You are on page 1of 13

MAKALAH

SISTEM KEPEMIMPINAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Dosen Pengampu :
Darusman,M.Ag.

Disusun Oleh :
Feza Akdayori Putra (12240311133)
Nabila Angielara (1240325556)
Nadila Nanda Putri (12240320313)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS


DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya


panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah Pearadaban Islam yang
berjudul “Khulafaur Rasyidin”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini
bertujuan untuk memahami Politik di Indonesia.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk
memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga
makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik
dan bermanfaat. Aamiin.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Barakallahu fiikum.

Pekanbaru, 03 April 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

BAB 1 ............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A.Latar belakang .................................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

C.Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II ............................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

A.Masa kepemimpinan Abu Bakar Ash-Siddiq .................................................... 2

B.Masa kepemimpinan Umar bin Khattab ............................................................ 4

C.Masa kepemimpinan Usman Bin Affan ............................................................ 6

D.Masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ........................................................... 7

BAB III ........................................................................................................................... 9

PENUTUP ...................................................................................................................... 9

A.Kesimpulan ...................................................................................................... 9

B.Saran ................................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa kita abaikan
begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman
sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi
sampai pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang khalifah
semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan
pemimpin negara.
Khulafaur Rasyidin merupakan empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama
Islam. Para khalifah dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi
Muhammad SAW wafat, empat orang tersebut yang dipilih oleh Nabi Muhammad SAW
untuk mendampingi pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW. Mulai dari masa Abu
Bakar sampai Ali dinamakan periode khalifah, para khalifahnya disebut Al-Khulafa’Al-
Rasyidun (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk) terdiri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Dalam menjalankan
pemeritahannya para Khalifah mengikuti teladan yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW untuk menyebarkan ajaran agama Islam sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad
SAW.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kepemimpinan pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq?
2. Bagaimana sejarah kepemimpinan pada masa Khalifah Umar bin Khattab?
3. Bagaimana sejarah kepemimpinan pada masa Khalifah Utsman bin Affan?
4. Bagaimana sejarah kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui mengenai Khulafaur Rasyidin
2. Dapat mengetahui bagaimana sejarah pada masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
3. Dapat mengetahui sistem pemilihan atau pengangkatan tokoh-tokoh Khulafaur
Rasyidin

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq

Abu bakar ash-shiddiq dilahirkan pada tahun 573 M. Ayahnya bernama utsman (abu
kuhafah) bin amir bin amr bin ka’ab bin saad bin laym bin mun’ah bin ka’ab bin lu’ay,
berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-khair Salmah binti Sahr bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Pengorbanan Abu Bakar terhadap islam tidak dapat
diragukan. Ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat
ketika Nabi sakit. Nabi muhammad SAW pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut.
Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya dikemudian hari, pada saat jenazah
nabi belum dimakamkan di antara uat islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat
memikirkan pengganti nabi.
Abu bakar dipilih berdasarkan aklamasi, walaupun tokoh-tokoh lain tidak ikut
membai’atnya, misalnya Ali bin Abi Thalib, Yhalhah dan Zubair yang menolak dengan
hormat. Mereka masih mempermasalhkan diangkatnya Abu Bakar tersebut. Keadaan
penolakan tersebut akhirnya baru muncul setelah pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Kelompok lain yang menyetujuinya ialah Anshar Salad bin Ubadah meskipun pada akhirnya
tenggelam dalam sejarah. Dengan terpilihnya Abu Bakar serta pembai’atnya, resmilah
berdirinya kekhalifahan pertama di dunia islam.

