You are on page 1of 36

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

2017 MATA PELAJARAN/PAKET


KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI DAN PRODUKSI


PENYIARAN RADIO DAN TELEVISI

BAB IV

MELAKUKAN EVALUASI PRODUKSI

RADIO DAN TELEVISI


Dr. Dedy Irfan , S.Pd, M.Kom

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT


JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB IV

MELAKUKAN EVALUASI PRODUKSI RADIO DAN TELEVISI

Kompetensi Inti.

Melakukan Evaluasi Produksi radio dan Televisi Kompetensi Dasar (KD)/Kelompok Kompetensi
Dasar (KKD).

Melakukan penyusunan instrumen sesuai standarisasi program radio dan televisi

Melakukan evaluasi program radio dan televisi

Uraian Materi
Melakukan penyusunan instrumen sesuai standarisasi program radio dan televisi

Telah kita ketahui bersama bahwa wilayah Negara Republik Indonesia merupakan

wilayah kepulauan yang terdiri dari lima pulau besar dan ribuan pulau kecil yang

tersebar di antara benua Asia dan Australia. Dengan Luas daratan sekitar 1,9 juta kilometer
persegi yang didiami oleh jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa yang tersebar di sekitar
13 ribu pulau dengan kepadatan penduduk yang tidak merata. Hal ini merupakan faktor
kendala dalam membina komunikasi antara pemerintah pusat dengan

rakyat di seluruh wilayahnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan bangsa. Hal


ini mengakibatkan kesulitan dalam penyampaian informasi yang benar kepada masyarakat,
karena informasi dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga kebenarannya bisa
diputarbalikkan. Apalagi masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikannya relatip masih
rendah sehingga sulit untuk menyeleksi informasi yang diterimanya. Dengan demikian akan
menyebabkan terjadinya miskomunikasi dan ini akan mengakibatkan kerawanan-kerawanan.

Kemajuan teknologi di bidang elektronika komunikasi dan komputer sangat mendukung


kemajuan dalam teknologi informasi. Sehingga kebutuhan akan informasi

1
dalam kehidupan modern seperti saat ini dapat terpenuhi dengan pemanfaatan produk
teknologi informasi. Produk-produk tersebut seperti : telex, facsimile, telepon, radio,
televisi, jaringan komputer atau internet dan satelit. Hal ini sangat membantu
mempercepat dan memperluas jangkauan arus informasi. Informasi yang masuk melalui
media elektronik sulit dibendung dan disaring, oleh karena itu harus diatasi dengan
mengimbangi dengan memberikan informasi dengan cara dan media yang sama. Dengan
kemajuan bidang teknologi informasi yang sangat pesat membuat dunia terasa makin kecil
dan transparan serta makin terasa cepat berubah. Apalagi dengan adanya isu globalisasi,
batas-batas yang selama ini membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain menjadi
makin tipis dan kabur. Bahkan saat ini informasi telah menjadi komoditi yang memiliki arti
ekonomis, politis maupun strategis. Sehingga penguasaan dalam bidang informasi ini
sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia agar dapat maju dan berkembang tidak
ketinggalan oleh bangsa lain di dunia.

Media informasi TV merupakan media yang sangat efektif karena kandungan informasi
yang ada dalam TV (gambar) jauh lebih besar dari pada media lainnya baik media cetak
maupun radio. Oleh karena itu di Indonesia perlu dibangun banyak stasiun pemancar TV
sebagai sarana yang dapat mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa,
memberikan informasi yang cepat dan benar dan sebagai wahana hiburan serta untuk
mencerdaskan bangsa.

Siaran TV memiliki arti dan fungsi yang sangat penting untuk penyampaian informasi dari
pemerintah maupun dari sumber-sumber yang lain untuk kepentingan nasional maupun
regional. Informasi dari pemerintah berupa berita-berita pembangunan diseluruh wilayah
Negara, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan dan memotivasi masyarakat
untuk membangun daerahnya. Demikian pula masyarakat perlu mendapatkan informasi
yang benar tentang kehidupan dan kemajuan negaranya sebagai upaya melakukan
pendidikan politik masyarakat. Informasi yang berupa hiburan yang

2
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kesenian, budaya, dan pendidikan. Hal ini dapat
mendukung dalam mencerdaskan bangsa serta untuk membendung masuknya budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Informasi yang berupa
intertainment juga sangat diperlukan dalam membawa bangsa mampu memasuki
kehidupan yang lebih modern.

