You are on page 1of 3

PENDAHULUAN

Perjanjian lama banyak menceritakan mengenai peran para nabi di tengah-tengah


umat Israel. Para nabi memegang peranan yang sangat sentral dalam kehidupan spiritual
umat, terutama dalam menyampaikan firman Tuhan sebab ia selalu berfirman kepada umat
Israel melalui perantara para nabi. Dalam hal ini, para nabi menjadi mediator yang sangat
efektif.

REVIEW
Pada awal buku (bab 1) kita di suguhkan dengan tema “Pemahaman Tentang Nabi
dan Nabi Non Literer”. Jadi, nabi adalah orang-orang yang memegang peranan penting dalam
Perjanjian Lama (PL), yang Tuhan pakai sebagai mediator. Nabi adalah orang yang Tuhan
panggil dan pilih untuk menyampaikan firman-Nya pada zaman dan masa tertentu. Maka dari
itu, para nabi adalah orang-orang yang taat pada firman Tuhan. Nabi dilihat sebagai orang
yang berbicara tentang masa depan dan berbicara sebelum peristiwa benar-benar terjadi.
Yang berarti nabi bersifat menubuatkan peristiwa yang akan terjadi di masa depan, ataupun
nabi merupakan penyambung lidah dari Tuhan Allah, dan menyampaikan pesan kepada umat
melalui Khotbah, Tindakan-Tindakan Simbolis, Menggunakan Alat Peraga.
Kemudian masuk kedalam penjelasan tentang Nabi Nonliterer. Berbeda dengan nabi literer
yang memiliki tulisan atau kitab yang entah ditulis oleh orang lain atau mereka sendiri.
Sedangkan nabi nonliterer merupakan nabi yang muncul di Israel pada abad 10 dan 9 SM.
Nabi-nabi ini disebut sebagai nabi lisan atau nabi yang tidak memiliki tulisan. Sebagai
contoh, “Nubuat Menurut Elia”. Jadi, nabi-nabi tersebut disebut sebagai nabi nonsastra,
nonliterer. Yang walaupun tidak ada kitab yang dihasilkan oleh nabi-nabi itu, tetapi laporan
tentang mereka tidak hilang seluruhnya.
Selanjutnya, ada disebutkan nama-nama nabi nonliterer, yaitu Samuel, Ahia, Nathan, Gad,
Yehu bin Hanani, Elia, Mikha, Elisa, dan nabi-nabi yang tanpa nama. Adapun ciri khas nabi
nonliterer yang berbeda dengan nabi literer. Yaitu sebagai juru bicara atau penasihat raja dan
istana, militer, dan mengumumkan amarah dan berkat. Tidak mengutamakan isu-isu moral.
Menyampaikan isi hati kepada raja, tidak kepada banyak orang. Dan meninggalkan warisan
literer.
Masuk ke bab 2. Yang berisi tentang penjelasan “Naskah-naskah Alkitab yang Mengisahkan
tentang Nabi-nabi Nonliterer”. Penjelasan tentang mereka (nabi-nabi nonliterer) yang
merupakan Nabi Gad, Natan, Elia, dan Elisa. Yang dimuat dalam kitab 2 Samuel, 1&2 Raja-
raja, dan 1 Samuel 22:5 dan seterusnya (dalam buku). Dalam bab 3. Menjelaskan tentang
“Latar belakang Umum Kitab 2 Samuel dan 1&2 Raja-Raja”.
Bab 4, menjelaskan tentang “Kajian Hermeneutika Tentang Kerja Teologi Nabi-Nabi
Nonliterer”. Didalamnya menjelaskan makna-makna teologi sebagai berikut:
1. NABI GAD
 Tuhan Allah adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan manusia, khususnya dalam
kehidupan umat Israel. Ia adalah Allah yang merancang keselamatan bagi umat-Nya,
termasuk kehidupan raja Daud.
 Tuhan Allah menentang sikap dan tindakan manusia yang mengandalkan kekuatan
manusiawi dan meragukan kemahakuasaan-Nya.
 Setiap perbuatan manusia yang melanggar kehendak Tuhan akan mendatangkan
hukuman.
2. NABI NATAN
 Rancangan dan rencana Tuhan tidak sama dengan rancangan manusia.
 Tuhan menentang tindakan perzinahan dan pembunuhan, dan memberikan
penghukuman bagi para pelakunya.
 Tuhan adalah Allah yang mau mengampuni dan mau menyesali dosanya.
3. NABI ELIA
 Tuhan adalah Allah yang berkuasa atas alam semesta. Tuhanlah yang berkuas
mendatangkan hujan dan dewa baal.
 Tuhan adalah sumber kehidupan umat manusia. Di rumah janda di Safrat, Elia
mengadakan Mujizat dengan membangkitkan anak janda tersebut, yang meninggal
karena sakit.
 Tuhan menentang orang yang mengambil hak orang lain dan yang disertai dengan
pembunuhan.
Dana masih ada pelajaran-pelajaran yang memiliki makna teologi yang penting lainnya, yang
masih terbawa sampai saat ini.
Bab 5. Tentang “Implikasi Teologis dan Maknanya Bagi Tugas Kenabian Masa Kini”. Dalam
skala perbedaan antara Nabi-nabi abad 9 dan Nabi-nabi abad 10, ada begitu banyak pesan
teologi di dalamnya, yaitu antara lain seperti yang ditulis di atas, materi tentang “Kajian
Hermeneutika Tentang Kerja Teologi Nabi-Nabi Nonliterer” bab 4. Dengan pesan-pesan itu,
gereja masa kini terpanggil untuk menunaikan tugas kenabiannya di zaman yang sudah
semakin modern ini, dengan melihat konteks yang ada. Sehingga gereja-gereja di masa kini,
dapat menjelaskan fungsi kenabian yang telah di berikan sedari zaman Nabi-nabi Nonliterer
(belajar dari nabi-nabi Nonliterer). Kemudian, gereja di ajak kritis dalam menghadapi
berbagai ajaran-ajaran yang menyesatkan.

PENUTUP
Dalam buku ini (TEOLOGI NABI-NABI NONLITERER Serta Makna Bagi Tugas Kenabian
Gereja Masa Kini), saya mendapatkan pelajaran yang penting tentang Nabi-nabi yang tidak
memiliki tulisan atau yang disebut Nabi-nabi Nonliterer (16 orang nabi) Ternyata selain
Nabi-nabi yang tercantum dalam kitab/memiliki kitab, ada mereka yang berjuang
memberitakan firman Allah, walau pun dalam konteks yang tidak memiliki murid, membuat
Mujizat, namun mampu berteologi yang maknanya terbawa sampai sekarang ini. Saya
berterima kasih kepada penulis buku Bapak Pdt. Dr. Lamberty Y. Mandagi, MTh. Selaku
dekan fakultas Teologi UKIT, yang saat ini menjadi dosen mata kuliah Perjanjian Lama saya.
Karena, lewat buku ini saya dapat belajar tentang hal yang bias dikatakan brlum pernah
terpikirkan oleh saya. Sebelumnya, saya pun meminta maaf jika ada salah dalam penyusunan
review buku ini. TERIMAKASIH…

You might also like