a.Memerangi kaum riddah, Nabi palsu, dan orang yang menolak membayar zakat

Pada masa awal kepemimpinannya Abu Bakar dihadapkan pada masalah Nabi Palsu,
kemurtadan dan orang yang tidak mau membayar zakat. Masalah Nabi palsu merupakan
masalah yang telah ada saat Rasul masih hidup, tapi tidak begitu melakukan perlawanan
yang cukup berarti kepada Rasul. Setelah wafatnya Rasul mereka semakin menjadi-jadi dan
mudah menyebarkan pengaruh kepada kaum Muslimin yang belum mempunyai keimanan
yang kokoh. Tokoh-tokoh seperti Thulaihah di Bani Asad, Musailamah di Bani Hanifah dan
di Yaman muncul Al Ansi Dzil Khimar.
Golongan murtad muncul karena adanya kaum Muslimin yang hanya masuk Islam tidak
secara sungguh-sungguh, mereka hanya masuk Islam karena pada saat itu Islam yang
berkuasa. Sehingga keimanan mereka mudah goyah dengan wafatnya Rasul.
Akhirnya Abu Bakar menyusun strategi peperangan dengan cara menyusun dan membagi
pasukan Muslim menjadi sebelas divisi yang masing-masing divisi dipimpin oleh seorang
komandan (panglima perang). Diperbolehkan bagi masingmasing pasukan untuk memilih
dan menentukan anggotanya yang dinilai cukup kuat dan tangkas dalam mengemban
tugas.13 Dengan strategi perang tersebut akhirnya kaum yang ingin memisahkan diri dengan
Islam dapat ditumpas. Dan persatuan Islam dapat dibangun kembali. Inilah pondasi pertama
yang telah dibuat oleh Khalifah Abu Bakar untuk perkembangan Islam masa selanjutnya.

2
b.Pembukuan Al-Quran

Ide mengenai pembukuan Al Qur’an berasal dari Umar. Ide ini muncul karena
keprihatinannya terhadap banyaknya penghafal Al Qur’an yang meninggal dunia dalam
perang Yamamah. Untuk merealisasikan program ini Khalifah Abu Bakar memanggil Zaid
bin Tsabit untuk mengumpulkan Al Qur’an. Pada awalnya Zaid juga tidak setuju dengan ide
ini, dia beralasan seperti yang disampaikan oleh Abu Bakar. Setelah ketiga orang ini
berdialog akhirnya diputuskan untuk membukukan Al Qur’an dan orang yang diberi tugas
untuk itu ialah Zaid bin Tsabit.

c.Faktor Keberhasilan

Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun pranata sosial di
bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasialan tersebut tidak lepas dari sikap
keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh
sahabat untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan
melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif.

a.Peran dan fungsi Kebijakan Abu Bakar Ash-siddiq


1. Kebijakan pengurusan terhadap agama.
2. Kebijakan kenegaraan
b.Kelembagaan Pendidikan
Lembaga Pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti lembaga pendidikan pada
masa Nabi Muhammad SAW, namun dari segi kuantitas maupun kualitas sudah banyak
mengalami perkembangan. Materi Pendidikan yang diajarkan pada Kutab adalah;
1 membaca dan Menulis
2 membaca Al-Quran dan menghafalnya,
3 Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
adalah Allah.
4 Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga,
bergaul dalam masyarakat, dan lain sebagainya,
5.Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan shalat, puasa dan haji
6.Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan
untuk memperkuat jasmani dan rohani.

Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dam merupakan satu kerja yang
dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah perhimpunan Al-Quran. Abu Bakar
Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari
pelepah kurma, kulit bintang, dan dari hapalan kaum muslimin. Umarlah yang mengusulkan
pertama kali penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu
mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-quran dihimpun.

3
B. Khalifah Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab, nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail
keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia.
dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. Umar masuk Islam pada
tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi SAW serta
dijadikan sebagai tempat rujukan oleh Nabi SAW mengenai hal-hal yang penting. Beliau
dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang berhak mengganti Rasulullah
SAW.
Ketika Abu Bakar sakit, dia memperhatikan sahabatnya, siapa di antara mereka yang
sesuai diangkat menjadi khalifah, “yang tegas tidak kejam dan yang lembut tidak lemah”. Dia
mendapatkan kriteria pilihannya itu, di antara dua sahabat, yaitu antara Umar bin Khaththab
dan Ali bin Abi Thalib. Tetapi kemudian pilihannya jatuh kepada Umar. Ketika pilihannya
jatuh kepada Umar, dia pun mengundang para sahabat untuk bermusyawarah perihal
pilihannya itu.
Setelah Abu Bakar bermusyawarah dengan mereka, lalu beliau pun memanggil
Utsman bin Affan untuk menuliskan bahwa Umar adalah pengganti dirinya, menjadi khalifah
nanti. Dengan demikian, penetapan Umar sebagai khalifah ditulis pada suatu piagam
pengangkatan. Pengangkatan Umar ini bermaksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya
perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam di kemudian hari.
Abu Bakar telah merasakan persoalan yang timbul di kalangan kaum muslimin
setelah Nabi SAW. wafat. Berdasarkan hal inilah Abu Bakar menunjuk penggantinya
yaitu Umar Ibn Khattab. Tujuannya Abu Bakar menunjuk penggantinya agar supaya tidak
terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam, kebijakan Abu Bakar tersebut
ternyata diterima masyarakat. Pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab, kondisi politik dalam
keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah
Islam pada masa Umar Ibn Khattab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak,
Persia dan Mesir.