Terdapat berbagai jenis siaran Televisi, yang dapat dikelompokkan menjadi : 1. Berita.

Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing.
Misalnya dengan menamakannya program liputan. Berdasarkan waktu siarnya lalu dikenal
dengan nama liputan pagi, liputan siang, liputan petang dan liputan malam. Ada juga yang
memberikan nama berita pagi, berita nusantara, berita siang, berita nasional dan berita
malam. Ada pula yang menamakan topic pagi, topic siang, topic petang dan topic malam.
Demikian pula yang menamakan focus, seputar Indonesia, expose, redaksi, metro hari ini
dansebagainya. Informasi jenis berita ini juga dapat dikemas menjadi bentuk dialog seperti
dialog pro dan kontra, dialog perikanan dan kelautan, dialog ekonomi, politik dan
sebagainya.

Hiburan. Siaran hiburan ini juga dikemas secara sangat variatif oleh setiap stasiun siaran
TV. Misalnya film, sinetron, musik, kesenian, drama dan sebagainya. Film dapat dibedakan
menjadi film anak-anak, dan untuk orang dewasa, Fim cerita, legenda, komedi dan
sebagainya.

Entertaintmen. Jenis ini juga tergantung setiap stasiun siaran TV dalam mengemas
program ini. Mereka saling menyuguhkan yang terbaik dan berusaha membuat semenarik
mungkin untuk merebut pemirsanya. Hal ini kita sadari dan maklumi karena saat ini telah
banyak stasiun penyiaran TV dengan kualitas dan karakternya masing-

3
masing. Sebagai contoh acara ini adalah Dorce Show, Empat Mata, Kasak-Kusuk,

Kiss, Gosip, Wisata Kuliner, Kuis dan sebagainya.

Iklan. Terdapat dua kelompok iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan produk
barang tertentu dengan tujuan profit/ mencari keuntungan. Iklan layanan masyarakat

seperti hemat energi, beralih dari minyak tanah ke kompor gas dan sebagainya. Iklan yang
profit misalnya rokok, pasta gigi, minyak goreng, dan sebagainya.

Khalayak sasaran siaran televisi didasarkan pada : umur dan status sosial.

Berdasarkan umur pemirsa televisi dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1.
Anak-anak
: Umur
5 sampai 10 tahun

2.
Remaja/ Teeneger
: Umur
15 sampai 25 tahun

3.
Dewasa/ Adult
: di atas 25 tahun
Berdasarkan Status Sosial pemirsa televisi dibagi menjadi 3 kategori/ class, yaitu :
1.
Kategori High Class: Kategori ini merupakan komunitas orang yang
mempunyai

status sosial/ pekerjaan


tinggi seperti Pengusaha/ Boss, Orang Kaya dll.
2.
Kategori Medium
Class : Kategori
ini merupakan komunitas
orang yang

mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa, pelajar, pegawai, TNI/Polri,

wiraswasta, dll.

3.
Kategori Low Class : Kategori ini diisi oleh komunitas buruh dan pengangguran.

Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang sebagai
pendukung program acara yang sudah dibuat. Kelengkapan studio sebuah stasiun
siaran TV meliputi,

1. Ruang Studio Siaran. Tempat penyiar / reporter menyiarkan informasi/berita.

Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi ruang yang

mendukung estetika, Sistem penerangan studio, mic jepit dan beberapa kamera TV studio.
Ruangan ini juga bisa digunakan untuk shoting paket siaran studio yang lain seperti dialog
dan sebagainya. Ruangan ini didesain kedap suara dan berdampingan

