You are on page 1of 15

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI

RUMAH TANGGA KERIPIK TEMPE DI KOMPLEK KOPTI


SEMANAN

Tiara Mahanani1, Fakhrul Hadi2, Evalina Ani3


(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang)

ABSTRAK

Penelitian ini telah di lakukan pada sektor industry rumah tangga di wilayah Komplek
Kopti Semanan,Kalideres,Jakarta Barat.Keripik tempe adalah salah satu jenis makanan ringan
yang banyak diminati masyarakat. Tidak heran jika usaha keripik tempe juga banyak diminati
karena menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Bahkan, jika bisa mengelola dan
mengembangkan usaha tersebut, jumlah omzet dari usaha tempe ini bisa mencapai jutaan
rupiah. Keripik tempe dibuat dari bahan dasar tempe kedelai sehingga memiliki cita rasa yang
sangat khas.Seperti kita ketahui,bahwa kedelai yang menjadi bahan dasar pembuatan tempe
memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.Protein sangat dibutuhkan terutama untuk
anak yang masih dalam masa pertumbuhan.Selain protein,dalam tempe juga kaya akan
kandungan isoflavon,yang dapat menegah penyakit kanker.

Sektor industri kecil merupakan salah satu lokomotif yang krusial bagi pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi banyak di negara di dunia. Eksistensi industri kecil di dalam
proses pembangunan ekonomi negara berkembang terdesak dan tersaingi oleh sektor usaha
skala besar dengan segala efek negatifnya salah satunya sektor industri di Komplek Kopti
Semanan yang berjalan lambat namun terus meningkat jumlah industri kecil rumah tangga.
Berbagai kendala yang dihadapi oleh pengusaha kripik tempe adalah akses pemasaran.
Karena pengusaha kripik tempe memasarkan produksinya tidak langsung, yakni pemasaran
melalui perantara atau dijual ke pengepul serta banyaknya pengusaha kripik tempe yang
belum memiliki ijin usaha perdagangan, sehingga aspek perijinan diabaikan oleh beberapa
pengusaha kripik tempe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Kata kunci: Industri kecil, Strategi pengembangan

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 1


PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kekayaan alam serta lahan pertanian
yang luas. Lahan pertanian di Indonesia cocok ditanami segala jenis tanaman sehingga
menjadikan Indonesia sebagai negara agraris. Terdapat beberapa jenis lahan pertanian di
Indonesia, seperti sawah yang ditanami padi dan menjadi makanan pokok masyarakat
Indonesia, lahan tegalan yang dapat ditanami jagung, kedelai maupun ubi-ubian, serta lahan
perkebunan yang dapat ditanami kelapa sawit. Sektor pertanian merupakan sektor yang
paling penting baik dalam jangka panjang pembangunan ekonomi maupun untuk pemulihan
ekonomi jangka pendek.

Pengembangan industri pengolahan pangan di Indonesia yang didukung oleh


sumberdaya alam pertanian,baik nabati maupun hewani yang mampu menghasilkan berbagai
produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam lokal atau
daerah.Saat ini di beberapa negara Asia banyak produk pangan yang diangkat dari jenis
pangan lokal dan diolah secara tradisional.Dengan berkembangnya produk lokal
tersebut,maka jumlah dan jenis produk pangan menjadi semakin banyak.

Perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, ditambah dengan


peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil, maka para Ibu-ibu rumah tangga mulai
mengasah otak untuk berfikir lebih kreatif tentang bagaimana agar dapat menghasilkan
pendapatan sendiri diluar pendapatan seorang suami, guna menambah pendapatan keluarga
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, kebutuhan, makanan, pakaian dan pendidikan anak-
anak. Ide untuk membuat home industri keripik tempe dimana masyarakat mampu menerima
adanya keripik tempe kerajinan salah satu ibu rumah tangga di Komplek Kopti Semanan
yang harganya bisa menyesuaikan dengan kantong masyarakat.