a.Kebijakan strategis Umar bin Khattab


Umar dikenal sebagai Khalifah yang menerapkan Negara Modern atau Daulah
Islamiyah. Dia membagi negara terdiri dari provinsi-provinsi yang berotonomi penuh. Kepala
pemerintahan provinsi bergelar Amir, disetiap provinsi tetap berlaku adat kebiasaan setempat
selama tidak bertentangan dengan aturan pusat. Para Amir (Gubernur) provinsi dan para
pejabat distrik sering diangkat melalui pemilihan.
Agar mekanisme berjalan dengan lancar dibentuk organisasi Negara Islam yang pada
garis besarnya sebagai berikut:
a. An Nidham as Siyasi (organisasi politik) yang mencakup:
1) Al Khilafat, terkait cara memilih khilafah
2) Al Witariat, terkait cara memilih khilafah
3) Al Kitabat, terkait dengan pengangkatan pejabat negara
b. An Nidham Al Idasy, organisasi Tata Usaha atau administrasi Negara
c. An Nidham Al Harby, organisasi ketentaraan (pertahanan Negara)
d. An Nidham Al Maly, organisasi keuangan Negara

4
e. An Nidham Al Qadla’i, organisasi kehakiman yang meliputi masalah-masalah
pengadilan banding dan pengadilan damai.
Berkaitan dengan usaha pendidikan Islam itu, Khalifah Umar mengangkat dan
menunjuk guru-guru untuk tiap daerah yang ditaklukkan, yang bertugas mengajarkan isi Al-
Quran dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islamkarena negara Islam sudah
menyebar luas keluar Jazirah Arabia,maka pusat Pendidikan Islam bukan di Madinah saja,
tetapi tersebar juga di kota-kota besar sebagai berikut:
a. Kota Mekkah dan Madinah (Hijaz)
b. Kota Basrah dan Kufah (Iraq),
c, Kota Damsyik dan Palestina (Syria)
d. Kota Fustat (Mesir).

b.Perkembangan ilmu pengetahuan

Semakin bertambah luasnya daerah kekuasaan Islam mulailah muncul beberapa


permasalahan. Antara lain mengenai cara pembacaan Al Qur’an, penafsiran, dan dialeknya.
Berdasarkan masalah ini maka Khalifah Umar dan para sahabat lain mulai berpikir untuk
memecahkan permasalahan ini. Lahirnya Ilmu Qira’at erat kaitannya dengan membaca dan
mempelajari Al Qur’an. Terdapatnya beberapa dialek bahasa dalam membaca Al Qur’an,
dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam membaca dan memahaminya.
Seperti ilmu Hadis, Nahwu, ilmu fiqih, dan ilmu kedokteran.Untuk ilmu hadis
memang belum begitu terkenal pada masa ini hanya saja baru mulai menjadi isu yang
berkembang di kalangan sahabat pada masa itu. Pembukuan Al Qur’an pada masa Khalifah
Umar, mushaf Al Qur’an berada di bawah pengawasannya. Sepeninggal Umar, mushaf itu
disimpan di rumah Hafsah binti Umar, isteri Rasulullah.

c.Perkembangan Arsitektur

Dalam Islam dunia arsitektur juga dimulai dengan dibangunnya masjid. Masjid selain
sebagai tempat ibadah juga difungsikan sebagai tempat untuk proses pembelajaran dan pusat
kegiatan kaum Muslimin. Beberapa masjid telah dibangun pada masa Umar, diantaranya
Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al Atiq
Berdasarkan pokok-pokok pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa,
mata pelajaran agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta
lebih lengkap. Karena masa Umar bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman,
menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan, telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan di
setiap kota.