4
dengan ruang pengendali dan dibatasi dengan kaca yang hanya bisa dilihat/tembus
pandang dari ruang pengendali sehingga sutradara / producer bisa mengamati
secara langsung jalannya rekaman /siaran. Untuk keperluan cromakey biasanya
tersedia latar biru secara portable atau dibuat permanen.

a b
c d

5
e f
g h

i j

k l

6
Gambar 4.1. Berbagai ruang dan kegiatan rekaman di studio TV

Keterangan gambar :

Disain ruang studio Siaran

Ruang studio siaran dengan latar biru dan kamera TV studio

Meja Siaran dengan latar lukisan

Setting meja siaran dengan latar biru, lampu dan kamera

Setting lampu portable di dalam ruang studio siaran

Salah satu corner studio rekaman dengan lampu studio tetap

Kegiatan rekaman format dialog di dalam studio rekaman dengan kamera krane

Rekaman presenter disalah satu corner studio dengan penerangan alam dan mic
dengan stand

Kegiatan rekaman dengan setting dan dekorasi yang berbeda

Kegiatan rekaman dengan setting tambahan kegiatan rekaman dialog

l. Kegiatan rekaman dialog dengan setting yang lain


Ruang Pengendali (control Room) Studio TV: Tempat produksi suatu acara

bisa untuk Mixing paket siaran. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali

rekaman yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video,
TV monitor setiap sumber audio visual satu monitor dan sebuah master

monitor TV; Switcher Video, Switcher lampu, VTR, VCD/DVD player, Telecine (pada

Stasiunyang besar memiliki ruang tersendiri), komputer dan sound

system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun sebagai sumber
audio/musik. Ruang ini dekat/ bersebelahan dengan ruang studio rekaman dan
dibatasi dengan kaca oneway yang hanya tembus pandang dari ruang pengendali
ke ruang rekaman.

7

Melakukan evaluasi program radio dan televisi

Strategi program yang ditinjau dari dari aspek manajemen atau sering juga disebut

dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari :

Perencanaan program

Produksi dan pembelian program

Eksekusi program

Pengawasan dan evaluasi program

Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek,

menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk


mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun televisi,
perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan
diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program
untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu.

Pengelola stasiun televisi menargetkan suatu audien umum dan berupaya untuk
memberikan respons atas kesukaan/ preferensi dari orang-orang yang tengah menonton.
Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam
merencanakan program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk memproduksi, melakukan
akuisisi dan kemudian melakukan skeduling terhadap suatu program, yaitu : persaingan,
ketersediaan audien.
Analisis dan Strategi Program

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program


yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian, audien adalah pasar
karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki
suatu rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam

8
menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan
analisis situasi. Analisis situasi ini terdiri atas: analisis peluang dan analisis kompetitif.
Analisis peluang: analisis yang cermat teradap pasar audien akan memberikan peluang
bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar.

Analisis kompetitif: dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola


program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran
dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien. Peter Pringle (1991)
mengemukakan bahwa keberhasilan suatu stasiun televisi dalam melaksanakan
programnya akan sangat bergantung pada 3 hal :

The ability to produce or buy programs with audience appeal.

Air them at times when they can be seen by the audience to which they appeal.

Build individual programs into a schedule that encourages viewers to tune to the station
and remain with it from one program to another.

Bauran Program

Salah satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami pengelola media penyiaran
adalah mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas empat variabel
penting : product, price, place, dan promotion.

Produk program adalah suatu produk yang ditawarkan kepada audien yaang mencakup
nama program dan kemasan program. Harga program : harga suatu program yang
mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan
(tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan. Distribusi program : distribusi
program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima
audien melalui pesawat televisi dan radio. Promosi program : proses bagaimana
memberitahu audien mengenai adanya suatu prgram sehingga mereka tertarik untuk
menonton atau mendengarkannya.
9
Faktor Berpengaruh

Terdapat empat hal yang mempengaruhi keputusan perencanaan program yang terdiri
dari : audien, pengelola dan pemilik stasiun, pemasang iklan dan sponsor, regulator.
Audien adalah penonton atau pendengar adalah faktor paling penting dan menentukan
apakah stasiun penyiaran pada saat melakukan perencanaan programnya perlu
memutuskan apakah akan memproduksi atau tidak memproduksi suatu program.
Pengelola stasiun penyiaran adalah mereka yang bertanggung jawab menjalankan atau
mengoprasikan stasiun penyiaran dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi
kepentingan pemilik stasiun.

