Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Inflasi, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pendapatan Di Provinsi Aceh
Pengaruh Inflasi, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pendapatan Di Provinsi Aceh
A R T I C L E I N F O R M A T I O NA B S T R A C T
Keywords: This study analyzed the effect of inflation, population, and economic
Inflation, Total Population, growth on income inequality in Aceh province using data from 2005-
Economic Growth, and Income 2019. The data analysis method used was multiple linear regression
Inequality analysis methods. The results showed that inflation had a positive and
insignificant effect on income inequality in Aceh Province. The
population had a positive and significant effect on income inequality in
Aceh Province. Meanwhile, economic growth had a negative and
insignificant effect on income inequality in Aceh Province. The results
of the f-test showed that inflation, population, and economic growth
significantly influenced income inequality. Meanwhile, the results of R2
showed that the ability of the independent variables to the dependent
variable was 47.55%, while the other 52.45% were influenced by
variables outside of this study.
(2016), Radi Negara (2011), Dea Fajar Ayu, dkk, tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan
(2019), Nurlina & T.Muhammad Iqbal Chaira nasional riil pada tahun sebelumnya.
(2017), Dewa Ayu Dwi Gita Pramesti & I Menurut Jhingan (2014) para ahli ekonomi
Nyoman Mahaendra Yasa (2019) yang mana menganggap faktor produksi sebagai kekuatan
hampir keseluruhan penelitian tersebut utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa
berkenaaan dengan variabel yang juga diteliti faktor ekonomi yang turut mempengaruhi
dalam penelitian ini. pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut : (1)
Sumber Alam. (2) Akumulasi Modal. (3)
2. TINJAUAN TEORITIS Organisasi. (4) Kemajuan Teknologi. (5)
Pembagian Kerja dan Skala Produksi. (6) Produk
Ketimpangan Pendapatan
Domestik Regional Bruto Perkapita. (7) Jumlah
Menurut Todaro & Smith (2006)
penduduk
ketimpangan pendapatan merupakan terdapatnya
perbedaan pendapatan yang diterima atau
Kerangka Konseptual
dihasilkan oleh masyarakat sehingga
Adapun Kerangka Pemikiran yang dimaksud
mengakibatkan tidak meratanya distribusi
adalah sebagai berikut :
pendapatan nasional di antara masyarakat.
Menurut Sukirno (2013) untuk mengukur
ketimpangan pendapatan, digunakan katagorisasi
antara lain: kurva lorenz, koefisien gini dan
Inflasi (X1)
kriteria Bank Dunia. H1
Inflasi
Menurut Sukirno (2013) inflasi adalah Jumlah H2 Ketimpangan
suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku Penduduk (X2) Pendapatan
dalam suatu perekonomian. H3 (Y)
Menurut Putong (2002) Inflasi dibedakan
atas tiga jenis, antara lain: (1) Berdasarkan Pertumbuhan
sifatnya, Inflasi dibagi menjadi empat kategori Ekonomi (X3)
utama, yaitu: Inflasi rendah, Inflasi menengah,
Inflasi berat, dan Inflasi sangat tinggi. (2)
H4
Berdasarkan penyebabnya inflasi dibagi menjadi
dua yaitu: Demand Pull Inflation dan Cost push
inflation. (3) Berdasarkan asalnya inflasi dibagi Gambar 2.1
menjadi dua yaitu: Inflasi yang berasal dari dalam Kerangka Konseptual
negeri dan Inflasi yang berasal dari luar negeri.
Keterangan:
Jumlah Penduduk = Uji secara parsial
Penduduk merupakan semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik = Uji secara simultan
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan Kerangka konseptual pada gambar di atas
tetapi bertujuan untuk menetap (BPS, 2019). menjelaskan pengaruh inflasi, jumlah penduduk
Menurut Ajie (2008) ada beberapa faktor dan pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, pendapatan. Penelitian ini di uji dengan dua
yaitu:Fertilitas (Kelahiran). (2) Mortalitas pengujian yaitu uji t (parsial) adalah pengujian
(Kematian). dan (3) Migrasi. untuk melihat seberapa pengaruh masing-masing
variabel bebas secara individu terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi terikat. Uji F (simultan) adalah pengujian untuk
Menurut Sukirno (2013) pertumbuhan melihat seberapa berpengaruh semua variabel bebas
ekonomi merupakan perkembangan kegiatan secara serentak terhadap variabel terikat.