Industri keripik tempe di Komplek Kopti Semanan umumnya merupakan industri


rumah tangga yang sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari dalam keluarga dan
menggunakan modal sendiri. Industri keripik tempe di Semanan sudah ada secara turun
temurun dan proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional. Walaupun usaha ini
merupakan usaha yang menggunakan , modal sendiri dan masih bersifat tradisional dalam
proses pembuatan akan tetapi usaha keripik tempe tersebut masih bisa bertahan sampai saat
imi ditengah persaingan dengan industri keripik tempe di daerah lain.

Selanjutnya kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha kripik tempe di Komplek
Kopti Semanan adalah akses pemasaran. Karena rata-rata pengusaha kripik tempe
memasarkan produksinya menggunakan saluran tidak langsung, yakni pemasaran melalui
perantara atau dijual ke pengepul guna mendapatkan kepastian produksi dan modal yang
dikeluarkan bisa cepat kembali.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 2


Selain itu juga keinginan tetap mempertahankan produk unggulan yaitu kripik tempe
itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Pengembangan industri kecil
kripik tempe ini merupakan upaya mempersiapkan masyarakat untuk lebih maju dalam
usahanya untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pengembangan yang diiringi de-ngan upaya
memperkuat kelembagaan masyarakat akan mewujudkan kemajuan, kemandirian dan
kesejahteraan yang berkelanjutan.Pengembangan ini juga merupakan upaya meningkatkan
harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang mengalami kesulitan sebagai
akibat krisis ekonomi yang di alami bangsa Indonesia.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 3


Landasan Teori

1.Teori Produksi

a.Pengertian Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna


suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi merupakan dampak
dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih output
(produk). Kegiatan tersebut dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Untuk mengkaji
aspek-aspek produksi ahli ekonomi menggunakan fungsi produksi sebagai alat analisis.
Konsepsi abstrak fungsi produksi yang bersumber pada nilai memungkinkan para ahli
ekonomi untuk mengadakan analisis berbagai masalah seperti penentuan sumbangan
pendapatan faktor-faktor produksi, pengaruh faktor produksi terhadap pertumbuhan
ekonomi, perubahan teknologi dan sifat-sifat pengangguran teknologi.

Poduksi menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Kegiatan


produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam,
tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya produksi merupakan penciptaan atau
penambahan faedah atau bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga
lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Maka dari itu, produksi menitik beratkan pada
usaha untuk menimbulkan kegunaan yang lebih banyak dari suatu barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan orang banyak. Pada umumnya tujuan perusahaan dengan produksi,
yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal. Sehingga perlu merencanakan dan
menghitung dengan cermat mutu dan kualitas hasil produksi.
.

b.Tujuan Produksi
Produksi memiliki tujuan di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat


tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang maupun
perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen.
2. Menghasilkan Barang dan Jasa.
3. Memenuhi Kebutuhan Manusia.
4. Meningkatkan keuntungan pelaku usaha.
5. Memperluas lapangan usaha.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 4


c. Jenis Produksi

 Produksi ekstraktif yaitu kegiatan produksi yang bahannya diambil dari sumber daya
alam yang ada di dalam bumi yang barang tersebut nantinya dijual ke perusahaan lain
untuk diolah dan diproses menjadi barang baru.
 Produksi jasa yaitu kegiatan produksi yang memiliki tujuan untuk menjual jasa atau
keahlian tertentu yang dimilikinya.
 Produksi industri yaitu kegiatan produksi yang bertujuan untuk mengubah bahan baku
menjadi barang jadi atau setengah jadi yang kemudian dijual ke konsumen.
 Produksi agraris yaitu kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam untuk
menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak dengan melalui tahap
pengelolaan yang baik dan benar.
 Produksi pengangkutan adalah produksi yaitu kegiatan produksi yang tujuannya untuk
melayani pendistribusian atau pemindahan barang dari produsen menuju tempat terdekat
dengan konsumen.
 Produksi perdagangan yaitu kegiatan produksi yang memiliki peran sebagai penghubung
antara produsen dengan konsumen.

d. Sumber Produsi

 Sumber daya alam ini pada dasarnya hanya segala sesuatu yang berasal dari alam. Mudah
ditemukan, ada yang bisa diperbaharui dan tidak bisa diperbaharui. Dalam proses
produksi ini, memerhatikan jumlah sumber daya sangat penting sekali. Jangan sampai
produksi dilakukan dengan semena-mena dan menjadikan sumber daya alam hilang
setelah produksi dilangsungkan.