C. Khalifah Usman bin Affan

Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin
Abdul al-Manaf dari Suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M atau 6 tahun setelah

5
kelahiran RasulullahSAW. Usman bin Affan masuk islam pada usia 30 tahun atas
ajakan Abu Bakar, beliau dijuluki Dzun Nur‟ain karena menikahi dua putri Rasulullah
secara berurutan yakni Ruqoyah dan Ummu Kultsum.
Khalifah Usman bin Affan dan istrinya termasuk Muhajir pertama ke Yasrib, beliau
pernah mengikuti beberapa peperangan diantaranya Perang Uhud, Perang Khaibar
(pembebasan Kota Mekkah), Perang Thoif, Perang Hawazin dan Perang Tabuk, pada
Perang Badar Beliau tidak dapat ikut karena menunggu istrinya yang sedang sakit.
Proses pengangkatan Usman bin Affan yaitu dengan mekanisme sebagai berikut:
1.Khalifah dipilih oleh anggota formatur dengan suara terbanyak.
2.Apabila suara berimbang, Abdullah bin Umar yang berhak menentukannya.
3.Apabila calon Abdullah bin Umar tidak diterima, maka calon yang dipilih oleh Abdul
ar-Rohman bin Auf harus diangkat menjadi khalifah, kalau masih ada yang menentang
maka penentang tersebut harus dibunuh .
Dengan adanya mekanisme yang seperti ini akhirnya suara terbanyak memilih 2
kandidat yaitu Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Akhirnya Usmanlah yang
terpilih karena Beliau usianya lebih tua dari pada Ali, mendengar keputusan tersebut
Ali sangat kecewa karena berarti kelompok Abdul ar-Rahman bin Auf yang berkuasa.

a.Perluasan Wilayah

Perluasan pemerintahan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti daerah
Herart, Kabul, Ghazani dan Asia Tengah juga Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes dan
bagian yang tersisa dari Persia dan berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan
orang Persia.
Dalam sosial budaya,Usman bin Affan telah membangun bendungan besar untuk mencegah
banjir dan mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, masjid, rumah
penginapan para tamu dalam berbagai bentukserta memperluas masjid Nabi di Madinah.
Sedangkan Sesuai dengan tujuan awal pengumpulan dan penghimpunan ini untuk
mempersatukan semua umat islam yang sempat terpecah belah karena adanya perbedaan
dalam pembacaan ayat al-Qur‟an, maka khalifah Usman memerintahkan kepada semua
gubernurnya untuk menghancurkan semua mushaf yang ada ditengah-tengah masyarakat
dan digantikan dengan Mushaf Usmani.

b.Penyusunan Mushaf Usmani

Terjadinya ketidakseragaman qiraat telah menimbulkan perpecahan dan merasakan


perlu untuk ditertibkan. Orang yang pertama mensinyalir adanya perpecahan adalah
sahabat Huzaifah ibnul Yaman. Kemudian Huzaifah melaporkan kepada Usman
segera mengambil langkah-langkah untuk menertibkannya.
Akhirnya seiringnya waktu para panitia berhasil mengumpulkan dan menghimpun
semua al-Qur‟an ke dalam sebuah mushaf yang dikenal dengan Mushaf Usmani. Sesuai
dengan tujuan awal pengumpulan dan penghimpunan ini untuk mempersatukan semua umat
islam yang sempat terpecah belah karena adanya perbedaan dalam pembacaan ayat al-

6
Quran, maka khalifah Usman memerintahkan kepada semua gubernurnya untuk
menghancurkan semua mushaf yang ada ditengah-tengah masyarakat dan digantikan
dengan Mushaf Usmani.

c.Sistem pemerintahan dan kemelut politik

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Sistem pemerintahan Usman


pada dasarnya tidak berbeda dari pendahulunya..Dalam pidato pembaiatannya, Usman
menegaskan akan meneruskan kebiasaan yang dibuat pendahulunya.Pada paruh terakhir
masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa dikalangan umat Islam
terhadapnya. Kepemimpinan Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, mungkin
karena umurnya yang sudah lanjut dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya, pada tahun 35
H / 655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa
itu. Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat yang kecewa terhadap
kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan
tinggi. Yang terpenting adalah Marwan bin Hakam. Dialah pada dasarnya yang
menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah.