ekonomi dari waktu ke waktu dan menyebabkan
pendapatan nasional rill berubah. Tingkat Hipotesis
pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu masalah penelitian. Hipotesis alternatif dalam
penelitian ini adalah:
42
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas maka Berdasarkan gambar 4.2 diatas maka dapat
diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut: dilihat bahwa nilai probabilitas Jarque- Bera
Y= -2.772107 + 0.001092 X1 + 0.200313 X2 - adalah sebesar 0.997985 > 0,05 Dari hasil ini dapat
0.000690 X3 + e. Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
diinterpretasikan sebagai berikut: berdistribusi normal.
1. Dari persamaan diatas diperoleh nilai
konstanta sebesar -2.772107, artinya jika Hasil Uji Asumsi Klasik
inflasi, jumlah penduduk dan pertumbuhan Hasil Uji Multikolinearitas
ekonomi nilainya 0, maka ketimpangan Berikut hasil pengujian multikolinearitas yang
pendapatan di Provinsi Aceh yaitu sebesar - dapat di lihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
2.772107%.
2. Koefisien variabel inflasi adalah sebesar Tabel 4.2
0.001092, hal ini menunjukkan hubungan Uji Multikolinearitas
yang positif yang berarti jika variabel jumlah X1 LOG(X2) X3
penduduk dan pertumbuhan ekonomi X1 1 -0.6551 -0.7602
nilainya tetap sedangkan inflasi meningkat LOG -0.6551 1 0.7528
sebesar 1% maka ketimpangan pendapatan (X2)
akan meningkat sebesar 0.001092%. X3 -0.7602 0.7528 1
3. Koefisien variabel jumlah penduduk adalah Sumber: Eviews 10 Data Diolah 2021
sebesar 0.200313, hal ini menunjukkan
hubungan yang positif yang berarti jika Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat
variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi disimpulkan bahwa pengaruh X1 terhadap variabel
nilainya tetap sedangkan variabel jumlah X2 adalah sebesar -0.6551, sedangkan pengaruh
penduduk meningkat sebesar 1% maka variabel X1 terhadap variabel X3 sebesar -0.7602
ketimpangan pendapatan akan meningkat dan pengaruh variabel X2 terhadap variabel X3
sebesar 0.200313%. adalah sebesar 0.7528 dari hasil tersebut dapat
4. Koefisien variabel pertumbuhan ekonomi disimpulkan bahwa semua nilai matrik korelasi
adalah sebesar -0.000690, hal ini antar variabel bebas < 0.80 maka dalam model ini
menunjukkan hubungan yang negatif yang tidak ada indikasi multikolinearitas.
berarti jika variabel inflasi dan jumlah
penduduk nilainya tetap sedangkan variabel Hasil Uji Autokorelasi
pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar Berikut hasil pengujian autokorelasi yang
1% maka ketimpangan pendapatan akan dapat di lihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
mengalami penurunan sebesar 0.000690%.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Uji Autokorelasi
Hasil pengolahan data dari uji normalitas
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
5
Series: Residuals
Sample 2005 2019
4 Observations 15
Sumber: Eviews 10 Data Diolah 2021
Mean -1.29e-15
3 Median -0.001324
Maximum 0.022450
Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat
2
Minimum -0.021829 disimpulkan bahwa dari hasil perolehan nilai P-
Std. Dev. 0.010963
Skewness -0.008021 value Obs*R-Squared sebesar 0.0434 maka tidak
1
Kurtosis 2.921283 ditemukan masalah pada autokorelasi, hal ini
Jarque-Bera 0.004034 dikarenakan P-value Obs*R-Squared sebesar
Probability 0.997985
0
-0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02
0.0434 > 0.01, maka dalam penelitian ini tidak
terdapat masalah autokorelasi.
Sumber: Eviews 10 Data Diolah 2021
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Normalitas Berikut hasil pengujian heterokedastisitas
yang dapat di lihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
45