 Sumber daya manusia ini digunakan untuk menambah daya guna dan jasa. Hanya
manusialah yang mampu meningkatkan guna atau nilai sesuatu. Baik dalam
hal jasmani maupun rohani. Mulai dari tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan
tenaga kerja terdidik dan terlatih.
 Sumber daya modal termasuk alat atau barang hasil produksi. Hanya saja, hasil produksi
ini digunakan lagi untuk menghasilkan suatu barang. Modalnya ini dibeli langsung oleh
produsen bukan oleh konsumen. Biasanya harga yang ditawarkan lebih murah dari yang
dijual kepada konsumen.
 Sumber daya ahli lebih menitikberatkan pada keahlian manusia. Keahlian inilah yang
nantinya dapat meningkatkan nilai dan jumlah suatu produksi. Keahlian juga memegang
nilai yang sangat penting untuk melakukan proses produksi. Keterampilan yang
memegang kendali dalam hal ini.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 5


2. Konsep Strategi

Pengertian strategi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli, yang intinya
menyatakan bahwa strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi
dapat dikatakan sebagai suatu tindakan penye- suaian untuk mengadakan reaksi terhadap
situasi lingkungan tertentu yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian
tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Strategi dirumuskan
sedemikian rupa sehingga jelas apa yang sedang dan akan dilaksanakan perusahaan demi
mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson (1997,h.20) Manajemen startegi


didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang meghasilkan perumusan
(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran
peru- sahaan. Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik, karena berlangsung
secara terus-menerus dalam suatu organisasi.

Strategi dalam penerapannya memer-lukan syarat yang perlu diperhatikan agar penyusunan
strategi dapat berjalan dengan efektif. Maka terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
menurut Siagian (1998, h.102) merumuskan syarat tersebut antara lain:

a. Strategi yang dirumuskan harus konsisten dengan situasi yang dihadapi organisasi
b. Strategi harus memperhitungkan secara realistik kemampuan suatu organisasi
dalam menyediakan berbagai daya, sarana, prasarana dan dana yang diperlukan untuk
mengoperasikan strategi tersebut.
c. Strategi yang telah ditentukan diopera- sionalkan secara teliti.

Strategi jika dilaksanakan dengan baik akan mempunyai kegunaan atau manfaat. Manfaat
dalam strategi ini akan membuat organisasi dalam hal ini industri kecil akan merencanakan
pola pengembangan dengan cermat.

3. Pengembangan Industri Kecil

Menurut Pamuji (1985, h.7) pengembangan diartikan sebagai:”Suatu pembangunan


yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Dengan
demikian juga mengandung makna sebagai pembaharuaan yaitu melakukan usaha-usaha
untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan, menjadi lebih
baik atau bermanfaat”.

Upaya pengembangan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan baik berupa perangkat
lunak maupun perangkat keras. Menurut Syarif (1991, h.3) bahwa bentuk-bentuk
pengembangan meliputi:

1. Perangkat lunak meliputi :

a. Penyelenggaraan pendidikan dan pela- tihan untuk meningkatkan pengeta-huan dan


ketrampilan
b. Pembinaan usaha
c. Bantuan promosi dagang

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 6


d. Keringanan dan kemudahan yang diberikan pada pengusaha kecil dalam rangka
mendorong berkembangnya usaha.

