Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Hubungan Luar Negeri - Tugas PPKN
Jurnal Hubungan Luar Negeri - Tugas PPKN
Dalam peristiwa yang terjadi antara tahun 1945 hingga 1949, lebih dari 100.000 korban jiwa
di pihak Indonesia yang tewas oleh 220.000 tentara Belanda dan sekutu. Hal tersebut
dikarenakan tindakan kekerasan ekstrem yang dilakukan Belanda dan sekutu dalam merebut
wilayah Indonesia ke tangan mereka.
Hemat penulis, sebagai bangsa yang pernah menentang keras kolonialisme pada zaman
tersebut, hal ini menjadi suatu pertanggungjawaban sendiri secara internal Indonesia dan
pembuktian kepada Dunia. Dengan tidak menerima permintaan maaf Belanda secara resmi
tersebut Indonesia masih membawakan kesan, agar permasalahan ini dibawa ke ranah yang
lebih serius.
Etika Kemanusiaan
Sebagai makhluk sosial yang setiap harinya berinteraksi, kita perlu memperhatikan sikap kita
baik secara lisan maupun perbuatan, menjaga kedua hal tersebut memberikan dampak baik
pada kehidupan, cara untuk menjaga nilai-nilai tersebut dapat dipahami melalui Etika. Etika
yang dimiliki seorang manusia perlu untuk dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya. Artinya
dengan etika yang dianggap positif maka manusia akan bernilai baik. Dengan perilaku dan
lisan yang baik orang tersebut akan dicap baik, begitu pula sebaliknya.
Ada juga nilai buruk yang diberikan kepada mereka, tetapi sikap ini sering kali dihadapi
dengan penolakan dari lawan interaksinya.
Apabila kita memahami lebih dalam terkait apa yang terjadi pada masa penjajahan
pemerintahan Belanda di
Tentu saja hal tersebut merupakan tindakan yang tidak sesuai etika humanisme yang
ada. Rakyat Indonesia dipaksa untuk kerja rodi, tanam paksa, perbudakan, bahkan hingga
dibunuh tanpa alasan yang jelas.
Menurutnya, seharusnya pemerintah
Belanda melakukan langkah konkret dalam upaya restitusi atas kejadian masa lalu yang
terjadi di Indonesia akibat tentara Belanda tersebut. Menteri Belanda tersebut dan
mempertimbangkan tuntutan keluarga korban karena kekerasan ekstrem, sistematis dan
menyebar yang dilakukan oleh Belanda pada saat itu pada faktanya sangat berdampak pada
keluarga dan keturunan korban.
selebihnya angkatan bersenjata milik Belanda tersebut melakukan hal yang sesuai etika
kemiliteran. Posisi yang diambil oleh pemerintah Belanda pada tahun 1969 tidak pernah
direvisi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak bukti yang menyatakan
tentara Belanda melakukan kekerasan ekstrem di Indonesia. Sebagaimana yang ada di dalam
disertasi yang berjudul «Independence, Decolonization, Violence and War in
Indonesia, 1945-1950» yang akhirnya dibukukan dalam buku «de brandende kampongs van
generaal spoor» milik doktor sejarawan Remy Limpach.
Besar Jonkheer Tjeerd de Swan dan restitusi sebesar Rp220 juta yang dibayarkan pemerintah
Belanda kepada keluarga korban Pembantaian Rawagede.
Sementara itu, tidak semua pemerintah terbukti bersedia mengakui tindakan masa lalu rekan
senegaranya.
1952, maka pemerintahan Belanda pun harus melakukan hal yang sama. Terlepas dari
itu, adapun menurut sejarawan, Bonnie Triyana, dalam mengakui kesalahannya, Belanda
harus menanggung konsekuensi hukum yang ada. Sebab pada saat Belanda melakukan
penjajahan pada tahun 1945 hingga 1949, Indonesia sudah berstatus negara yang
berdaulat. Hal tersebut berarti Belanda telah melanggar kedaulatan Indonesia.
Kekerasan yang dilakukan Belanda pada tahun 1945 hingga 1949 tentunya melanggar hukum
internasional karena Belanda melakukan invasi ke wilayah kedaulatan Indonesia. Hal tersebut
melanggar Piagam PBB Pasal 2 ayat dan Pasal 2 ayat . Maka, dalam kasus ini sudah
seharusnya Belanda melakukan restitusi atau pemberian ganti rugi atas perbuatannya
terhadap Indonesia. Psikolog fokus pada trauma kolektif, dan represi dan kembalinya
ingatan, serta nilai katarsis dan penyembuhan dari permintaan maaf.
Para filsuf pun sibuk memikirkan masalah etika, moralitas, dan tanggung jawab yang
sulit, sementara para teolog membangkitkan aspek penebusan dan pendamaian dari
pengakuan, penyesalan, penebusan dosa, dan absolusi. Pada kasus perubahan sejarah yang
sebenar-benarnya hal ini ditujukan untuk mengembalikan citra dan kejadian yang sebenarnya
atas pemerintahan Belanda terhadap bangsa Indonesia di masa lampau.
Kesimpulan
Kolonialisme yang menimpa bangsa
Indonesia oleh Belanda merupakan hal yang
91
https://www.dw.com/id/belanda-
akhirnya-minta-maaf-atas-
pembantaian-rawagede/a-15589501
https://www.dw.com/en/netherlands-
apologizes-to-indonesia-over-war-
crimes/a-60817847
Dutch apologize for massacre. (2013). The
Jakarta Post.
Gouda, F. (2007) Dutch culture overseas :
Praktik kolonial di Hindia Belanda,
1900-1945. Jakarta: Serambi.
Heffner, M. (1918) ‘Does Colonization Pay ?’,
The Journal of Race Development,
8(3), pp. 354–365. Available at:
https://www.jstor.org/stable/29738246.
Heijboer, P. 1998. Agresi Militer Belanda,
Memperebutkan Pending Zamrud
Sepanjangn Khatulistiwa 1945-1949.
Jakarta : PT Grasindo.
ndence-decolonization-violence-and-
war-indonesia-1945-1950.