Aspek Legal Kep Bencana

You might also like

You are on page 1of 7

KEPERAWATAN BENCANA

TENTANG

ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN BENCANA

Oleh

DIFATUL AZZAHRA

191211522

IV. A

Dosen Pengampu :

Ns. Lola Despitasari, M.Kep

S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022/2023
ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN BENCANA

A. Aspek Legal dan Etik Keperawatan Bencana

1. Bencana

Dalam undang –  Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan


bencana, dikenal  pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana. Bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu
kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik factor alam atau factor non alam
maupun factor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psiklogis.

2. Aspek Etik

Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik atau buruknya
bagi tingkah laku manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang
berkenaan dengan kebiasaan baik buruk yan diterima umum mengenai sikap,
perbuatan, kewajiban dan sebaainya. Etik juga dapa digunakan untuk
mendeskripsikan suatu poola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat,
prinsip dan standart seseorang yang mempengaruhi prilaku professional. Cara hidup
moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah merupakan istilah
yang digunakan untuk merefleksikan baaimana seharusnya manusia berprilaku, apa
yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain, selain itu merupakan
prinsip yang menyangkur benar atau salah, baik dan buruknya dalam berhubungan
dengan orang lain. Keperawatan telah mengembangkan kode etik dengan
menggambarkan kondisi ideal  professional. Kode etik mencerminkan prinsip etis
yang secara luas dapat diterima anggota profesi (NASIONAL, 2019)

a. Kode Etik Keperawatan Bencana


 Perawat bencana memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien
 Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan tanggung jawab dalam
praktek keperawatan emergensi
 Perawat bencana melindungi klien manakala mendapatkan pelayanan kesehatan
yang tidak cakap, tidak legal, sehingga keselamatannya terancam

b. Etika Berdasarkan Norma Profesi


 Menghargai klien
 Manusia utuh dan unik (umur, status social, latar belakang budaya dan
agama)
 Menghargai keputusan yang dibuat klien dan keluarga
 Memberikan yang terbaik a asuhan keperawatan yang bermutu
 Mempertanggungjawabkan pelayanan keperawatan yang diberikan
 Tidak menambah permasalahan
 Bekerja sama dengan teman sejawat, tim kesehatan untuk pelayanan
keperawatan terbaik

3. Aspek Legal

Aspek legal dalam konteks pelayanan keperawatan bencana

 Membuat kontrak kerja (memahami hak dan kewajiban)


 Praktek yang kompeten hanya dilakukan oleh seorang perawat yang kompeten
 Tambahan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam pemberian asuhan
keperawatan
 Melaksanakan tugas delegasi, sesuai dengan kemapuan perawat yang akan
diberikan delegasi.

SAMARI TAN LAW a menolong karena kerelaan menolong yang


membutuhkan UU PENANGGULANGAN BENCANA A uu NO 24 TH 2017
TINDAKAN SAAT TANGGAP BENCANA UU KESEHATAN a UU No. 36 Thn
2009 (63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan.

 Psl 32: Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan diberikantanpa uang muka
 Psl 53 (3):pelayanan kesehatan hrs mendahulukan pertolongan penyelamatan
nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya
 Psl 58 (3): tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika utk menyelamatkan nyawa
dalam keadaan darurat
 Psl 82; 83: pelayanan pada kondisi darurat dan bencana

UU Rumah Sakit à UU No 44 Thn 2009

 Psl 29: memberikan yan gadar dan bencana sesuai dgn kemampuan
pelayanannya
 Psl 29: Memberikan pelayanan gadar tanpa uang muka
 Psl 34: hak pasien

UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

 Pasal 82 : Pelayanan kesehatan bencana yang dimaksud pada ayat (2): tanggap
darurat dan paska bencana : mencakup pelayanan kegawatdaruratan yang
bertujuan untuk menyelamatakan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut
 Pasal 83 ayat (1) : Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana harus ditujukan untuk menyelamatakan nyawa dan mencegah
kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien
 Ayat (2) : Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

UU No 38 Th 2014
PASAL 28 (AYAT 3):
Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar pelayanan, standar
profesi, dan SOP PASAL 35: Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan
tindakan medis dan  pemberian obat sesuai kompetensinya

 Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut


 Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan
 Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.

PASAL 35:

 Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya
 Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut
 Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan
 Keadaan darurat ditetapkan olehperawat dg hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya
 Ketentuan keadaan darurat diatur Permen.

B. Peran Perawat
1. Pra Bencana
Undang –  undang No. 38 tahun 2014, Pasal 31:
 Memberikan konseling penyuluhan
 Melakukan pemberdayaan masyarakat
 Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan
 Meningkatkan pengetahuannya
2. Saat Bencana

UU No. 38, Tahun 2014, Pasal 35

 Dalam keadaan darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya
 Pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut

Pasal 33, Ayat 4

 Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu perawat


berwenang :
 Melakukan pengobatan pada penyakit umum
 Merujuk pasien
 Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas

UU No. 36 tahun 2009 Pasal 59

 Tenaga kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama pada penerima


pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat/ darurat bencana untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
 Tenaga kesehatan dilarang menolak pelayanan kesehatan dan meminta uang
muka terlebih dahulu

Pasal 63

 Dalam keadaan tertentu tenaga kesehatan memberikan pelayanan diluar


kewenangannya.

3. Pasca Bencana

PP No. 21 Tahun 2008 Pasal 56 :

 Perawat harus mempunyai skiil keperawatan yang baik, memiliki sikap dan
jiwa kepedulian, dan memahami konsep siaga bencana
 Perawatan korban bencana, obat  – obatan, peralatan kesehatan, rehabilitasi
mental.  
No. 36 Tahun 2009

 Pasal 1 :Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ ketrampilan melalui
pendidikan di  bidang kesehatan
 Pasal 9 Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikikasi minimum D3 kecuali
tenaga medis.

C. Kompetensi Perawat Bencana


 Triage gawat darurat/ bencana
 Pelaksana penyelamatan kehidupan dasar
 Pelaksanaan tindakan keperawatan Gadar
 Pemenuhan kebutuhan klien Gadar
 Monitoring
 Dokumentasi
 Penanganan kepanikan klien dan keluarga
 Penanganan sukarelawan bencana

D. Dilema Etis Saat Bencana


 Perawat perlu memiliki pengalaman yang sesuai dengan keilmuan yang
dimilikinya
 Meningkatkan kompetensi “Bersikap dan berperlaku” sesuai dengan etika profesi
 Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada pribadi dan kelompok
 Melakukan kendali mutu dan kendali biaya dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan
 Kerusakan lingkungan masyarakat (fasilitas rusak, sandang dan pangan)
 Korban bencana (masyarakat, perawat dan keluarga)
 Rumah sakit kolaps.
DAFTAR PUSTAKA

NASIONAL, M. P. (2019). aspek legal dan etik keperawatan bencana. Nasional Menteri
Pendidikan, 235, 245. http://digilib.unila.ac.id/4949/15/BAB II.pdf

You might also like