2. Perangkat keras meliputi:

a. Menyediakan fasilitas bersama, misalnya koperasi sentra usaha pada sentra - sentra
industri kecil
b. Bantuan langsung pada pengusaha industri kecil seperti penyediaan tempat usaha
dan bantuan permodalan

Disisi lain, pembinaan atas iklim usaha sebagai faktor eksternal dalam berusaha juga
perlu mendapatkan perhatian karena hal ini akan mempengaruhi pentumbuhan dan
perkembangan industri kecil. Untuk itu, menurut Sjaifudin (1995, h:24-25) diperlukan
kebijakan-kebijakan
yang mampu, yaitu meliputi :

1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan dan berkembangnya usaha
kecil. Yang dalam hal ini diperlukan kebi- jakan-kebijakan yang dapat :

a. Memperbesar partisipasi golongan ekonomi lemah dalam kegiatan ekonomi.


b. Menciptakan situasi yang lebih kondusif sehingga pembangunan yang cenderung
padat modal bergeser pada situasi yang lebih memperluas kesem- patan bagi mata
pencaharian rakyat banyak.
c. Mengubah situasi ekonomi yang terlanjur terpusat dan ekstraktif menjadi lebih
tersebar manfaatnya bagi rakyat banyak.
d. Mendistribusikan faktor produksi yang telah terlanjur dikuasai sekelompok orang,
agar kepemilikan dan penguasaannya lebih terdistribusikan pada rakyat banyak.

2. Mewujudkan usaha kecil menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat
memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

3. Mendorong usaha kecil agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan
sumber pendapatan.

4. Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan usaha kecil


dalam kompetensi di tingkat nasional maupun internasional.

Pelaksanaan pengembangan yang baik memerlukan suatu strategi yang baik pula. Hal
ini perlu dilakukan agar nantinya selama proses kegiatan berlangsung materi-materi yang
akan disampaikan dapat diterima secara utuh dan memberikan respon positif bagi para
pengusaha dalam rangka mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki.

Kondisi menyadarkan bahwa pengem- bangan industry merupakan suatu keharusan


dan bukan hanya sebagai suatu usaha dalam rangka pemerataan pembangunan, tapi telah
memajukan dirinya sebagai struktur sosial yang dapat menyerap tenaga kerja dengan
investasi dapat berproduksi secara efektif. Hal ini tentunya menguatkan bahwa industri kecil
saat ini dinilai sebagai sektor terpenting untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi suatu

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 7


daerah, yakni pengangguran.

Pengembangan industri ditujukan agar industri tersebut dapat selalu terjaga kelang-
sungan produksinya sehingga pengusaha akan tetap bertahan dalam industri tersebut.
Menurut Dumairy (1996, h.48) pengembangan industri bertujuan untuk :

a. Sebagai argumentasi penciptaan lapangan pekerjaan.


b. Memiliki keunggulan komparatif dan mengembangkan persaingan yang baik dan
sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur
c. Sebagai loncatan dengan kata lain pengembangan industri akan menggunakan
teknologi yang lebih canggih, niscaya akan memberikan nilai tambah yang sangat
besar.

Dalam proses kegiatan memproduksi suatu barang dan jasa, diperlukan adanya faktor-
faktor pendukung yang akan mampu mendorong kelancaran pelaksanaan proses produksi
tersebut. Faktor-faktor pendukung yang biasa disebut sebagai factor produksi ini intinya
akaan berperan sebagai input dalam aktivitas produksi. Untuk itu agar proses produksi dapat
berjalan secara optimal, maka diperlukan ketepatan dalam mengkombinasikan berbagai
faktor produksi tersebut. Dalam hal ini kemampuan manajerial yang baik dalam menjalankan
kegiatan tersebut dibutuhkan bagi seorang pengusaha.