D. Khalifah Ali bin Abi Thalib

Ali terpilih sebagai Khalifah setelah terbunuhnya Usman secara menyedihkan. Ali
dipilih oleh sebagian besar kaum Muslimin, walaupun ada sebagian sahabat yang tidak setuju
dengan pemilihan Ali. Inilah yang menjadikan banyak terjadi perselisihan pada masa
pemerintahanya. Ali ibnu Thalib ibnu Abdul Muthalib dilahirkan 10 tahun sebelum Nabi
Muhammad diutus menjadi Rasul.
Ali dikenal dengan budi pekertinya, kesalehan, keadilan, dan kebersihan jiwanya. Dia
terhitung salah seorang dari tiga tokoh utama yang telah menimba ilmu dari Rasulullah.30 Ali
dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut
sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun
600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah SAW tidak
menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.
Sebagai Khalifah ke empat, Ali bin Abi Thalib meneruskan cita-cita Abu Bakar dan
Umar. Dia mengikuti dengan taat prinsip-prinsip Baitul Mal dan memutuskan untuk
mengembalikan semua tanah yang diambil alih oleh Bani Umayah ke dalam perbendaharaan
negara.32 Dua kebijakan Ali pada masa awal kepemimpinanya:
1..Memecat kepala-kepala daerah yang diangkat Usman dan mengangkat pengganti sesuai
dengan pilihannya sendiri.
2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagikan kepada kerabat Usman tanpa jalan yang
sah, demikian juga hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tiada beralasan.

a.Sistem Pemerintahan

Setelah Usman wafat, Ali bin Abi Thalib adalah calon terkuat untuk menjadi
khalifah, karena banyak didukung oleh para sahabat . Tidak ada masa sedikit pun

7
dalam pemerintahannya yang dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan sebagai
khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat Usman. Dia yakin bahwa
pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik
kembali tanah-tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan
hasil pendapatan pada Negara dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan
diantara orang-orang Islam sebagaimana diterapkan oleh khalifah Umar.

b.Permasalahan perang jamal, perang shiffin dan perang nahawan

Tidak lama setelah itu, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan
Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para
pembunuh Usman dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah
ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim
surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara
itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran dahsyat pun
berkobar. Perang ini dikenal dengan “Perang Jamal (unta)”.

Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali


bergerak ke Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah tentara. Pasukannya bertemu
dengan pasukan mu‟awiyyah di Shiffin, sehingga pertempuran ini dikenal dengan nama
“Perang Shiffin” yang terjadi pada tahun 37 H, yang hampir dimenangkan oleh khalifah
Ali. Namun. Atas kecerdikan Mu‟awiyyah yang dipimpin Amr bin Ash yang
mengacungkan al-Qur‟an dengan tombaknya yang mempunyai arti perdamaian. Akhirnya,
terjadi peristiwa tahkim yang secara politis khalifah Ali mengalami kekalahan.
Perang Nahawan terjadi pada tahun 21 H / 642 M. Dalam pertempuran ini.
Pasukan Persia dapat ditaklukkan / ditundukkan secara mutlak. Dalam waktu yang sama,
mereka mengikuti beliau dan mengejarnya. Beliau mundur mereka pun masih
mengejarnya. Beliau bersikap seolah-olah hendak melarikan diri dari mereka. Hingga
akhirnya pasukan musuh ikut mengejar semua kecuali penjaga. Disaat itulah
umat Islam menyerang dan menghancurkan mereka.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada zaman Khulafaur


Rasyidin belum berkembang seperti masa-masa sesudahnya. Pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan masa Nabi, yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran
Islam yang bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi
umat Islam terhadap perluasan wilayah Islam dan terjadinya pergolakan politik, khususnya
pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

8
BAB III
KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan


musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui
pertemuan saqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah
munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad
Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari
islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun
12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an hingga dia
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis
pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Umar membentuk panitia yang
beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah
Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat
pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam
membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh
anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam
dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan
pemilihan (khulafaur rasyidin berganti dengan sistem kerajaan).

B.Saran

Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh


Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dari
Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah,
dan ketidak tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang
menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak
negatif di era globalisasi ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/40235139/MAKALAH_KHULAFAUR_RASYIDIN

rfinawati, E., Zuriatin, Z., & Rosdiana, R. (2019). Sejarah Pendidikan Islam pada Masa
Khulafaur Rasyidin (11-41 H/632-661 M). Jurnal Pendidikan Ips, 9(1), 29-40

Fadlillah, A. (2021). Modul Sejarah Peradaban Islam.

dnan, M. (2019). Wajah Islam Priode Makkah-Madînah Dan Khulafaurrasyidin. Cendekia:


Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 85-102

Klasik, D. M., & Tengah, H. M. (2007). Sejarah pemikiran dan peradaban Islam.

10

You might also like