Membuat Perencanaan

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran
ketika membuat perencanaan program, yaitu berpikir seperti pemirsa, pengelola media
penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah efektif
untuk memasarkan suatu produk, pengelola media penyiaran harus menganggap waktu
siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu
dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa, pengelola media
penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau menyaksikan acara
yang disuguhkan, pengelola media penyiaran lokal harus pula berpikir secara lokal.

Tujuan Program

Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen,
keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan
sebelumnya yang mencakup target audien dan target pendapatan. Tujuan program adalah
untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien. Tujuan utama televisi
komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audien sebanyak – banyaknya guna
menarik pemasang iklan. Ada 5 tujuan penayangan suatu

10
program di televisi komersial yaitu : mendapatkan sebanyak mungkin audien, target
audien tertentu, prestise, penghargaan, dan kepentingan publik.

Faktor Program

Faktor program membahas hal – hal yang harus diketahui atau dipahami terlebih dahulu
oleh pengelola program sebelum membuat keputusan perencanaan program. Dalam hal
ini terdapat beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelm memutuskan untuk
memproduksi, akuisisi, dan scheduling suatu program. Peter Pringle (1991)
mengemukakan bebrapa faktor terpenting sebagai berikut : persaingan, ketersediaan
audien, kebiasaan audien, aliran audien, ketertarikan audien, ketertarikan pemasang iklan,
anggaran, ketersediaan program, produksi sendiri.

Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah


ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber
lain / akuisisi (membeli).

Manajer produksi bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan, diantaranya : (1)


memproduksi program lokal (in-house), iklan dan pelayanan umum serta pegumuman
(promotional announcement), (2) mengawasi seluruh pemain serta personalia produksi,
(3) melakukan penjadwalan program siaran langsung (live) atau produksi yang direkam, (4)
mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan, darimanapun sumbernya.

Pengawasan dan Evaluasi Program

Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan
sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan.
Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen
memungkinkan manajer umum untuk membandingkan kinerja

11
sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Menurut Peter Pringle, dalam hal
pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut : (1)
mempersiapkan standar program stasiun penyiaran, (2) mengawasi seluruh isi
program agar sesuai dengan standar dan aturan perundangan yang berlaku, (3)
memelihara catatan program yang disiarkan, (4) mengarahkan dan mengawasi
kegiatan staf departemen program, (5) memastikan kepatuhan stasiun terhadap
kontrak yang sudah dibuat, (6) memastikan bahwa biaya program tidak melebihi
jumlah yang sudah dianggarkan.

Di Indonesia, ketentuan butir 1 dan 3 tersebut sudah diatur dalam Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun oleh Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) melalui keputusan No. 9 Tahun 2004 dan harus dipatuhi oleh setiap
stasiun penyiaran. Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang batasan-
batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan/atau tidak diperbolehkan berlangsung
dalam proses pembuatan (produksi) program siaran, sedangkan Standar Program
Siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan/atau yang
tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran.

P3SPS membuat sejumlah aturan main yang harus dipatuhi pengelola program
penyiaran ketika memproduksi jenis program tertentu yang mencakup program
faktual (informasi), kuis, perbincangan, mistik, asing, dan program pemilu.

a. Program Faktual

Dalam memproduksi program faktual, stasiun penyiaran harus senantiasa menerapkan


ketentuan atau etika jurnalistik dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan,
ketidak berpihakan serta prinsip menghormati narasumber.

Program Kuis

Dengan atau tanpa sponsor, stasiun penyiaran harus bertanggung jawab atas semua
kuis dan undian berhadiah menggunakan fasilitas telepon dan SMS, maka
12
stasiun penyiaran harus memberitahukan dengan jelas tarif pulsa hubungan

telepon dan SMS yang dikenakan.

