You are on page 1of 8

KAJIAN NASKAH

TAUHID

BAHASA DAN SASTRA ARAB UIN SMH


BANTEN
2023

Disusun Oleh :

Kausar Al – Afin

211360074
A. DESKRIPSI NASKAH

NO KATEGORI KETERANGAN
1 Publikasi Naskah Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama
2 Katalog ID, Bibid dan LKK_SLO2016_NSR05

Nomor Panggil
3 Keterangan Kode Tidak Ada keterangan kode dalam naskah ini
4 Judul Naskah Fath Al-mu’in bi syarh Qurrah al-‘ain Bimuhimmah al-Din
5 Pengarang Ahmad bin Abdul Aziz ibn Zain al-Din bin Ali bin Ahmad
al-Ma’bari al-Malibari al-Hindi
6 Penyalin Tidak ada keterangan penyalin naskah ini
7 Penerbit Tidak ada keterangan penyalin naskah ini

8 Tempat Penyimpanan Di Pondok Pesantren Al-mansur, Popongan, Klaten, Jawa


Tengah

9 Tempat penulisan Tidak ada keterangan penulisan naskah ini


10 Asal Naskah Naskah ini berasal dari Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia
12 Alas Bahan Naskah Jenis bahan kertas naskah eropa kuno
13 Kondisi Fisik Naskah Kondisinya masih cukup baik dan dijilid dengan benang,
tetapi jumlah kurasnya sulit dihitung, karena jilidannya
telah menyatukan antar kuras dengan rapat. Meskipun
jilidannya masih bagus, halaman dan teksnya tidak utuh.
Naskah ini ditulis dengan aksara Arab dan berbahasa Arab,
dengan khath jenis Naskhi, serta menggunakan tinta warna
hitam dan merah. Warna hitam digunakan pada teks syarah
(penjelasan), sedangkan warna merah digunakan ketika
fasal baru, bab baru, serta kata-kata yang dipandang utama
dan penting. Di samping teks utama, di dalam naskah ini
terdapat kalimat penjelasan yang ditulis di bawah teks
utama dengan model menggantung, atau dikenal dengan
istilah makna gandul.

14 Penjilidan Ada jilidan naskah ini


15 Watermark dan Terdapat Watermark (Lion in Medallion) dengan tulisan
Counter Concordia Pesparvae Crescunt
Mark
16 Garis Tebal (Cine Tidak diketahui
Lines) dan Garis Tipis
(Lide
Lines)
17 Jarak antara garis tebal Tidak diketahui jarak garis tebalnya, karena semua garis
pertama sampai terlihat berukuran sama
ketujuh
18 Jumlah garis tipis Tidak ditemukan garis tipis dalam naskah
dalam satu centimeter

19 Garis panduan (bline Tidak ada garis panduan dalam naskah


lines)
20 Jumlah kuras jumlah 122 halaman
halaman
21 Jumlah baris dalam setiap 6-13 baris / halaman
halaman
22 Panjang dan lebar 20,5 x 16 cm
halaman naskah dalam
cm
23 Panjang dan lebar teks 17 x 7 cm
dalam cm
24 Kata Alihan (catchword) Terdapat kata Alihan atau (catchword) dalam naskah, yaitu
dengan menggunakan bahasa Arab.
25 Iluminasi dan ilustrasi Tidak terdapat iluminasi dan ilustrasi pada naskah, karena
pada naskah ini tidak teridentifikasi ragam hias yang
mengelilingi teks atau penggambaran dalam teks
26 Huruf dan bahasa yang huruf yang terdapat dalam naskah ini adalah huruf Arab
digunakan
27 Jenis tulisan/khat Jenis tulisah khat dalam Naskah adalah Khat Riq’ah
28 Warna tinta dalam tulisan Menggunakan tinta berwarna hitam
29 Halaman kosong dalam Dalam naskah terdapat halaman kosong.
naskah (ada/tidak)
30 Kolofon(pengarang,temp Berdasarkan penelitian, naskah ini tidak memiliki
at,tanggal dan waktu keterangan kolofon di dalamnya maupun di akhir naskah
penulisan) tersebut.

