahaan raksasa media MNC Group my. lai melirik bisnis media online dengan meluncurkan porta Okezone.com pada 2006. Portal ini menggabungkan konsep ras) dan soft news (berita ringan) dalam hard news (berita ke satu portal. Mereka menyiapkan sajian berita, hiburan, olah. raga, gaya hidup, sampai seks dan kesehatan. Geliat bisnis media online semakin kompetitif dengan munculnya Vivanews.com (Viva.com) di bawah PT Visi Me- dia Asia tahun 2008. Saat ini, media online semakin banyak bermunculan di Indonesia. Baik itu yang berskala nasional seperti Aktual.co di bawah bendera PT Carprof, Beritasatu, com di bawah Lippo Group, JPNN Network di bawah PT Jawa Pos, Tribunnews.com di bawah bendera PT Persda, Su- ara.com, dan seterusnya. Kecanggihan teknologi juga masuk dalam industri perte- levisian. Lihatlah bagaimana MetroTV melaporkan secara live peristiwa tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Padahal saat itu jaringan listrik, telepon, dan internet praktis tak bisa ada. MetroTV berhasil menampilkan berita pertama secara live dari Banda Aceh dan ditonton oleh jutaan mata pe- mirsa Indonesia. Media radio pun ikut bertransformasi dengan teknologi yang lebih canggih. Siaran radio yang selama ini dipancarkan lewat tower lalu diterima oleh receiver perangkat radio, bet ubah dan bisa didengarkan secara streaming melalui internet. Teknologi streaming ini juga diadopsi stasiun-stasiun televisi 20 a Dp. KEMUNCULAN MULTIPLATFORM MEDIA suatu hari di tahun 2013, kami menerima informasi bah- wa di Pendopo Bupati Aceh Ut perwarna hitam. Kejadiannya use dipasang selembar bendera shalat Jumat. Pada bagian tengah, kain hitam selebar satu meter persegi itu tertulis ka- limat “La illaha ilallah”. Di dekatnya terdapat sebuah kardus yang dibungkus koran. Seorang penelepon gelap menghu- pungi teman saya yang juga jurnalis dan menyatakan bung- kusannya berisi bom. Saat itu sebuah laporan masuk ke redaksi harian Serambi Indonesia. Kami membatalkan rencana makan siang selepas salat Jumat dan langsung menuju kantor bupati. Ternyata benar, di lantai dua, persis di depan salah satu pintu, ruang- an bendera itu berkibar di tiup angin. Bagian bawah terletak kardus. Kabar itu lalu menyebar ke sejumlah media sosial dari Facebook hingga Twitter dan sejumlah media sosial lainnya. Entah siapa yang pertama kali mengunduh informasi itu ke jejaring media sosial. Sekitar lima menit tiba di lokasi kejadi- an, handphone saya berdering. Di layar terlihat nomor tele- pon kantor pusat Serambi Indonesia di Banda Aceh, sekitar enam jam perjalanan darat dari lokasi kejadian. Kejadian ter- sebut begitu cepat menyebar, bahkan sebelum media massa memberitakannya. Saat ini, Serambi Indonesia sedang mempraktikkan multiplatform media dengan coba menyalurkan informasi ke berbagai platform media yang dimilikinya, mulai dari media cetak harian, online, radio, hingga televisi. Manajer Produksi Radio Serambi FM meminta saya melaporkan secara live pe- ristiwa teror bom tersebut. Laporan itu sekitar empat menit. Dua menit kemudian, Redaktur Serambinews.com juga meminta laporan dikirim saat itu juga. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Di sisi lain, redaktur halaman depan me- & 21 * PENGANTAR JURNALISME MULTIPLATEORM ? nelepon dan meminta saya segera mengirimkan lapo; bel Win a sebelum rapat sore redaksi pada pukul 16.00 wr : kan betapa repotnya seorang jurnalis yang beke: usahaan dengan multiplatform media. , B. Bayany, "3A Pada pep, Pada saat hampir bersam naan seluruh laporan Petia itu disampaikan ke redaksi. Nyaris tanpa jeda. Untuk itulah seluruh jurnalis yang bekerja di media jenis ini Wajib meni. liki kompetensi handal, terutama kemampuan multitasking (melakukan berbagai pekerjaan), Setahun kemudian, Serambi Indonesia mendivikan g rambiTV. Wartawan-wartawannya mulai diwajibkan pul, mengambil video untuk berita tele Bukan hanya menulig Alhasil media lokal terbesar di Aceh ini memiliki Wwartawan dengan SDM yang komplet mulai dari kemampuan jurnalis dalam meliput, memotret, menulis, melaporkan secara live, dan merekam gambar. Praktik jurnalisme serba bisa, serba mampu, dan serba cepat itu sebagai konsekuensi dari peru- bahan cara penyajian konten dan bisnis media di Tanah Air, termasuk Serambi Indonesia. Sejak 1998, banyak pengusaha media telah mengem- bangkan multiplatform media di Indonesia (Priyambodo, 2013). Media di Indonesia mengembangkan konsep yang di- sebut “konyergensi media”. Peneliti asal Amerika, Henry Jenkins, menyebutkan, konvergensi adalah kata untuk menggambarkan perubahan teknologi industri, budaya, dan sosial yang datang bersama- sama dari industri sebelumnya yang terpisah (komputansi, dicetak, film, audio, dan sejenisnya) yang terkait dengan pe- kerja terampil (Jenkins, 2006). Konvergensi pula yang membuat pengusaha media di In- donesia menggabungkan seluruh anak perusahaan yang S* belumnya terpisah menjadi satu media. Hal ini bisa dilihat dari apa yang dikembangkan leh 22 BAB 2 « KEMUNCULAN MULTIPLATFORM ME DIA s.com, Viv a.co.id, Okezone.com, Detik.com, dan me- Kompa : a . era dia lainnya Hal ini sesuai definisi konvergens! media yang : j ja adala disampaikan Lynee Cooke bahwa konvergensi media adalah penggabungan dua atau lebih teknologi media atau sharing informasi melalui teknologi digital. Pengembangan multiplatform media dipicu karena ting- ginya pengguna internet di Indonesia. Tercatat tahun 2014, pengguna internet di Indonesia menembus angka 107 juta (Toriq Hadad, 2014). Pengguna internet tersebut umumnya mengakses internet melalui smartphone yang memiliki ap- likasi iOS, android, dan perangkat untuk mengakses internet di mobile phone lainnya. Sejauh ini, belum banyak media di Indonesia yang mem- praktikkan multiplatform media secara utuh dari kedua defi- nisi pemikir jurnalisme modern itu. Meski begitu, Indonesia sedang menuju penyempurnaan multiplatform media. Tentu butuh waktu dan kajian serius dari berbagai pihak, baik itu perusahaan media, praktisi pers, jurnalis, pengamat media, mahasiswa, dosen, dan seluruh stakeholder untuk mengem- bangkan multiplatform media di tanah air.

You might also like