Industri kecil memiliki strategi-strategi dalam dirinya yang dapat menciptakan


keunggulan-keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan usaha lain. Menurut Hatten dalam
Suseno T.W, Firma Sulistyowati dan Dionysius Desembriarto (2005, h.240) keunggulan
kompetitif (competitive advantage) adalah aspek dari sesuatu usaha yang dilakukan secara
lebih baik dibandingkan usaha lainnya. Industri kecil memiliki faktor-faktor dalam dirinya
yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan usaha lain. Faktor-
faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif industri kecil
adalah:

1. Fleksibilitas, artinya industri kecil memiliki kapasitas dan jumlah produksi yang kecil
2. Inovasi, industri kecil lebih memiliki kesempatan yang benar untuk mengembangkan
produk yang sudah ada.
3. Kedekatan dengan pelanggan, strategi yang dapat dilakukan oleh pemilik industri untuk
pengembangan perusahaannya
4. Kualitas produk, cara lain untuk pengembangan industri kecil adalah dari kualitas yaitu
karakter sebuah produk atau jasa. Sedangkan menurut Sjaifudin (1995, h.66- 75) strategi lain
yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan industri kecil:

1. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial


2. Pengembangan Pemasaran

a. Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar


b. Proteksi Pasar
c. Menggeser Struktur Pasar Monopoli

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia


4. Strategi Pengaturan dan Perijinan

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 8


Sementara itu menurut Sigit (1987, h.100) kegiatan pengembangan industri kecil yang harus
didukung oleh pemasaran yang baik, dimana kegiatan pemasaran tersebut dapat digolongkan
dalam 4 kegiatan, yaitu: (a) Produk (Product), (b) Harga (Price), (c) Tempat (Place), (d)
Promosi (Promotion)
Dengan memperhatikan strategi-strategi yang dipaparkan diatas, maka diharapkan upaya
pemerintah daerah dalam pengembangan industri kecil akan dapat berjalan dengan efektif
dan efisien.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 9


Latar Belakang

Keadaan industri rumah tangga keripik tempe di Koplek Kopti Semanan cukup
menjanjikan, karena dapat menambah penghasilan keluarga dan mencukupi kebutuhan,
menampung banyak tenaga kerja yang melimpah di Semanan sehingga dapat mengurangi
tingkat pengangguran. Banyaknya industri keripik tempe di Komplek Kopti Semanan
menjadikan iklim industri kondusif untuk lebih dapat memajukan usaha karena antar
pengusaha saling membantu dan tidak ada persaingan.

Walaupun potensi bisnis produk tempe sangat menjanjikan, bukan berarti industri ini
tidak menghadapi kendala. Ada banyak faktor yang menjadi hambatan-hambatan UKM
keripik tempe untuk mengembangkan bisnis seperti misalnya: (1) banyak UKM yang masih
mendistribusikan produk tempenya hanya di dearah sekitar saja seperti warung-warung
sekitar atau mengirimnya ke pengepul karena terbatasnya ilmu dan informasi yang
dimilikinya (2) rendahnya inovasi, pengembangan nilai tambah dan diferensiasi bisnis
sehingga membuat produk-produk mereka hanyalah menjadi bisnis komoditas yang bersaing
dengan harga yang rendah.

Sektor industri kecil merupakan salah satu lokomotif yang krusial bagi pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi banyak di negara di dunia. Eksistensi industri kecil di dalam
proses pembangunan ekonomi negara berkembang terdesak dan tersaingi oleh sektor usaha
skala besar dengan segala efek negatifnya salah satunya sektor industri di Komplek Kopti
Semanan yang berjalan lambat namun terus meningkat jumlah industri kecil rumah tangga.
Berbagai kendala yang dihadapi oleh pengusaha kripik tempe adalah akses pemasaran.
Karena pengusaha kripik tempe memasarkan produksinya tidak langsung, yakni pemasaran
melalui perantara atau dijual ke pengepul serta banyaknya pengusaha kripik tempe yang
belum memiliki ijin usaha perdagangan, sehingga aspek perijinan diabaikan oleh beberapa
pengusaha kripik tempe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 10


Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui definisi dari penelitian
yang dilakukan.