Program Mistik

Dalam menyiarkan program faktual yang menggunakan narasumber yang mengaku


memiliki kekuatan/kemampuan supranatural khusus ataukemampuan
menyembuhkan penyakit dengan cara supranatural, lembaga penyiaraan harus
mengikuti ketentuan : a) bila tidak ada landasan fakta dan bukti empiris, stasiun
penyiaran menjelaskan hal tersebut kepada khalayak; b) lembaga penyiaran harus
menjelaskan kepada khalayak mengenai kekuatan/kemampuan tersebut sebenarnya
ada perbedaan pandangan di tengah masyarakat.

Program Asing

Stasiun penyiaran diijinkan menyajikan program asing dengan syarat tidak melebihi
40% dari seluruh jam siaran dan mengikuti ketentuan bahwa stasiun penyiaran televisi
harus menyertakan teks dalam bahasa Indonesia, dengan pengecualian program
khusus berita berbahasa asing, program pelajaran bahasa asing, atau pembacaan kitab
suci.

Program Pemilu

Stasiun penyiaran wajib menyediakan waktu yang cukup bagi oemilu/pilkada dan
wajib bersikap adil dan proporsional terhadap para peserta pemilu/pilkada. Stasiun
penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu peserta pemilu/pilkada.

Pelanggaran atas P3SPS dikenakan sanksi administratif yang mencakup : a) teguran


tertulis; b) penghentian sementara mata acara yang bermasalah; c) pembatasan durasi
dan waktu siaran; d) denda administratif; e) pembekuan kegiatan lembaga penyiaran
untuk waktu tertentu; f) penolakan untuk perpanjangan izin dan atau; g) pencabutan
izin penyelenggaraan penyiaran.

13
KEBERHASILAN PROGRAM

Keberhasilan program, yaitu hal-hal yang perlu diketahui pengelola program dalam
memperkirakan apakah suatu program akan berhasil pada saat ditayangkan dalam arti
diterima baik oleh audien yang dituju.

Bentuk Program setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki 2 bentuk, yaitu
dominasi format dan dominasi bintang. Dalam dominasi format ini, konsep acara
merupakan kunci keberhasilan program. Dewasa ini, program televisi yang mengandalkan
kekuatan pada dominasi format sudah sangat banyak. Program reality show banyak yang
mengandalkan konsep ini.

Pada dominasi bintang, pemain atau bintang merupakan unsur utama yang ditonjolkan.
Format cerita dirancang atau dipersiapkan berdasarkan kemampuan, kepribadian dan
daya tarik bintang utama. Kekuatan program berdasarkan dominasi bintang adalah
program itu dapat secara otomatis membentuk daya tariknya sendiri.

Dominasi format dan dominasi bintang terkadang menjadi hal yang tidak saling
berkesesuaian satu dengan yang lainnya. Pemain atau bintang film yang sangat terkenal
atau sangat berbakat belum tentu berhasil untuk program yang mengutamakan dominasi
format. Banyak bintang film terkenal yang sukses di layar lebar justru gagal total di layar
televisi yang disebabkan bintang terkenal itu dinilai tidak cocok dengan format yang sudah
ditetapkan atau mereka tidak cocok.

Elemen Keberhasilan

Semua program yang sukses memiliki elemen-elemen yang mencakup : konflik, durasi,
kesukaan, konsistensi, energi, timing, dan tren.
Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter diantara tokoh-tokoh
yang terlibat. Pengelola program harus berusaha sebisa mungkin untuk menawarkan
pandangan-pandangan yang bertentangan atau pandangan yang

14
berbeda. Ini tidak hanya akan membuat pertunjukan di televisi menjadi adil tetapi

juga bagus.

Durasi

Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin.
Ditinjau dari durasi atau lamanya penayangan program, suatu program itu terdiri atas
program yang dapat bertahan lama (durable program) dan program yang tidak dapat
bertahan lama (nondurable program).

Kesukaan

Adakalanya orang menyukai suatu program bukan karena isinya, namun lebih tertarik
kepada penampilan pemain utama atau pembawa acara.