31 Ringkasan isi Naskah ini berisi tentang tema-tema dalam bidang fikih.
Dimulai dengan uraian tentang ibadah shalat, syarat, wajib
dan rukunnya, bersuci seperti wudlu dan mandi, serta
ibadah-ibadah ritual yang lain. Terdapat juga seputar cara
pembagian harta warisan berdasarkan prinsip yang
diajarkan oleh Al-Qur'an serta jumlah bagian-bagian yang
diperoleh oleh para ahli waris berdasarkan posisi dan
hubungannya dengan si mayit.
32 Bunyi kutipan awal Bismillāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi. Al-ḥamdulillāhi al-
fattāḥi al-jawādi al-mu’īnʘ ‘Alā at-tafaquhi fi ad-dīni ʘ
ihtāruhu min al-‘ibādiʘ wa asyhadu an lā ilāha illa allāu
syahādatan tudkhilanā dar al-hulūdʘwa asyhadu anna
sayyidanā Muḥammadan ‘abduhū wa rasuluhū shoḥibu
al-maqāmi al-maḥmūdi ʘ Shallallāhu wa sallamu ‘alaih
wa ‘ala ālihi wa ashḥābihi al-asjudu ʘ Shalātan wa
salāman afūz bihimā yauma al-ma’ād ʘ waba’du fahāża
syarḥun mufīdun ‘alā kitābi al-musamma bi qurrati al-‘īni
bi muhimmati ad-dīni ʘ yubayyinu al-murād ʘ wa
yutammimu ... ʘ wa yuḥashshilu al-maqāshida ʘ wa
yubrizu al-fu āda ʘ wa sammaituhu bifatḥi al-mu’īn bi
syarḥi qurrati al-‘īni bimuhimmati ad-dīni ʘ wa ana as-
alullāha al-karīma al-mannāna ʘ an- yu’immu al-intifā’a
bihi lil-khāshshati wa al-āmmati mina al-ikhwāni ʘ wa
anyuskinatī bihi al-firdausa fi dāri al-amāni ʘ innahu
akramu karīmin wa arḥamu raḥīmin Bismillāhi ar-
raḥmāni ar-raḥīmi ay ullifu wa al-ismu.
33 Bunyi kutipan akhir Yaktariya al-‘āmilu nishfa al-arḍi bi nishfi al-baẓri wa
nishfi ‘amalihī wa nishfi manāfi’i al-ātihi au bi nishfi al-
biẓri wayatbari’u bil’amali wa al-manāfi’i in kānaal-bażru
minhu fa inkāna mina al-māliki istajirhu bi nishfi al-bażri
liyazra’u lahu an-nishfa al-ākhara mina al-bażri fi nishfi al-
arḍi wayu’ayyirahu nishfahā bābu fi al-‘āriyati bi tasydīdi
al-yāi wa taḥfīfahā wa hiya ismu lima yu’āru lil’aqdi al-
mutaḍamni li ibāḥati al-intfā’i bi yuḥillu al-intifa’u bihi
ma’a biqāi ‘ainihi liyuraddahu n ‘ārā żā-żahaba wa ja a
bisir’atin lā mina al-‘āri wa hiya mustahabatu ashālatan
lisyaddati al-ḥājati ilaiha wa qad tajibu ka ‘āratin tsaubun
tauqafat shaḥḥata ash-shalāti ‘alaihi wa mā yanqażu
gharīqan au yudzbiḥa bihi ḥayawānan muḥtaraman yakhsya
mautahu shiḥḥa min żi tab ra’in i’āratin ‘ainin ghairi
musta’āratin liintifā’in ma’a biqā in ‘ainihi .
34 Fungsi sosial Tidak diketahui
B. TRANSLITERASI NASKAH

ma'rifat itu harus dicapai bersamaan


dengan maknanya, jika tidak bermanfaat
bagi pemilik ma'rifat itu maka hal tersebut
dapat mengantarkan kepada kekekalan
neraka. Maka dari itu perkataan kita harus
atas dasar...

ringkasan dari penjelasan makna dari


ma'rifat tadi. Sedangkan makna "la ilaha
illallah" : tidak diragukan lagi kalimat
tersebut bermakna peniadaan sesuatu
(tiada Tuhan selain Allah), dan ketetapan
dari peniadaan tersebut
ketahuilah bahwa kata "syahadat" yg
diwajibkan atas orang muslim baik laki²
maupun perempuan untuk memperhatikan
hal tersebut

sedangkan perkataan "asyhadu anna


muhammadan Rasulullah" tidak
diragukan lagi kebenaran Nabi
Muhammad Saw dalam kenabiannya dan
kita semua mengakui itu
kewajiban, kemustahilan dan kebolehan.
Wajib adalah sesuatu yg tidak dapat
tergambarkan dalam nalar

You might also like