Lokasi penelitian di di wilayah Komplek Kopti Semanan,Kalideres,Jakarta Barat. Teknik


pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara
terstruktur kepada prodesen keripik tempe di Sentra Industri Keripik Tempe di Komplek
Kopti Semanan

Fokus dalam penelitian ini adalah: (1) UMKM dan Perindustrian di Komplek Kopti Semanan
dalam pengembangan industri kecil kripik tempe di wilayah Komplek Kopti
Semanan,Kalideres,Jakarta Barat. (2) Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi
dalam proses pemasaran perindustrian keripik tempe di Komplek Kopti Semanan dalam
rangka pengembangan industri kecil kripik tempe di wilayah Komplek Kopti
Semanan,Kalideres,Jakarta Barat.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 11


Hasil dan Pembahasan

Industri pembuatan produk keripik tempe dianggap sebagai usaha yang cukup
potensial untuk dikembangkan lebih lanjut, mengingat usaha ini mudah untuk dijalankan dan
tidak membutuhkan ketrampilan yang khusus. Keunggulan keripik tempe yang diproduksi di
Komplek Kopti Semanan adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan tempe yang
digunakan yakni berupa tempe tipis yang dibuat khusus untuk keripik tempe tanpa melalui
proses pengirisan terlebih dahulu, sehingga keripik tempe yang dihasilkan akan memiliki cita
rasa yang khas. Harga keripik tempe juga relatif murah berkisar antara Rp 5.000,00 sampai
Rp 5.000,00 yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Persaingan antar produsen keripik tempe di di Komplek Kopti Semanan dalam


memperoleh pelanggan membuat produsen perlu untuk mengeluarkan strategi khusus
mengenai produknya dari segi rasa. Penerimaan produsen akan bertambah apabila produsen
kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi tersebut.Apabila produsen mampu memperbanyak
inovasi terkait dengan rasa maka akan menjadi peluang bagi produsen untuk
mengembangkan usahanya sehingga akan menarik minat konsumen untuk mencoba variasi
rasa selain rasa gurih misalkan pedas. Inovasi-inovasi produk tersebut akan tercapai apabila
didukung oleh peran pemerintah dalam memberikan bantuan permodalan karena dengan
inovasi tersebut akan membutuhkan tambahan biaya. Dengan demikian, diharapkan keripik
tempe dapat menjadi produk unggulan di di Komplek Kopti Semanan.

Kebijaksanaan mengenai produk meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan


perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan, serta
bentuk produk yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab
dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi “kebutuhan dan keinginan” dari
konsumen. Keripik tempe yang diproduksi ini merupakan keripik tempe didalam
pengolahannya tanpa menggunakan bahan bahan pengawet. Hal ini yang mendorong
konsumen keripik tempe memilih produk keripik tempe ini.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), produk adalah cara bagaimana produk
diartikan konsumen atas dasar ciri-ciri penting, tempat yang diduduki produk tersebut dalam
pemikiran konsumen relatif terhadap produk pesaing. Produk tersusun atas serangkaian
manfaat yang dapat diidentifikasi.Manfaat ini mencakup layanan yang disediakan, harga yang
ditawarkan, desainnya, kemasannya, jaminan atau garansi, citra atau reputasi penjual, kualitas
produk, dan karakteristik fisiknya.

Promosi atau pemasaran dilakukan pada usaha ini dengan cara memasarkan
produksinya menggunakan saluran tidak langsung, yakni memasarkan melalui perantara atau
dijual ke pengepul guna mendapatkan kepastian produksi dan modal yang dikeluarkan.
Kelebihan yang telah dirasakan oleh konsumen adalah mengenai kualitas produk, kualitas
rasa, serta harga yang ekonomis, selain itu diketahui bahwa Komplek Kopti Semanan
merupakan tempat yang terkenal dengan sentra industri rumahan kripik tempe. Hal ini
menjelaskan bahwa produk yang berkualitas dan juga harga yang terjangkau merupakan
konsep pemasaran yang harus bisa diterapkan oleh para pengusaha. Sasaran pasar untuk
memperkuat usaha oleh pengusaha dalam perkembangan usaha kripik tempe yaitu selalu

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 12


memperhatikan Brand Development yang bertujuan untuk mengetahui keinginan konsumen
dan aspirasi dari konsumen. Semisal varian rasa, dalam segi pengemasan dan harga yang
terjangkau. Hal tersebut sangat penting untuk menjadi perhatian bagi para pengusaha kripik
tempe untuk menarik minat dan selera dari para konsumen.