Konsistensi

Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya
sejak awal. Para penulis cerita, sutradara dan pemain haruslah bertahan pada tema
atau karakternya sejak awal. Dengan demikian, tidak boleh terjadi pembelokan atau
penyimpangan tema atau karakter di tengah jalan yang akan membuat audien
bingung dan pada akhirnya meninggalkan program itu.

Energi

Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak
mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Suatu program yang memiliki energi
harus memiliki 3 hal, yaitu: kecepatan cerita, excitement (daya tarik), gambar yang
kuat.
Timing

Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu


penayangan (timing), yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai
dengan zamannya. Setiap program harus dapat menjaga keharmonisannya dengan
waktu. Nilai-nilai atau gaya hidup yang diperlihatkan

15
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang masih berlaku dan dipertahankan

oleh audien.

Tren

Seorang programmer dalam memilih program harus memiliki kesadaran terhadap adanya
hal-hal yang tengah digandrungi di tengah masyarakat. Program yang sejalan dengan tren
yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan. Setiap tren program televisi tentu
saja mengalami masa puncaknya dan masa

menurunnya, yaitu ketika audien mulai merasa jenuh dan rating acara sudah turun maka
ketika itu pula proses pencarian ide-ide barupun dimulai lagi.

RISET PENYIARAN

Riset penyiaran merupakan upaya media penyiaran untuk mengukur kinerjanya. Riset
penyiaran terbagi atas riset rating dan riset non-rating. Jenis riset yang pertama
merupakan upaya untuk mengetahui respon audien terhadap program yang sudah
disiarkan sedangkan riset non-rating adalah riset untuk mengetahui prospek suatu
program yang akan disiarkan. Pertanyaan penting yang harus dijawab oleh pengelola
program media penyiaran adalah siapa audien dari program yang tengah ditayangkan,
bagaimana penjabaran demografisnya, di wilayah mana audien yang ditju berada,
bagaimana tanggapan mereka terhadap program itu. Untuk menjawab bergabai
pertanyaan tersebut, media penyiaran membutuhkan umpan balik (feedback) dari audien.
Umpan balik merupakan hal yang sangat penting bagi pengelola media penyiaran, ini akan
menjadi petunjuk apakah suatu program itu berhasil atau tidak. Secara umum, umpan
balik dalam penyiaran dapat diartikan sebagai seluruh informasi yang berasal dari audien.
Umpan balik merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh pengelola program karena hal
itu akan selalu terjadi. Umpan balik tidak harus selalu bersifat segera seperti program
interaktif, umpan balik tidak harus benar atau memadai namun yang pasti umpan balik
akan selalu terjadi.
16
Riset Sistematis

Umpan balik yang paling bisa dipercaya adalah melalui riset sistematis yang dilakukan oleh
lembaga riset media atau lembaga pembuat peringkat (rating) acara. Lembaga riset media
pada umumnya berada di kota-kota besar, yang kegiatannya lebih terfokus pada stasiun
TV skala besar, misalnya televise yang siarannya secara nasional. Pengelola media
penyiaran membutuhkan umpan balik yang ilmiah, akurat dan tidak menyesatkan untuk
mengetahui apakah program yang ditayangkan itu berhasil atau tidak. Pengelola stasiun
penyiaran membutuhkan umpan balik yang objektif, konsisten dan lengkap yang diperoleh
dengan melakukan riset secara sistematis.

Riset Rating

Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun
penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau di dengar orang.
Keberhasilan penjualan barang dan jasa melalui iklan sebagian besar ditentukan oleh
banyaknya audien yang dimiliki suatu program. Rating menjadi indicator apakah program
itu memiliki audien atau tidak. Rating menjadi perhatian pula bagi pemasang iklan yang
ingin mempromosikan produk atau jasanya. Riset rating meneliti efektivitas program pada
saat ditayangkan di stasiun penyiaran. Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audien
terhadap pesawat oenerima televise atau radio. Jika dibandingkan dengan riset non-rating
yang lebih bersifat kualitatif, maka riset rating sangat mengandalkan perhitungan
kuantitatif.
17

You might also like