Upaya pengembangan terus dilakukan agar industry kripik tempe di Komplek Kopti
Semanan berkembang dari sebelumnya dari segi proses produksi, hasil yang lebih sempurna
maupun dari segi pemasaran yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Menghadapi peluang pasar keripik tempe yang
makin baik dan meluas maka harus didukung dengan sistem pemasaran yang baik, agar
produk keripik tempe dapat lebih dikenal oleh masyarakat umum.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 13


Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa Komplek Kopti Semanan
menganggap industri tempe sebagai usaha yang menjanjikan dan memiliki potensi untuk
menjadi industri andalan.Skala industri keripik tempe ini masih ada pada industri rumah
tangga yang menggunakan tenaga kerja keluarga ataupun tetangga sekitar. Industri keripik
tempe dapat menjadi penopang kehidupan dan sumber pendapatan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Salah satu hal yang diperlu diperhatikan pada industri ini adalah pada
pemasaran produk dan inovasi produk. Pemasaran produk yang baik memerlukan strategi
pemasaran yang tepat agar industri rumah tangga keripik tempe dapat berkembang, sehingga
peneliti melakukan penelitian dengan tujuan memberikan masukan strategi yang tepat untuk
memasarkan keripik tempe.

Strategi pemasaran keripik tempe yang dapat dilakukan untuk mempertahankan pasar yang
sudah ada dan mencari pasar yang baru termasuk pameran, mengikuti pameran yang ada
untuk meningkatkan keterampilan dalam menghasilkan produk dengan citarasa yang bernilai
gizi, membuat kemasan yang lebih menarik agar produk dapat menjangkau pemasaran dalam
dan luar Kabupaten, meningkatkan cita rasa dan kualitas dan memaksimalkan promosi,
mencari alternatif saluran pemasaran. Penerimaan pesanan akan bertambah apabila produsen
kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi tersebut.Apabila produsen mampu memperbanyak
inovasi terkait dengan rasa maka akan menjadi peluang bagi produsen untuk
mengembangkan usahanya sehingga akan menarik minat konsumen untuk mencoba variasi
rasa selain rasa gurih misalkan pedas.

Pemerintah juga sebaiknya berperan memberikan jaminan kepada para tenaga kerja UKM
sebagai bentuk sebuah perlindungan dari pemerintah yang bisa membantu meringkankan
beban para tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Jaminan tersebut dapat
berupa jaminan sosial yang dapat membantu mengatasi risiko sosial ekonomi misalnya
jaminan kesehatan, peristiwa kecelakaan, dan jaminan hari tua. Pemerintah wajib
memberikan perlindungan terhadap para UKM karena UKM berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi disuatu negara.

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 14


Daftar Pustaka

Pearce dan Robinson (1997,h.20) Manajemen startegi.


Dumairy .1996. Perekonomian Indonesia .Jakarta.Erlangga.
Pradana, Venty Oviartgha. 2013. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
Achmad Sani Alhusain, 2007. Analisis Kebijakan Permodalan dalam Metode kualitatif,
analisis deskriptif, Pemerintah daerah sangat mendukung UMKM yang
Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus
Provinsi Bali dan Sulawesi Utara).
Bhattacharya, Hrishikes. 2009. Working Capital Management. Strategies and Techniques.
Second Edition, PHI learning PL, New Delhi-110001
DW Darja, 2000. Kajian Perkembangan Usaha Tahu dan Tempe dalam menghadapi krisis
Ekonomi di kotamadya Bogor. Artikel IPB

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang) Page 15

You might also like